Anda di halaman 1dari 20

MODUL TUTORIAL

SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

MODUL 4
PELAPISAN SOSIAL

1. Deskripsi Modul 4. Kelas-Kelas dalam Masyarakat (Social Class)


2. Definisi Lapisan Sosial 5. Dasar dan Unsur Lapisan masyarakat
3. Sifat Sistem Lapisan Sosial 6. Lapisan yang Disengaja
7. Contoh Kasus: Struktur Penguasaan Lahan
Pertanian dan Hubungan Kerja Agraris pada
Masyarakat Tengger

1. DESKRIPSI MODUL
Modul ini menjelaskan tentang beberapa materi yang berhubungan dengan pelapisan
sosial, antara lain: (1) Defini Lapisan Sosial, (2) Sifat Sistem Lapisan Sosial, (3) Kelas-kelas
dalam Masyarakat (Social class), (4) Dasar dan Undur Lapisan Masyarakat, (5) Lapisan yang
Disengaja, (7) Contoh Kasus Pelapisan Sosial dalam Masyarakat.

2. DEFINISI LAPISAN MASYARAKAT


Lapisan masyarakat dalam Sosiologi dikenal dengan Social Stratification. Sorokin (1928)
menyebutkan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan
kelas yang lebih rendah. Dasar dan inti dari lapisan masyarakat adalah tidak adanya
keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai
sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.
Munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat tidak hanya disebabkan oleh perbedaan,
tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan menerapkan berbagai
kriteria, artinya terdapat sesuatu yang dihargai, hal ini yang kemudian menimbulkan adanya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Dimensi pelapisan sosial, antara lain: (1) hierarki kelas
sosial atas dasar penguasaan barang dan jasa, (2) hierarki kekuasaan dan kewenangan, dan
(3) atas dasar pembagian kehormatan dan status sosial.

3. SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT


Sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social
stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem stratifikasi yabg bersifat tertutup
membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari suatu lapisan ke lapisan yang lain. Baik
yang merupakan gerak ke atas atau ke bawah. Di dalam sistem ini kemungkinan terjadinya
perubahan dalam kelas sosial dalam masyarakat adalah kelahiran.
Sebaliknya, di dalam stratifikasi dengan sifat terbuka, setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik pada kelas
sosial tertentu, atau sebaliknya dimungkinkan terjadinya penurunan kelas sosial dari atas ke
bawah. Pada umumnya sistem stratifikasi ini memberikan rangsangan yang lebih besar
kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat dari
adanya sistem stratifikasi yang tertutup.

Gambar 1. Stratifikasi Sosial bersifat Tertutup (Closed Social Stratification)

Gambar 2. Stratifikasi Sosial bersifat Terbuka (Open Social Stratification)


MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

Non Pribumi Pribumi

Gambar 3. Stratifikasi Sosial bersifat Campuran (Mix Social Stratification)

4. KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT (Social Class)


Di dalam stratifikasi sosial sering dikenal adanya istilah kelas sosial (social class), yang
pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan-kedudukan yang pokok dalam masyarakat.
Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-system (freedman, Hawley et al.,
1956). Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui
dan diakui oleh masyarakat umum. Dengan demikian, maka pengertian kelas adalah paralel
dengan pengertian lapisan tanpa membedakan akah dasar lapisan itu faktor uang, tanah,
kekuasaan, atau dasar lainnya. Terdapat penggunaan kelas yang digunakan berdasarkan atas
unsur kehormatan yang dinamakan dengan kelompok kedudukan (status group). Selanjutnya,
dikatakan bahwa harus diadakan pembedaan yang tegas antara kelas dan kelompok
kedudukan.
Kelas memberikan fasilitas-fasilitas hidup yang tertentu (life-chances) bagi anggotanya,
misalnya keselamatan atas hidup dan harta benda, kebebasan, standar hidup yang tinggi dan
sebagainya, yang dalam arti tertentu tidak dipunyai oleh para warga kelas-kelas lainnya. Selain
itu, kelas sosial mempengaruhi gaya dan tingkah laku hidup masing-masing warganya (life-
style). Karena kelas-kelas yang ada dalam masyarakat mempunyai perbedaan dalam
kesempatan-kesempatan menjalani jenis pendidikan atau rekreasi tertentu.

5. DASAR DAN UNSUR LAPISAN MASYARAKAT


Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota
masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

a. Ukuran kekayaan
Semakin banyak kekayaan yang dimiliki berarti semakin tinggi kelas sosial yang akan
dimiliki.
b. Ukuran kekuasaan
Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
menempati lapisan atas.
c. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan ini mungkin terlepas dari ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan.
Orang yang palingani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam
ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
d. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarkat yang menghargai ilmu
pengetahuan, dalam hal ini yang menjadi dasar pengukurannya adalah gelar pendidikan
yang dimiliki.
Unsur dalam pelapisan sosial adalah kedudukan (status) dan peranan (role) yang memiliki
arti penting dalam sistem sosial. Sistem sosial merujuk pada pola-pola yang mengatur
hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan
masyarakatnya, dan tingkah laku Individu-Individu tersebut. Dalam hubungan timbal balik
kedudukan dan peranan individu memiliki arti yang penting, karena keharmonisan masyarakat
tergantung pada keseimbangan kedua hal tersebut.
a. Kedudukan (Status)
Kedudukan dalam hal ini dipandang sebagai kedudukan sosial (social status), yang
menunjukkan tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya. Masyarakat pada umumnya mengembangkan tiga macam
kedudukan, antara lain:
i. Ascribed Status
Kedudukan seorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-
perbedaan rohaniah dan kemampuan, karena diperoleh karena
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

kelahiran/keturunan. Pada umumnya, ascribed status dijumpai pada masyarakat-


masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup.
ii. Achieved Status
Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka
bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuan-tujuannya.
iii. Assigned Status
Merupakan kedudukan yang diberikan, yang artinya assigned status memiliki
hubungan dengan achieved status. Dalam hal ini suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang
telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.
b. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu
peranan. Pentingnya peranan merujuk pada kemampuannya di dalam mengatur perilaku
seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat
meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Sehingga berdasarkan hubungannya
dengan kedudukan maka peranan meliputi beberapa hal berikut ini:
i. Peranan melipuri norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan
ii. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi
iii. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

6. LAPISAN YANG DISENGAJA


Lapisan yang disengaja merujuk pada pembagian kekuasaan dan wewenang dalam organisasi
sosial. Sistem pembagian ini diperlukan secara mutlak, agar organisasi dapat bergerak secara
teratur untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Sistem kedudukan dalam organisasi formal
timbul karena perbedaan-perbedaan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan individual yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Perbedaan kemampuan individu
b. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran-kesukaran untuk melakukan
bermacam-macam jenis pekerjaan
c. Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan
d. Keinginan pada kedudukan formal sebagai alat sosial atau alat organisasi
e. Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang

DAFTAR PUSTAKA

Freedman, Ronald (et.al). (1956). Principles of Sociology. A Text with Readings. New York: Holt.

Soekanto, Soejono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sorokin, Pitirim A. (1928). Contemporary Sociological Theories. New York: Harper & Row.

Susanti, Anik (et al). (2013). Struktur Penguasaan Lahan Pertanian dan Hubungan Kerja Agraris
pada Masyarakat Tengger (Kasus di Dusun Krajan, Desa Sapikerep, Kwasan
Pegunungan Tengger Lereng Atas). JURNAL HABITAT Volume 24, No. 1, April 2013,
Hal. 33-43.
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

7. CONTOH KASUS
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya
MODUL TUTORIAL
SOSIOLOGI PERTANIAN
Laboratorium Sosiologi Pedesaan dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas
Brawij

Anda mungkin juga menyukai