Anda di halaman 1dari 2

PROGRAM CSR PERUSAHAAN UNTUK KEMISKINAN DAN

PENGANGGURAN

Bismilahirahmanirahim,

Salah satu poin penting dalam tujuan pembangunan milenium atau Millenium Development
Goals (MDGs) yang ditandatangani bangsa-bangsa di dunia adalah pengurangan angka
kemiskinan. Targetnya sangat signifikan, yaitu setengah dari jumlah kemiskinan pada saat
MDGs ditandatangani pada tahun 2000. Kesepakatan ini berlaku hingga 2015.

Kemiskinan memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia, termasuk
Indonesia. Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta penguasaan aset-aset
ekonomi oleh kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab kemiskinan. Pertanyaannya sekarang,
apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengurangi angka kemiskinan? Mampukah program
tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi salah
satu solusi penting dalam upaya mereduksi angka kemiskinan?

Peran korporat sangatlah penting dalam mereduksi angka kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia. Diantaranya lewat program CSR. Namun program itu harus diarahkan untuk
pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Selain korporat, pemerintah juga
punya kewajiban untuk mengatasi kemiskinan. "Tugas pemerintah adalah mengatasi kemiskinan
dengan melakukan tindakan cepat. Sedangkan untuk jangka panjang menjadi tugas perusahaan
untuk mengurangi angka itu dengan cara melakukan pemberdayaan". Pemberdayaan yang perlu
dilakukan adalah dalam bidang ekonomi masyarakat. Ini bisa dilakukan karena perusahaan
memiliki sejumlah keungggulan, seperti kompetensi, manajemen, teknologi, sumber daya
manusia, dan finansial.

Jika ingin mengoptimalkan peran perusahaan dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran,
maka perlu fokus pada pemberdayaan ekonomi. Bentuk pemberdayaan yang paling nyata dan
langsung adalah kemitraan. Misalnya di sektor perkebunan lewat program Inti Plasma,
pemberian kesempatan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjadi
pemasok atau suplier. Kalau program pemberdayaan dilakukan secara sungguh-sungguh, maka
akan menimbulkan multiplier effect yang besar. Semua bidang usaha bisa dikembangkan dengan
model kemitraan. Yang diperlukan adalah keseriusan perusahaan untuk menjalankan program
kemitraan dan pemberdayaan itu.

DANA CSR CUKUP BESAR

Program CSR sangat berpotensi untuk mengurangi angka kemiskinan dan penganguran, sebab
dana CSR dari perusahaan, baik swasta maupun BUMN, cukuplah besar. Jika dana tersebut
dikelola dengan baik, akan sangat efektif untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia. Dana CSR yang terkumpul dan dikelola dengan baik akan sangat efektif untuk
mengurangi kemiskinan dan penganguran. Bahkan jauh lebih efektif dibandingkan program
Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dijalankan oleh pemerintah.

Mengurangi kemiskinan dan penganguran adalah tugas semua pemangku kepentingan


(stakeholder), yaitu pemerintah termasuk Pemda, perusahaan, masyarakat, akademiisi, dan lain
sebagainya. Program ini akan efektif jika semua pihak duduk bersama tanpa ada kecurigaan.
Yang selama ini terjadi, kurang adanya koordinasi diantara lembaga-lembaga tersebut. Setiap
departemen pemerintah, punya program pengentasan kemiskinan. Namun tidak ada koordinasi
yang jelas. Akibatnya mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. "Kalau ada yang mengordinir,
seperti perusahaan holding misalnya, maka hasilnya akan lebih efektif.

Ke depan peran pemerintah lewat APBN semakin menurun. Sebab kemampuannya pun terbatas.
Yang akan membesar adalah peran swasta. Apalagi dengan adanya UU nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan pelaksanaan CSR, maka gerakan CSR akan makin
membesar. Inti dari UU tersebut adalah bagaimana sektor swasta bisa lebih berperan dalam
mengatasi berbagai masalah bangsa, termasuk kemiskinan dan penganguran. "Sebab pemerintah
akan makin mengecil perannya. Adanya kenaikan harga minyak dunia saja sudah membuat
pemerintah dan APBN kelimpungan. Jadi sangat naif jika kita hanya mengharapkan peran
pemerintah saja".

Untuk mengurangi kemiskinan dan penganguran, yang perlu dilakukan adalah memberdayakan
masyarakat. Ini akan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan bantuan yang sifatnya sesaat.
Yang dibutuhkan adalah pemberian akses kepada masyarakat tersebut. Ini kurang dilakukan
pemerintah. "Pemerintah perlu beri akses kepada masyarakat di bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan sebagainya. Mereka harus dibantu untuk bisa mencari makan sendiri. Jadi jangan hanya
diberi makan. Intinya adalah buatlah program-program pemberdayaan yang berkesinambungan".

Wallahu’alam bisshawwab,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai