e
l
a
s
sosiologi XI
STRATIFIKASI SOSIAL
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami tentang karakteristik, faktor, dan unsur-unsur stratifikasi sosial.
2. Memahami tentang sifat dan fungsi stratifikasi sosial.
3. Memahami tentang bentuk dan wujud stratifikasi dalam bidang ekonomi, sosial, dan
politik.
4. Memahami tentang stratifikasi pada masyarakat pertanian dan masyarakat feodal.
5. Memahami tentang stratifikasi pada masa kolonial Belanda dan masa pendudukan
Jepang serta masyarakat modern.
2. Karakteristik
Terdapat tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial.
a. Adanya perbedaan dalam kemampuan dan kesanggupan
Anggota masyarakat yang menduduki lapisan lebih tinggi tentunya memiliki
kesanggupan dan kemampuan lebih besar dibanding anggota masyarakat pada
lapisan di bawahnya.
b. Adanya perbedaan gaya hidup
Anggota masyarakat yang menduduki lapisan lebih tinggi biasanya mengembangkan
gaya hidup (life style) sebagai pembeda dengan lapisan di bawahnya.
c. Adanya perbedaan hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.
Seseorang yang menduduki lapisan tinggi biasanya akan memiliki hak dan akses
lebih luas terhadap beragam fasilitas atau sumber daya dibanding lapisan di bawahnya.
2
c. Kelangkaan. Stratifikasi sosial terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang
langka. Kelangkaan akan terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat
kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama.
3
ada peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi sering kali bertentangan
dengan instansi lainnya, seperti kebijakan penghapusan rokok di instansi
pemerintah seringkali terjadi pertentangan antara Departemen Perdagangan
dan Departemen Kesehatan.
3. Konflik status antarindividu
Konflik status ini terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Contohnya seorang istri yang bertengkar dengan suaminya mengenai siapa
yang paling bertanggung jawab atas pengasuhan anak mereka.
b. Peran (Role)
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan. Jadi, peran adalah perilaku yang
diharapkan oleh masyarakat terhadap individu sesuai dengan kedudukannya
(status).
4
Berdasarkan cara memperolehnya, peran terbagi menjadi:
1. peran bawaan (ascribed roles) yaitu peran yang diperoleh secara otomatis,
seperti peran sebagai ayah, ibu, dan anak;
2. peran pilihan (achieved roles) yaitu peran yang diperoleh atas dasar keputusannya
sendiri, seperti peran sebagai mahasiswa sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
Fungsi peran adalah sebagai berikut.
1. Memberi arah pada proses sosialisasi.
2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai, norma, dan pengetahuan.
3. Dapat mempersatukan kelompok dan masyarakat.
4. Menghidupkan sistem pengendalian sosial sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat.
5
c. Kehormatan
Orang yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat teratas dalam sistem
pelapisan sosial. Ukuran semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat yang masih
tradisional. Ukuran kehormatan biasanya terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan
kekuasaan.
d. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentuk
pelapisan sosial di dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
6
3. Fungsi Stratifikasi Sosial
Ada beberapa pendapat mengenai Fungsi stratifikasi sosial antara lain sebagai berikut.
a. Menurut Kingsley Davis dan Wilbert E. Moore
Stratifikasi sosial berfungsi agar individu mau menempati status-status sosial dan
setelah itu bersedia menjalankan perannya sesuai dengan harapan masyarakat.
b. Menurut Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial berfungsi antara lain:
1.) distribusi hak-hak istimewa yang objektif;
2.) menentukan lambang-lambang (simbol) status atau kedudukan;
3.) menggambarkan tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan;
4.) sebagai alat penguat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok
yang menduduki lapisan sosial yang sama dalam masyarakat.
c. Menurut Joseph Schumpeter
Stratifikasi sosial berfungsi menyediakan masyarakat dengan keperluan-keperluan
yang nyata.
d. Menurut Karl Marx dan Max Weber
Stratifikasi sosial berfungsi membentuk gaya hidup masing-masing kelas. Contohnya
bagi masyarakat kelas atas memiliki kebiasaan berlibur ke luar negeri sudah menjadi
kebutuhan utama untuk liburan.
Jadi, dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa fungsi stratifikasi
sosial antara lain sebagai berikut.
1. Menentukan lambang-lambang status atau kedudukan.
2. Menggambarkan tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan.
3. Sebagai alat penguat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang
menduduki lapisan sosial yang sama dalam masyarakat.
7
yang pada anggotanya ditunjuk dan ditetapkan status yang permanen dalam hierarki
sosial, serta hubungan dibatasi oleh statusnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kasta adalah pembedaan kelompok atau
masyarakat berdasarkan keturunan atau ras yang bersifat permanen dan hubungan
sosial yang terbentuk dibatasi oleh status dalam masyarakat.
Sistem kasta telah ada sejak berabad-abad lalu, khususnya pada masyarakat
Hindu di India. Ciri-ciri sistem kasta adalah sebagai berikut.
1.) Keanggotaan karena keturunan.
2.) Keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup.
3.) Perkawinan bersifat endogami, yakni harus dipilih dari orang-orang yang
berasal dari kasta yang sama.
4.) Hubungan dengan masyarakat lain bersifat terbatas.
5.) Kesadaran pada keanggotaan kasta tertentu.
6.) Kasta diikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan. Kasta
lebih rendah kurang mendapat akses dalam pendidikan dan kesejahteraan.
7.) Prestise suatu kasta benar-benar dijaga dan diperhatikan.
8.) Kasta yang lebih rendah dikendalikan oleh kasta yang lebih tinggi.
Sistem kasta terjadi di India dan di Indonesia (pada masyarakat Bali). Pembagian
atau penggolongan masyarakat berdasarkan sistem kasta yakni:
1.) kaum brahmana (kaum agamawan);
2.) kaum ksatria (kaum raja atau bangsawan);
3.) kaum waisya (kaum pedagang);
4.) kaum sudra (kaum buruh tani);
5.) kaum varia (kaum orang-orang terbuang seperti pengemis dan gelandangan).
Kaum ini sering tidak digolongkan dalam kasta, namun ada dalam masyarakat.
8
2.) menurut Peter Berger, kelas sosial dikaitkan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi;
3.) menurut Max Weber, kelas sosial mengadakan pembedaan antara dasar-dasar
ekonomis dengan dasar-dasar kedudukan sosial dari lapisan;
4.) menurut Joseph Schumpeter, dasar terbentuknya kelas adalah karena
masyarakat membutuhkan keperluan-keperluan yang nyata.
Sistem kelas sosial didasarkan pada status sosial yang diperoleh dengan usaha-
usaha, namun dapat pula melalui kelahiran. Jadi, kelas sosial adalah sejumlah orang
atau keluarga-keluarga yang memiliki status sosial yang sama dan biasanya didapat
dengan usaha-usaha maupun kelahiran.
Secara umum dikenal ada tiga kelas sosial dalam stratifikasi sosial yaitu:
1.) kelas sosial atas (upper class), biasanya terdiri atas para bangsawan, pejabat,
atau penguasa, dan pengusaha kaya;
2.) kelas sosial menengah (middle class), terdiri atas kaum intelektual seperti dosen,
dokter, peneliti, pengusaha kecil dan menengah, pegawai negeri, konsultan,
dan sebagainya;
3.) kelas sosial bawah (lower class), terdiri atas buruh, petani kecil dan petani
penggarap, pedagang kecil, dan sebagainya.
c. Sistem Feodal
Feodalisme merupakan suatu bentuk organisasi yang telah muncul di dunia ketika
masyarakat mengalami Revolusi Agraria. Di Indonesia penerapan sistem ini terjadi
zaman kerajaan di Nusantara. Karakteristik sistem feodal ditandai oleh suatu prinsip
dasar yaitu pembedaan status seseorang terhadap orang lain, terutama dalam
hubungannya dengan sistem pertanahan. Stratifikasi sosial pada sistem feodal
didasarkan pada empat tingkatan.
1.) Raja.
2.) Bangsawan atau tuan tanah.
3.) Ksatria atau para pedagang.
4.) Petani.
9
d. Sistem Apartheid
Sistem ini memiliki kesamaan dengan sistem kasta yang membedakan kesempatan
berdasarkan keturunan atau ras. Kemungkinan untuk berpindah status dari satu
tingkatan masyarakat ke tingkat masyarakat lainnya sangat kecil, bahkan hampir
tidak ada.
Sistem apartheid ini pernah diterapkan di Afrika Selatan. Latar belakang etnis
digunakan sebagai dasar untuk menentukan stratifikasi masyarakat. Kata apatheid
berarti pemisahan dalam bahasa Afrika, yang menggambarkan pemisahan rasial
yang nyata antara penduduk kulit putih yang merupakan kaum minoritas yang
memimpin penduduk nonkulit putih yang merupakan mayoritas.
Seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, perumahan, dan
pekerjaan ditentukan oleh apakah seseorang itu berkulit putih atau berwarna. Sistem
apartheid mengklasifikasikan orang berdasarkan tiga kelompok ras besar yaitu:
1.) ras kulit putih;
2.) ras kulit hitam; dan
3.) ras kulit berwarna (campuran).
10
Pada masyarakat di negara-negara demokratis, pelapisan sosialnya meliputi
enam golongan yakni:
- elit, meliputi orang-orang kaya dan orang yang menempati kedudukan atau
pekerjaan yang oleh masyarakat dinilai sangat dihargai;
- profesional, meliputi orang-orang yang berijazah dan bergelar serta
orang-orang dari dunia perdagangan yang berhasil;
- semi profesional, meliputi para pegawai kantor, pedagang, teknisi yang
berpendidikan menengah, dan mereka yang tidak bergelar;
- skill, meliputi orang-orang yang mempunyai keterampilan mekanis,
teknisi, dan kapster;
- semiskill, meliputi pekerja pabrik tanpa keterampilan, supir, pelayan
restoran;
- unskill, meliputi pramuwisma, tukang kebun, pasukan kuning (pegawai
kebersihan jalan).
11
dan jenderal. Lapisan menengah ditempati bintara dari sersan dua dan sersan
mayor. Lapisan bawah ditempati para prajurit sampai kopral kepala.
Pada sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat pertanian yang dianggap bernilai
tinggi atau penting adalah kepemilikan tanah. Makin banyak seseorang memiliki tanah
maka kedudukan sosial makin tinggi. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki tanah
sama sekali akan mendapat posisi paling rendah dalam masyarakat.
Berdasarkan kepemilikan tanah, masyarakat pertanian dapat dibagi dalam tiga
lapisan.
a. Lapisan tertinggi, yaitu kaum petani yang memiliki tanah pertanian dan rumah.
b. Lapisan menengah, yaitu kaum petani yang tidak memiliki tanah pertanian, namun
memiliki tanah pekarangan dan rumah.
c. Lapisan terendah, yaitu kaum petani yang tidak memiliki tanah pertanian dan
pekarangan untuk rumah.
12
cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
perutnya agar tetap hidup.
Contoh stratifikasi sosial masyarakat pertanian di Pulau Jawa dibagi menjadi empat
tingkatan.
a. Cikal bakal (pemilik tanah atau orang kaya yang pertama).
b. Kuli keceng (pemilik tanah karena keuletannya).
c. Kuli kendo (pemilik tanah sedikit dan untuk konsumsi sendiri).
d. Buruh tani ( tidak memiliki tanah dan bekerja sebagai buruh tani).
13
keturunan ini berupa gelar-gelar seperti Cut untuk perempuan, Teuku untuk
laki-laki.
2.) Golongan kedua atau menengah meliputi olee balang (pegawai atau pengawal
raja).
3.) Golongan ketiga atau bawah meliputi rakyat jelata.
14
karena masyarakat industri sangat menghargai kreativitas yang mampu memberi nilai
tambah dalam pekerjaan. Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai
pada masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah ditempatkan di
strata bawah.
Pelapisan sosial pada masyarakat industri terbagi menjadi dua kriteria.
a. Berdasarkan kriteria profesi:
1.) Kelompok profesional;
2.) Kelompok profesi awal dan semi profesi awal;
3.) Buruh rendahan.
15
masyarakat kelas atas umumnya makan di restoran terkenal dengan menu-menu
yang berasal dari luar negeri, seperti makanan Eropa dan Jepang.
e. Gelar, pangkat, atau jabatan
Gelar, pangkat, atau jabatan juga sering menjadi tanda kelas sosial seseorang.
Kelompok kelas menengah ke atas umumnya memiliki sejumlah gelar atau pangkat
yang mengikuti penulisan namanya, baik dalam kartu nama atau pada surat-surat.
f. Hobi dan kegemaran
Pada masa liburan, kelompok masyarakat kelas atas umumnya berlibur ke tempat-
tempat rekreasi di luar negeri. Pada kelompok masyarakat menengah umumnya
berlibur seperti ke Bali, Lombok. Sementara masyarakat kelas bawah umumnya
berekreasi tidak jauh dari lingkungan permukimannya.
16