i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa definisi mengenai stratifikasi sosial ?
2. Apa saja unsur-unsur stratifikasi sosial ?
3. Bagaimana dimensi stratifikasi sosial ?
4. Bagaimana terjadinya stratifikasi sosial ?
5. Bagaimana sifat stratifikasi sosial ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dapat dicapai dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mampu memahami tentang stratifikasi sosial.
2. Mampu memahami tentang unsur0unsur dari stratifikasi sosial.
3. Mampu memahami tentang dimensi stratifikasi sosial.
4. Mampu memahami tentang terjadinya stratifikasi sosial.
5. Mampu memahami tentang bagaimana sifat stratifikasi sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d) Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial merupakan sistrm yang menempatkan
seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan
mereka pada kelas sosial yang sesuai.
e) Astried S. Susanto
Stratifikasi sosial merupakan hasil kebiasaan hubungan antar
manusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap
saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan
orang secara vertikal maupun horizontal dalam masyarakatnya.
4
orang bisa menjadi dokter, asal dia memenuhi persyaratan untuk
untuk menjadi seorang dokter.
c. Assigned status merupakan status atau kedudukan yang diberikan.
Misalnya, gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang
karena dianggap berjasa. (Dhohiri Taufiq Rohman, 2007)
2. Peranan
Dalam setiap peranan akan terdapat suatu perangkat peran ( role
set) yang menunjukkan bahwa dalam suatu status tidak hanya mempunyai
satu peran tunggal, tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan.
Misalnya, seorang anak juga seorang murid, dan ia seorang teman,
seorang ketua OSIS, dan masih banyak perangkat peran lainya yang ia
sandang. Selain perangkat peran terdapat pula perilaku peran, yaitu
perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan suatu peranan.
Perilaku peran terkadang berada dari perilaku yang diharapkan. Misalnya
masayarakat mengharapkan seorang dokter bersikap baik dan ramah saat
memeriksa pasien, tetapi ada pula dokter yang tidak bersikap demikian.
Menurut Soerjono Soekanto dalam peranan setidaknya mencangkup tiga
hal, yaitu sebagai berikut :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b. Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
6
yang menggunkan satu dimensi dalm melihat stratifikasi sosial dalam
suatu masyarakat adalah Karl Marx. Tokoh ini menjelaskan bahwa di
dalam masyarakat industri hanya ada dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan
kelas Proletar. Perbedaan kedua kelas ini adalah pada kepemilikan alat
produksi. Kelas Borjuis adalah kelas yang memiliki alat produksi,
sedangkan kelas Proletar adalah kelas yang tidak memiliki alat produksi.
Pada perkembangan masyarakat yang sangat kompleks saat ini teori Marx
ini tentunya banyak mendapat kritikan dalam masyarakat. Selain
dikarenakan kelas dalam masyarakat menjadi banyak sehingga tidak dapat
hanya dibagi ke dalam dua kelas, juga adanya faktor lain yang
menentukan pembagian kelas secara vertical dalam masyarakat. (Irawati,
2016)
Salah satu tokoh sosiologi yang menggunakan ketiga dimensi
tersebut untuk menjelaskan stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah
Max Weber. Ia menjelaskan ketiga dimensi tersebut dengan
memperkenalkan konsep-konsep kelas, kelompok status, dan partai. Kelas
sosial dijelaskannya sebagai kesamaan dalam hal peluang untuk hidup
atau nasib. Hal ini sangat berkaitan dengan penguasaan atas barang dan
kesempatan memperoleh penghasilan dalam pasaran komoditas atau
pasaran kerja. Kelompok status oleh Max Weber dijelaskan sebagai
perbedaan anggota masyarakat yang disebabkan oleh ukuran kehormatan.
Kelompok status ini ditandai oleh persamaan gaya hidup, berbagai hak
istimewa, monopoli atau barang dan kesempatan ideal maupun material.
Sedangkan partai dijelaskan oleh Max Weber sebagai suatu gejala
pembedaan masyarakat yang lebih didasarkan karena faktor kekuasaan.
Kekuasaan oleh Weber diartikan sebagai peluang bagi seseorang atau
sejumlah orang untuk mewujudkan keinginan mereka sendiri melalui
suatu tindakan komunal, meskipun tindakan tersebut mengalami
pertentangan dari kelompok lain yang ikut serta dalam tindakan komunal.
(Irawati, 2016)
7
2.4 TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
b. Pekerjaan
Pekerjaan di samping sebagai sarana dalam menghasilkan
pendapatan juga menunjukkan stasus yang didalamnya mengandung
8
prestise (penghargaan). Jenis pekerjaan akan menentukan penghasilan
seseorang dan juga penghargaan masyarakat akan seseorng yang
memiliki pekerjaan. Seperti Karl Marx yang membedakan kelas
borjuis sebagai orang yang memiliki modal atau kapital dan proletariat
sebagai orang yang hanya memiliki tenaga saja atau sebagai buruh.
c. Pendidikan
9
2.5 SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
Gambar
11
Gambar
Gambar
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Selama dalam satu masyarakat ada suatu yang dihargai, dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu iti yang akan menjadi bibit yang dapat
menumbuhkan adanya system lapisan dalam masyarakat.Sistem lapisan dalam
masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan social stratification yang
merupakan perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat .
Sistem lapisan dapat terjadi dengan sendirinya (Dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun
untuk mengejar suatu tujuan bersama.Sifat Sistem lapisan dalam masyarakat
dapat tertutup dan dapat pula terbuka, yang bersifat tertutup tidak
memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain,
baik gerak pindahnya itu ke atas atau kebawah.Sebaliknya di dalam system
terbuka setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha
dengan kecakapan sendiri naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak
beruntung, untuk jauh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya.
3.2 SARAN
1. Bagi masyarakat
Untuk masyarakat disarankan untuk tidak bersifat tertutup, namun
lebih bersifat terbuka dalam melakukan gerak sosial agar tercipta
kehidupan sosial yang selaras tanpa adanya diskriminasi. Perlu kita
perhatikan bahwa stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk
menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini
sangat diperlukan.
13
2. Bagi pembaca
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini dan membaca referensi lain untuk
menambah wawasan tentang stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat.
3. Bagi penulis
Kami mahasiswa/i selaku penyusun makalah, masih dalam proses
pembelajaran. Jadi, kami masih membutuhkan bimbingan dari pihak yang
terkait. Supaya kedepannya kami bisa terus berupaya untuk lebih belaajar
lagi dan melakukan perubahan-perubahan menuju sesuatu yang lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Irawati, P. I. (2016). Stratifikasi dan Mobilitas Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
King, E. T. (2018). Mega Bank SBMPTN SOSHUM 2019. Jakarta Selatan: Kawah Media.
15