DOSEN PEMBIMBING
Dra.SUTARTISE, MM
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul “HAK ASASI MANUSIA ” dapat kami
selesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Dra. SUTARTISE MM mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas B semester 4 Tahun Pelajaran 2021/2022
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami tersebut baik
yang secara langsung maupun tidak langsung
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami pun
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti
kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena kami hanya manusia biasa yang masih
perlu banyak belajar. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.
27 februari 2021
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI / KONSEPTUAL......................................................... 3
A. LEMBAGA PENEGAK HAM............................................................................3
B. PENGADILAN HAM..........................................................................................5
C. KOMNAS HAM...................................................................................................6
D. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA..................................................7
1. PENGERTIAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK.......................7
2. ASAS – ASAS KEWARGANEGARAAN..............................................8
3. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945 9
4. HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA.........................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................................11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12
III
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
wajib dihormati , dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum,pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
Hak Asasi Manusia merupakan salah satu contoh dari penerapan pancasila sila kedua.
Hak asasi manusia dalam pancasila harus selalu ada keserasian atau keseimbangan antara hak
dan kewajiban itu sesuai dengan hakikat kehidupan manusia. Dalam upaya penegakan Hak Asasi
Manusia sendiri dilaksanakan oleh lembaga Internasional maupun lembaga nasional, yang
termasuk dalam lembaga tersebut antara lain komnas HAM.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari
pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri
kita sendiri.
1
RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
5
C. KOMNAS HAM
Komisi nasional Hak Asasi Manusia adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, dan mediasi Hak Asasi Manusia.Peran komisi nasional Hak Asasi
Manusia sebagai mana yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia pada Bab VII pasal 75 sampai pasal 103. .( Al-Azhar Indonesia Seri
Pranata Sosial,2014:159)
Pasal 75 menyatakan :
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bertujuan :
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan
pancasila Undang- Undang Dasar 1945 dan piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia; dan
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
Bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mempunyai tujuan untuk
mengembangkan kondisi yang kondusif bagi terciptanya penegakan Hak Asasi Manusia di
Indoneisa tidak terlepas dari pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, piagam PBB dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia. Kemudian daripada itu juga meningkatkan perlindungan dan
penegakan Hak Asasi Manusia agar secara pribadi manusia berkembang seutuhnya.
Pasal 76 :
1) Untuk mencapai tujuannya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia melaksanakan fungsi
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang Hak Asasi Manusia.
2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia beranggotakan tokoh masyarakat yang propesional
berdedikasi dan berintegritas tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan negara
kesejahteraan yang berintikan keadilan, menghormati Hak Asasi Manusia dan kewajiban dasar
6
manusia.
3) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.
4) Perwakilan komisi nasional Hak Asasi Manusia dapat didirikan di daerah.
Menurut pasal 76 guna mencapai arah tujuannya komnas HAM harus melaksanakan fungsi
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi mengenai Hak Asasi Manusia dalam
melaksanakan fungsi tersebut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia harus terdiri dari tokoh
masyarakat yang berdedikasi dan integritas tinggi serta menghayati cita-cita negara ini yang
berdasarkan keadilan serta menghormati nilai-nilai Hak Asasi Manusia. Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia berada di ibukota negara dapat juga di dirikan di daerah sebagai perwakilan
komisi Nasional Hak Asasi Manusia.( Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial,2014:160)
2. Asas-asas Kewarganegaraan
Dalam hubungan antar negara seseorang dapat pindah tempat dan berdomisili di neagara lain.
Apabila seseorang atau keluatga yang bertempat tinggal di negara lainmelahirkan anak, maka
status Kwarganegaraan anak ini tergantung pada asas yang berlaku dinegara tempat kelahirannya
dan yang berlaku di negara orangtuanya. Perbedaan asas yang dianut oleh negara lain, misalnya
negara A menganut asas ius-sanguinus sedangkan negara B menganut asas ius-soli. Hal ini dapat
menimbulkan status bipatride atau apatride pada anak dari orang tua yang berimigrasi diantara
kedua negara tersebut (Prof.Dr.H.Kaelan,Ms,2016:140)
Bipatride (dwi Kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait
seseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara itu. Misalnya, Ani dan Adi adalah suami
istri yang berstatus warganegara A namun dia berdomisili di negara B. Negara A menganut asas
8
ius-sanguinis dan negara B menganut asas ius-soli. Dan kemudian lahir anak mereka, Dani.
Menurut negara A yang menganut asas ius-sanguinis, Dani adalah warga negaranya karena
mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Menurut negara B yang menganut ius-soli, Dani juga
warga negaranya, karena tempat lahirnya di negara B. Dengan demikian Dani memiliki status
dua Kewarganegaraan atau bipatride.
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga negara mencakup pasal-
pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33 dan 34.
a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara dan perundang-undangan yang
berlaku.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
f. Pasal 30 ayat (1) dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
9
pengajaran.
2. Hak Dan Kewajiban Bela Negara
a. Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjur yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warga negara indonesia,
usaha pembelaan dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (Wilayah Nusantara) dan
kesadaran berbangsa dan bernegara indonesiadengan keyakinan pada Pancasila sebagai
dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara
untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, persatuan dan
kesatuan bangsa indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional serta
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
b. Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa usaha bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan adanya
asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap
warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui
lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengam UUD 1945. Kedua, bahwa setiap warga
negara harus turut ikut serta dalam usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan
dan profesinya masing-masing.
(Prof.Dr.H.Kaelan,Ms,2016:142
BAB III
PENUTUP
KESIPULAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
12