Anda di halaman 1dari 64

Kel 4 Metodologi Penelitian

Dyah Woro Edyanti


Arga Wildan Syafa’at
Intan Christin
Fahdina Luthfiana
Desain penelitian atau rancangan
penelitian pada dasar adalah strategi untuk memperoleh
data yang dipergunakan untuk menguji hipotesa.

Desain penelitian ditetapkan dengan mengacu pada


hipotesa yang telah dibangun. Pemilihan desain yang
tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian
hipotesa secara tepat pula (Sandjaja dan Heriyanto, 2011).
Desain Penelitian

Explanatory Research Experimental

Intervensional
Deskriptif Analitik
• Pra -Experimental
• Cross-Sectional • True Experimental
• Cross-Sectional
• Cohort • Quassy
• Longitudinal
• Case-Control Experimental
• Experimental/Inter-
vensional/Clinical
Trial/Penelitian Klinis
Penelitian deskriptif dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena di dalam suatu populasi
tertentu. Umumnya digunakan untuk membuat
penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaran suatu program di masa kini dan
hasilnya digunakan untuk perencanaan perbaikan
program (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian analitik merupakan penelitian
yang mencoba menggali bagaimana
dan mengapa fenomena kesehatan Ciri dari penelitian analitik
(Swajarna, 2015):
terjadi kemudian dianalisis korelasinya
• Memerlukan hipotesis
antara fenomena atau faktor resiko sehingga perlu hipotesis
testing atau uji
dengan faktor efek. Dalam penelitian
• Membandingkan satu
analitik dapat diketahui seberapa jauh kelompok dan kelompok
lainnya (comparative
kontribusi faktor resiko dengan kejadian study)
(efek) (Notoatmodjo, 2012). • Pertanyaan yang
digunakan adalah why
Dalam penelitian cross-sectional atau potong silang,
variabel sebab atau resiko (independent variabel) dan
akibat atau kasus (dependent variabel) pada objek
penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan. Yang perlu dipahami dalam penelitian
cross-sectional dan penelitian analitik dalam bidang
kesehatan adalah (1) masalah kesehatan atau
penyakit atau efek; (2) faktor resiko terjadinya penyakit;
(3) agen penyakit (penyebab penyakit) (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian cohort (cohort study), terdapat dua
variabel yaitu satu kelompok yang terpapar faktor risiko
(exposed group) dan satu kelompok yang tidak terpapar
(non exposed group), kemudian dilakukan follow up
terhadap kedua kelompok tersebut untuk membandingkan
insiden penyakitnya. Penelitian cohort termasuk dalam
penelitian dengan pendekatan yang diukur dari waktu ke
waktu atau bersifat longitudinal (Polit and Beck, 2003 dalam Swajarna, 2015).
Pada penelitian dengan cohort study, diukur atau dicari
nilai RR yang perhitungannya dapat dilakukan dengan 𝑎
membagi risk (exposed) dengan risk (unexposed)
𝑅𝑅 = 𝑎 +
𝑐
𝑏
𝑐+𝑑
Then follow to see Incidence
whether rates of Keterangan:

Disease Disease Totals disease a = positive exposure and


positive disease
Develops does not
b = positive exposure and
develops negative disease
Exposed a b a+b a/(a+b) c = negative exposure
First and positive disease
Not
select c d c+d c/(c+d) d = negative exposure
exposed
and negotive disease
Penelitian Prospective study Defined
atau concurrent cohort atau 2008 Population

longitudinal study
membutuhkan waktu yang Non-randomized

panjang untuk mengetahui


efek dari faktor risiko atau EXPOSED
NOT

untuk mengetahui apakah 2018 EXPOSED

faktor risiko penyakit berefek


terhadap penyakit
(Hulley, 2007 dalam Swajarna, 2015) NO NO
2028 DISEASE DISEASE
DISEASE DISEASE
Defined 1988
Population
Penelitian ini disebut juga
historical cohort study atau
Non-randomized
non concurrent prospective
study. Penelitian ini
menggunakan rentang NOT
waktu mulai dari paparan EXPOSED
EXPOSED
1998
dan dikuti sampai efek
terjadi namun waktunya
sudah lewat
(Hulley, 2007 dalam Swajarna, 2015)
NO NO
DISEASE DISEASE 2008
DISEASE DISEASE
Desain digunakan untuk mengetahui penyebab penyakit dengan
menginvestigasi hubungan atau membandingkan antara faktor risiko (risk
factor) dengan kejadian penyakit (occurance of disease) untuk melihat
yang mana berasosiasi dengan cause the outcome. Pendekatan yang
digunakan adalah backward looking (retrospective) berdasarkan
exposure histories of cases (outcome) and controls (tanpa outcome) (WHO,
2001 dalam Swajarna, 2015).

Lebih efektif untuk kasus atau penyakit yang jarang terjadi ataupun
yang long latent periods antara exposure and disease
Pendekatan retrospektif dapat menguji banyak variabel
Digunakan untuk penelitian atau studi tentang outbreak atau
kejadian luar biasa (KLB) (Swajarna, 2015).
WERE EXPOSED WERE NOT EXPOSED WERE EXPOSED WERE NOT EXPOSED

HAVE THE DISEASE DO NOT HAVE THE DISEASE

CASES CONTROLS

Menghitung Odds Ratio (OR)


untuk mengetahui asosiasi
antara expose dan disease. Interprestasi hasil OR? Berikut
penjelasannya:
𝒂𝒅 • Jika hasil dari OR 1 berarti
OR = tidak ada hubungan antara
𝒃𝒄 expose dengan disease.
• Jika hasil OR > 1 berarti
Keterangan: terdapat hubungan antara
a = kasus dengan positive exposed expose dengan disease
b = kontrol dengan positive exposed • Jika hasil OR < 1 berarti
c = kasus dengan negative exposed protective effect
d = kontrol dengan negative exposed
Experimental design yaitu penelitian dengan
desain kuantitatif yang menghasilkan bukti tentang
hubungan cause dan effect di antara variabel-
variabel penelitian.

Dalam penelitian experimental menggunakan


control group sebagai pembanding dari
experimental group.
Ciri dari penelitian eksperimen
(Polit and Beck, 2003 dalam Swajarna, 2015):

 Manipulation  Control
Peneliti melakukan beberapa hal manipulasi Melakukan control group dalam
(treatment atau intervention) terhadap eksperimen. yang digunakan untuk
participant yang merupakan independent mengevaluasi hasil/kinerja dari
variable. experimental group.

 Randomization
Yaitu menempatkan subyek pada groups secara random. Pada dasarnya berarti
setiap subjek memiliki peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sebuah group.
Experimental
Study

Eksperimental semu Eksperimental


Pra eksperimental sungguhan
(Quasi experimental) (True eksperimental)

- Rancangan Pasca-tes dengan


- The one shot case pemilihan kelompok secara
study acak
- One group pre test - Rancangan Pretes-Postes
post lest study dengan Kelompok Kontrol
- Randomized Solomon four
group design
Merupakan salah satu bentuk penelitian eksperimen
yang memanipulasi independent variable, pemilihan
subjek penelitian dilakukan secara non random, dan
tidak memiliki control group.

a. The one shot case study


Menggunakan satu kelompok sampel penelitian (single group). Setelah
perlakuan diberikan pada group selanjutnya dilakukan pengukuran atau
observasi untuk mengetahui hasilnya.

X O
Keterangan:
O = observasi (pengukuran)
X = perlakuan /intervensi /manipulasi /treatment
B. The one group pretest posttest design

Study group Study group


Intervention
before after

Compare

Setelah dilakukan pemilihan subyek penelitian (single


group), selanjutnya dilakukan pengukuran sebelum dan
setelah intervensi. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya
dibandingkan.
Penelitian eksperimental yang memberikan manipulasi
terhadap independent variable, tetapi tanpa randomisasi
dalam pemilahan antara kelompok perlakuan dengan
kelompok control.
Study Intervention Study group after
group

Compare

Control group Control group


before after
Memberikan manipulasi terhadap independent
variable, melakukan randomisasi untuk memisahkan
sampel penelitian, serta terdapat dua atau lebih
kelompok sampel (treatment and control groups).

a. Rancangan Pasca-tes dengan pemilihan kelompok


secara acak
b. Pre-postes with Control Group (Rancangan Pretes-Postes
dengan Kelompok Kontrol)

Dengan randomisasi kedua kelompok mempunyai sifat


yang sama sebelum dilakukan intervensi/ perlakuan, maka
perbedaan hasil postes pada kedua kelompok tersebut
dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi atau
perlakuan.
c. Randomized Solomon four group design.
Desain yang merupakan penggabungan dari desain 1)
dan desain 2) yang telah dijelaskan sebelumnya.
Study population (sampling)

Sample population

EXPERIMENTAL or Study CONTROL or comparison

First data collection First data collection


(before intervention) (same time as intervention)

Periode of NO
INTERVENTION/MANIPULATION) INTERVENTION/MANIPULATION)

Last data collection Last data collection


(after intervention) (same time at in study)

Compare
Dalam menentukan desain penelitian, peneliti harus
mempertimbangkan beberapa hal :
(Kothari, 2009 dalam Swajarna, 2015)

1. Memformulasikan tujuan penelitian


2. Mendesain metode pengumpulan data
3. Menyeleksi sampel
4. Mengumpulkan data
5. Proses dan analisis data
Dalam Penelitian Kuantitatif, populasi diartikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian Kualitatif tidak menggunakan istilah


populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan Social
situation atau situasi social yang terdiri atas tiga
elemen yaitu tempat ( place ), perilaku ( actors ), dan
aktivitas ( activity ) yang berinteraksi secara sinergis.
Menurut Fathur (2016) Berdasarkan jenisnya
populasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

• Populasi Target

• Populasi Terjangkau
• Biaya
• Memperhatikan Praktik.
• Kesanggupan seseorang untuk berpartisipasi dalam penelitian.
• Pertimbangan Desain.
Dalam penelitian kuantitatif sampel dianggap
sebagai setengah atau sebagian dari populasi tersebut
(Sugiyono, 2015). Misalnya dalam wilayah sekolah, populasi
adalah seluruh siswa SMA X, maka sampelnya adalah siswa
laki-laki di SMA X.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan


responden, tetapi narasumber atau partisipan, informan, teman
dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif
juga bukan disebut sampel statistic, tetapi sampel teoritis karena
tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori
(Sugiyono, 2015).
Penentuan kriteria sampel sangat
membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian,
khususnya jika terhadap variable-variabel control ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variable yang kita teliti.

Sampel yang diambil berdasarkan pada kriteria inklusi dan


kriteria eksklusi, yaitu karakteristik sampel yang dapat
dimasukkan atau layak untuk diteliti (Nurbaeti, 2015).
Karakteristik umum subjek penelitain dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria ini
merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

Contoh : pengaruh pemberian tablet zat besi terhadap


kejadian anemia pada remaja putri di Depok, maka inklusi
nya adalah remaja putri, belum pernah mengonsumsi
tablet zat besi, bersedia, berdomisili di Depok
Menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Kriteria ini merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi
syarat sebagai sampel penelitian

Contoh ( sesuai kasus tadi ) : sudah pernah mengonsumsi


tablet zat besi, sakit, berdomisili diluar depok, tidak bisa
berbahasa Indonesia
Ada 2 prinsip dasar dalam perhitungan besar sampel :

contoh: suatu penelitian yang


bertujuan untuk mengetahui
a. Untuk mengestimasi parameter prevalensi malnutrisi pada anak
di suatu populasi, balita atau mengetahui prevalensi
anemia pada ibu hamil
b. untuk menguji hipotesis:
membandingan satu kelompok
dengan kelompok lain di dalam
satu populasi berkaitan dengan contoh: penelitian yang melihat
variabel outcome atau keadaan proporsi tingkat kepuasan pasien di
dalam satu populasi pada waktu antara pasien dengan pendidikan
yang berbeda rendah dan pendidikan tinggi.
Prinsip ini seperti bertolak
belakang, melakukan
penelitian karena ingin
mengetahui kondisi pada
target populasi tetapi
diminta untuk dapat
memperkirakan kondisi
tersebut sebelum memulai
penelitian.
1. Perhitungan dengan cara random sampling sederhana
(Z𝑎2 ). p. q
𝑛=
𝑑2
Keterangan:
n = besar sampel
Zα = standar deviasi
p = Proporsi (bervariasi antara 0,1 sampai 0,5)
q = 1-p
d = derajat ketepatan relative (bervariasi antara 0,01
sampai 0,25)
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengetahui proporsi anemia anak di sebuah SD di desa A. Di
asumsikan bahwa pemilihan sekolah dilakukan dengan cara random sampling sederhana
(simple random sampling), berapa sampel yang dibutuhkan jika diperkirakan 50% (0,5) dari
anak – anak tersebut (populasi target) anemia, dimana d ditentukan sebesar 10% (0,1) dan
tingkat kepercayaan 95 % (FK UGM, 2016).

Diketahui:
Zα = tingkat kepercayaan 95% dengan standar deviasi 1,96
P = 0,5
d = 0,1
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus sampel di atas :
(1,962 ). 0,5. 0,5
𝑛=
0,12
0,9604
𝑛=
0,01
𝑛 = 96,04
Maka diperlukan 96 anak dalam penelitian tersebut (FK UGM, 2016).
2. Rumus Slovin
Rumus Slovin, menurut Setiawan (2007) 𝑁
dalam Edi ( 2016 ) dapat dipakai untuk S=
menentukan ukuran sampel, hanya 𝑁.𝑑 2 +1
jika penelitian bertujuan untuk yang Keterangan:
menduga proporsi populasi. Asumsi
S = ukuran sampel
tingkat keandalan 95 %, sehingga α =
0,05. Asumsi keragaman populasi yang N = ukuran populasi
dimasukkan dalam perhitungan adlah q = 1-p
p.q, dimana p=0,5 karena q=1-p maka
q=0,5. Nilai galat pendugaan atau d = taraf signifikasi
taraf signifikasi (d) didasarkan tas yang dikehendaki
pertimbangan peneliti artinya boleh
dipilih apakah 0,01 (1%) atau 0,05(5%)
(Riadi, 2016).
Contoh:
Diketahui ukuran populasi sebanyak 240. Berapa ukuran
sampel pada taraf signifikasi 5%?
240
S= S = 150
240.0,052 +1
Dengan demikian, ukuram sampel minimum yang
diperlukan sebanyak 150 (Riadi, 2016).
3. Rumus Krejcie, Robert V., Morgan, Daryle W

𝑋 2 . N. p. q
= 2
𝑑 𝑁 − 1 + 𝑋 2 . p. q Untuk menentukan
ukuran sampel
Keterangan: sederhana dengan
menggunakan tabel,
S = ukuran sampel Krejcie dkk
𝑋2 = nilai chi-square dengan dk=1 pada menyarankan untuk
taraf signifikansi 5%= 3,841, sedangkan menggunakan rumus,
untuk taraf signifikansi 10% = 2,706 sehingga taraf
signifikansi (α) menjadi
N = ukuran populasi lebih fleksibel atau
p = proporsi (bervariasi antara 0,1
dapat dipilih sesuai
dengan yang
sampai 0,5) dikehendaki misalnya
q = 1-p 1%, 5%, atau 10% (Riadi,
2016).
d = derajat ketepatan relative
(bervariasi antara 0,01 sampai 0,25)
Contoh:
Populasi target sebanyak 240, derajat kebebasan
ditetapkan 1 dengan taraf signifikansi chi-kuadrat sebesar
5%. Berapa ukuran sampel minimal yang harus diambil
pada taraf signifikansi sampel 5% (Riadi, 2016)..
Jawab:
3,841. 240.0,5.0,5
𝑆= 2
= 148
0,05 240 − 1 + 3,841. 0,5.0,5
Jadi, jumlah sampel minimal yang harus diambil sebanyak
148 (Riadi, 2016).
4. Rumus Cochran
2 𝑝. 𝑞
Pada dasarnya penentuan 𝑍0,5 . 2
2 𝑑
ukuran sampel ini hampir 𝑆=
sama dengan rumus Slovin 𝑍0,5 2 . p. q
1 2
bedanya rumus ini melibatkan 1+ ( − 1)
/ memasukkan karakteristik-
𝑁 𝑑2
Keterangan:
karakteristik yang terdapat
pada populasi sehingga S = ukuran sampel
dengan besar sampel secara Z = nilai standar apabila taraf signifikansi 0,5/2 = 0,025 pada
minimal tersebut akan mampu tabel Z terletak pada baris 1,9 kolom 6 (lihat tabel Z)
mencerminkan kondisi populasi N = ukuran populasi
yang sebenarnya. Dengan p = proporsi (bervariasi antara 0,1 sampai 0,5)
demikian, kesalahan dalam q = 1-p
penentuan besarnya sampel
d = derajat ketepatan relative (bervariasi antara 0,01 sampai 0,25)
menjadi terelimiasi (Riadi, 2016). (Riadi, 2016).
Contoh:
Sebuah populasi PNS di Kecamatan Tangerang sebanyak
240 orang terdiri dari 153 laki-laki, dan 87 perempuan.
Berapakah sampel minimal yang harus ditarik pada taraf
signifikansi 5%.

Jawab:
153
p= = 0,6375
240
q = 1 – 0,6375 = 0,3625
2 0,6375.0,3625
1,96 .
0,052
𝑆= 2 = 143,2 = 144
1 1,96 . 0,6375.0,3625
1+ ( 2 − 1)
240 0,05
Jadi, sampel yang harus diambil adalah 144 (Riadi, 2016).
Defined the Population

Specified Sampling Frame

Specified Sampling Unit

Specified Sampling Method

Determine Sample Size

Specified Sampling Plan

Select The Sample


Simple Random Sampling

Sistematic Sampling
Probability
Sampling (Random Stratified Sampling
Sampling)
Cluster Sampling

Multistage Sampling
Sampling
Accidental Sampling

Quota Sampling
Non Probability
Sampling (Non Consecutive Sampling
Random Sampling)
Purposive Sampling

Snowball Sampling
Probability Sampling

Sistematic
Simple Random Sampling
Sampling
Metode ini termasuk random
Metode dimana masing- sampling juga, setelah
masing dari keseluruhan dilakukan list, sampel dipilih
populasi memiliki peluang menggunakan sampling
yang sama dan independen interval. Interval ini dihasilkan
untuk terpilih ke dalam sampel. dengan membagi sample size
yang diinginkan dengan
jumlah elemen dalam
sampling frame.
Stratified Sampling

Merupakan teknik
pencuplikan subjek dimana Cluster adalah beberapa hal
populasi sasaran pertama- yang berkelompok menjadi
tama dibagi dalam strata yang satu. Teknik sampling ini
berbeda menurut karakteristik biasanya digunakan untuk
tertentu untuk penelitian menentukan sampel bila
bersangkutan. objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas,
misalnya penduduk dari suatu
negara, provinsi atau
kabupaten.

Cluster Sampling
Multistage
Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan


berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap.

Pelaksanaannya dengan membagi wilayah


populasi ke dalam sub-sub wilayah, tiap sub
wilayah dibagi ke dalam bagian-bagian yang
lebih kecil, dan seterusnya.
Non Probability Sampling
Accidental
Sampling
Quota Sampling
Sampling aksidental adalah
teknik penentuan sampel Sampling kuota adalah
berdasarkan kebetulan, teknik untuk menentukan
yaitu siapa saja yang secara sampel dari populasi yang
kebetulan bertemu dengan mempunyai ciri-ciri tertentu
peneliti, dapat digunakan sampai jumlah kuota yang
sebagai sampel, bila diinginkan.
dipandang orang yang
kebetulan ditemui cocok
sebagai sumber data.
Consecutive
Sampling

Pengambilan sampel
penelitian berdasarkan
Purposive
kriteria yang telah Sampling
ditetapkan, baik kriteria
inklusi maupun eksklusi.

Purposive sampling adalah


teknik penentuan sampel
untuk tujuan tertentu saja.
Snowball
Sampling
Snowball Sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian
sample disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan
sampel

Sampling ini sering disebut juga


sebagai network sampling atau
chain sampling.
Time Table (Jadwal Kegiatan)
Time table  Rencana kegiatan yang
akan dilakukan oleh peneliti
dalam penelitian dan
biasanya berbentuk bar
chart.

Tahap Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Penyelesaian


Contoh Time Table

Anda mungkin juga menyukai