Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATIFIKASI SOSIAL

Dosen Pengampu
Zeni Eka Putri, S. Sos., M. Si

Kelompok 6
Cehati Chika Lynardo 2010323002
Diva Luthfia 2010322014
Medithia Putri Armanda 2010322039
Muhammad Luthfi Rianda 2010322032
Nurul Husna 2010321034
Qurrotu Aini Nabihah 2010322033
Rahmadini Zanri 2010321032
Rendi Kurnia Pratama 2010323026
Rina Aprilia Kinanti 2010323025
Salsabilla 2010323017
Salsa Billa 2010322001

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ..................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1. Definisi Stratifikasi Sosial ........................................................................... 3
2.2. Ukuran-Ukuran Stratifikasi Sosial .............................................................. 4
2.3. Perbedaan Antara Stratifikasi Sosial Tertutup dengan Terbuka .................. 5
2.4. Pengertian Mobilitas Sosial ......................................................................... 6
2.5. Stratifikasi Sosial yang Lazim pada Masyarakat Modern ........................... 7
2.6. Penyebab terjadinya stratifikasi sosial : ....................................................... 7
2.7. Akibat terjadinya stratifikasi sosial .............................................................. 8
2.8. Kegunaan Konsep Stratifikasi Sosial ........................................................... 8
BAB III ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................ 10
3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 10
3.2. Kritik dan Saran ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

2
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan


limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Stratifikasi Sosial” ini. Adapun tanpa segala nikmat itu, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah meningkatkan pemahaman
tentang stratifikasi sosial menurut sosiologi, serta memenuhi tugas kelompok yang
sudah ditugaskan. Penulis berharap semoga makalah ini nantinya dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Semoga makalah ini
mampu membantu pembaca dalam memahami bagaimana stratifikasi sosial itu
menurut sosiologi.
Terakhir, penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik ataupun saran mengenai kesalahan yang ditemukan di dalam
makalah ini. Harapannya di kemudian hari, kami dapat melakukan perbaikan atas
kesalahan tersebut sehingga tercipta suatu tulisan yang lebih baik lagi ke
depannya.

Padang, 19 Oktober 2020

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stratifikasi sosial merupakan suatu pembagian masyarakat menjadi lapisan-
lapisan tertentu yang didasarkan atas perbedaan status sosial yang dimiliki
masing-masing individu. Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam
sebuah masyarakat. Status sosial ini kemudian juga menyebabkan timbulnya suatu
peranan sosial sesuai dengan status yang dimilikinya. Peran sosial merupakan hak
dan kewajiban yang dimiliki individu sesuai dengan status yang diembannya.
Stratifikasi sosial sangat lazim sekali kita jumpai ada di tengah-tengah
masyarakat.
Stratifikasi yang umum ditemui saat ini biasanya dikelompokkan atas dasar
kekayaan, kekuasaan, kehormatan, serta ilmu pengetahuan. Masyarakat pada
tingkat strata yang sama cenderung memiliki kesamaan pada jumlah penghasilan,
gaya hidup, kekuasaan, ataupun jenjang pendidikan. Stratifikasi sosial ini ada
yang sifatnya terbuka dan ada yang sifatnya tertutup. Stratifikasi sosial terbuka
memungkinkan terjadinya pergerakan strata pada suatu individu, baik secara
horizontal maupun vertikal. Hal ini nantinya akan didorong oleh suatu aktivitas,
yaitu mobilitas sosial. Berbeda dengan stratifikasi sosial tertutup yang tidak
memungkinkan suatu individu berpindah dari strata satu ke strata lainnya.

1.2. Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2. Apa saja ukuran-ukuran yang dipakai untuk menempatkan orang-orang
dalam suatu lapisan?
3. Apakah perbedaan antara stratifikasi sosial tertutup dengan terbuka?
4. Apakah yang dimaksud dengan mobilitas sosial?
5. Apakah bentuk stratifikasi sosial yang lazim dalam masyarakat modern?
6. Apa saja penyebab-penyebab terjadinya stratifikasi sosial?
7. Apa saja akibat stratifikasi sosial terhadap individu-individu?

1
8. Apa saja kegunaan konsep stratifikasi sosial dalam kajian sosiologi dan
ilmu-ilmu sosial secara umum?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Memahami definisi atau pengertian stratifikasi sosial.
2. Mengetahui ukuran-ukuran apa saja yang digunakan untuk menempatkan
orang-orang dalam suatu lapisan.
3. Memahami perbedaan antara stratifikasi sosial tertutup dengan terbuka.
4. Memahami definisi atau pengertian mobilitas sosial
5. Mengetahui bentuk stratifikasi sosial yang lazim dalam masyarakat
modern.
6. Memahami penyebab-penyebab terjadinya stratifikasi sosial.
7. Memahami akibat dari stratifikasi sosial terhadap individu-individu.
8. Memahami kegunaan konsep stratifikasi sosial dalam kajian sosiologi dan
ilmu-ilmu sosial secara umum.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Definisi Stratifikasi Sosial
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali disamakan,
padahal terdapat perbedaan pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial.
Penyamaan kedua konsep ini yang memunculkan pemahaman yang rancu.
Stratifikasi social lebih merujuk kepada pengelompokan orang ke dalam tingkatan
atau strata dalam hierarki secara vertical.
Membicarakan mengenai stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau
keududukan antar orang-orang atau kelompok orang dalam keadaan yang tidak
sederhana. Dengan demikian stratifikasi social sering dikaitkan dengan persoalan
kesenjangan atau polarisasi social.
Cara yang paling mudah ntuk memahami pengertian konsep stratifikasi social
adalah dengan berpikir membanding-bandingkan kemampuan dan apa yang
dimiliki anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup
kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau
strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Dengan begitu stratifikasi social
cenderung mengarah sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi
politik, nilai budaya, sikap dan perilaku social yang secara umum sama.
Stratifikasi sosial berasal dari dua kata dalam bahasa Latin, yaitu sratum
yang berarti lapisan dan socious yang berarti masyarakat. Stratifikasi sosial juga
dapat dikatakan sebagai perbedaan sosial individu dalam masyarakat secara
hierarkis (Pattinasarany, 2015).
Berikut pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli.
1. Menurut Robert M. Z. Lawang
Stratifikasi sosial ialah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilege dan prestise.
2. Menurut Horton Dan Hunt
Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam
suatu masyarakat.

3
3. Menurut Soerjono Soekanto
Startifikasi sosial ialah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat.
4. Menurut Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial ialah sistem yang menempatkan seseorang sesuai
dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial
yang sesuai.
5. Menurut Astrid S. Susanto
Stratifikasi sosial ialah hasil kebiasaan hubungan antar manusia secara
teratur dan tersusun sehingga setiap orang setiap saat mempunyai situasi
yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun
horizontal dalam masyarakat.
6. Menurut Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial ialah pembedaan penduduk atay masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat “hierarkis”. Perwujudannya ialah
adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, setiap lapisan itu disebut
dengan strata sosial. Ditambahkan bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri
yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lapisan-lapisan di
dalam masyarakat memang tidak jelas batas-batasnya, tetapi tampak
bahwa setiap lapisan akan terdiri atas individu-individu yang mempunyai
tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama.
7. Menurut P.J. Bouman
Stratifikasi sosial ialah golongan manusia dengan ditandai suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hal istimewa yang tertentu dan
karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.
8. Menurut Max Weber
Stratifikasi sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam
suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

2.2. Ukuran-Ukuran Stratifikasi Sosial


Terdapat beberapa ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai
dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut,

4
1. Ukuran kekayaan
Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam
lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah
yang bersangkutan, kendaraan, cara-cara menggunakan pakaian serta
bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang
mahal dan seterusnya.
2. Ukuran kekuasaan
Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
terbesar, menempati lapisan atas.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati,
mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang
menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa
bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar
kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam usaha
untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.

2.3. Perbedaan Antara Stratifikasi Sosial Tertutup dengan Terbuka


Stratifikasi terbuka adalah stratifikasi dimana masyarakat memiliki peluang
atau kemungkinan yang besar untuk berpindah ke kelompok, kelas atau lapisan
sosial lainnya. Anggota masyarakat dapat masuk atau keluar, dapat naik atau turun
ke kelas (lapisan) yang lebih rendah. Contohnya seorang anak presiden belum
tentu dapat mencapai kedudukan sebagai presiden. Tetapi sebaliknya, warga
masyarakat pada umumnya ada kemungkinan dapat mencapai kedudukan sebagai
presiden.
Sedangkan stratifikasi tertutup adalah kemungkinan masyarakat untuk pindah
dari satu golongan ke golongan lain sangat kecil. Di dalam sistem yang demikian,

5
satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran (keturunan), sehingga masyarakat lebih bersifat statis, terutama
golongan atau kelas bawah. Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial
tertutup dapat ditunjukkan dengan sistem kasta pada masyarakat India. Anak raja
pasti menjadi ahli waris kerajaan, seorang pendeta tidak boleh menjadi seorang
raja, dsb.

2.4. Pengertian Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Menurut Giddens
(2006) mobilitas sosial adalah pergerakan individu-individu dan kelompok-
kelompok di antara kelompok sosial-ekonomi yang berbeda. Mobilitas sosial
merujuk pada proses dimana para individu berpindah dari satu posisi ke posisi
lainnya. Posisi tersebut dapat berupa yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Tipe-tipe gerak sosial ada 2 macam, yaitu gerak sosial horizontal dan gerak
sosial vertikal.
A. Gerak sosial horizontal, peralihan individu atau objek-objek sosial
lainnya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya yang sederajat. Contohnya
sesorang yang beralih kewarganegaraan. Dengan adanya gerak sosial
horizontal, tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang ataupun
objek sosial.
B. Gerak sosial vertikal, perpindahan suatu individu atau objek sosial
dari satu kedudukan ke kedudukan yang lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, maka terdapat 2 jenis gerak sosial vertikal, yaitu yang naik
(sosial climbing) dan yang turun (social sinking).
1. Gerak sosial vertikal naik, mempunyai 2 bentuk utama, yaitu:
a) Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan
rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, dimana
kedudukan itu telah ada.
b) Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian
ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari individu-
individu pembentuk kelompok tersebut
2. Gerak sosial vertikal turun, mempunyai 2 bentuk utama, yaitu:

6
a) Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang
derajatnya lebih rendah
b) Turunnya derajat suatu kelompok individu yang dapat
berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan

2.5. Stratifikasi Sosial yang Lazim pada Masyarakat Modern


Stratifikasi pada masyarakat modern terbentuk karena adanya pembagian
kerja yang rinci. Dalam masyarakat modern yang terus berevolusi, sistem
stratifikasi sosial sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan dalam
masyarakat yang semakin kompleks maka pembagian kerja juga semakin
beragam. Pada masyarakat modern, stratifikasi sosial didasarkan pada status
sosial yang meliputi : kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan profesi
pekerjaan. Biasanya, stratifikasi sosial pada zaman modern berbentuk
stratifikasi terbuka.
Saat ini, industrialisasi modern tentu membawa dampak yang jauh lebih
luas daripada industrialisasi pada masa Belanda. Di perkotaan, terdapat
pergeseran struktur. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru
yang dahulu tidak ada, yaitu jasa konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan
hukum dll. Angkatan kerja juga mengalami pergeseran, terutama dalam hal
gender. Dahulu, tenaga kerja sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun saat
ini, kaum perempuan telah berperan di segala bidang pekerjaan.

2.6. Penyebab terjadinya stratifikasi sosial :


Adanya sebuah penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu didalam masyarakat,
yaitu :
1. Uang, misalnya pembagian uang untuk anggota organisasi dimana besarnya
berbeda-beda tergantung jabatannya.
2. Kehormatan, misalnya orang yang dihormati di masyarakat biasanya akan
menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.
3. Ilmu, misalnya orang yang punya ilmu lebih dihormati daripada orang yang tidak
berilmu. Atau orang yang lebih berpengalaman lebih diikuti nasehatnya daripada
orang yang belum berpengalaman.

7
4. Barang bernilai ekonomis, misalnya orang yang memiliki tanah yang luas akan
menjadi orang terpandang.
5. Kekuasaan, misalnya keluarga kepala suku atau pejabat akan lebih dihormati.
6. Keturunan, misalnya keturunan kerajaan akan dianggap sebagai darah biru yang
ekslusif atau isitiahnya kaluarga bangsawan.
7. Tingkat umur

2.7. Akibat terjadinya stratifikasi sosial


1. Adanya fasilitas-fasilitas tertentu pada tiap tingkatannya.
2. Mempengaruhi gaya dan tingkah laku hidup masing-masing individu.
3. Adanya kepentingan kedudukan yang menyebabkan terjadinya hubungan
timpang yang seharusnya tidak terjadi.
4. Mementingkan hak satu pihak sedangkan pihak yang lain hanya kewajiban
belaka.
5. Penempatan individu yang menyebabkan mereka didorong untuk melaksanakan
kewajibannya sebagai akibat dari penempatan tersebut.
6. Dapat memecahkan masalah personal yang dihadapi masyarakat.

2.8. Kegunaan Konsep Stratifikasi Sosial


Dalam suatu masyarkat, pasti terdapat penempatannya masing – masing,
setiap masyarakat harus menempatkan individu – individu pada tempat tertentu
dalam struktual sosial dan mendorong mereka melaksanakan kewajiban –
kewajibanya sebagai akibat dari penempatan tersebut. Dengan adanya stratifikasi
sosial memungkinkan pekerjaan yang dilakukan setiap individu lebih efektif dan
waktunya relatif lebih singkat.
Selain itu, kegunaan dari stratifikasi sosial yaitu, untuk mendorong manusia
agar bekerja, dilakukan sistem pembalasan jasa supaya ia mau melaksanakan
kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat. Balas jasa dapat
berupa penghasilan, barang dan lain – lain. Lalu kegunaan lain dari stratifikasi
sosial yaitu sebagai penentu symbol status atau kedudukan seseorang misalnya,
dapat dilihat dari tingkah laku dan pakaian yang digunakannya.
Kegunaan stratifikasi sosial menurut para ahli :
1. Kingsley Davis dan Wilbert E.Moore
Stratifikasi sosial berguna untuk memberikan rangsangan agar manusia
mau menempati status sosial dengan harapan masyarakat.

8
2. Karl Max dan Max Weber
Stratifikasi sosial yaitu menumbuhkan persaingan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekayaan, kekuasaan yang jumlahnya sangat terbatas.
3. Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial untuk memberikan fasilitas – fasilitas hidup tertentu bagi
anggotanya dan membentuk gaya dan tingkah laku hidup masing – masing
warganya (life style).

9
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Banyak ahli yang mendefinisikan stratifikasi sosial, tetapi dalam pengertian


umum stratifikasi sosial adalah perbedaan sosial individu dalam masyarakat
secara hierarkis (bertingkat). Stratifikasi sosial akan selalu ada dimana pun dan
kapan pun. Lapisan-lapisan sosial yang terjadi itu berdasarkan beberapa ukuran,
antara lain ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran
ilmu pengetahuan.

Stratifikasi sosial mempunya dua sifat, yaitu terbuka dan tertutup. Adanya
stratifikasi sosial disebabkan oleh beberapa hal, seperti uang, kehormatan, ilmu,
keturunan, kekuasaan, dan tingkat umur. Akibat dengan terbentuknya lapisan-
lapisan ini berdampak pada individu, di antaranya mempengaruhi gaya dan
tingkah laku individu, membantu dalam memecahkan masalah, dan sebagainya.

Kegunaan konsep stratifikasi sosial banyak sekali, salah satunya yang


dikemukakan oleh Max Weber dan Karl Max, stratifikasi sosial dapat
menumbuhkan persaingan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekayaan,
kekuasaan yang jumlahnya sangat terbatas.

Selain stratifikasi sosial, di bab ini kita juga mempelajari mobilitas sosial atau
yang sering disebut dengan gerak sosial. Mobilitas sosial adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial. Mobilitas sosial terdiri dari dua tipe, yaitu horizontal dan
vertikal.

3.2. Kritik dan Saran


Kami menyadari dengan banyaknya kekurangan kami dalam menulis
makalah ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman semua. Semoga apa yang kami tulis dan berikan di makalah ini dapat
bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Doddy Muhammadd. 2015. Menguasai IPS edisi ke 6. Depok : Pustaka
Gema Media
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong (editor). 2010. Sosiologi Teks
Pengantar dan Terapan edisi kedua. Jakarta : Prenada Media Group
Nasdian, Fredian Tomy (ed). 2015. Sosiologi Umum. Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Pattinasarany, Indera Ratna I. 2016. Stratifikasi dan Mobilitas Sosial.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Kencana Preneda Media Group
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.

11

Anda mungkin juga menyukai