ANTI-RASIS
Oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
JATINANGOR
2007/2008
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya tim penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun, tugas ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Filsafat dan Etika Pekerjaan Sosial.
Dalam penyusunan makalah ini tim penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik moril
maupun materiil. Untuk itu tim penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, atas karuni-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas.
2. Bapak Hadiyanto A. Rachim, S.Sos selaku dosen Mata Kuliah Filsafat dan Etika Pekerjaan Sosial
yang telah membimbing.
3. Rekan-rekan, serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah Anti-rasis, mata kuliah Mata
Kuliah Filsafat dan Etika Pekerjaan Sosial ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi tim penyusun pada khususnya, dan bagi
pembaca pada umumnya. Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Karena ini semua,
mengingatkan hakekat manusia,yang tidak sempurna.
Penulis
Pada kesempatan ini saya mencoba menghubungkan pekerja sosial anti rasis dengan
konteks sejarahnya, dan hubungan yang lebih jauh mengenai politik anti rasisme. Saya akan
mengembangkan argumen saya dengan antara kapasitas orang ke perilaku moral, yang dimiliki
oleh individu, dan di luar kenyataan kerangka sosial dan politikal di tempat asal dan alam
mereka. Pada perkembangan argumen ini saya menggambarkan pusat atas Zygmunt Bauman’s
(1993) Postmodern ethic. Dalam mengerjakan ini saya tidak membuat pernyataan yang
analisanya sudah ‘benar’. Saya memulai dari suatu posisi yang menemukan visi moral manusia
yang kepribadiannya menarik dan argumennya persuasif. Saya digerakkan oleh analisanya dan
respon moral pusat dengan individu, dan saya berbagi skeptisnya tentang kesatuan dan
objektivitas kerangka etika.
Melewati (invoking) hipotesis praktisioner aktif moral saya (sought to) menunjukkan
normatif alam pada kerangka etika, dan untuk mengidentifikasikan fungsi mereka dalam regulasi
pelayanan profesional. Dan ketika melihat dasar potensi etika anti rasis pekerja sosial, saya
menyimpulakan bahwa mereka kekurangan persatuan (unsur universal); tetapi bahwa mereka
belum ditolong pelatihan informasi. Pada dasarnya argumen saya pivots di sekeliling visi
Bauman’s moral pada orang lainnya, salah seorang mereka mengakui kepekaan untuk kenaikan
permintaan mereka. Saya mengusulkan bahwa seperti sebuah dorongan moral adalah memaksa
permintaan mereka sebagai dasar untuk pekerja sosial anti rasis, dan bahwa kerangka etika yang
mungkin legitimasi komitmen ini adalah yang selalu berikutnya dan mungkin dalam bentuk yang
berbeda.
HALAMAN9=
menolak rasisme sebagai pathologhy [yang] hal yangi, anti rasisme harus addres strucrural
penentuan rasisme di (dalam) masyarakat. Anti rasisme mengarahkan ke chancesocial struktur
sebanyak . seperti [itu] sangat ingin hasil panen non-racist praktisi. Tentu Saja, yang belakangan
akan tak bisa diacuhkan hanya suatu intervensi taktis karena reproduksi oppession struktural dan
rasisme [yang] yang mana pada dasarnya dilihat sebagai suatu isu. Demikian kemudian aku
sudah menyetujui anti-racism itu adalah suatu praktek politis yang diberitahukan oleh suatu
pemahaman [dari;ttg] tekanan rasial yang dikemudikan dengan kesanggupan untuk nilai-nilai
persamaan dan keadilan dibanding/bukannya pentoleransian dan perhatian [yang] paternalistik.
Seperti halnya mungkin tidak duduk dengan mudah dengan consensual ethichs profesional
british karya sosial, dan [itu] akan pasti menyingkapkan pembatasan kode praktek premised
[atas/ketika] monocultural asumsi. Antipati yang (mana) telah dibangunkan dengan
pengembangan [yang] kelihatan, anti-racist karya sosial telah preciscly sebab diarahkan pertalian
antar[a] etika profesional dan filosofi [yang] politis. Fitnahan/Pencemaran kampanye dalam
berita nasional dengan berlimpah-limpah mempertunjukkan agenda politis [dari;ttg] kritikus nya.