Anda di halaman 1dari 18

MINI PROPOSAL

EFEKTIFITAS NEWBORN INDIVIDUALIZED DEVELOPMENTAL


CARE AND ASSESMENT PROGRAM (NIDCAP) TERHADAP
FREKUENSI APNEA BAYI PREMATUR

SITI NUR NGAISAH


1906458666

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT proposal penelitian dengan
judul “Efektifitas Newborn Individualized Developmental Care and Assessment
Program (NIDCAP) terhadap frekuensi apnea bayi prematur” dapat diselesaikan
sesuai dengan yang diharapkan. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Magister Keperawata Anak Universitas
Indonesia.

Dalam menyelesaikan proposal ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Dewi Gayatri, S.Kp., M.Kes selaku koordinator dan fasilitator mata ajar
Biostatistik dan Riset Kuantitatif Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
2. Ibu Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., M.N selaku fasilitator mata ajar Biostatistik dan
Riset Kuantitatif Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sebagai tempat
melakukan penelitian.
4. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Keperawatan angkatan genap
2019/2020 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, terutama untuk
peminatan keperawatan anak terimakasih atas semangatnya.
5. Semua pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu penulis dalam
menyusun proposal penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
proposal ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan membalas
semua kebaikan seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini hingga terlaksananya penelitian sampai mendapatkan hasil yang
diharapkan.

i
Depok, 26 Mei 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………… I


BAB I
1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………..………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………… 2
1.4 Manfaat Penelitian ………..…………………………………….. 3
BAB II
2.1 Konsep Prematur …………………...…………………………. 3
2.2 Konsep Apnea ……………………………………………… 6
2.3 Konsep NIDCAP ……………………………………………… 7
2.4 Kerangka Teori ……………………………………………… 8
BAB III
3.1 Kerangka Konsep ……………………………………………… 9
3.2 Hipotesis ……………………………………………… 10
3.3 Definisi Operasional ……………………………………………… 10
3.4 Desain Penelitian ……………………………………………… 11
3.5 Populasi dan Sampel ……………………………………………… 11
3.6 Waktu dan Tempat ……………………………………………… 12
3.7 Instrumen Penelitian ……………………………………………… 12
3.8 Metode Pengumpulan Data ……………………………………………… 12
3.9 Etika Penelitian ……………………………………………… 14
3.10 Analisa Data ……………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

1.1. Latar belakang

Diperkirakan 15 juta bayi dilahirkan prematur setiap tahunnya. Angka tersebut


bermakna satu dari sepuluh bayi yang lahir mengalami kondisi prematur Sekitar
1 juta anak meninggal setiap tahun karena komplikasi kelahiran prematur. Dan
bayi yang selamat akan menghadapi cacat seumur hidup, termasuk
ketidakmampuan belajar dan masalah visual dan pendengaran (WHO, 2018). Di
184 negara, tingkat kelahiran prematur berkisar dari 5% hingga 18% bayi yang
lahir. Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan, oleh
karena itu kelahiran prematur benar-benar merupakan masalah global. Di negara-
negara berpenghasilan rendah, rata-rata 12% bayi dilahirkan terlalu dini
dibandingkan dengan 9% di negara-negara berpenghasilan tinggi. Di negara-
negara, keluarga miskin memiliki risiko lebih tinggi. Indonesia sendiri angka
kelahiran bayi prematur menempati urutan ke 5 di dunia sebanyak 675.700 bayi
atau 15,5%.

Prematur didefinisikan sebagai bayi yang lahir hidup sebelum 37 minggu


kehamilan selesai. Ada sub-kategori kelahiran prematur, berdasarkan usia
kehamilan: sangat prematur (kurang dari 28 minggu), sangat prematur (28 hingga
32 minggu),sedang hingga akhir prematur (32 hingga 37 minggu) (WHO, 2018).
Bayi yang mengalami masalah serius, seperti Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),
prematur, infeksi serta gangguan tumbuh kembang perlu mendapatkan perawatan
khusus di ruang intensif bayi atau NICU (Neonatal Intensive Care Unit).

NICU merupakan ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir (sampai usia 28
hari) yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, dengan tujuan
mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital pada bayi baru
lahir (Merenstein & Gardner’s, 2016). Perawatan bayi di NICU membutuhkan
waktu yang cukup lama, dari beberapa hari, minggu bahkan bulan. (Hendrawati
et.al, 2018).

1
Lebih dari tiga perempat bayi prematur dapat diselamatkan dengan perawatan
yang layak dan hemat biaya, seperti perawatan esensial selama kelahiran anak
dan pada periode postnatal untuk setiap ibu dan bayi, pemberian suntikan steroid
antenatal (diberikan kepada wanita hamil yang berisiko prematur). persalinan dan
kriteria yang ditetapkan untuk memperkuat paru-paru bayi, perawatan ibu
kanguru (bayi dibawa oleh ibu dengan kontak kulit ke kulit dan sering menyusui)
dan antibiotik untuk mengobati infeksi bayi baru lahir (WHO, 2018).

Berbagai program yang terdiri dari beberapa intervensi dini untuk bayi prematur
maupun keluarga mulai diujicobakan sejak tahun 1980an. Salah satu contoh
program tersebut adalah Developmental Suppor-tive Care (DSC) yang
didasarkan pada asumsi bahwa bayi prematur adalah partisipan aktif yang
berkomunikasi melalui tingkah lakunya (Effendi & Rustinah, 2013). Regulasi
fisiologis serta perilaku mereka harus difasilitasi melalui serangkaian intervensi
medis dan keperawatan. Intervensi tersebut diantaranya positioning, menilai dan
mengadaptasi stimulasi sensoris, perawatan metode kanguru, non-nutritive
sucking, kontrol nyeri, pengurangan faktor stress dari lingkungan, penempatan
perawat khusus, dan perawatan berfokus pada keluarga (Merenstein & Gardner’s,
2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: “Apakah ada pengaruh Newborn Individualized Developmental Care and
Assessment Program (NIDCAP) terhadap frekuensi apnea bayi prematur?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis efektivitas Newborn
Individualized Developmental Care and Assessment Program (NIDCAP)
terhadap tumbuh kembang bayi prematur.

2
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (jenis kelamin, usia gestasi,
berat badan) di ruang NICU RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
b. Mengidentifikasi karakteristik frekuensi apnea pada bayi prematur
sebelum dilakukan perlakuan Newborn Individualized Developmental
Care and Assessment Program (NIDCAP).
c. Mengidentifikasi karakteristik frekuensi apnea pada bayi prematur
setelah dilakukan perlakuan Newborn Individualized Developmental
Care and Assessment Program (NIDCAP).
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagi orangtua
Diharapkan para orangtua sebagai pengasuh dan pendidik dapat
menggunakan perlakuan Newborn Individualized Developmental Care and
Assessment Program (NIDCAP) ini sebagai terapi komplementer dalam
merawat bayi mereka dirumah, yang bertujuan untuk menstimulus sistem
pernapasan dan denyut jantung pada bayi prematur sehingga bayi dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya.
1.4.2 Bagi perawat
Diharapkan penelitian ini nantinya akan dapat memberikan metode baru
dan bermanfaat kepada teman- teman sejawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada bayi yang mengalami apnea, sehingga komplikasi dan
angka kematian neonatal dapat berkurang.
1.4.3 Bagi institusi atau Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sebagai pusat
pendidikan dan rujukan pelayanan kesehatan di Kalimantan Timur dapat
meningkatkan mutu pelayanan dengan menggunakan NIDCAP terhadap
perawatan bayi prematur yang sedang dalam keadaan apnea dengan
menjadikan terapi tersebut sebagai standar operasional prosedur dalam
memberikan perawatan pada bayi prematur.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Prematur


2.1.1 Pengertian
Menurut WHO (2018), persalinan prematur adalah persalinan dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gr.
2.1.2 Klasifikasi
Menurut WHO, (2018) persalinan prematur murni dapat digolongkan
menurut usia kehamilan dan berat badan lahir, yaitu : Sangat prematur,
Prematur Sedang, Prematur borderline.
2.1.3 Etiologi
Faktor yang dapat menimbulkan persalinan prematur adalah :
a. Faktor yang berasal dari maternal yaitu; Penyakit maternal seperti
penyakit ginjal, hipertensi, diabetes melitus, penyakit hati, kelainan
uterus serta gaya hidup maternal.
b. Pertumbuhan janin yang kurang selaras dan serasi seperti pertumbuhan
janin terlambat dan menimbulkan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Sebagai akibat dari gangguan sirkulasi retroplasenter,kekurangan
nutrisi/gizi menahun.
2.1.4 Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor
atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali
uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks
mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari satu kali, riwayat persalinan

4
preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila
dijumpai satu atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada dua atau lebih
resiko minor atau bila ditemukan keduanya.
2.1.5 Penampilan Bayi Prematur
Menurut (WHO, 2018), tanda dan gejala dari bayi prematur adalah:
a. Kepala lebih besar dari pada badan.
b. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, terutama pada dahi,
pelipis telinga dan lengan, lemak kulit berkurang. Lemak subkutan
kurang.
c. Otot hipotonik lemah. Reflek tonus otot masih lemah, reflek menghisap
dan menelan serta reflek batuk belum sempurna. Tulang rawan dan
daun telinga imatur (elastis daun telinga masih kurang sempurna). Garis
pada telapak kaki belum jelas dan kulit teraba halus.
d. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas). Pernapasan
sekitar 45 – 50 kali / permenit, dan frekuensi nadi 100 – 140x/menit
e. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus.
f. Genitalia belum sempurna, labio minora belun tertutup oleh labia
minora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun.
2.1.6 Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur
Komplikasi yang sering terjadi pada bayi prematur adalah: Sindrom Gawat
Napas (RDS), Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati
prematuritas (ROP), Duktus Arteriosus Paten (PDA) serta Necrotizing
Enterocolitas (NEC) suatu kondisi medis terutama pada bayi prematur,
dimana bagian dari usus mengalami nekrosis (kematian jaringan).
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang sering di lakukan meliputi:
a. Laboratorium: darah lengkap; Hb/Ht, Kalsium serum, Elektrolit (N , K,
U): gol darah (ABO), Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2.
b. Rontgen thorax

5
2.1.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada bayi berat badan lahir rendah atau prematur dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Perawatan bayi dalam inkubator
b. Perawatan post resusitasi
c. Perawatan bayi dengan terapi sinar
2.2 Konsep Apnea
2.3.1. Pengertian
Apnea adalah "suatu episode henti napas selama 20 detik atau lebih, yang
berkaitan dengan kondisi bradikardi, sianosis (desaturasi Oksigen), pucat,
dan atau hipotonia yang jelas”. Apnea pada bayi preterm terjadi dalam 24
jam pertama, kondisi ini biasanya muncul setelah 1-2 hari kehidupan dan
dalam 7 hari pertama, dikarenakan tumpulnya respon peripheral
chemoreseptor, genioglossus, refleks yang abnormal atau hiperaktif pada
bayi preterm.
2.3.2. Etiologi
Apnea pada bayi preterm paling sering 50-60% (35% central apnea, 5-
10% obstructive apnea, 15-20% mixed apnea). Periodic breathing
biasanya tidak terjadi selama 2 hari setelah kelahiran, terjadi pada saat
tidur aktif, tetapi bisa juga terjadi saat bayi terjaga dan tidur tenang, 20
detik diantara siklus pernafasan. Disebabkan oleh karena trauma lahir,
obat-obatan, infeksi intracranial, perdarahan intracranial, asphyxia
neonatal, temperatur : hipotermia dan hipertermia. Dan bila terjadi
setelah 7 hari usia bukanlah AOP.
2.3.3. Diagnosis
Apnea of prematurity dipertimbangkan setelah penyebab sekunder sudah
disingkirkan. Penyebab umum apnea sekunder adalah sepsis, pneumonia,
asphyxia, instabilitas temperature, dan anemia.

6
2.3.4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah: A gastric-emptying study,
abdominal sonography, Barium swallow study, Intracranial imaging
studies, Foto toraks, Analisis tinja dan Pemeriksaan darah: Elektrolit
serum, kalsium, magnesium, dan kadar glukosa digunakan untuk menilai
adanya metabolic stress atau hipoventilasi kronik, curiga adanya kelainan
metabolik
2.3.5. Penatalaksanaan
Protokol penatalaksanaan apnea:
a. Memulai rangsangan taktil.
b. Memulai pemberian oksigen.
c. Terapi methylxanthine, Caffeine (1,3,7-trimethylxanthine).
d. Theophylline (1,3-dimethylxanthine)
e. Berikan infus dengan kecepatan minimum
f. Pemberian continuous positive airway pressure (CPAP)
g. Ventilasi Mekanik dilakukan jika bayi tetap apnea walaupun sudah
diberikan farmakoterapi dan CPAP.
2.3 Konsep Newborn Individualized Developmental Care and Assessment
Program (NIDCAP)
2.4.1. Pengertian
Developmental Care adalah upaya modifikasi lingkungan dan berespon
terhadap perubahan perilaku yang bertujuan untuk meminimalisasi efek
jangka pendek dan efek jangka panjang baik fisik, psikologis, maupun
emosional akibat pengalaman di rumah sakit (Als, 2018). Model
developmental care ini di kembangkan oleh Heidelise Als pada tahun
1982 yang di dasarkan pada teori synactive perkembangan, memberikan
kerangka konsep dan metode dalam stabilisasi asuhan, ikatan, dan
interaksi dengan bayi prematur.

7
2.4.2. Intervensi yang mendukung developmental care
Lima inti dalam developmental care: Memfasilitasi tidur, pengkajian dan
managemen stress dan nyeri, aktivitas sehari-hari, asuhan berpusat pada
keluarga dan lingkungan yang mendukung penyembuhan

2.4.3. Kategori intervensi developmental care


Menurut Bowden et al., (2010): Modifikasi lingkungan (penerangan dan
suara), handling (minimal handling, perawatan metode kanguru, dan
pemberian posisi yang tepat), mengelompokkan aktivitas perawatan dan
memfasilitasi interaksi bayi dan orangtua
2.4 Kerangka Teori
Penatalaksanaan apnea :
Masalah bayi prematur : - Rangsangan taktil
Bayi prematur
1. Sistem pernafasan : - Terapi O2
Apnea
- Terapi methylxanthine
2. Sistem pencernaan
- Terapi Caffeine
3. Kestabilan suhu
Faktor-faktor yang - Terapi Theophylline
mempengaruhi prematur : 4. Sistem ginjal
- Infus
1. Faktor maternal 5. Sistem syaraf
- CPAP
2. Pertumbuhan janin yang 6. Infeksi
- Ventilator
kurang selaras dan serasi
7. Fungsi liver
3. Faktor khusus : serviks
inkompeten (WHO,2018)

NIDCAP:
- Memfasilitasi tidur
Developmental Care adalah upaya
modifikasi lingkungan dan berespon - Managemen stress dan nyeri
terhadap perubahan perilaku yang - Handling
bertujuan untuk meminimalisasi efek
jangka pendek dan efek jangka - Positioning
panjang baik fisik, psikologis, - Lingkungan terapeutik
maupun emosional akibat
- Family care
pengalaman di rumah sakit (Als, 8
2018).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep


3.1.1 Variabel terikat (dependent variable)
a. Pengukuran frekuensi apnea
b. Pengukuran berat badan (BB)
c. Pengukuran usia gestasi
d. Pengukuran jenis kelamin
3.1.2 Variabel bebas (independent varabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Newborn Individualized
Developmental Care and Assessment Program (NIDCAP)
Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada skema berikut :

Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

NIDCAP:
- Memfasilitasi tidur
Frekuensi apnea
- Managemen stress dan nyeri
Berat badan
- Handling
Usia gestasi
- Positioning
Jenis kelamin
- Lingkungan terapeutik
- Family care

Variabel yang di teliti


Nadi
variabel tidak di teliti
Pernafasan
Termoregulasi

9
3.2. Hipotesis
Ada pengaruh Newborn Individualized Developmental Care and Assessment
Program (NIDCAP) terhadap frekuensi apnea bayi prematur.
3.3. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur dan Cara Ukur, Hasil Ukur
dan Skala Ukur Penelitian
Variabel Definisi operasional Alat ukur dan cara Hasil ukur Skala
ukur ukur
Variabel
terikat
(dependent
variable)

1. Pengukuran Massa tubuh meliputi otot, Menggunakan 1. BBLR Ordinal


berat badan tulang, lemak, cairan tubuh, timbangan BB dan 2. BBLSR
(BB) organ dan lain-lain yang dicatat dalam 3. BBLER
diukur menggunakan grafik/kurva.
timbangan digital,
klasifikasikan menurut
algoritma status gizi.

2. Gestasi Periode waktu janin masih di HPHT (hari 1. Sangat Ordinal


dalam Rahim pertama haid prematur
terakhir) 2. Prematur
sedang
3. Prematur
borderline

3. Jenis pembagian jenis seksual Observasi 1. Laki-laki Nominal


kelamin yang ditentukan secara 2. Perempuan
biologis dan anatomis yang
dinyatakan dalam jenis
kelamin laki-laki dan jenis
kelamin perempuan

4. Apnea suatu episode henti napas Observasi 1. Apnea Rasio


selama 20 detik atau lebih, menggunakan 2. Tidak apnea
yang berkaitan dengan Monitor dash 4000
kondisi bradikardi, sianosis

10
(desaturasi Oksigen), pucat,
dan atau hipotonia yang jelas
Variable bebas
(independent
variable)

Developmenta upaya modifikasi lingkungan Observasi 1. Dilakuka Rasio


l Care dan berespon terhadap n
perubahan perilaku yang 2. Tidak
bertujuan untuk dilakukan
meminimalisasi efek jangka
pendek dan efek jangka
panjang baik fisik,
psikologis, maupun
emosional akibat
pengalaman di rumah sakit

3.4. Desain Penelitian


Desain penelitian ini ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan hipotesis
penelitian . Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
desain Quasy Eksperiment yaitu sebuah studi eksperimental yang memiliki
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang tidak dipilih secara random.
Metode ini termasuk ke dalam metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode
peneitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara obyektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang.
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah bayi prematur yang di
rawat di ruang NICU Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie.
3.5.2 Sampel penelitian
Sampel dari penelitian ini menggunakan consecutive sampling yaitu
merekrut semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dalam waktu

11
tertentu dalam hal ini adalah bayi prematur yang mengalami apnea di
NICU Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie
3.5.3 Estimasi sampel
Menurut Roscoe (1975) dalam Mamik (2015), menyatakan: untuk
penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan sampel kecil antara
10-20.
3.5.4 Kriteria inklusi
a. Bayi mengalami apnea
b. Menggunakan cpap
c. Tidak ada indikasi perdarahan otak.
d. Orangtua bersedia turut serta dalam penelitian
3.5.5 Kriteria ekslusi
a. Memakai ventilator
b. Kejang
c. Mengalami kegawatdaruratan

3.6. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian akan dilakukan dalam waktu 3 (tiga) bulan. Tempat dilakukannya
penelitian ini adalah di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
tepatnya di ruang NICU.

3.7. Instrumen
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan monitor
Dash 4000 dan tabel observasi

3.8. Metode Pengumpulan Data


3.8.1 Prosedur Administrasi
Izin etik didapatkan dari Komisi Etik Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Setelah mendapatkan izin dari Diklit Rumah Sakit
Abdul Wahab Sjahranie, peneliti menemui kepala Ruang NICU untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian.

12
3.8.2 Prosedur Teknis
Prosedur teknis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan
seleksi calon responden oleh peneliti dan perawat NICU sesuai dengan
kriteria inklusi yang telat di tetapkan oleh peneliti. peneliti
memperkenalkan diri serta menjelaskan rincian peneltian dan meminta
persetujuan orangtua calon responden dan menanda tangani inform
consent
3.8.3 Pengolahan Data
a. Editing Data
Pada tahap ini dilakukan pemilihan data yang telah terkumpul yaitu
dengan cara memeriksa kelengkapan serta sesalahan data yang telah
terkumpul yaitu dengan cara memeriksa kelengkapan serta kesalahan
pengisian dan karakteristik dari setiap jawaban dan daftar pertanyaan.
Editing data ini dilakukan setiap peneliti selesai mengisi tabel
observasi, jika ada kesalahan atau jawaban yang kurang maka tabel
tersebut dilakukan pemeriksaan ulang oleh peneliti.
b. Koding Data
Setelah data diedit, langkah selanjutnya adalah mengkoding data yaitu
dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap jawaban yang
diberikan tujuannya adalah untuk memudahkan entry data.
c. Entry Data
Entri data dilakukan dengan cara memasukkan data kedalam
komputer dengan menggunakan system operasi perangkat lunak SPSS
23.
d. Cleaning Data
Data yang telah dientry kemudian diceck kembali untuk memastikan
bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan dalam pengkodean
ataupun kesalahan dalam membaca kode, dengan demikian
diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk dianalisa.

13
3.9. Etika Penelitian
Penelitian keperawatan pada umumnya melibatkan manusia sebagai subyek
penelitian, maka penelitian mempunyai risiko ketidaknyamanan pada subyek
penelitian. Oleh karena itu pertimbangan etik penelitian menjadi perhatian
peneliti. Peneliti meyakinkan bahwa responden terlindungi dengan memenuhi
prinsip etik. Untuk itu peneliti akan memperhatikan validitas dan reliabilitas
instrument penelitian , dan peneliti meminta persetujuan keikutsertaan pada
subyek penelitian sebelum penelitian dilakukan melalui informed consent.

3.10.Analisis Data
3.10.1 Analisis Univariat
Analisis univariat yang akan dilakukan adalah analisis untuk
menjelaskan data karakteristik responden. Semua gambaran dari
masing-masing variabel dan hasil yang diperoleh untuk mengetahui
distribusi dan persentase dari variabel.
3.10.2 Analisis Bivariat
Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara penggunaan NIDCAP terhadap frekuensi apnea bayi
prematur. Peneliti akan menggunakan chi square

14
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2018). Nursing Theorists and Their Work (9 ed.). USA: Elsevier
Mosby.
Bowden, V. R., & Greenberg, C. S. (2010). Children and Their Families The
Continuum of Care (2 ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Boxwell Glenys. (2010). Neonatal Intensive Care Nursing 2nd edition. Taylor &
Francis Group. canada
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan
dan menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info media.
Hastono, S. P., & Sabri, L. (2011). Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth Bulletin of the World
Health Organization 2019;97:663-671.
doi: http://dx.doi.org/10.2471/BLT.18.220939
Kartika, I. I. (2017). Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan dan Pengolahan
Data Statistik. Jakarta: Trans info Media.
Merenstein & Gardner’s. 2016. Merenstein & Gardner’s Handbook of Neonatal
Intensive Care, Eight Edition. Elsevier Inc. Missouri
Notoatmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
UNICEF. (2018). Monitoring the situation of children and women. Retrieved from
https://data.uni cef.org/resources/global-goals/
Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, m. L., & Schwartz, P.
(2013). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (6 ed. Vol. 1). Jakarta Indonesia:
EGC

15

Anda mungkin juga menyukai