Anda di halaman 1dari 3

1. Apa sih ‘hoax’ itu?

Seperti dilansir dari laman wikipedia, kata ‘hoax’ merujuk pada usaha untuk menipu atau
mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita itu
tahu bahwa berita tersebut palsu.

Bagaimana sejarah munculnya kata ‘hoax’?


Sejarah penggunaan kata Hoax sendiri berasal dari seorang filsuf asal Inggris, Robert Nares.
Menurut Nares, hoax berasal dari kata “Hocus”, yang berarti menipu. Hocus sendiri merupakan
kependekan dari matra sulap yakni, “Hocus Pocus”.

Bagaimana istilah ‘hoax’ menjadi populer?


Boomingnya penggunaan kata hoax, diperkirakan sejak munculnya film Amerika yang berjudul
The Hoax
6 silam. Film yang diadaptasi dari novel karya Clifford Irving ini dianggap mengandung
kebohongan, sehingga banyak orang—terutama para pengguna internet—yang menggunakan
istilah hoax untuk menggambarkan suatu kebohongan. Dari situlah kata hoax jadi kian popular.

2. Ciri-ciri Berita hoax


menurut Ketua Dewan Pers periode 2016-2019 Yosep Adi Prasetyo, menyebutnya

1. hoax adalah begiru disebar ia dapat mengakibatkan kecemasan, permusuhan dan


kebencian pada diri masyarakat yang terpapar."Masyarakat yang terpapar hoax biasanya
akan terpancing perdebatan. Jika sudah berdebat, mereka akan saling benci dan
bermusuhan," ungkap Stanley.
2. ketidakjelasan sumber beritanya. "Jika diperhatikan, hoax di media sosial biasanya
berasal dari pemberitaan yang tidak atau sulit terverifikasi," ujar Stanley.
3. isi pemberitaan tidak berimbang dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
4. sering bermuatan fanatisme atas nama ideologi."Judul dan pengantarnya provokatif,
memberikan penghakiman bahkan penghukuman tetapi menyembunyikan fakta dan
data," ujarnya."Biasanya juga mencatut tokoh tertentu. Penyebarnya juga meminta apa
yang dibagikannya agar dibagikan kembali," tandas Stanley.Dari ciri-ciri hoax yang
disebutkannya, Stanley meminta masyarakat untuk selalu waspada. Masyarakat juga
diminta berlaku cerdas dalam membedakan konten dalam media sosial dan pers

3. bahaya dari penyebaran berita hoax?


Di balik kepopuleran penggunaan kata hoax, berita hoax menyimpan ancaman tersendiri
yang dapat merugikan individu maupun publik yang menerima berita hoax. Apalagi seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan dalam mengakses internet
maka, berita hoax pun dapat dengan mudahnya disebarnya melalui akun jejaring sosial
seperti, facebook, instagram, broadcast blackberry massengger dll.
Pelaku penyebaran berita hoax sendiri kerapkali dilakukan oleh individu atau
kelompok tertentu untuk meraih keuntungan pribadi atau keuntungan kelompok. Yang
ditujukan untuk menimbulkan kepanikan publik atau untuk meraih simpati dan keuntungan
materi dengan jalan menyebarkan berita bohong, tentang seseorang yang tengah sakit kanker
dan membutuhkan donasi berupa uang yang harus dikirim ke No.Rek 6754xxxx untuk biaya
operasinya. Dan di Indonesia sendiri penyebaran berita hoax kerap kali dimanfaatkan oknum
tertentu untuk mengalihkan publik dari isu politik, SARA, maupun isu korupsi yang menjerat
salah seorang pejabat di negeri ini. Sehingga berita tentang peradilan mereka tenggelam dan
tak lagi menjadi sorotan publik, yang bisa saja membuat si pejabat tersebut tak dijatuhi
hukuman dengan tidak semestinya.

4. Bagaimana cara menanggulangi berita hoax?


Penyebaran berita hoax tidaklah mudah untuk dibendung, walaupun MENKOMINFO sudah
berusaha untuk memblokir website-website yang memuat konten hoax. Untuk itu, sebagai
pengguna media sosial kita juga harus turut serta dalam memerangi penyebaran berita hoax. Dan
seperti dilansir dari opera.com berikut beberapa tips untuk mengenali berita hoax.

1. Periksa lagi judul berita yang provokatif


Judul berita yang menghebohkan dan kontroversial sangat memancing untuk di share. Apalagi,
menjelang masa-masa pemilu dan ditambah dengan adanya sidang kasus penistaan agama yang
sedang bergulir. Ini merupakan sasaran empuk bagi orang-orang tidak bertanggung-jawab untuk
membuat artikel berita dengan judul yang membahayakan! Karenanya, selalu cek dulu judul, isi
dan sumber artikel berita yang diterima, ya.

2. Teilti sumbernya dan cek situs web aslinya


Dengan mengecek situs web dan referensi yang menjadi sumber berita tersebut, kita dapat
mengidentifikasi mana yang fakta dan mana yang hoax.

3. Berita ‘HOAX’ tidak mengutip opini dari Ahli


Biasanya, narasumber yang dikutip oleh sebuah media akan terlihat jelas dan disebutkan asal-
usulnya. Jika kita menemukan artikel atau informasi yang kontroversial, cek terlebih dahulu
apakah artikel tersebut sekedar memuat sebuah opini atau merupakan sebuah laporan berita
yang faktual dengan pendapat ahli.
4. Berita ‘HOAX’ tidak mempunyai gambar yang berkolerasi dengan caption dan isi berita
Nah, media visual yang menunjukkan aneka gambar atau foto yang beredar memang sangat asyik
untuk segera di-share. Tapi, coba perhatikan sekali lagi maksud dari foto tersebut dan korelasi
yang disebutkan dalam sebuah keterangan atau caption yang tertera. Kalau memang cocok, silakan
dishare. Jika dianggap palsu atau tidak nyambung, silakan dibuang jauh-jauh!

5. Laporkan berita palsu


Beberapa jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan aplikasi populer lainnya telah
dilengkapi dengan fitur reporting untuk melaporkan konten-konten pornografi, spam maupun
hoax. Apabila menjumpai konten tersebut maka, jangan segan-segan untuk melapornya.

6. Jangan asal share


Budayakan membaca keseluruhan berita sebelum jempol kita mengklik tombol ‘share’ yang dapat
menjadi awal tersebarnya berita hoax. Oleh karenannya, sebagai pengguna media sosial jadilah
pengguna media sosial yang cerdas, jangan langsung percaya dengan berita-berita yang mucul
dalam laman media sosial kita. Tanpa disadari, terkadang justru kita sendiri turut berperan dalam
penyebaran berita hoax tersebut.

Anda mungkin juga menyukai