Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
L1A021118
Hubungan Internasional/Kelas C
UNIVERSITAS MATARAM
2021
1
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................................ 3
KONFLIK SOSIAL........................................................................................................ 14
KESIMPULAN……………...…………………………………………………………25
2
ABSTRAK
Sosiologi mencakup begitu banyak aspek-aspek yang membangun dari banyak sisi.
Diantara aspek-aspek penting tersebut, terdapat stratifikasi sosial, perubahan sosial,
mobilitas sosial, konflik sosial, dan kajian sosiologi. Semua itu memiliki bagan-bagan
yang mendukung serta penghambat bagi kelangsungan terjadinya proses-proses sosial
yang di lingkungan masyarakat. Dalam kaitannya mengenai masyrakat, tentu saja ruang
lingkup serta objek kajiannya adalah manusia, sehingga akn muncul pendapat-pendapat
berbeda mengenai kelima aspek tersebut.
Pembahasan dari mulai pengertian, faktor pendorong, faktor penghambat, ruang lingkup
beserta konsepnya akan penulis sajikan disini.
3
STRATIFIKASI SOSIAL.
4
Dapat diambil kesimpulan, bahwa stratifikasi sosial adalah system pembedaan individua
tau kelompok dalam masyarakat yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang
berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda
pula antara individu pada suatu lapisan dengan dengan lapisan lainnya.
Indikator penggolongan stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu:
1. Kekayaan.
Max Weber berpendapat bahwa kekayaan menentukan kedudukan seseorang
dalam lapisan sosial di masyarakat. Kekayaan ini dapat dilihat dari tipe rumah,
jenis kendaraan, pakaian yang dikenakan, dan sebagainya.
2. Kekuasaan.
Yang dimaksud dengan kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan
pihak lain sesuai kehendak pemegang kuasa. Kekuasaan ini bisa berasal dari
kepemilikan atau keturunan.
3. Kehormatan.
Indikator ini terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan. Biasanya, indikator
kehormatan ditemui dalam masyarakat yang masih tradisional dan orang yang
bersangkutan dianggap berjasa atau disegani dalam masyarakat.
4. Ilmu pengetahuan.
Indikator ini biasanya terdapat dalam masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Walau begitu, terkadang hal ini berdampak negatif, seperti
mementingkan mendapat gelar kesarjanaan dengan segala cara, bukan
mementingkan mutu ilmu pengetahuannya.
5. Keturunan.
Pada masyarakat feodal, anggota keluarga raja atau kaum bangsawan menempati
lapisan atas. Sementara, rakyat jelata ada di lapisan bawah.
5
Ruang Lingkup Stratifikasi Sosial.
1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya kekayaan.
2. Sistem yang diciptakan oleh masyarakat yaitu sebuah wibawa (prestige) dan
penghargaan.
3. Kriteria sistem pertentangan baik yang terjadi pada individu maupun kelompok.
Keempat, lambang-lambang kehidupan seperti tingkahlaku hidup, dan cara
berpakaian. Kelima, solidaritas diantara individu maupun kelompok yang terjadi
dari interaksi, kesadaran akan kedudukan masing-masing individu maupun
kelompok dan aktifitas.
2) Jenis-jenis.
Terdiri dari tiga bagian, yaitu stratifikasi terbuka, tertutup, dan campuran.
Stratifikasi terbuka adalah saat dimana individu maupun kelompok bisa fleksibel,
strata (tingkatan) bisa turun bisa juga naik. Stratifikasi tertutup adalah saat
individu akan masuk dalam suatu kelompok ditentukan melalui kelahiran.
Individu tersebut akan diberi batas atau nahkan tidak memungkinkan pindah ke
kelompok sosial lainnya.
6
Dan yang terakhir yaitu, stratifikasi sosial campuran, penggabungan antara kedua
stratifikasi yang sudah disebutkan. Implikasi praktis bagi individu itu sendiri
adalah seseorang dapat menempatkan dirinya dalam suatu lapisan kelompok yang
sesuai dengan tingkatan yang dimilikinya. Implikasi praktis bagi masyarakat,
suatu golongan atau kelompok dapat diatur, disusun dan diawasi hubungan antara
kelompok/golongan tersebut.
Achieved Status adalah status sosial yang diperoleh karena kerja keras atau usaha
sendiri. Contohnya adalah anak petani yang berasal dari keluarga miskin, tapi
menjadi pengusaha sukses.
Assigned Status adalah status yang dimiliki seseorang karena pemberian dari
masyarakat. Contohnya adalah status Tuan Guru diberikan pada orang yang
berjasa atau dianggap mulia di lingkungannya.
7
PERUBAHAN SOSIAL.
8
6. Hans Garth dan C. Wright Mills.
Garth dan Mills mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi baik kemunculan, perkembangan, bahkan kemunduran, dalam kurun waktu
tertentu terhadap tatanan yang meliputi struktur sosial.
7. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt.
Perubahan sosial ialah suatu hal yang tetap dan selalu ada dalam alam semesta.
Masyarakat generasi baru tidak mungkin meniru atau mengambilalih kebudayaan
generasi sebelumnya. Generasi baru pasti selalu menginginkan perubahan.
8. Hirschman.
Perubahan sosial adalah fenomena sosial yang terjadi karena pengaruh
komunikasi dan cara pola pikir masyarakat.
9. Max Iver.
Perubahan sosial adalah budaya dan sosial budaya inilah yang terus berubah yang
bersifat kesinambungan dengan hubungan sosial.
10. W. Kornblum.
Perubahan sosial terjadi karena adanya susunan budaya yang bersifat bertahap
atau dalam jangka waktu yang lama.
9
Perubahan sosial memiliki faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan di lingkungan
masyarakat itu sendiri. Diantaranya (Faktor Internal):
1) Ditemukannya penemuan-penemuan baru: Penemuan baru dapat memengaruhi
pola hidup masyarakat. Contohnya, penemuan ponsel pintar. Dengan benda
tersebut, komunikasi antar individu dengan kelompok akan sangat mudah dan
efisien.
2) Konflik Sosial: Pertentangan karena perbedaan pola piker bisa menjadi awal mula
konflik terjadi. Contohnya, perbedaan pendapat antara generasi muda dengan
generasi tua.
3) Bertambah dan berkurangnya penduduk: Dampak yang dihasilkan adalah, suatu
wilayah tersebut bisa saja akan merubah tatanan struktur perekonomian dan
lapangan kerja.
4) Terjadi pemberontakan atau revolusi: Perubahan secara cepat baik dari segi
budaya, gaya hidup juga dapat mempengaruhi perubahan sosial.
(Faktor Eksternal):
1) Peperangan: Jika perang dimenangkan oleh pihak lawan, aka nada kebijakan-
kebijakan baru yang harus dipatuhi masyarakat setempat.
2) Pengaruh budaya asing: Pertukaran budaya atau masuknya budaya baru dalam
suatu wilayah dapat memicu terjadinya perubahan sosial.
3) Perubahan lingkungan fisk: Bencana alam, maupun kerusakan yang dibuat oleh
manusia itu sendiri dapat membuat kelompok atau individu lain harus berpindah
tempat, dengn itu akan ada perubahan sosial dari berbagai segi.
10
Konsep Perubahan Sosial.
Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang dialami oleh setiap masyarakat
di manapun dan kapan pun. Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti akan
mengalami perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya, yang terjadi di
tengah-tengah pergaulan (interaksi) antara sesama individu warga masyarakat, demikian
pula antara masyarakat dengan lingkungan hidupnya.
Baik dalam tata cara pergaulan antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, dalam cara
berpakaian, dalam kehidupan keluarga, dalam kegiatan ekonomi atau mata pencaharian,
dalam kehidupan beragama, dan seterusnya, semua itu akan berubah seiring dengan
berkembangnya zaman dan pengaruh budaya luar yang masuk secara terus-menerus.
Yang berbeda adalah kecepatan atau laju terjadinya perubahan itu, demikian pula cakupan
aspek kehidupan masyarakat (magnitude) perubahan yang dimaksud.
Contoh perubahan sosial adalah: dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi
menjadi dua, yaitu perubahan sosial yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang
berpengaruh kecil.
a) Perubahan Kecil: Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-
unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang
berarti bagi masyarakat.Contoh perubahan kecil adalah perubahan gaya rambut
atau cara berpakaian.
11
b) Perubahan besar: Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-
unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti
bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah terjadinya bencana alam yang
mengakibatkan suatu wilayah berubah secara total. Perang juga termasuk dalam
perubahan besar.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang menjadi faktor pendorong dan faktor penghambat
bagi berkembangnya perubahan sosial.
Faktor pendorong:
a) Internal: Perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, konflik yang terjadi akibat
mementingkan kepentingan pribadi di atas segalanya, dan revolusi.
b) Eksternal: Perang, bencana alam, dan pengaruh budaya dari budaya luar.
Faktor penghambat:
Macam-macam konflik:
a) Konflik interpersonal: konflik yang terjadi antara individu karena memiliki dua
perspektif maupun sudut pandang yang berbeda tentang suatu kasus.
b) Konflik intrapersonal: konflik yang terjadi yang disebabkan oleh perdebatan batin
dengan tindakan yang akan kita lakukan. Singkatnya, bagaimana kita mengadu
argumen dengan pemikiran kita saat akan melakukan sesuatu yang tidak bisa
diterima oleh otak kita.
c) Konflik antar kelompok: konflik antara dua atau lebih kelompok dengan intensi
yang berbeda.
d) Konflik antar kelas: konflik yang terjadi baik antara individu maupun kelompok
yang terjadi karena tingkatan kelas masyarakat secara vertikal.
e) Konflik ras: konflik ini pasti sering menjadi pemantik karena perbedaan biasanya
dianggap membatasi kepentingan serta tujuan.
12
f) Konflik keluarga: faktor yang paling sering memicu perselisihan dalam keluarga
adalah faktor ekonomi.
13
KONFLIK SOSIAL
Pengertian Konflik Sosial.
Konflik secara umum adalah, pertentangan perseteruan, perdebatan, ketidaksetujuan,
yang terjadi antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok lain. Konflik itu terjadi dari hasil komunikasi yang
dilakukankarena sama-sama memiliki kepentingan yang berbeda. Adanya konflik
memang tidak bisa dihindari selama banyak kepala yang tentu memiliki pendapat yang
berbeda. Oleh karena itu, pasti akan ada dalam lingkungan maasyarakat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang artinya perselisihan, percecokan, atau pertentangan.
Secara umum konflik sosial dapat di definisikan sebagai kondisi yang saling
berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan.
14
6. Robert M. Z. Lawang: sebuah perjuangan untuk memperoleh hal yang langka
seperti status, nilai, atau kekuasaan. Mereka yang berkonflik hanya mengejar satu
tujuan yaitu kemenangan atas pihak lawan. Serta membuat pihak lawan mengakui
serta tunduk kepada pihak yang menang.
7. Robbins: sebuah proses yang akan dimulai jika satu pihak merasa pihak lain telah
memberikan pengaruh negatif. Pengaruh negatif ini di perhatikan dan dirasakan
oleh pihak pertama. Sesuatu tidak akan menjadi konflik apabila sebuah kecocokan
tidak dirasakan oleh salah satu pihak.
8. Fisher: bahwa tidak ada satu masyarakat pun yang belum pernah mengalami
konflik antar anggota maupun dengan kelompok sosial lain. Sebuah konflik akan
terjadi apabila hubungan dua pihak atau lebih sudah mempunyai tujuan yang tidak
sejalan.
9. White & Bednar: mereka berpendapat bahwa konflik sosial adalah sebuah interaksi
antara orang atau kelompok yang saling merasakan adanya tujuan yang saling
bertentangan. Hal itu akan mengganggu hubungan satu sama lain dalam mencapai
tujuan masing-masing.
10. Cassel Concise: pengertian konflik sosial adalah suatu pertarungan, pergulatan,
pertentangan tentang opini dan tujuan, serta penderitaan batin.
Konflik secara singkat adalah proses yang terjadi ketika tindakan satu orang mengganggu
tindakan orang lain. Potensi konflik meningkat bila dua orang menjadi saling
interdependen. Saat interaksi lebih sering terjadi dan mencakup lebih banyak aktivitas
dan isu, ada lebih banyak peluang terjadinya perbedaan pendapat.
15
Faktor penyebab terjadinya konflik sosial:
a) Budaya: Tata sikap, perilaku, cara melakukan sesuatu yang berbeda, tidak ayal
akan menimbulkan konflik antara dua atau lebih kelompok maupun individu.
b) Pendapat: Terjadinya konflik karena adanya perspektif yang beda antar perorang
sudah pasti akan terjadi jika tidak ada titik temu.
c) Kepentingan: biasanya kepentingan esensial yang diprioritaskan untuk
golongan/pribadi dapat memantik perselisihan.
d) Perubahan sosial: Hal ini akan memicu opini baru mengenai dampak yang terjadi
akibat revolusi yang terlalu cepat, dimana kebuadayaan lama masih digunakan
atau dilesatarikan saat itu.
Dalam teori konflik yang dikemukakan Karl Marx mengenai teori kelas. Munculnya
kapitalisme terjadi pemisahan yang tajam antara yang menguasai alat produksi dan yang
hanya mempunyai tenaga. Pengembangan kapitalis memperuncing kontradiksi antara
kedua kategori sosial sehingga akhirnya terjadi konflik diantara kedua kelas. Eksploitasi
yang dilakukan oleh kaum borjuis terhadap kaum proletar secara terus menerus akhirnya
membangkitkan kesadaran kaum proletar untuk bangkit dan melawan sehingga terjadilah
perubahan sosial besar, yaitu revolusi sosial. Menurut ramalan Marx kaum proletar akan
memenangkan perjuangan kelas ini dan akan menciptakan masyarakat tanpa kelas dan
tanpa Negara.
16
Ruang Lingkup Konflik Sosial.
Konflik bisa menimpa siapa saja, bahkan dalam persahabatan terbaik sekalipun, konflik
tampaknya tak terhindarkan. Dalam sebuah studi, remaja diminta menulis catatan harian
tentang interaksi sosial mereka, termasuk konflik yang mereka alami. Selama dua
minggu, remaja itu melaporkan rata-rata satu atau dua konflik setiap hari. Konflik lebih
sering terjadi dengan saudaranya, kemudian dengan orang tuanya, dan yang lebih jarang
adalah dengan kawannya. Meskipun konflik bisa terjadi dalam hubungan antara
karyawan dan supervisor, keluarga dan tetangga, antar kawan, namun kebanyakan riset
meneliti konflik dalam pasangan perkawinan.
Contoh konflik sosial: saat seseorang yang sudah terbiasa menggunakan AC di dalam
ruangan, sementara individu lain tidak, hal itu dapat memicu konflik. Sementara konflik
yang berujung pertengkaran besar, perbedaan latar belakang antara Sebagian besar orang
Amerika yang terbiasa berbicara langsung pada intinya; to the point, dan Jepang yang
senang menjelaskan pemikiran melalui berbagai sudut pandang yang berbeda.
17
MOBILITAS SOSIAL
Dalam KBBI, mobilitas sosial adalah perubahan kedudukan warga masyarakat kelas
sosial yang satu ke ke kelas sosial yang lain. Mobilitas sosial berarti perpindahan individu,
keluarga, atau kelompok melalui sistem hierarki atau stratifikasi sosial.
Setiap kedudukan yang ada di dalam masyarakat mempunyai sejumlah peranan yang
berisi tentang hak-hak maupun kewajiban yang harus dilakukan seseorang berkaitan
dengan kedudukannya. Mobilitas sosial dalam pengertian sosiologi secara umum
merupakan perubahan status sosial atau status pekerjaan seseorang. Giddens
mendefinisikan 8 mobilitas sosial sebagai “pergerakan individu-individu dan kelompok-
kelompok diantara kelompok sosial ekonomi yang berbeda”.
Mobilitas sosial horisontal diartikan sebagai gerak perpindahan dari suatu status lain
tanpa perubahan kedudukan. Jadi dalam mobilitas sosial horisontal ini, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang. Sedangkan mobilitas sosial vertikat yaitu
suatu gerak perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial lainnya, yang tidak
sederajat. Mobilitas sosial vertikai ini jika dilihat dari arahnya, maka dapat dirinci atas
18
dua jenis, yaitu gerak perpindahan status sosial yang naik (social dimbing) dan gerak
perpindahan status yang menurun (social sinking).
Secara singkat, keinginan-keinginan, impian-impian dan cita-cita itu berhasil atau sama
sekali gagal dalam proses perjalanan seseorang.
19
e) Kependudukan: Jumlah penduduk akhir-akhir ini melonjak naik, sehingga
pemerintah menyarankan untuk berimigrasi menuju tempat yang tidak padat
penduduknya.
➢ Faktor penghambat:
a) Stereotype gender: Patriarki yang masih dijunjung tinggi, membuat terhambatnya
mobilitas yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya kaum perempuan.
b) Diskriminasi: Terjadinya pembedaan haka tau kewajiban karena merasa perbedaan
baik dari segi ras, warna kulit, gender, suku bahasa membuat adanya jarak.
c) Kemiskinan: Faktor yang paling umum yang menyebabkan terhambatnya
mobilitas sosial. Biasanya karena dipicu oleh tingkat pendidikan rendah, yang
mengakibatkan daya saing menjadi rendah juga.
20
Contoh mobilitas sosial: Terjadinya perubahan status sosial, seseorang terpaksa
meninggalkan kampung halamannya karena tidak memadainya lapangan kerja. Oleh
karena itu, individu tersebut memilih untuk merantau untuk mencari di luar wilayah
tempat tinggalnya.
21
KAJIAN SOSIOLOGI
Istilah sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte pada tahun 1798-1857,
seorang ahli filsafat sosial Prancis tahun 1838 dalam bukunya positive philosophy.
Mengatakan bahwa sosiologi perlu dipahami dengan cara melakukan observasi dan
klasifikasi secara sistematis, bukan melalui kekuasaan dan peikirian sendiri.
Ciri-ciri sosiologi:
1. Sosiologi bersifat empiris: sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada observasi
kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu kebenaran. Jadi,
kebenaran yang diuji haruslah berdasar penelitian ilmiah.
2. Sosiologi bersifat teortitis: ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah teori
(abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab akibat dari suatu
fenomena sosial.
3. Sosiologi bersifat kumulatif: disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya. Sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis, sosiologi berkembang dari
teori yang sudah ada, yang kemudian dikritisi, diperbaiki, agar teori-teori tersebut
dapat lebih relevan mengikuti perkembangan jaman.
4. Sosiologi bersifat nonetis: sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi di
masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta.
22
teori evolusi sosial. Sementara, objek kajian sosiologi adalah cakupan ilmu yang
dipelajari seperti tindakan sosial, hubungan sosial, dan kepribadian individu.
Diantaranya:
a) Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang
berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan
sumber-sumber kekayaan alam.
b) Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian,
berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
c) Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis,
misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan
sebagainya.
Objek kajian sosiologi adalah manusia (manusia adalah multidimensi) namun sosiologi
mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut masyarakat, yakni hubungan
antara manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut.
23
Objek ini dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu objek material dan formal.
1. Objek material adalah fenomena atau gejala dimana segala hal yang
mempengaruhi kehidupan sosial. Aspek di dalamnya ada yang berbentuk fisik dan
non fisik. Aspek fisik dapat berupa benda, seperti ponsel, mobil, motor, pasar
maupun sekolah. Sementara aspek non fisik dapat berupa gagasan, ide, tradisi,
bahasa maupun aturan.
2. Objek formal adalah interaksi sosial yang dilakukan dikalangan masyarakat.
Memang penegertiannya lumayan mirip dengan objek material. Bedanya objek
formal tidak hanya bisa disaksikan, namun kita bisa juga terjun untuk melakukan
interaksi di dalamnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Kuliah, M., Kuliah, P. M., Gumilang, M. A., & Martha, E. Stratifikasi Sosial.
Binti Maunah, M. P. I. (2016). Sosiologi pendidikan.
Maunah, B. (2015). Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Sosiologi
Pendidikan. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 19-38.
Marius, J. A. (2006). Perubahan Sosial. Jurnal Penyuluhan, 2(2).
Kasnawi, M. T., & Asang, S. (2016). Konsep dan Pendekatan Perubahan
Sosial. Diaksesdari http://www. pustaka. ut. ac.
id/lib/wpcontent/uploads/pdfmk/IPEM4439-M1. pdfpada, 3.
Mulyadi, M. (2015). Perubahan sosial masyarakat agraris ke masyarakat industri dalam
pembangunan masyarakat di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal Bina Praja:
Journal of Home Affairs Governance, 7(4), 311-322.
Suparlan, P. (2014). Konflik Sosial dan Alternatif Pemecahannya. Antropologi
Indonesia.
Amin, M. A. S. (2017). Komunikasi Sebagai Penyebab Dan Solusi Konflik
Sosial. Jurnal Common, 1(2).
St Aisyah, B. M. (2014). Konflik sosial dalam hubungan antar umat beragama. Jurnal
Dakwah Tabligh, 15(2), 189-208.
Amin, H. (2016). Analisis status pendidikan terhadap mobilitas sosial masyarakat di
gampong amarabu kecamatan simeulue cut kabupaten simeulue (doctoral dissertation,
universitas teuku umar meulaboh).
Latif, s. (2016). Pengaruh mobilitas sosial terhadap perubahan bahasa. Edukasi, 14(1).
So'langi, k. (2021). Sosiologi.
25