Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN

HAK ASASI MANUSIA

Disusun oleh :

1. Adela Genasti Pratiwi (19210141043)


2. Aditya Bagus Kurniawan (19210141053)
3. Fauzia Rosdiana Suryanti (19210144005)
4. Cica Emi Fauziah (17210141002)

Universitas Negeri Yogyakarta


Fakultas Bahasa dan Seni
Sastra Indonesia
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Perlindungan dan Penegakkan
Hak Asasi Manusia. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya saya. Saya telah berusaha untuk dapat menyusun
Makalah ini dengan baik, namun kami pun menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen
pengajar. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar saya dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 10 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ……..................................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................. .......................................1

 A. Latar Belakang........................................................................ ..............................................1


 B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
 C. Tujuan............................................................................... ....................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

 A. Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM..................................................................2


 B. Penegakkan HAM di Indonesia ...........................................................................................4
 C. Tantangan dan Hambatan dalam Penegakkan HAM di Indonesia.......................................5
 D. Partisipasi dalam Penegakkan HAM ...................................................................................7
 E. Contoh Kasus Pelanggaran HAM ........................................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

 A. Kesimpulan..........................................................................................................................12
 B. Saran....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendirian, manusia hidup di
tengah-tengah masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali orang
meneriakkan pentingnya perlindungan terhadap HAM, tetapi sering pula orang dalam
melindungi haknya justru melanggar hak asasi orang lain. Sebagai contoh, kita
mempunyai hak untuk memiliki sesuatu. Hak kepemilikan ini penting karena dengan
memiliki sesuatu kita dapat memanfaatkan sesuatu tersebut sebagai sarana untuk
mewujudkan keinginan kita. Mewujudkan keinginan agar kita dapat membeli
makanan, pakaian, rumah, kendaraan, dan sebagainya diperlukan uang. Untuk
memperoleh uang tersebut kita tidak boleh melanggar kepentingan orang lain. Setiap
orang juga ingin dihormati haknya dalam melangsungkan kehidupan, hak untuk
beragama, hak untuk berpendapat, dan sebagainya. Selain memiliki hak, kita juga
memiliki kewajiban, yaitu kewajiban untuk menghargai hak hidup orang lain,
kewajiban untuk menghargai agama orang lain, kewajiban untuk menghargai
kebebasan berpendapat orang lain.

Hak asasi merupakan hak yang paling dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi
manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara dapat hidup sesuai dengan
kemanusiaannya. Hak asasi manusia melingkupi antara lain hak atas kebebasan
berpendapat, hak atas kecukupan pangan, hak atas rasa aman, hak atas penghidupan
dan pekerjaan, hak atas hidup yang sehat serta hak-hak lainnya sebagaimana
tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Tahun 1948.

B. Rumusan Masalah

1
1. Apakah faktor pelanggaran HAM di Indonesia?
2. Bagaimana penegakkan HAM di Indonesia?
3. Apa saja tantangan dan hambatan dalam penegakan HAM di Indonesia?
4. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam penegakan HAM di Indonesia?
5. Apa saja contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi HAM di Indonesia
2. Untuk menambah pengetahuan tentang upaya penegakan HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM di Indonesia


1. Belum adanya kesepahaman pada tataran konsep mengenai hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang
memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri yang berbeda dengan
bangsa lain, terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme).
2. Adanya pandangan bahwa HAM bersifat individulistik yang akan mengancam
kepentingan umum (dikotomi antara individualisme dan kolektivisme).
3. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum (polisi, jaksa, dan
pengadilan).
4. Pemahaman yang belum merata tentang HAM, baik di kalangan sipil maupun militer.

Faktor lain penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM

1. Faktor Internal
a) Sikap egois dari pelakunya
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering terabaikan. Seseorang yang mempunyai sifat seperti ini, akan
menghalalkan segla cara supaya haknya bisa terpenuhi, meski cara tersebut
melanggar hak orang lain.
b) Rendahnya kesadaran HAM
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku tidak
mau tahu bahwa orang lain juga mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Sikap
acuh tersebut berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak
asasi manusia.
c) Sikap tidak toleran
Sikap ini akan menyebabkan munculnya ketidak menghargai atau keberadaan orang
lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi
kepada orang lain.

3
1. Faktor eksternal
a) Penyalahgunaan kekuasaan
Di masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini tidak hanya
menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang
terdapat di masyarakat.
b) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hokum yang tidak bertindak tegas terhadaps setiap pelanggaran
HAM, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran HAM lainnya.
c) Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh positif, tetapi juga dapat
memberikan pengaruh negative bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan.
d) Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
Kesenjangan menggambarkan telah terjadinya ketidak seimbangan yang mencolok
didalam kehidupan bermasyarakat

B. Penegakkan HAM Di Indonesia


Demi menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Indonesia memiliki dasar hukum
tentang HAM, yaitu;
1. Pembukaan UUD 1945 alinea ke 1 dan 4
2. UUD 1945 pasal 28A sampai 28J
3. Tap. MPR No. XVII/1996 tentang pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM
4. Batang Tubuh UUD 1945
5. Hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34
6. UU no 39 tahun 1999 tentang HAM (perlindungan HAM, dan menghargai hak asaasi oran
lain, serta peran Komnas HAM)
7. UU no 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, dan pengadilan untuk tindak pidana Ham
berat.
8. Keppres Ri no 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM, pembentukan serta rincian tugas,
wewenang dan fungsi.

4
C. Hambatan dan Tantangan dalam Penegakan HAM
A. Faktor Hambatan HAM :
a) Faktor Kondisi Sosial-Budaya
1. Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia,pekerjaan,
keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multikompleks
(heterogen).
2. Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM,terutama
jika sudah bersinggung dengan kedudukan seseorang,upacara-upacara
sakral, pergaulan dan sebagainya.
3. Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya
disebabkan oleh hal-hal sepele.
b) Faktor Komunikasi dan Informasi
1. Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan,dan
gunung yang membatasi komunikasi antar daerah.
2. Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun
secara baik yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
3. Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas
baik sumber daya manusia-nya maupun perangkat (software dan
hardware) yang diperlukan.
c) Faktor Perangkat Perundangan
1. Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi internasional
tentang hak asasi manusia.
2. Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit untuk
diimplementasikan.
d) Faktor Kebijakan Pemerintah
1. Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya
jaminan hak asasi manusia.

5
2. Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional,persoalan hak asasi manusia
sering diabaikan.
3. Peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial oleh masyarakat terhadap
pemerintah sering diartikan oleh penguasa sebagai
tindakan ‘pembangkangan’.

e) Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement)


1. Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan
prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
2. Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif,
tidak konsekuen,dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme).

B. Tantangan Penegakan HAM di Indonesia


1. Kejahatan Genosida
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan
atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik,
kelompok agama, dengan cara :
a) Membunuh anggota kelompok;
b) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok;
c) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagainya;
d) Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok; atau
e) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.

2. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

6
Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan
yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
Pembunuhan;Pemusnahan;Perbudakan;Pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa;Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
fisik;Penyiksaaan,Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan ,penghilangan orang secara paksa.

D. Partisipasi dalam Penegakkan HAM


Penegakkan HAM merupakan tanggungjawab negara dan pemerintah, karena
keberadaan negara pada hakikatnya yaitu melindungi warga negara. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan negara, yaitu seperti yang dikemukakan oleh John Locke berbunyi untuk
melindungi hak asasi manusia. Apabila penegakkan HAM semata-mata diberikan kepada
pemerintah, dapat dipastikan sulit berjalan secara efektif. Oleh karena itu, partisipan
secara individu, kelompok, maupun kelembagaan dari maysrakat mutrak sangat
diperlukan. Setiap orang berhak untuk berpartisipasi dalam perjuangan dan perlindungan
HAM. Sasaran partisipasi dapat diarahkan pada kebijakan pemerintah sebagai berikut.
1. Mendukung pemerintah dalam menegakkan HAM melalui pengadilan HAM.
2. Mendukung pemerintah dalam menegakkan melalui komisi kebenaran dan
rekonsiliasi,
3. Memberi masukan agar setiap kebijakan publik selalu bernuansa HAM.
4. Melakukan control pada pemerintah agar berbagai kebijakannya sejalan dengan
HAM.
5. Melaporkan setiap pelanggaran HAM kepada aparat yang berwenang.
6. Mendesak DPR untuk mencabut UU yang praktiknya melanggar HAM.
7. Membudayakan masyarakat lemah, akan kesadaran tentang HAM.

E. Contoh Kasus Pelanggaran HAM


HAM sebagai hak yang bersifat sangat mendasar mengandung konsekuensi yang
tidak dapat dicabut (inalienable), tidak boleh dikesampingkan (inderogable), dan tidak

7
boleh dilanggar (inviolable) oleh siapapun. Kasus pelangaran HAM dibedakan menjadi
dua, yaitu kasus pelanggaran HAM ringan dan kasus pelanggaran HAM berat.
Pelanggaran HAM ringan dapat diartikan sebagai pelanggaran HAM yang tidak
membahayakan keselamatan orang lain, pelanggaran ini ditemui di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun di masyarakat. Sedangkan pelanggaran HAM yang berat diartikan
sebagai pelanggaran yang membahayakan kesehatan daan nyawa orang lain.
A. Pelanggaran HAM ringan
Contoh kasus pelanggaran HAM ringan
(a) Memaksakan kehendak orang lain.
Data kementrian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kekerasan paling banyak dilakukan
dalam rumah tangga sebanyak 5.736 kasus, dengan korban anak paling banyak
pada rentang usia 13 sampai 17 tahun (28,60%), usia 6-12 (17.70 %), dan usia 0-5
(8.90%). Kekerasan fisik, verbal, seksual, maupun psikologis seperti pemaksaan
kehendak akan berdampak buruk bagi anak, tidak hanya pada saat hal tersebut
terjadi, juga pada kepribadian, pola pikirnya, relasinya dengan orang lain, dan
masa depannya. Solusinya yaitu kita sebagai orang tua harus sadar bahwa anak
juga manusia yang memiliki kehendak dan kelaak akan menentukan jalan
hidupnya sendiri.
(b) Melarang orang beribadah.
Berdasarkan yang ditulis dalam tirto.id yang ditulis oleh Riyan Setyawan.
kasus yang terjadi di Sumatera Barat, pada 2017 terjadi pergantian wali nigari.
Kemudian pada 22 Desember 2017, awli Nagari tersebut mengirimkan surat
pemberitahuan berupa larangan kegiatan perayaan natal 2017 dan tahun baru
2018. Surat tersebut berisi, hanya diizinkan merayakan natal di rumah masing-
masing oleh pemerintah setempat. Dengan adanya hal tersebut, para warga
melampirkan surat pernyataan berupa sikap penolakan. Penyelesaian kasus
tersebut yaitu komnas HAM melakukan bebrapa tindakan, seperti meminta
Gubernur Sumatera Selatan dan kapolda Sumbar memfasilitasi umat Kristen
untuk merayakan Natal Bersama. Pelanggaran tersebut merupakan tindakan
deskriminatif, pemerintah seharusnya melayani dan melindungi semua warga

8
negara tanpa deskriminasi berdasarkan latar belakang agama, etnis, suku, maupun
ras. Terjadi juga pelanggaran terhadap pasal 28 E ayat 1 yang menyatakan bahwa
setiap orang bebas untuk memeluk agarama dan beribadah menurut agamanya,
memilih Pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, dan memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.

B. Pelanggaran HAM berat


A. Kejahatan Genosida
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menhancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian ras, bangsa, kelompok
etnik, dan kelompok agama dengan cara sebagai berikut:
(a) Membunuh anggota kelompok
(b) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok.
(c) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang kan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagiannya.
Contoh kasus kejahatan genosida sebagai berikut.
Berdasarkan tulisan Adi Nugroho dalam Bombastis. Pembantaian massal saat
membangun jalan raya pos pada tahun 1808-1809. Saat membangun jalan
sepanjang 1.000 km ini pemerintah Belanda memaksa warga. Di bawah
tangan besi Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, puluhan ribu orang
dipaksa membuat jalan di medan-medan yang sangat sulit. Mereka hanya
diberi makan seadanya hingga kadang banyak warga yang sekarat saat
bekerja. Mengetahui hal ini, tantara belanda akan membunuhnya dengan cepat
dan membuangnya di jalanan. Jalan yang membentang dari Anyer ke
Panarukan ini memakan korban lebih dari 12.000 orang penduduk pribumi.
Jalan pos ini digunakan Daendels sebagai jalan penghubung antar pos Belanda
yang ada di Jawa. Pembangunan jalan raya pos ini penuh dengan kepiluan.
Pramoedya Ananta Toer yang merupakan sastrawan mengatakan : jalan raya
ini dibangun dengan darah dan air mata yang tidak habis-habis. Meskipun

9
sekarang dimanfaatkan oleh warga local, dulunya tempat ini merupakan
neraka tempat puluhan orang dibunuh secara perlahan-lahan.
B. Kejahatan terhadap kemanusiaan
Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung berupa tindakan-tindakan
sebagai berikut:
(a) Pembunuhan
(b) Pemusnahan
(c) Perbudakan
(d) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
(e) Penyiksaan dan penganiayaan

Contoh kasus pelanggaran HAM kejahatan terhadap kemanusiaan, sebagai


berikut.

Berdasarkan yang ditulis oleh Rindi Nuris dalam Tempo.com. Terjadi


pembunuhan berencana yang dilakuakan oleh 3 orang yaitu Aulia, Geovanni, dan
Rody, mereka melakukan pembunuhan berencana kepada korban yang merupakan
suami Aulia yang Bernama Candra Purnama dan anak tirinya yang bernama
M.Adi Pradana. Atas perbuatan ketiga terdakwa tersebut telah melanggar pasal
340 jo 56 ke 2 KUHP subsider 338 jo 56 ke 2 KUHP dengan ancaman hukuman
mati. Dalam kasus ini ketiganya didakwa dengan pasal 340 juncto pasal 55 ayat 1
ke 1 kitab Undang-undang perdana dengan ancaman hukuman mati.

C. Pelanggaran HAM berat masa lalu


a. Peristiwa tanjung priok
Kasus ini terjadi tahun 1984 antara apparat dengan warga sekitar.
Peristiwa ini dipicu oleh masalah SARA dan unsur politis. Pada peristiwa ini
terjadi represi terhadap massa yang berdemonstrasi menolak asas tunggal

10
Pancasila di Jakarta. Bentrokan antara warga dengan polisis TNI tidak terelakkan.
Bentrokkan tersebut mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia.
b. Peristiwa Trisakti
Penembakan apparat terhadap mahasiswa Tisakti yang sedang
berdemonstrasi menuntut presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Peristiwa
yang terjadi pada Mei 1998 ini merupakan titik tolak peralihan kekuatan politik
dan pemicu kerusuhan social di Jakarta dan kota lainnya di Indonesia.
c. Timor Timour Pascajajak Pendapat
Saat masih menjadi bagian dari Indonesia, sering terjadi kasus
pelanggaran HAM di Timor Timur. Peristiwa ini dipicu oleh adanya agresi TNI
dan milisi (orang yang menjadi prajurit karena memenuhi wajib militer) yang
dibentuk setelah referendum menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Timor
Timur menghendaki merdeka. Timor Timur kemudian secara resmi berpisah dan
menjadi negara baru bernama Timor Leste sejak tahun 1999.

d. Peristiwa di Abepura, Papua


Penyisiran secara membabi buta dilakukan dengan alasan penyerangan ke
Mapolsek Abepura pada Desember 2000. Peristiwa ini dipicu oleh penyerangan
Malposek Abepura.
Pelanggaran HAM berat yang terjadi tersebut dapat diselesaikan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 yang menyatakan bahwa
peristiwa pelanggaran HAM berat diperiksa dan diputuskan oleh pengadilan
HAM Ad Hoc. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk melalui keputusan presiden
berdasarkan usul Dewan Perwakilan Rakyat setelah mendapat hasil penyelidikan
dan penyidikan dari Komnas HAM dan Kejaksaan Agung.

Apa pun sifatnya, pelanggaran terhadap hak orang lain merupakan


perbuatan yang harus dihindari. Perbuatan yang merugikan orang lain hendaknya
tidak dilakukan. Kita harus mengakui dan menghormati hak dan kewajiban

11
seseorang. Setiap orang harus mampu menyeimbangkan antara hak dan
kewajiban. Menurut Philipus M. Hudjon, keseimbangan hak dan kewajiban
merupakan elemen penting negara hukum (Muhsi, 2015: 14).

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara
HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran
HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.

B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita selayaknya mampu mempertahankan dan memperjuangkan
hak kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga hak orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain. Sudah saatnya pemerintah membuka mata lebar-lebar akan
kasus Marsinah dan kasus-kasus yang dialami oleh buruh saat ini. Pemerintah sebaiknya berani
membuka ulang kasus Marsinah atas nama demokrasi dan HAM. Hilang dan matinya Marsinah
sudah barang tentu adalah sesuatu yang “direkayasa” sehingga sampai saat ini kasusnya tidak
pernah menemui titik terang. Padahal keadilan yang tertinggi adalah keadilan terhadap Hak Asasi
Manusia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. Tantangan Hambatan Dalam Penegakan HAM di Indonesia. Diakses


pada
6Maret2020,darihttps://www.academia.edu/9113600/Tantangan_Hambatan_dala
m_penegakan_ AM_di_Indonesia

Edukasinesia.com. 27 Mei 2018. Faktor Internal dan Eksternal Pelanggaran HAM


Diakses pada 6 Maret 2020, dari https://www.edukasinesia.com/2018/05/faktor-
internal-dan-eksternal-penyebab-pelanggaran-hak-asasi-manusia-beserta-
penjelasannya-terlengkap.html?m=1

Nuridha, Sigit Dwi. 2019. Penegakkan HAM.Klaten: Cempaka Putih.

Sunarso, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY press.

14

Anda mungkin juga menyukai