STRATIFIKASI SOSIAL
Dosen Pengampu
Zeni Eka Putri, S. Sos., M. Si
Kelompok 6
Cehati Chika Lynardo 2010323002
Diva Luthfia 2010322014
Medithia Putri Armanda 2010322039
Muhammad Luthfi Rianda 2010322032
Nurul Husna 2010321034
Qurrotu Aini Nabihah 2010322033
Rahmadini Zanri 2010321032
Rendi Kurnia Pratama 2010323026
Rina Aprilia Kinanti 2010323025
Salsabilla 2010323017
Salsa Billa 2010322001
2
KATA PENGANTAR
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stratifikasi sosial merupakan suatu pembagian masyarakat menjadi lapisan-
lapisan tertentu yang didasarkan atas perbedaan status sosial yang dimiliki
masing-masing individu. Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam
sebuah masyarakat. Status sosial ini kemudian juga menyebabkan timbulnya suatu
peranan sosial sesuai dengan status yang dimilikinya. Peran sosial merupakan hak
dan kewajiban yang dimiliki individu sesuai dengan status yang diembannya.
Stratifikasi sosial sangat lazim sekali kita jumpai ada di tengah-tengah
masyarakat.
Stratifikasi yang umum ditemui saat ini biasanya dikelompokkan atas dasar
kekayaan, kekuasaan, kehormatan, serta ilmu pengetahuan. Masyarakat pada
tingkat strata yang sama cenderung memiliki kesamaan pada jumlah penghasilan,
gaya hidup, kekuasaan, ataupun jenjang pendidikan. Stratifikasi sosial ini ada
yang sifatnya terbuka dan ada yang sifatnya tertutup. Stratifikasi sosial terbuka
memungkinkan terjadinya pergerakan strata pada suatu individu, baik secara
horizontal maupun vertikal. Hal ini nantinya akan didorong oleh suatu aktivitas,
yaitu mobilitas sosial. Berbeda dengan stratifikasi sosial tertutup yang tidak
memungkinkan suatu individu berpindah dari strata satu ke strata lainnya.
1
8. Apa saja kegunaan konsep stratifikasi sosial dalam kajian sosiologi dan
ilmu-ilmu sosial secara umum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Stratifikasi Sosial
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali disamakan,
padahal terdapat perbedaan pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial.
Penyamaan kedua konsep ini yang memunculkan pemahaman yang rancu.
Stratifikasi social lebih merujuk kepada pengelompokan orang ke dalam tingkatan
atau strata dalam hierarki secara vertical.
Membicarakan mengenai stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau
keududukan antar orang-orang atau kelompok orang dalam keadaan yang tidak
sederhana. Dengan demikian stratifikasi social sering dikaitkan dengan persoalan
kesenjangan atau polarisasi social.
Cara yang paling mudah ntuk memahami pengertian konsep stratifikasi social
adalah dengan berpikir membanding-bandingkan kemampuan dan apa yang
dimiliki anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup
kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau
strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Dengan begitu stratifikasi social
cenderung mengarah sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi
politik, nilai budaya, sikap dan perilaku social yang secara umum sama.
Stratifikasi sosial berasal dari dua kata dalam bahasa Latin, yaitu sratum
yang berarti lapisan dan socious yang berarti masyarakat. Stratifikasi sosial juga
dapat dikatakan sebagai perbedaan sosial individu dalam masyarakat secara
hierarkis (Pattinasarany, 2015).
Berikut pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli.
1. Menurut Robert M. Z. Lawang
Stratifikasi sosial ialah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilege dan prestise.
2. Menurut Horton Dan Hunt
Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam
suatu masyarakat.
3
3. Menurut Soerjono Soekanto
Startifikasi sosial ialah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat.
4. Menurut Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial ialah sistem yang menempatkan seseorang sesuai
dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial
yang sesuai.
5. Menurut Astrid S. Susanto
Stratifikasi sosial ialah hasil kebiasaan hubungan antar manusia secara
teratur dan tersusun sehingga setiap orang setiap saat mempunyai situasi
yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun
horizontal dalam masyarakat.
6. Menurut Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial ialah pembedaan penduduk atay masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat “hierarkis”. Perwujudannya ialah
adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, setiap lapisan itu disebut
dengan strata sosial. Ditambahkan bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri
yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lapisan-lapisan di
dalam masyarakat memang tidak jelas batas-batasnya, tetapi tampak
bahwa setiap lapisan akan terdiri atas individu-individu yang mempunyai
tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama.
7. Menurut P.J. Bouman
Stratifikasi sosial ialah golongan manusia dengan ditandai suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hal istimewa yang tertentu dan
karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.
8. Menurut Max Weber
Stratifikasi sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam
suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
4
1. Ukuran kekayaan
Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam
lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah
yang bersangkutan, kendaraan, cara-cara menggunakan pakaian serta
bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang
mahal dan seterusnya.
2. Ukuran kekuasaan
Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
terbesar, menempati lapisan atas.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati,
mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang
menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa
bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar
kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam usaha
untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.
5
satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran (keturunan), sehingga masyarakat lebih bersifat statis, terutama
golongan atau kelas bawah. Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial
tertutup dapat ditunjukkan dengan sistem kasta pada masyarakat India. Anak raja
pasti menjadi ahli waris kerajaan, seorang pendeta tidak boleh menjadi seorang
raja, dsb.
6
a) Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang
derajatnya lebih rendah
b) Turunnya derajat suatu kelompok individu yang dapat
berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan
7
4. Barang bernilai ekonomis, misalnya orang yang memiliki tanah yang luas akan
menjadi orang terpandang.
5. Kekuasaan, misalnya keluarga kepala suku atau pejabat akan lebih dihormati.
6. Keturunan, misalnya keturunan kerajaan akan dianggap sebagai darah biru yang
ekslusif atau isitiahnya kaluarga bangsawan.
7. Tingkat umur
8
2. Karl Max dan Max Weber
Stratifikasi sosial yaitu menumbuhkan persaingan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekayaan, kekuasaan yang jumlahnya sangat terbatas.
3. Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial untuk memberikan fasilitas – fasilitas hidup tertentu bagi
anggotanya dan membentuk gaya dan tingkah laku hidup masing – masing
warganya (life style).
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Stratifikasi sosial mempunya dua sifat, yaitu terbuka dan tertutup. Adanya
stratifikasi sosial disebabkan oleh beberapa hal, seperti uang, kehormatan, ilmu,
keturunan, kekuasaan, dan tingkat umur. Akibat dengan terbentuknya lapisan-
lapisan ini berdampak pada individu, di antaranya mempengaruhi gaya dan
tingkah laku individu, membantu dalam memecahkan masalah, dan sebagainya.
Selain stratifikasi sosial, di bab ini kita juga mempelajari mobilitas sosial atau
yang sering disebut dengan gerak sosial. Mobilitas sosial adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial. Mobilitas sosial terdiri dari dua tipe, yaitu horizontal dan
vertikal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Doddy Muhammadd. 2015. Menguasai IPS edisi ke 6. Depok : Pustaka
Gema Media
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong (editor). 2010. Sosiologi Teks
Pengantar dan Terapan edisi kedua. Jakarta : Prenada Media Group
Nasdian, Fredian Tomy (ed). 2015. Sosiologi Umum. Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Pattinasarany, Indera Ratna I. 2016. Stratifikasi dan Mobilitas Sosial.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Kencana Preneda Media Group
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.
11