DISUSUN OLEH:
Ruly Joseph Kenedy
S1 MANAJEMEN
Dosen Pembimbing :
Istianah Setyaningsih, S.A.P., M.Si
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayahnya dan memberi saya kesempatan untuk mengikuti kegiatan
seminar berjudul “Meningkatkan Kesadaran Terhadap Empat Dosa Besar dalam
Perguruan Tinggi” yang diadakan oleh BEM STIE Dharma Agung pada hari Sabtu,
22 Oktober 2022 sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Ibu Hj. Siti Masitoh S. Ag. S.H.
M.H. selaku pembicara dalam acara seminar kali ini yang telah membagikan
ilmunya yang sangat bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................4
BAB II POKOK PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah..........................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia.............................................................................6
B. Batas Hak Asasi Manusia.....................................................................................7
C. Kewajiban Hak Asasi Manusia.............................................................................8
D. Faktor Penyebab Terjadinya 4 Dosa Besar di Perguruan Tinggi..........................8
E. Norma-Norma.......................................................................................................9
F. Korupsi..................................................................................................................10
G. Pelecehan Seksual...................................................................................................12
H. Intoleransi.............................................................................................................. 16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Menteri Nadiem menegaskan, apapun jenis dan bentuk kekerasan terhadap siapa pun harus
dihapus dari lingkungan pendidikan. “Kemendikbudristek menyusun dan mengesahkan
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi sebagai salah satu solusi pemberantasan tiga dosa besar
pendidikan dan saat ini kampus-kampus di seluruh Indonesia mempersiapkan pembentukan
Satuan Petugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual,” katanya. Ia juga mengajak
seluruh lapisan masyarakat dan generasi muda untuk bergerak bersama dengan
Kemendikbudristek untuk menciptakan ruang aman bersama di kampus dalam rangka
mewujudkan kampus yang merdeka dari kekerasan seksual.
4
BAB II
POKOK PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan masalah tersebut di atas, maka dapat dituliskan beberapa
5
BAB III
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa
memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, ras, agama, bahasa atau
status lainnya.
Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup, kebebasan
dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan ekonomi, termasuk
hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak untuk bekerja, dan hak
atas pendidikan. Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem internasional
untuk perlindungan hak asasi manusia. Deklarasi tersebut diadopsi oleh Sidang Umum PBB
pada 10 Desember 1948, untuk melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30
pasal UDHR menetapkan hak sipil, politik, sosial, ekonomi, dan budaya semua orang. Ini
adalah visi martabat manusia yang melampaui batas dan otoritas politik dan membuat
pemerintah berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar setiap orang. UDHR adalah
6
B. Batas Hak Asasi Manusia
hak hanya boleh dilakukan dengan alasan tertentu dan memenuhi kaidah tertentu pula sebagaimana
terdapat dalam Pasal 29 DUHAM. Syarat-syarat pembatasan yang disebutkan itu kemudian dikenal
sebagai Klausul Pembatas Hak yang juga kemudian diatur dalam Kovenan Hak Sipil dan Politik.
Terdapat beberapa hak yang telah disepakati oleh masyarakat internasional tidak boleh
dikurangi dalam keadaan apapun, bahkan dalam keadaan darurat atau perang. Hak-hak itu
dikenal sebagai non derogable rights dan tertuang dalam Pasal 4 (2) Kovenan Hak Sipil dan
Politik yang meliputi hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak tidak diperbudak, hak untuk
tidak dipenjara karena semata-mata tidak dapat memenuhi kewajiban kontraknya, hak untuk
tidak dihukum berdasarkan hukum yang berlaku surut, hak untuk diakui sebagai pribadi di
tentang hak-hak yang tidak dapat dikurangi (non-derogable rights). Hal tersebut terdapat
pada Pasal 28 I ayat (1) UUD1945, Pasal 37 TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, Pasal 4
7
C. Kewajiban Hak Asasi Manusia
Menurut Pasal Bab 1 Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, kewajiban
asasi atau kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
Prof. Dr. Notonegoro mendefinisikan kewajiban asasi manusia sebagai suatu beban
yang diembankan kepada seseorang dan bersifat mengikat, sebagai sesuatu yang harus
Dapat disimpulkan bahwa kewajiban asasi manusia adalah sesuatu yang harus
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau individu
itu sendiri. Faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat yang melekat pada diri seseorang.
sebagai berikut:
a. Sikap egois ingin menang sendiri. Bahkan di kampus yang isinya kaum-kaum
intelektual pun tidak bisa bersih dari 4 dosa ini jika mahasiswa-mahasiswanya
masih ada sifat ingin menang sendiri tanpa menghargai hak-hak orang lain.
b. Sikap tidak toleran. Tidak mau tahu dan tidak perduli terhadap orang lain.
c. Adanya rasa ingin balas dendam. Biasanya dendam ini dipengaruhi oleh masa
lalunya. Jika di masa lalu dia menjadi korban, maka di masa sekarang biasanya dia
8
d. Kurangnya rasa empati terhadap orang lain. Biasanya orang yang memiliki sifat ini
tidak tahu bahwa dirinya telah menyakiti orang lain dan cenderung terus
mengulanginya.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau indvidu.
sebagai berikut:
a. Penyalahgunaan kekuasaan
Hukum di indonesia sudah jelas dan bagus tetapi sistem nya yang tidak
c. Kesenjangan sosial
Masalah ekonomi juga menjadi salah satu faktor eksternal penyebab terjadinya
E. Norma-Norma
Norma berkaitan dengan aturan yang berlaku pada masyarakat tertentu. Aturan ini
berkaitan dengan tingkah laku manusia, jika melanggar dapat terkena sanksi. Norma adalah
aturan atau kaidah untuk perilaku manusia yang berisi perintah, larangan, dan sanksi.
9
Perintah ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan, sementara larangan yaitu sesuatu yang
Contoh norma kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari norma yang melekat pada
6. Tertib berkendara lalu lintas seperti memakai helm dan menyalakan lampu motor.
7. Siswa tertib mengumpulkan PR rajin belajar, dan mendapatkan nilai bagus mendapat
8. Menghormati dan memakai bahasa sopan pada orang yang lebih tua.
F. Korupsi
Istilah korupsi tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dibaca di media cetak,
ditonton di televisi atau didengar di radio, istilah korupsi seakan tak lepas dari kehidupan
kita dan ini tentu bukan hal yang patut dibanggakan. Tapi apakah kita betul-betul paham
pengertian korupsi. Karena bukan cuma menilap uang negara, ada hal-hal lain yang masuk
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti
beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan,
10
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa
Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam
organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu “korupsi
adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi World Bank
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu
kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor
publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-
orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal
tersebut dengan menyalahgunakan jabatan. Dari berbagai pengertian di atas, korupsi pada
11
Dua Jenis Korupsi
Menurut Zainal Abidin, terdapat dua jenis korupsi dilihat dari besaran uang yang dikorupsi
pelakunya para birokrat atau pegawai rendahan. Bentuknya biasanya menerima atau
meminta suap dalam jumlah yang relatif kecil dari masyarakat. Jenis korupsi ini sering
2. Political Corruption, pelaku korupsi jenis ini adalah politisi di parlemen, pejabat tinggi
melibatkan uang yang relatif besar dan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di
masyarakat, dunia usaha, atau pemerintahan. Jenis korupsi ini disebut grand corruption.
Tahun 2001, korupsi dikategorikan menjadi 30 jenis yang diklasifikasikan lagi menjadi tujuh
jenis. Demikian pengertian dan jenis-jenis korupsi yang patut kita ketahui. Dengan
mengetahui istilah dan jenis-jenisnya, kita bisa mewaspadai atau mencegah tindak korupsi di
sekitar kita.
G. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual adalah suatu tindak kejahatan yang bisa merugikan orang lain atau
bahkan menimbulkan trauma pada korban. Kasus pelecehan seksual kian marak terjadi,
meski demikian masih banyak orang yang tidak mengenali cirinya. Akibatnya, sangat sulit
untuk mencegah tindakan tersebut, baik yang dialami oleh diri sendiri maupun oleh orang
lain.
12
Mengetahui jenis-jenis pelecehan seksual kemudian dapat menjadi bentuk perlindungan
pada diri sendiri. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai kekerasan dan pelecehan
tindakan bernuansa seksual yang kemudian disampaikan melalui kontak fisik atau
kontak non-fisik, yang menyasar kepada bagian tubuh seksual atau seksualitas
seseorang. Tindakan ini sendiri termasuk siulan, main mata, komentar ataupun ucapan
seksual, colekan atau sentuhan pada bagian tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat
Pelecehan seksual sendiri bukan semata tentang seks. Inti dari masalah ini adalah
meyakinkan korban dan dirinya sendiri bahwa perilaku pelecehan yang ia lakukan
perempuan. Selain itu, ada juga kasus pelecehan perempuan kepada laki-laki, dan juga
dengan sesama jenis (baik itu pada sesama laki-laki maupun perempuan). Menurut
13
gambar atau tulisan yang kemudian merendahkan wanita, lelucon cabul juga humor
yang tidak diinginkan, memaksa lawan jenis untuk makan malam, minum, ataupun
berkencan, mengirimkan surat dan panggilan telepon yang tak henti-henti meski
2. Penyuapan Seksual
Permintaan aktivitas seksual ataupun perilaku terkait seks lainnya dengan janji
imbalan. Rencana ini mungkin dilakukan secara terang-terangan atau secara halus. Hal
3. Pemaksaan Seksual
Pemaksaan aktivitas seksual ataupun perilaku terkait seks lainnya dengan ancaman
hukuman. Contohnya seperti pada evaluasi kerja yang negatif, pencabutan promosi
kerja, hingga ancaman pembunuhan. Jika kamu melakukan menerima perlakuan seperti
itu segera laporkan ke orang-orang terdekat atau memberikan kepada pihak yang
berwajib.
4. Pelanggaran Seksual
secara paksa) atau penyerangan seksual, termasuk ke dalam kategori pelecehan seksual.
14
Jenis Pelecehan Seksual Berdasarkan Perilakunya
2. Ajakan seksual
3. Isyarat seksual
4. Sentuhan seksual
5. Grafiti seksual
Berikut di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri pelecehan seksual yang perlu kamu
ketahui agar kamu dapat bertindak tegas bila terjadi di sekitarmu, di antaranya:
1. Menyentuh tubuh dengan tujuan seksual tanpa seizinmu. Bukan hanya menyentuh
area sensitif, seseorang yang mencoba merangkul atau memegang tangan tanpa izin
ada batasnya. Jika sudah mulai membuat lelucon mengenai bentuk tubuh orang lain,
15
maka sudah termasuk ke dalam pelecehan seksual, lho!
3. Catcalling atau yang biasa dilakukan oleh seseorang yang tak dikenal dengan
4. Mengajak berhubungan intim secara langsung atau tersirat, apalagi hingga memaksa
dengan berbagai cara, hal ini sudah jelas termasuk ke dalam pelecehan seksual.
5. Seseorang yang menempelkan anggota tubuhnya secara sengaja. Ini sering terjadi
saat menaiki menaiki kendaraan umum yang sedang penuh. Jika ada seseorang yang
situasi yang sesak. Ini juga termasuk ke adalah pelecehan seksual, sehingga kamu
H. Intoleransi
Intoleransi adalah kata yang memiliki makna negatif dan merupakan lawan dari kata toleransi.
Berbanding terbalik dengan intoleransi, kata toleransi memiliki arti positif, yakni sikap atau
perilaku toleran, sebagaimana diterjemahkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Secara istilah, toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai antarindividu atau
antarkelompok lingkungan masyarakat tertentu.
Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan. Rakyat Indonesia sendiri adalah rakyat
yang beraneka ragam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku yang ada di Indonesia.
Setiap daerah memiliki agama hingga ras yang berbeda-beda. Hal ini tentunya harus menjadi
kebanggaan bagi rakyat Indonesia.
16
Rakyat Indonesia dapat hidup berdampingan dengan tenteram dan damai di atas perbedaan.
Akan tetapi masih ada oknum-oknum yang bersikap intoleran akan perbedaan di Indonesia.
Adapun beberapa contoh sikap dan perilaku intoleransi sebagai berikut:
17