Anda di halaman 1dari 2

TERPILIHNYA INDONESIA SEBAGAI ANGGOTA TIDAK TETAP

DK PBB
17-10-2006
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua.

Para wartawan yang saya cintai, pada kesempatan yang baik ini saya akan menyampaikan pernyataan dan
penjelasan yang berkaitan dengan hubungan antar bangsa atau peran Indonesia dalam hubungan
internasional.

Sebagaimana saudara ketahui, sesuai dengan amanah UUD 1945 bahwa Indonesia diwajibkan untuk ikut
serta dalam upaya penciptaan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial, maka Indonesia akan terus mengambil peran yang aktif dan berkontribusi terhadap terpeliharanya
keamanan dan perdamaian internasional. Sesuai pula dengan piagam PBB.

Dalam konteks itu, perlu saya sampaikan bahwa Indonesia secara resmi telah terpilih menjadi anggota tidak
tetap Dewan Keamanan (DK) PBB untuk periode 2007-2008. Bersama-sama dengan lima negara yang juga
terpilih pada periode yang sama yaitu Afrika Selatan, Belgia, Italia dan yang mewakili Amerika Latin yang
sekarang belum terpilih karena Guatemala dan Venezuela belum memenuhi persyaratan angka yang telah
ditetapkan yaitu dua pertiga dari jumlah anggota PBB.

Sedangkan Indonesia, alhamdulillah mendapatkan 158 suara dari 192 anggota PBB. Ini jelas diatas dua
pertiga suara atau yang setara dengan 128 negara. Dengan terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak
tetap DK PBB, maka terbuka peluang lebih luas lagi bagi Indonesia untuk baik pada tingkat DK PBB maupun
di luar konteks itu, kita ikut berkontribusi di dalam penciptaan perdamaian dan keamanan dunia.

Sebagaimana saudara ketahui, kita ingin ikut berkontribusi dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, di
Semenanjung Korea dan di tempat-tempat lain yang tentunya tepat apabila Indonesia juga ikut berkontribusi.
Di luar keanggotaan kita di DK PBB, alhamdulillah dalam dua tahun terakhir ini sejalan dengan reformasi
PBB, Indonesia juga terpilih menjadi anggota dari peace building commission yang dipilih secara aklamasi
pada tanggal 23 Juni 2006.

Indonesia yang sebelumnya juga terpilih menjadi Ketua Komisi Hak Asasi Manusia atau Human Right
Commission pada tanggal 17 Januari 2005, kini terpilih menjadi Dewan HAM atau Human Right Council
sebagai penggati lembaga baru dari komisi HAM dengan dukungan 165 suara pada tanggal 9 Mei 2006. Ini
menunjukkan bahwa kita juga mendapatkan dukungan yang besar pada posisi-posisi itu yang semuanya
berkaitan erat dengan maintanance of peace and international security.

Tentu saja Indonesia berterimakasih kepada negara-negara yang telah memberikan dukungan. Kepada
ASEAN, kepada Organisasi Konferensi Islam, maupun negara-negara lain yang memberikan dukungan
kepada Indonesia. Dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB, maka mulai tanggal 1
Januari 2007 mendatang, kita akan resmi berada dalam lembaga ini dan mudah-mudahan kita bisa
berkontribusi dalam banyak hal dalam penciptaan perdamaian dan keamanan dunia.

Yang ketiga saudara - saudara, menyangkut upaya dan peran Indonesia dalam upaya penyelesaian konflik
di Timur Tengah, sebagaimana saudara ketahui, ketika konflik di Lebanon khususnya masih berkecamuk
beberapa bulan yang lalu, Indonesia secara aktif telah memainkan peran baik dalam hubungan Perserikatan
Bangsa - Bangsa, dalam hubungan organisasi konferensi Islam, maupun upaya - upaya bilateral yang kita
lakukan.
Diantara 5 butir pikiran Indonesia waktu itu yang pertama adalah, segera dilakukan gencatan senjata yang
kedua segera digelar pasukan pemelihara perdamaian untuk mengawasi gencatan senjata itu. Kemudian
yang ketiga, perlu dilakukan operasi kemanusiaan. Kemudian yang keempat perlu dilakukan rehabilitasi
pasca konflik dan yang kelima agar peace process dilanjutkan kembali. Maka yang jelas, yang dilakukan
Indonesia dan masih berlangsung sekarang ini, menyiapkan kontingen untuk ditugaskan di Lebanon di
bawah bendera PBB yang jadwalnya sudah ditetapkan pada bulan Oktober mendatang.

Yang kedua, indonesia telah mengangkat saudara Ali Alatas sebagai Special Envoy. Special Envoy saya itu
utusan khusus saya yang juga aktif untuk ikut serta dalam pencarian solusi yang tepat Timur Tengah di
waktu yang akan datang. Utusan khusus Ali Alatas dalam perjalanan kembali dari Timur Tengah ke
Indonesia, atas penugasan yang saya berikan beberapa saat yang lalu, dan menurut laporan yang saya
terima, Pak Ali Alatas telah bertemu dengan Presiden Mahmoud Abbas. Yang kedua, bertemu dengan Menlu
Yordania, yang ketiga bertemu dengan Menlu Mesir, dan yang Sekretaris Jendral Liga Arab. Pertemuan
dengan perdana menteri Henia tidak bisa dilaksanakan karena tidak bisa mencapai tempat yang
direncanakan karena kendala memasuki wilayah Gaza. Namun masih akan terus dilakukan upaya upaya
untuk pendekatan bagi semua pihak pihak. Dan surat saya kepada Perdana Menteri Henya juga sudah
diteruskan kepada duta besar palestina yang ada di mesir.

Ini menunjukkan, bahwa kita juga aktif sebagaimana yang diharapkan banyak pihak untuk mencari kerangka
baru bagaimana Timur Tengah dapat diselesaikan khususnya menyangkut sengketa Palestina dan Israel.
Akan terus berlangsung upaya - upaya kita ini, mudah2an indonesia juga memiliki peran yang berarti dalam
penyelesaian timur tengah tersebut.

Kemudian isu yang ketiga atau yang terakhir yang ingin saya sampaikan adalah berkaitan dengan
permasalah di Semenanjung Korea dengan telah dikeluarkannya resolusi DK PP terhadap Korea Utara.
Tentu saja Indonesia sebagai anggota PBB ikut menjalankan resolusi ini karena itu mengikat bagi anggota
PBB. Dengan demikian, apa yang menjadi ketentuan tentu akan diikuti oleh pihak Indonesia.

Namun demikian, Indonesia berpendapat disamping resolusi atau di luar resolusi yang telah dikeluarkan itu
kiranya PBB dan masyarakat interenasional perlu mengusakan agar six party talks itu dapat dilanjutkan
kembali, kemudian langkah-langkah diplomasi apapun yang dapat mengurangi ketegangan yang bisa
mencegah krisis yang lebih besar lagi dapat dilakukan. Dan Indonesia selalu siap untuk mengambil bagian
dalam konteks itu.

Mudah-mudahan nanti, dengan keberadaan kita di DK PBB, kita bisa ikut menyuarakan bagaimana
approach atau pendekatan itu dilakukan kembali untuk menyelesaikan atau mengatasi permasalahan di
Semenanjung Korea.

Itulah yang dapat saya sampaikan saudara-saudara. Terimakasih

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai