Anda di halaman 1dari 15

HAK ASASI MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING

Dra.SUTARTISE, MM

DISUSUN OLEH :

DITA AYU WULAN S. 201911341

IQBAL RIZKI GUMELAR 201911345

KIKI CAHYANA 201911346


MAULANA AHSAN 201911349

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDY MANAJEMEN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


Gondangmanis, Bae PO. BOX 53 Telp: 0291 438229 psw 114 Fax: 0291 437198
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul “HAK ASASI MANUSIA ” dapat kami
selesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Dra. SUTARTISE MM mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas B semester 4 Tahun Pelajaran 2021/2022
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami tersebut baik
yang secara langsung maupun tidak langsung
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami pun
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti
kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena kami hanya manusia biasa yang masih
perlu banyak belajar. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.

27 februari 2021

Penyusun
II

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI / KONSEPTUAL......................................................... 3
A. LEMBAGA PENEGAK HAM............................................................................3
B. PENGADILAN HAM..........................................................................................5
C. KOMNAS HAM...................................................................................................6
D. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA..................................................7
1. PENGERTIAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK.......................7
2. ASAS – ASAS KEWARGANEGARAAN..............................................8
3. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945 9
4. HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA.........................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................................11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12

III
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
wajib dihormati , dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum,pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
Hak Asasi Manusia merupakan salah satu contoh dari penerapan pancasila sila kedua.
Hak asasi manusia dalam pancasila harus selalu ada keserasian atau keseimbangan antara hak
dan kewajiban itu sesuai dengan hakikat kehidupan manusia. Dalam upaya penegakan Hak Asasi
Manusia sendiri dilaksanakan oleh lembaga Internasional maupun lembaga nasional, yang
termasuk dalam lembaga tersebut antara lain komnas HAM.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari
pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri
kita sendiri.

1
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat permasalahan sebagai berikut :

1. Apa maksud dari lembaga penegak HAM ?


2. Apa pengertian dari pengadilan HAM ?
3. Apa pengertian dari komnas HAM ?
4. Apa saja hak dan kewajiban warga negara ?

TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Agar, setelah mahasiswa selesai kuliah dapat :

1. Memahami maksud dari lembaga penegak HAM.


2. Memahami pengertian dari pengadilan HAM.
3. Memahami pengertian dari komnas HAM.
4. Memahami hak dan kewajiban warga negara.

2
BAB II

LANDASAN TEORI / KONSEPTUAL

A. LEMBAGA PENEGAK HAM


Penegakan dan perlindungan tentang hak asasi manusia di Indonesia sangatlah
penting bagi rakyatnya, karena hak asasi manusia berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia sebagai manusia seutuhnya. Hak asasi manusia di Indonesia sangat berhubungan
berat dengan landasan negara Indonesia yaitu pancasila, yangmana tercantum dalam sila
ke-dua. Hak asasi manusia di negara Indonesia sangat dijunjung tinggi, karena
merupakan salah satu ciri dari negara Indonesia sebagai negara hukum yang selalu
menjaga harkat dan martabat dari rakyat Indonesia. Oleh karena itu, penegakan dan
perlindungan HAM di Indonesia sangat dijaga dan dijunjung tinggi. Berikut ini adalah
beberapa lembaga penegak hukum di Indonesia (Komunikasi Hukum (JKH) Universitas
Pendidikan Ganesha,2019:20)
1. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Lembaga Perlindungan HAM Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Salah satu objek kekerasan yang paling sering terjadi yaitu perempuan. Perempuan
dianggap sebagai kaum yang lemah dan mudah untuk dijadikan suatu objek
kekerasan.Oleh sebab itu maka pemerintah akhirnya membuat suatu lembaga yang
berguna untuk mencegah hal tersebut.
Lembaga tersebut yaitu Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan.Dasar
hukum dalam pembuatan lembaga ini yaitu Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 dan
Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005.Lembaga ini berdiri pada tanggal 9 Oktober 1998.
Pembentukan lembaga ini membuat para wanita di Indonesia memiliki wadah agar tidak
perlu khawatir akan mendapatkan tindakan kekerasan. Tujuan dari lembaga ini
dijelaskan lebih lajut ada Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1988 yang tertuang pada
Pasal 4.Terdapat 3 fungsi dari
3
lembaga ini yaitu:
a) Melakukan distribusi pemahaman terhadap jenis kekerasan yang terjadi pada
perempuan Indonesia.
b) Menciptakan kondisi yang idea untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan.
c) Mencegah serta menanggulangi segala bentuk tindakan kekerasan terhadap
perempuan serta melindungi hak asasi seluruh perempuan di Indonesia.
d) komisi perlindungan anak Indonesia ( KPAI )
Komisi Perlindungan Anak atau KPAI adalah sebuah lembaga negara yang
bertugas khusus mengawasi pelaksanaan perlindungan anak di Indonesia. Lembaga
ini dibentuk berdasarkan UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang
disahkan pada tanggal 20 oktober 2002 berdasar pasal 76 UU no 23 tahun 2002 .
KPAI dibentuk dengan tujuan
a) Melakukan sosialisasi per-UUan yang berkaitan dengan perlindungan anak
b) Mengumpulkan data dan informasi , menerima pengaduan masyarakat , melakukan
penelaahan , pemantauan , evaluasi dan pegawasan terhadap penyelenggaraan
perlindunga anak
c) Memberi laporan , saran , masukan dan pertimbangan kepada presiden dalam rangka
perlindungan anak
e) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Lembaga Perlindungan HAM Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Seperti
namanya lembaga ini berfungsi untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran
HAM berat dengan cara rekonsiliasikomisi ini ditugasi untuk menemukan dan
mengungkapkan pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan pada masa lampau oleh
suatu pemerintahan , dengn harapan menyelesaikan konfik yang tertinggal dimasa
lampau.Dasar hukum dalam pembentukan dari lembaga ini yaitu Undang-Undang
No. 27 Tahun 2004.Atas dasar tersebut komisi ini berhak untuk menjalankan tugas
dan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan pembentuknya
tertuang pada Pasal 3.Tujuan dari lembaga ini yaitu:
a) Melakukan penyelesaikan terhadap segala pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan
pada masa lalu di luar pengadilan. Hal itu dilakukan untuk menciptakan perdamaian dan
4
persatuan bangsa.
b) Kedua yaitu menyelesaikan kasus dengan cara rekosiliasi serta persatuan nasional dalam
jiwa yang saling mengerti satu sama lainnya.
B. PENGADILAN HAM

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan


umum.sebagai salah satu upaya untuk memenuhi rasa keadilan,maka pengadilan atas
pelanggaran HAM kategori berat , seperti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan
diberlakukan atas asas retroaktif , dengan demikian , pelanggaran HAM kategori berat dapat
diadili dengan membentuk pengadilan HAM . pengadilan HAM dibentuk atas usul Dewan
Perwakilan Rayat (DPR) dengan keputusan presiden dan berada di lingkungan Pengadilan
Umum
Selain pengadilan HAM , dibentuk juga Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).komisi
ini dibentuk sebagai lembaga extrayudisial yang bertugas untuk menegakkan kebenaran untuk
mengungkap penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau ,
melaksanakan rekonsiliasi dalam perspektif kepentingan bersama sebagai bangsa Pengadilan
HAM berkedudukan di daerah tingkat 1 ( provinsi ) dan daerah tingkat ii ( kabupaten / kota )
yang meliputi daerah hukum pengadilan umum yang bersangkutan. Pengadilan HAM bertugas
dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat
.pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi
manusia oleh warga negara Indonesia yang berada dan dilakukan diluar batas territorial wilayah
negara republiik Indonesia (A.Ubaedillah,Abdul Rozak,2010:124)
Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan seseorang yang berumur di bawah delapan belas ( 18 ) tahun
pada saat kejahatan dilakukan . dalam pelaksanaan peradilan HAM , pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara pengadilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang Pengadilam HAM ( A.Ubaedillah,Abdul Rozak,2010:125)

5
C. KOMNAS HAM

Komisi nasional Hak Asasi Manusia adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, dan mediasi Hak Asasi Manusia.Peran komisi nasional Hak Asasi
Manusia sebagai mana yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia pada Bab VII pasal 75 sampai pasal 103. .( Al-Azhar Indonesia Seri
Pranata Sosial,2014:159)
Pasal 75 menyatakan :
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bertujuan :
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan
pancasila Undang- Undang Dasar 1945 dan piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia; dan
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
Bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mempunyai tujuan untuk
mengembangkan kondisi yang kondusif bagi terciptanya penegakan Hak Asasi Manusia di
Indoneisa tidak terlepas dari pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, piagam PBB dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia. Kemudian daripada itu juga meningkatkan perlindungan dan
penegakan Hak Asasi Manusia agar secara pribadi manusia berkembang seutuhnya.
Pasal 76 :
1) Untuk mencapai tujuannya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia melaksanakan fungsi
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang Hak Asasi Manusia.
2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia beranggotakan tokoh masyarakat yang propesional
berdedikasi dan berintegritas tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan negara
kesejahteraan yang berintikan keadilan, menghormati Hak Asasi Manusia dan kewajiban dasar
6
manusia.
3) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.
4) Perwakilan komisi nasional Hak Asasi Manusia dapat didirikan di daerah.
Menurut pasal 76 guna mencapai arah tujuannya komnas HAM harus melaksanakan fungsi
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi mengenai Hak Asasi Manusia dalam
melaksanakan fungsi tersebut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia harus terdiri dari tokoh
masyarakat yang berdedikasi dan integritas tinggi serta menghayati cita-cita negara ini yang
berdasarkan keadilan serta menghormati nilai-nilai Hak Asasi Manusia. Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia berada di ibukota negara dapat juga di dirikan di daerah sebagai perwakilan
komisi Nasional Hak Asasi Manusia.( Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial,2014:160)

D. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


Pengertian Warganegara dan Penduduk
Syarat-syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada wilayah
tertentu, ada rakyat yang tetap dan ada pemerintah yang berdaulat. Ketiga syarat ini merupakan
kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Tidak mungkin suatu negara berdiri tanpa wilayah dan
rakyat yang tetap, namun bila negara itu tidak memiliki pemerintah yang berdaulat secara
nasional, maka negara itu belum dapat disebut sebagai negara merdeka.
Warganegara adalah rakyat yang menetap disuatu wilayah dan rakyat
tertentu dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warganegara dan negara,
warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warganegara
juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara.
Dalam hubungan internasional disetiap wilayah negara selalu ada warga
negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiao warganegara adalah penduduk
suatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu warganegara, karena mungkin seorang
asing. (Prof.Dr.H.Kaelan,Ms,2016:139)
Penduduk suatu negara mencakup warganegara dan orang asing, yang memiliki
hubungan berbeda dengan negara. Setiap warganegara mempunyai hubungan yang tak terputus
meskipun dia bertempat tinggal diluar negri. Sedangkan orang asing hanya memiliki hubungan
selama dia bertempat tinggal diwilayah negara tersebut.
7
Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk misalnya dalam pasal 29 (2)
disebutkan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memelukk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”. Dibagian lain
UUD 1945 menyebutkan hak-hak khusus untuk warganegara, misalnya dalam pasal 27 (2) yang
menyebutkan “Tiap-tiap warganegara berhak mendapat pengajaran”.
(Prof.Dr.H.Kaelan,Ms,2016:140)

2. Asas-asas Kewarganegaraan

a. asas ius-sanguinis dan asas ius soli


Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri syarat-syarat untuk
menjadi warganegara. Terkait dengan syarat-syarat menjadi warganegara dalam ilmu tata negara
dikenal dengan adanya asas Kwarganegaraan, yaitu Asas ius-sanguinus dan Asas ius-soli. Asas
ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya ialah bahwa status kwarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya dinegara A tersebut. Sedangkan Asas ius-sanguinus adalah
asas keturunan atau hubungan darah, artina bahwa Kwarganegaraan seseorang ditentukan oleh
orangtuanya. Seseorang adalah warga negara B karena orangtuanya adalah warganegara B.

b. bipatride dan apatride

Dalam hubungan antar negara seseorang dapat pindah tempat dan berdomisili di neagara lain.
Apabila seseorang atau keluatga yang bertempat tinggal di negara lainmelahirkan anak, maka
status Kwarganegaraan anak ini tergantung pada asas yang berlaku dinegara tempat kelahirannya
dan yang berlaku di negara orangtuanya. Perbedaan asas yang dianut oleh negara lain, misalnya
negara A menganut asas ius-sanguinus sedangkan negara B menganut asas ius-soli. Hal ini dapat
menimbulkan status bipatride atau apatride pada anak dari orang tua yang berimigrasi diantara
kedua negara tersebut (Prof.Dr.H.Kaelan,Ms,2016:140)
Bipatride (dwi Kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait
seseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara itu. Misalnya, Ani dan Adi adalah suami
istri yang berstatus warganegara A namun dia berdomisili di negara B. Negara A menganut asas
8
ius-sanguinis dan negara B menganut asas ius-soli. Dan kemudian lahir anak mereka, Dani.
Menurut negara A yang menganut asas ius-sanguinis, Dani adalah warga negaranya karena
mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Menurut negara B yang menganut ius-soli, Dani juga
warga negaranya, karena tempat lahirnya di negara B. Dengan demikian Dani memiliki status
dua Kewarganegaraan atau bipatride.

Sedangkan apatride (tanpa Kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan


Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari negara manapun. Misalnya,
Agus dan Ira adalah suami isteri yang berstatus warganegara Byang berasas ius-soli. Mereka
berdomisili di negara A yang berasasius-sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka, Budi,
memurut negara A, Budi tidak diakui sebagai warganegaranya, karena orang tua nya bukan
warganegaranya, karena lahir di wilayah negara lain. Dengan demikian Budi tidak mempunyai
Kewarganegaraan atau apatride.

1. Hak Dan Kewajiban Warganegara menurut UUD 1945

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga negara mencakup pasal-
pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33 dan 34.

a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara dan perundang-undangan yang
berlaku.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
f. Pasal 30 ayat (1) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
9
pengajaran.
2. Hak Dan Kewajiban Bela Negara
a. Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjur yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warga negara indonesia,
usaha pembelaan dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (Wilayah Nusantara) dan
kesadaran berbangsa dan bernegara indonesiadengan keyakinan pada Pancasila sebagai
dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara
untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, persatuan dan
kesatuan bangsa indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional serta
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
b. Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa usaha bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan adanya
asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap
warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui
lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengam UUD 1945. Kedua, bahwa setiap warga
negara harus turut ikut serta dalam usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan
dan profesinya masing-masing.
(Prof.Dr.H.Kaelan,Ms,2016:142

BAB III
PENUTUP

KESIPULAN

Hak Asasi Manusia (HAM) 10


mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia , terutama
dalam hubungan antara negara dan warga negara , dan dalam hubungan antara sesama warga
negra . HAM merupakan hak dasar yang dimiliki manusia itu dilahirkan yang diperoleh manusia
dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan . HAM tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun karena HAM brsifat kodrati dan berlaku sepanjang hidup manusia

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan,2016,Pendidikan Kewarganegaraan,Paradigma, Yogyakarta


A.Ubaedillah , Abdul Rozak,2010,Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education),ICCE UIN Syarif
11 Hidayatullah ,Jakarta
Bambang Heri Supriyanto,2014,Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia
(HAM) Menurut Hukum Positif di Indonesia,Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI
PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 3, Maret 2014
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2012,
hlm.
136-137.
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Paradigma,
2007,
hlm. 103.
Wikipedia,2020,Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komisi_Nasional_Hak_Asasi_Manusia ( diakses
tanggal 28 februari 2020 )
Slideshare,2020,Lembaga Lembaga Penegak Ham
.https://www.slideshare.net/mobile/adamhuba/lembaga-lembaga-penegak-ham ( diakses
tanggal 28 februari 2020 )
Cerdika,2020,Lembaga Perlindungan Ham,https://cerdika.com/lembaga-perlindungan-
ham/( diakses tanggal 28 februari 2020 )

12

Anda mungkin juga menyukai