Anda di halaman 1dari 2

Tantangan Pemuda Masa Kini

By Thobias, on 03-11-2008 10:33

Views : 425
Pada peringatan hari Sumpah Pemuda ke-80, Presiden SBY menegaskan hal yang mendasar
tentang posisi pemuda sebagai subyek sejarah Indonesia. Pemuda harus menjadi pelaku aktif dan
kritis guna mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan disegani negara lain. Pemuda mesti
mempersiapkan diri dengan memperbanyak ilmu pengetahuan, memperkuat mental, fisik, serta
menciptakan karakter kepribadian yang kuat agar dapat menjaga persatuan, kesatuan, dan
martabat bangsa.
Jelas bahwa eksistensi pemuda tidak hadir pada ruang yang kosong. Kiprah dan peran pemuda
adalah produk interaksi dengan realitas dan tantangan faktual yang dihadapi masyarakatnya.
Karena itu, pemuda harus melawan jeratan mitos-mitos kebesaran, bahwa perannya selalu
penting, tinggi, dan berada di puncak-puncak kejadian penting sejarah perjalanan bangsa.
Pemuda harus secara sadar keluar dari sosok mitologis itu.
Sejarah memang penting, bangga kepada masa silam adalah sesuatu yang seharusnya. Tetapi
yang lebih penting adalah melanjutkan sejarah dengan pahatan-pahatan sejarah baru yang lebih
baik dan mengesankan. Para pemuda harus menjadi sosok historis yang mau dan mampu
menjadi aktor perputaran kemajuan bangsa, guna melanjutkan etape-etape perjalanan bangsa
yang telah dirintis oleh para pendahulu.
Bagaimana mampu menjadi sosok historis itu? Tentu dengan membekali diri secara cukup untuk
mampu tampil sebagai sosok pemuda Indonesia masa kini. Pertama, menjadi generasi yang
berkomitmen kepada rakyat, bangsa, dan negara. Komitmen itu dilandasi oleh idealisme, cita-
cita, dan militansi untuk menjadi anak-anak bangsa yang terbaik dan berfaedah bagi kemajuan
bagsa dan kesejahteraan rakyat. Para pemuda adalah generasi yang tidak memikirkan dirinya
sendiri, tetapi memikirkan dan memerankan tanggung jawab sebagai anak-anak rakyat dan putra-
putra bangsa yang sejati. Peran dan tanggung jawab sosialnya tampak nyata dan dirasakan orang
banyak.
Kedua, menjadi generasi yang berkompeten. Tantangan dunia baru yang penuh dengan
kompetisi hanya bisa dijawab dengan kompetensi: kemampuan dan kesanggupan untuk
mendapatkan peran berdasarkan prestasi dan karya nyata. Bukan bersandar dan bergantung
kepada para senior dan orang tua. Para pemuda adalah generasi baru yang mampu menghadapi
persaingan dengan bekal kemampuan pribadi yang cukup dan prestasi yang obyektif. Prestasi
lebih menonjol ketimbang askripsi.
Ketiga, menjadi generasi yang tetap menjunjung tinggi pluralisme. Para pemuda bukan saja tetap
menyadari dan menghormati realitas keindonesian yang menjemuk dan penuh dengan
kepelbagaian, tetapi bahkan makin sanggup untuk hidup dalam damai, harmoni, serta penuh
dengan kerja sama dan kebersamaan. Semangat Bhineka Tunggal Ika tetap dipegang teguh
sebagai panduan dalam pergaulan nasional. Para pemuda adalah generasi baru kepribadiannya
tidak akan pernah terbelah oleh realitas dan tangan kemajemukan Indonesia, dan justru malah
menjadi salah satu tali kesadaran yang mengikat keindonesiaan kita.
Tiga hal pokok itulah yang sekurang-kurangnya harus menjadi potret pemuda Indonesia masa
kini dan masa depan. Dengan demikian, para pemuda bukan menjadi pemuja sejarah kebesaran,
tetapi menjadi pelanjut sejarah bangsa yang makin maju dan bermartabat. Para pemuda adalah
sosok historis yang menjadi turbin besar menuju Indonesia yang makin aman dan damai, adil,
dan demokratis, serta sejahtera. Wallahu a'lam.(Anas Urbaningrum)

Anda mungkin juga menyukai