MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu: Dr. Mahfud Junaedi, M. Ag.
oleh:
Zaki Amrullah
NIM. 2103018012
Dilihat dari letak geografis, Indonesia terdiri dari beribu -ribu pulau,
baik besar maupun kecil yang tersebar diseluruh penjuru Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dari sisi sosiokultural, Indonesia merupakan salah satu
negara yang multikultural dengan berbagai macam agama, budaya, suku,
etnis, ras dan bahasa yang beragam atau disebut juga dengan “mega cultural
diversity”.2 Dengan kondisi Multikultural tersebut, pada satu sisi merupakan
kekuatan sosial yang besar dan keragaman yang indah apabila satu dengan
1
“The Story of Armahedi Mahzar Intellectual & Spiritual Journey”, dikutip dari,
www.wordpress.com, diakses pada 17 mei 2022, , (diakses pada : 17 mei 2022, pukul 20.30).
2
Arisman Ismardi, “Meredam Konflik Dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama,”
Toleransi: Media Komunikasi Umat Bergama Vol.6, no. 2 JuliDesember (2014): 200–222.
lainnya bersinergi dan saling berpadu, bergotong royong dalam membangun
bangsa.
Namun pada sisi lainnya keragaman ini, jika tidak dijaga, dibina, baik
secara kelembagaan maupun kemasyarakatan, akan menjadi pemicu konflik
dan kekerasan yang dapat meruntuhkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara, ditambah lagi dengan konsekuensi modernisasi yang membawa
tatanan kehidupan kepada hal – hal pluralisme dan model kehidupan
hedonisme yang dihadapi oleh agama – agama didunia sekarang ini,
mengingat agama sesungguhnya muncul dari lingkungan sosial dan
kebudayaan yang plural atau bahkan majemuk.
3
Akhmad Basuni, Aktualisasi Pemikiran Pluralisme KH Abdurrahman Wahid (Studi
Program Pendidikan The Wahid Institute, (Yogyakarta: Deepublish, 2016),
https://books.google.co.id/books/about/Aktualisasi_pemikiran_pluralisme_K_H_Abd.html?id=_gp
ztAEACAAJ&redir_esc=y.
4
Ismardi, “Meredam Konflik Dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama.” hlm.201
Budha, Hindu dan Konghucu menjadikan Indonesia salah satu negara yang
memiliki berbagai macam agama.5 Selain itu kehidupan beragama di
Indonesia pun terdapat berbagai agama lokal atau keyakinan tertentu.
Setidaknya dalam sejarah kelam bangsa Indonesia pernah mengalami
beberapa kasus konflik agama yang tersebar dibeberapa wilayah Indonesia
seperti beberapa kasus yakni konflik agama di Poso pada tahun 1992, konflik
Sunni dan Syiah di Jawa Timur yang muncul sekitar tahun 2006, konflik
agama di Bogor terkait Pembangunan GKI Yasmin sejak tahun 2000 dan
mengalami masalah pada tahun 2008.6
5
Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia, (diakses pada : 17
mei 2022, pukul 21.30).
6
Firdaus M Yunus, “Konflik Agama Di Indonesia Problem Dan Solusi
Pemecahannya,” Substantia 16, no. 2 (2014): 217–228, http://substantiajurnal.org.
7
Ali, Mukti. “Pluralisme: Budaya Belajar Memahami Ajaran Agama,” dalam Ijtihad:
Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan. Nomor 1 Tahun III/Januari-Juni 2003, 2-15.
dengan sebutan moderasi beragama. Lantas, apa yang dimaksud dengan
moderasi beragama?
B. Moderasi Beragama
10
Ahmad Ibnu Faris, Mu’jam Maqayis al-Lughah (Beirut: Dar al-Fikr, 1979),108
11
Dikutip dari https://lipipress.lipi.go.id/detailpost/moderasi-beragama-dalam-lektur-
keagamaan-islam-di-kawasan-timur
12
Dikutip dari: https://kemenag.go.id/archive/naskah-pdf-buku-moderasi-beragama,
(diakses pada : 17 mei 2022, pukul 22.10).
budaya dan peradaban lain. Dalam upayanya itu, mereka mengutip dari teks-
teks keagamaan seperti Al-Qur’an, hadits dan karya-karya ulama klasik yang
menjadi landasan dan kerangka pemikiran, tetapi dengan memahaminya
secara tekstual dan terlepas dari konteks kesejarahan. Sehingga mereka
terlihat seperti generasi yang terlambat lahir, sebab hidup di tengah
masyarakat modern tetapi memiliki pola berfikir generasi terdahulu.
Kemajemukan atau keberagaman adalah sebuah hal yang mutlak dalam
kehidupan ini. Ia adalah sunatullah yang dapat dilihat di alam ini. Dalam
konteks kesatuan manusia, kita dapat mengetahui bagaimana Allah
menciptakan berbagai suku dan bangsa. Sebagai bagian dari kesatuan suatu
bangsa, Allah menciptakan beragam etnis, suku, dan kelompok. Sebagai
bagian dari kesatuan sebuah bahasa, Sebagai bagian dari kesatuan syariat,
Allah menciptakan berbagai mazhab atau aliran pemikiran dari para imam
sebagai hasil ijtihad masing-masing. Dalam kerangka kesatuan umat
(ummatan wahidah), Allah menciptakan berbagai agama. Keberagaman
dalam beragama adalah sunnatullah sehingga keberadaannya tidak bisa
dinafikan begitu saja.13
13
(Yulianto, 2020) yulianto R. (2020). Implementasi Budaya Madrasah dalam
Membangun Sikap Moderasi Beragama. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(1), 111–
123.
14
Dikutip dari: https://www.gramedia.com/literasi/pendidikan-inklusif/, (diakses pada : 17
mei 2022, pukul 22.20).
menggunakan empat kaidah. Pertama, santun, tidak keras dan tidak radikal.
Kedua, suka rela, tidak memaksa dan tidak mengintimidasi.
Ketiga, toleran, tidak egois dan tidak fanatis. Terakhir, saling mencintai, tidak
saling bermusuhan dan membenci.
Selain itu ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi
segenap alam semesta. Islam Wasathiyah atau yang berarti “Islam Tengah”
adalah suatu yang menjadi terwujudnya umat terbaik (khairu ummah). Allah
SWT menjadikan umat Islam pertengahan (wasath) dalam segala urusan
agama, seperti dalam hal kenabian, syariat dan lainnya.15 Pemahaman dan
praktik amaliyah keagamaan Islam Wasathiyah memiliki beberapa
karakteristik, seperti berikut: Tawassuth (moderat), Tawazun (ber
keseimbangan), I’tidâl (lurus dan tegas), Tasamuh (toleran), Musawah
(egaliter dan non diskriminasi), Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas),
Tahaddhur (berkeadaban), Tathawwur wa Ibtikar (dinamis, kreatif, dan
inovatif).16
15
Ma’ruf Amin, Rekonsolidasi Islam Moderat dan Ekonomi Berkeadilan di Indonesia,
Kuliah umum di S. Rajatnam School of International Studies, Nanyang Technological
University (RSiS NTU) Singapura,Dikutip dari: https://mediaindonesia.com/politik-dan-
hukum/191438/maruf-amin-islam-wasathiyah-relevan-di-
indonesia#:~:text=%22Islam%20Wasathiyah%20dimaknai%20sebagai%20ajaran,ummah)%2
C%22%20ujar%20Amin.
16
Kamrani Buseri, Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam, IAIN Antasari
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 2014, h.77
C. Kesimpulan
Tawassuth (moderat)
Tasamuh (toleran)
Tahaddhur (berkeadaban)
Rahayu, luh riniti, & Lesmana, putu surya wedra. (2019). Moderasi
Beragama di Indonesia. Intizar, 25(2), 95–100.
https://books.google.co.id/books/about/Aktualisasi_pemikiran_pluralisme
_K_H_Abd.html?id=_gpztAEACAAJ&redir_esc=y.
Ismardi, “Meredam Konflik Dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat
Beragama.” hlm.201
https://lipipress.lipi.go.id/detailpost/moderasi-beragama-dalam-lektur-
keagamaan-islam-di-kawasan-timur
https://kemenag.go.id/archive/naskah-pdf-buku-moderasi-beragama,
(diakses pada : 17 mei 2022, pukul 22.10).
(Yulianto, 2020) yulianto R. (2020). Implementasi Budaya Madrasah
dalam Membangun Sikap Moderasi Beragama. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran, 1(1), 111–123.