Secara istilah fake news adalah berita bohong, berita buatan atau berita palsu yang
sama sekali tidak dilandaskan dengan fakta, kenyataan atau kebenaran.
Sedangkan istilah Berita bohong atau berita palsu atau hoaks (bahasa Inggris: hoax)
adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar
adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, maupun April Mop.
Robert Nares menulis bahwa hoax berasal dari hocus, sebuah kata Latin yang merujuk
pada hocus pocus. Pada lema (kata atau frasa yang masukan dalam kamus berikut keterangan
ringkas) kata hocus, Nares menambahkan arti “to cheat” atau “menipu”.
Hocus pocus menurut Robert Nares mengacu pada mantra para penyihir yang kemudian
dipakai para pesulap ketika memulai trik. Hocus pocus diambil dari nama penyihir Italia yang
terkenal, yakni Ochus Bochus.
Pengertian “menipu” di sini ditujukan untuk mengacaukan orang lain demi hiburan.
Dengan artian orang yang ditipu tak merasa dirugikan dan paham ia sedang dikacaukan.
Dalam buku itu, Nares menyebut mantra tersebut sebagai konfirmasi kuat asal kata hoax.
Pengertian hoax sejak awal mula menurut Robert Nares adalah “kabar bohong yang
dibuat untuk melucu” atau sengaja membingungkan penerima informasi dengan maksud
bercanda. Hoax bisa disejajarkan dengan lelucon April Mop atau legenda-legenda perkotaan
yang tak bisa dibuktikan dimana kita tahu bahwa cerita-cerita tersebut bohong dan
menerimanya sebagai hiburan
Seiring waktu, istilah hoax berkembang menjadi canda yang agak serius. Terlebih
pada musim panas tahun 1996, Alan Sokal seorang profesor fisika di New York University
menggunakan hoax untuk menguji standar intelektual akademisi humaniora di Amerika
Serikat.
Hoax dibuat seseorang atau kelompok dengan beragam tujuan, mulai dari sekedar
main-main, hingga tujuan ekonomi (penipuan), dan politik (propaganda/pembentukan opini
publik) atau agitasi (hasutan). Hoax biasanya muncul ketika sebuah isu mencuat ke
permukaan, namun banyak hal yang belum terungkap atau menjadi tanda tanya.
Di Indonesia, hoax mulai marak sejak pemilihan presiden 2014 sebagai dampak
gencarnya kampanye di media sosial. Hoax bermunculan guna menjatuhkan citra lawan
politik alias kampanye hitam atau kampanye negatif.
Tujuan Hoax
Setelah mengetahui sejarah dan arti hoax, hal selanjutnya adalah membahas tujuan
penciptaan berita hoax. Hoax bertujuan membuat opini publik, menggiring opini, membentuk
persepsi, juga untuk bersenang-senang yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna
internet dan media sosial.
Tujuan penyebaran hoax ada beragam, tapi pada umumnya hoax disebarkan sebagai
bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan
penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan-amalan baik yang sebenarnya belum ada
dalil yang jelas di dalamnya. Banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan
berita tersebut kepada rekan sejawatnya, sehingga akhirnya hoax dengan cepat tersebar luas.
Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang
dimiliki.
Contohnya, jika seorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang
membahas tentang berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit, maka secara naluriah
orang tersebut akan mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya.
Secara alami, perasaan positif akan timbul dalam diri seseorang jika opini atau
keyakinannya mendapat afirmasi sehingga cenderung tidak akan mempedulikan apakah
informasi yang diterimanya benar. Hal ini dapat diperparah jika si penyebar hoax memiliki
pengetahuan yang kurang dalam memanfaatkan internet guna mencari informasi lebih dalam
atau sekadar untuk cek fakta.
1. Didistribusikan via email atau media sosial karena efeknya lebih besar.
2. Berisi pesan yang membuat cemas, panik para pembacanya.
3. Diakhiri dengan imbauan agar si pembaca segera memforwardkan warning tersebut
ke forum yang lebih luas. Hoax memanfaatkan iktikad baik si pembaca, sehingga
pembaca email ini tanpa meneliti terlebih dahulu kebenaran beritanya, langsung
segera menyebarkannya ke forum yang lebih luas. Akibatnya lalu lintas peredaran
data di internet makin padat dengan berita yang tidak benar.
4. Biasanya pengirim awal hoax ini tidak diketahui identitasnya.
Hoax jenis ini biasanya dikembangkan oleh hacker dan melakukan penyebarannya lewat
email atau aplikasi chatting. Hoax jenis ini biasanya berisi tentang adanya virus berbahaya di
komputer atau smartphone Anda yang sebenarnya tidak terinfeksi.
Pengguna aktif aplikasi chatting WhatsApp atau BBM, pasti sering mendapat pesan untuk
melanjutkan pesan ke beberapa teman lain dengan berbagai alasan. Biasanya, pesan tersebut
tentang mendapat hadiah tertentu atau mengalami hal buruk jika tidak mengirimkannya.
Banyak orang yang suka membuat hoax soal cerita urban legend seram tentang tempat,
benda, atau kegiatan tertentu. Hoax jenis ini biasanya menghimbau netizen untuk tidak
mengunjungi, membeli, atau melakukan hal yang telah disebutkan pembuat hoax tadi. Hoax
jenis ini dapat berimbas negatif pada si objek kabar hoax, seperti mulai dijauhi sampai nilai
ekonomisnya menurun. Sekilas hoax ini mirip dengan black campaign.
Hoax satu ini modusnya mirip dengan penipuan online. Oknum akan mengirimkan pesan
boradcast atau pop-up message berisikan pengumuman pemberian hadiah gratis. Di sini,
memang korban jarang ada yang mengalami kerugian uang, namun mereka tertipu dengan
mengisi survei-survei internet untuk iklan. Dampak negatif akan semakin besar apabila si
korban tidak sengaja menggunakan email kantor atau email utama untuk mendaftarkan diri di
survei tersebut. Jika terjadi, maka email-email iklan dipastikan mengalir deras dan susah
untuk dihentikan.
Hoax satu ini berupa surat yang berisikan tentang kabar dari seseorang yang tengah sakit dan
membutuhkan dana guna operasi atau obat. Hoax jenis ini biasanya menggunakan foto dari
Google demi mendapatkan simpati. Oknum dari penyebar hoax ini turut menyertakan nomor
rekening agar korban yang tertipu bisa mengirimkan beberapa jumlah uang.
Sifat hoax ini sangat berbahaya. Karena dari berita palsu bisa dengan mudah tersebar di dunia
maya dan mampu menghancurkan hidup seseorang dalam sekejab.
Dampak Negatif yang Timbul Akibat Hoax
Bagi perusahaan, kerugian yang biasa dikeluarkan minimal mencapai Rp 10 juta per tahun.
Sementara individu bisa mencapai Rp 200 ribu per tahun. Semua ini bisa terjadi bila setiap
pekerja menghabiskan waktu 10 detik per hari untuk membaca email atau pesan hoax.
2. Pengalihan Isu
Di dunia maya, khususnya bagi para penjahat siber, hoax dapat digunakan untuk memuluskan
aksi ilegal mereka. Penjahat siber diketahui sering menyebar hoax soal adanya kerentanan
sistem di sebuah layanan internet, misalnya Google Gmail.
Nah, di dalam pesan hoax tadi, hacker bisa saja menyertakan tautan tertentu yang disarankan
untuk diklik agar terhindar dari kerentanan sistem Gmail tadi. Padahal, tautan tadi justru
berisi virus yang bisa membajak Gmail Anda.
3. Penipuan Publik
Selain kehebohan, ada jenis hoax yang dibuat untuk mencari simpati dan uang. Di Indonesia
sendiri, kabar hoax yang banyak menipu publik beberapa waktu lalu adalah pesan pembukaan
pendaftaran CPNS nasional yang dikirim lewat WhatsApp. Setelah ramai tersebar, barulah
pemerintah mengklarifikasi bila pihaknya belum akan membuka pendaftaran CPNS.
Berita bencana alam atau kejadian pada suatu transportasi kerap dijadikan bahan untuk
menyebarkan kabar hoax. Hal ini merupakan salah satu tujuan hoax yang paling banyak
diminati oleh oknum pembuat kabar hoax, memicu terjadinya kepanikan publik. Untuk
menghentikan kepanikan, biasanya media massa atau media online harus membantu
masyarakat dan mengklarifikasi bila kabar-kabar tadi hanya hoax.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong (pargraf satu)
https://lenterakecil.com/pengertian-dan-asal-kata-hoax/ (paargraf satu + asal usul )
https://www.liputan6.com/news/read/3867707/hoax-adalah-ciri-ciri-dan-cara-
mengatasinya-di-dunia-maya-dengan-mudah#:~:text=Menurut%20Silverman
%20(2015)%2C%20hoax,dan%20memiliki%20agenda%20politik%20tertentu. (jenis
kabar, damak hoax)
https://www.merdeka.com/jatim/mengenal-arti-hoax-atau-berita-bohong-dan-cara-
tepat-menyikapinya-kln.html?page=5 (sejarah, tujuan, ciri ciri)