Intervensional
Deskriptif Analitik
• Pra -Experimental
• Cross-Sectional • True Experimental
• Cross-Sectional
• Cohort • Quassy
• Longitudinal
• Case-Control Experimental
• Experimental/Inter-
vensional/Clinical
Trial/Penelitian Klinis
Penelitian deskriptif dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena di dalam suatu populasi
tertentu. Umumnya digunakan untuk membuat
penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaran suatu program di masa kini dan
hasilnya digunakan untuk perencanaan perbaikan
program (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian analitik merupakan penelitian
yang mencoba menggali bagaimana
dan mengapa fenomena kesehatan Ciri dari penelitian analitik
(Swajarna, 2015):
terjadi kemudian dianalisis korelasinya
• Memerlukan hipotesis
antara fenomena atau faktor resiko sehingga perlu hipotesis
testing atau uji
dengan faktor efek. Dalam penelitian
• Membandingkan satu
analitik dapat diketahui seberapa jauh kelompok dan kelompok
lainnya (comparative
kontribusi faktor resiko dengan kejadian study)
(efek) (Notoatmodjo, 2012). • Pertanyaan yang
digunakan adalah why
Dalam penelitian cross-sectional atau potong silang,
variabel sebab atau resiko (independent variabel) dan
akibat atau kasus (dependent variabel) pada objek
penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan. Yang perlu dipahami dalam penelitian
cross-sectional dan penelitian analitik dalam bidang
kesehatan adalah (1) masalah kesehatan atau
penyakit atau efek; (2) faktor resiko terjadinya penyakit;
(3) agen penyakit (penyebab penyakit) (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian cohort (cohort study), terdapat dua
variabel yaitu satu kelompok yang terpapar faktor risiko
(exposed group) dan satu kelompok yang tidak terpapar
(non exposed group), kemudian dilakukan follow up
terhadap kedua kelompok tersebut untuk membandingkan
insiden penyakitnya. Penelitian cohort termasuk dalam
penelitian dengan pendekatan yang diukur dari waktu ke
waktu atau bersifat longitudinal (Polit and Beck, 2003 dalam Swajarna, 2015).
Pada penelitian dengan cohort study, diukur atau dicari
nilai RR yang perhitungannya dapat dilakukan dengan 𝑎
membagi risk (exposed) dengan risk (unexposed)
𝑅𝑅 = 𝑎 +
𝑐
𝑏
𝑐+𝑑
Then follow to see Incidence
whether rates of Keterangan:
longitudinal study
membutuhkan waktu yang Non-randomized
Lebih efektif untuk kasus atau penyakit yang jarang terjadi ataupun
yang long latent periods antara exposure and disease
Pendekatan retrospektif dapat menguji banyak variabel
Digunakan untuk penelitian atau studi tentang outbreak atau
kejadian luar biasa (KLB) (Swajarna, 2015).
WERE EXPOSED WERE NOT EXPOSED WERE EXPOSED WERE NOT EXPOSED
CASES CONTROLS
Manipulation Control
Peneliti melakukan beberapa hal manipulasi Melakukan control group dalam
(treatment atau intervention) terhadap eksperimen. yang digunakan untuk
participant yang merupakan independent mengevaluasi hasil/kinerja dari
variable. experimental group.
Randomization
Yaitu menempatkan subyek pada groups secara random. Pada dasarnya berarti
setiap subjek memiliki peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sebuah group.
Experimental
Study
X O
Keterangan:
O = observasi (pengukuran)
X = perlakuan /intervensi /manipulasi /treatment
B. The one group pretest posttest design
Compare
Compare
Sample population
Periode of NO
INTERVENTION/MANIPULATION) INTERVENTION/MANIPULATION)
Compare
Dalam menentukan desain penelitian, peneliti harus
mempertimbangkan beberapa hal :
(Kothari, 2009 dalam Swajarna, 2015)
• Populasi Target
• Populasi Terjangkau
• Biaya
• Memperhatikan Praktik.
• Kesanggupan seseorang untuk berpartisipasi dalam penelitian.
• Pertimbangan Desain.
Dalam penelitian kuantitatif sampel dianggap
sebagai setengah atau sebagian dari populasi tersebut
(Sugiyono, 2015). Misalnya dalam wilayah sekolah, populasi
adalah seluruh siswa SMA X, maka sampelnya adalah siswa
laki-laki di SMA X.
Diketahui:
Zα = tingkat kepercayaan 95% dengan standar deviasi 1,96
P = 0,5
d = 0,1
Penyelesaian :
Dengan menggunakan rumus sampel di atas :
(1,962 ). 0,5. 0,5
𝑛=
0,12
0,9604
𝑛=
0,01
𝑛 = 96,04
Maka diperlukan 96 anak dalam penelitian tersebut (FK UGM, 2016).
2. Rumus Slovin
Rumus Slovin, menurut Setiawan (2007) 𝑁
dalam Edi ( 2016 ) dapat dipakai untuk S=
menentukan ukuran sampel, hanya 𝑁.𝑑 2 +1
jika penelitian bertujuan untuk yang Keterangan:
menduga proporsi populasi. Asumsi
S = ukuran sampel
tingkat keandalan 95 %, sehingga α =
0,05. Asumsi keragaman populasi yang N = ukuran populasi
dimasukkan dalam perhitungan adlah q = 1-p
p.q, dimana p=0,5 karena q=1-p maka
q=0,5. Nilai galat pendugaan atau d = taraf signifikasi
taraf signifikasi (d) didasarkan tas yang dikehendaki
pertimbangan peneliti artinya boleh
dipilih apakah 0,01 (1%) atau 0,05(5%)
(Riadi, 2016).
Contoh:
Diketahui ukuran populasi sebanyak 240. Berapa ukuran
sampel pada taraf signifikasi 5%?
240
S= S = 150
240.0,052 +1
Dengan demikian, ukuram sampel minimum yang
diperlukan sebanyak 150 (Riadi, 2016).
3. Rumus Krejcie, Robert V., Morgan, Daryle W
𝑋 2 . N. p. q
= 2
𝑑 𝑁 − 1 + 𝑋 2 . p. q Untuk menentukan
ukuran sampel
Keterangan: sederhana dengan
menggunakan tabel,
S = ukuran sampel Krejcie dkk
𝑋2 = nilai chi-square dengan dk=1 pada menyarankan untuk
taraf signifikansi 5%= 3,841, sedangkan menggunakan rumus,
untuk taraf signifikansi 10% = 2,706 sehingga taraf
signifikansi (α) menjadi
N = ukuran populasi lebih fleksibel atau
p = proporsi (bervariasi antara 0,1
dapat dipilih sesuai
dengan yang
sampai 0,5) dikehendaki misalnya
q = 1-p 1%, 5%, atau 10% (Riadi,
2016).
d = derajat ketepatan relative
(bervariasi antara 0,01 sampai 0,25)
Contoh:
Populasi target sebanyak 240, derajat kebebasan
ditetapkan 1 dengan taraf signifikansi chi-kuadrat sebesar
5%. Berapa ukuran sampel minimal yang harus diambil
pada taraf signifikansi sampel 5% (Riadi, 2016)..
Jawab:
3,841. 240.0,5.0,5
𝑆= 2
= 148
0,05 240 − 1 + 3,841. 0,5.0,5
Jadi, jumlah sampel minimal yang harus diambil sebanyak
148 (Riadi, 2016).
4. Rumus Cochran
2 𝑝. 𝑞
Pada dasarnya penentuan 𝑍0,5 . 2
2 𝑑
ukuran sampel ini hampir 𝑆=
sama dengan rumus Slovin 𝑍0,5 2 . p. q
1 2
bedanya rumus ini melibatkan 1+ ( − 1)
/ memasukkan karakteristik-
𝑁 𝑑2
Keterangan:
karakteristik yang terdapat
pada populasi sehingga S = ukuran sampel
dengan besar sampel secara Z = nilai standar apabila taraf signifikansi 0,5/2 = 0,025 pada
minimal tersebut akan mampu tabel Z terletak pada baris 1,9 kolom 6 (lihat tabel Z)
mencerminkan kondisi populasi N = ukuran populasi
yang sebenarnya. Dengan p = proporsi (bervariasi antara 0,1 sampai 0,5)
demikian, kesalahan dalam q = 1-p
penentuan besarnya sampel
d = derajat ketepatan relative (bervariasi antara 0,01 sampai 0,25)
menjadi terelimiasi (Riadi, 2016). (Riadi, 2016).
Contoh:
Sebuah populasi PNS di Kecamatan Tangerang sebanyak
240 orang terdiri dari 153 laki-laki, dan 87 perempuan.
Berapakah sampel minimal yang harus ditarik pada taraf
signifikansi 5%.
Jawab:
153
p= = 0,6375
240
q = 1 – 0,6375 = 0,3625
2 0,6375.0,3625
1,96 .
0,052
𝑆= 2 = 143,2 = 144
1 1,96 . 0,6375.0,3625
1+ ( 2 − 1)
240 0,05
Jadi, sampel yang harus diambil adalah 144 (Riadi, 2016).
Defined the Population
Sistematic Sampling
Probability
Sampling (Random Stratified Sampling
Sampling)
Cluster Sampling
Multistage Sampling
Sampling
Accidental Sampling
Quota Sampling
Non Probability
Sampling (Non Consecutive Sampling
Random Sampling)
Purposive Sampling
Snowball Sampling
Probability Sampling
Sistematic
Simple Random Sampling
Sampling
Metode ini termasuk random
Metode dimana masing- sampling juga, setelah
masing dari keseluruhan dilakukan list, sampel dipilih
populasi memiliki peluang menggunakan sampling
yang sama dan independen interval. Interval ini dihasilkan
untuk terpilih ke dalam sampel. dengan membagi sample size
yang diinginkan dengan
jumlah elemen dalam
sampling frame.
Stratified Sampling
Merupakan teknik
pencuplikan subjek dimana Cluster adalah beberapa hal
populasi sasaran pertama- yang berkelompok menjadi
tama dibagi dalam strata yang satu. Teknik sampling ini
berbeda menurut karakteristik biasanya digunakan untuk
tertentu untuk penelitian menentukan sampel bila
bersangkutan. objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas,
misalnya penduduk dari suatu
negara, provinsi atau
kabupaten.
Cluster Sampling
Multistage
Sampling
Pengambilan sampel
penelitian berdasarkan
Purposive
kriteria yang telah Sampling
ditetapkan, baik kriteria
inklusi maupun eksklusi.