Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STRATIFIKASI SOSIAL

Makalah ini Diajukan Kepada Ibu DR. Hj. Surtini, S.Sos., M.M.
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Di Susun Oleh Kelompok 4:

Anggun Sandia Sakti (A2R17004)


Lila Lailatus (A2R17011)
Nanang Endriono (A2R17019)
Nanda Permata Suri (A2R17021)
Prila Tina Rahayu (A2R17026)
Puspita Windy Apriyanti (A2R17028)

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN / I-A


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
STRATIFIKASI SOSIAL.

Makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA
DALAM KEPERAWATAN. Pembuatan makalah ini tidak terlepas bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada yth :

1. Bpk. H. Sukanto, S.Pd, S.Kep.Ners, M.Kes, sebagai ketua utama STIKes HAH
2. Ibu DR. Hj. Surtini, S.Sos., M.M., sebagai dosen pembimbing sekaligus dosen pengajar
pada mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan.
3. Pihak perpustakaan yang telah menyediakan buku penugasan Psikososial dan Budaya
dalam Keperawatan.
4. Teman-teman yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu

Makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
atau pun masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Besar
harapan kami, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya,
dan kelompok pada umumnya.

Tulungagung, Oktober 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial ....................................................................................... 3

2.2. Dasar-Dasar Stratifikasi Sosial .................................................................................... 3

2.3. Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial........................................................................................ 4

2.4. Unsur-Unsur Baku Stratifikasi Sosial .......................................................................... 6

2.5. Mobilitas Sosial ........................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 12

3.2. Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal
tertentu seperti, ilmu pengetahuan, kekayaan material dan kekuasaan dalam masyarakat yang
bersangkutan. Penghargaan yang tinggi terhadap hal-hal tersebut, akan menempatkannya pada
kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya sepeti, bodoh, miskin dan jelata. Misalnya
jika masyarakat menghargai kekayaan material dari pada kehormatan maka mereka yang
memiliki kekayaan tinggi akan menempati kedudukan yang tinggi dibandingkan pihak-pihak
lainnya. Gejala tersebut akan menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan
posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal (dari
rendah ke tinggi).
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam realitanya hal
tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal
(menyeluruh) yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem lapisan dengan
sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Sehingga suatu organisasi
masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.
Filosof Aristoteles (Soekanto, 2003:227) mengatakan bahwa zaman dahulu di dalam
negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan yang berada di
tengah-tengah (artinya di tengah-tengah adalah tidak terlalu kaya dan juga tidak melarat).
Membuktikan bahwa zaman itu dan sebelumnya orang telah mengakui adanya lapisan
masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas. Barang siapa
yang mempunyai sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, seperti kendaraan mewah,
rumah yang besar, pakaian yang bagus dan lain-lain dianggap masyarakat berkedudukan dalam
lapisan atas. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga,
dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan sebutan stratifikasi
sosial (social stratification). Ini merupakan pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas atas (upper class), kelas
menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class).
Adanya lapisan masyarakat sangat berperan penting dalam aktivitas sosial individu atau
kelompok dalam suatu organisasi sosial. Tanpa lapisan sosial dalam masyarakat maka
masyarakat itu akan menarik untuk dilihat, dikenal, dan dipelajari.

1
Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu mengenal adanya
kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan masyarakat mula-mula didasarkan
pada perbedaan seks, perbedaan antara yang pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak
dan bukan budak, pembagian kerja bahkan pada pembedaan kekayaan. Semakin maju dan
rumit teknologi suatu masyarakat, maka semakin kompleks sistem lapisan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian stratifikasi sosial?
2. Apa dasar-dasar pembentuk stratifikasi sosial?
3. Apa saja sifat-sifat stratifikasi sosial?
4. Apa unsur-unsur baku stratifikasi sosial?
5. Apa pengertian mobilitas sosial?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
1. Pengertian stratifikasi sosial.
2. Dasar-dasar stratifikasi sosial.
3. Sifat-sifat stratifikasi sosial.
4. Unsur-unsur baku stratifikasi sosial.
5. Mobilitas sosial.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial


Stratifikasi berasal dari Stratus yang berarti lapisan (berlapis lapis). Sehingga statifikasi
sosial berarti lapisan masyarakat atau sejumlah orang orang yang statusnya sama menurut
penilain sosial (masyarakat). Lapisan masyarakat dapat digambarkan dengan kerucut atau
segitiga. Dari kerucut tersebut tampak bahwa semakin tinggi lapisan masyarakat akan sedikit
jumlahnya begitu juga sebaliknya.

Upper Class

Middle Class

Lower Class

Gambaran Lapisan Sosial Masyarakat

Untuk menggambarkan bahwa setiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan


sesseorang dari yang kedudukan tinggi sampai yang berkedudukan rendah seolah-olah
merupakan lapisan yang bertingkat dari atas kebawah. Kalau kita amati maka setiap masyarakat
(kelompok) pasti terdapat beberapa orang yang lebih dihormati dari orang lain.

2.2. Dasar-Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial


Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masalah tersebut. Akan tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk
mengajarkan tujuan dari bersama. Alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian anggota kerabat
seseorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas batas tertentu .
Menurut Davis (1960), stratifikasi ada hubungannya dengan penghargaan pelaksanaan
fungsi-fungsi dalam masyarakat bukan fungsi yang menentukan sebuah kedudukan, tetapi
kedudukan menetukan fungsi seseorang. Stratifikasi dapat terjadi di segala macam masyarakat
bahkan seseorang yang masih sederhana pun telah terjadi stratifikasi, hanya jarak tingkatan

3
yang satu dengan yang lain tidak begitu tampak, misal pada masyarakat primitif dengan adanya
dukun, kyai, dan sebagainya.
Terjadinya proses Stratifikasi di masyarakat :
1. Sistem lapisan berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian
hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat masyarakat tertentu yang menjadi
objek penyelidikan.
2. Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruangan lingkup unsur-unsur antara lain
diantaranya :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti penghasilan kekayaan
keselamatan (kesehatan , laju angka kejahatan) wewenang dan lain lain
b. Sistem pertanggangan yang dicipatakan warga masyarakat (prestise dan
penghargaan)
c. Kriteria hasil sistem pertentangan apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi
keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau berdasarkan
kekuasaan.
d. Lambang-lambing kedudukan seperti tingkah laku, hidup, cara berpakaian,
perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi.
e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.

Solidaritas diantara individu atau kelompok yang mendudukan kedudukan yang sama
dalam sistem sosial masyarakat diantaranya :

1. Pola-pola interaksi (struktur masyarakat, organisasi, perkawinan).


2. Kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap, dan nilai nilai.
3. Kesadaran akan kedudukan masing masing.
4. Aktivitas sebagai organ kolekif.

2.3. Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial


Sifat-sifat stratifikasi sosial sendiri pada dasarnya dibedakan menjadi 3, yaitu sifat
tertutup, terbuka, dan campuran. Berikut penjelasan mengenai sifat-sifat stratifikasi sosial di
dalam lingkungan masyarakat :

1. Stratifikasi Terbuka
Stratifikasi jenis ini memiliki sifat terbuka. Artinya orang yang ada di dalam masyarakat
yang menerapkan sistem ini memiliki keluasan untuk berpindah dan merubah kedudukan

4
sosialnya di mata masyarakat. Jadi apabila hari ini misalnya ada seorang anak petani yang
miskin, maka tidak menutup kemungkinan saat dewasa nanti ia berubah menjadi orang kaya
atau orang terhormat di mata masyarakatnya. Itu semua tergantung sejauh mana usaha dan
pengorbanan yang ia lakukan.
2. Stratifikasi Tertutup
Stratifikasi sosial tertutup merupakan suatu sifat stratifikasi sosial dimana setiap
anggotanya tidak dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya. Keadaan ini
disebabkan karena dasar pengelompokan dalam sistem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup
adalah melalui kelahiran dan keturunan. Dengan sistem stratifikasi bersifat tertutup, maka
kehidupan masyarakatnya akan sulit untuk maju karena kemajuan pola perilaku anggotanya
menjadi lambat.
Sebagai contoh adanya sistem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup adalah
masyarakat Bali di Indonesia dan masyarakat negara India. Karena pada masyarakat tersebut
menganut sistem kasta dari agama Hindu, dimana tingkat masyarakat dibedakan menjadi empat
kasta. Contohnya: keempat kasta tersebut adalah Brahmana, Satria, Versia, dan Sudra yang
didasarkan pada keturunan. Dalam sistem tersebut masyarakat tidak diperbolehkan untuk
melakukan interaksi antar kasta, jadi mereka hanya dapat berinteraksi dengan masyarakat
sesama kasta nya.
3. Stratifikasi Campuran
Stratifikasi sosial bersifat campuran merupakan stratifikasi sosial campuran dari
stratifikasi sosial bersifat terbuka dan tertutup. Stratifikasi sosial bersifat campuran
memungkinkan terjadinya perpindahan antar kelas atau tingkat sosial pada batas-batas tertentu.
Bentuk ini biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem atau susunan heterogen.
Atau dimana letak daerahnya merupakan peralihan antara desa dan kota, sehingga sistem
kebudayaannya merupakan pencampuran antara dua kebudayaan.
Contohnya seperti yang kita lihat pada masyarakat Bali. Dari sisi budaya mereka
menggunakan sistem pelapisan sosial tertutup,seperti adanya empat kasta, yakni brahmana,
ksatria, waisya dan sudra. Akan tetapi dalam sistem ekonomi yang berjalan menggunakan
sistem terbuka. Disinilah masing-masing anggota masyarakat bisa melakukan mobilitas
berdasar kecakapannya tanpa memandang latar belakang kasta.

5
2.4. Unsur-Unsur Baku Stratifikasi Sosial
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan mayarakat
adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur unsur
baku dalam sistem lapisan masyarakat, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial.
Sistem sosial. Sistem sosial merupakan pola yang mengatur hubungan timbal antar-prilaku
individu dengan invidu. Dalam hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan peranan
individu mempunyai arti yang penting karena langgengnya masyarakat bergantung pada
keseimbangan kepentingan kepentingan individu tersebut.

1. Kedudukan
Terdapat perbedaan antara pengertian kedudukan (status) dengan kedudukan sosial
(social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial, sedangkan kedudukan sosial dapat diartikan sebagai tempat seseorang secara
umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulanya,prestasinya, dan hak-hak serta kewajibanya.
Individu dan kedudukanya tidak dapat dipisahkan. Apabila dipisahkan individu dari
kedudukan yang dimilikimnya, maka kedudukan hanya merupakan kumpulan hak dan
kewajiban. Hak dan kewajiban hanya dapat terlaksana melalui perantara individu. Hubungan
antara individu dengan kedudukan dapat diibaratkan sebagai hubungan pengemudi dengan
segala alat untuk menjalankan mobil adalah alat-alat tetap yang penting untuk menjalankan
serat mengendalikan mobil. Pengemudinya dapat diganti dengan orang lain, yang mungkin
akan dapat menjalankanya dengan lebih baik, atau bahkan lebih buruk.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan , yaitu sebagai
berikut :
a. Ascribed Status,yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan
perbedaan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh
karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan
pula. Seorang warga kasta Brahmana di India memperoleh kedudukan demikian
karena orang tuanya tergolong dalam kasta yang bersangkutan.
b. Achieved Status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha yang
disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi, bersifat
terbuka bagi siapa saja, bergantung pada kemampuan masing masing dalam
mengejar serta mecapai tujuanya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim

6
asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserah kepada yang bersangkutan
apakah dia mampu menjalani syarat syarat tersebut. Apabila tidak,tidak mungkin
kedudukan sebagaihakim tersebut akan tercapai olehnya. Demikian pula setiap
orang dapat menjadi guru dengan memenuhi peryaratan- persyaratan tertentu yang
semuanya bergantung pada usaha dan kemampuan yang bersangkutan untuk
menjalaninya.

2. Peranan
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di
masyarakat, peranan diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan
tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, dan tidak ada status tanpa
peranan.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam
pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (sosial-position) merupakan
unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih
banyak lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai proses. Menurut Levisio
(1964) suatu peran setidaknya meliputi tiga hal, yaitu:
a. Peranan meliputi norma norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.

2.5. Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Gerak sosial atau social
mobility merupakan gerak dalam struktur sosial (social structure) atau perpindahan status ke
dalam startifikasi sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencangkup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dan kelompoknya.

7
2.5.1. Jenis Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial pada prinsipnya ada dua macam, yaitu mobilitas sosial
horizontal dan mobilitas vertikal.

1. Mobilitas sosial horizontal diartikan sebagai suatu peralihan individu atau


objek-objek sosial lain dari kelompok sosial satu ke kelompok sosial lain yang masih
sederajat. Adanya gerak sosial horizontal, tidak menyebabkan terjadinya perubahan
dalam derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial. Misalnya, Ners Anam
pindah kerja dari Rumah Sakit Budi Mulya ke Rumah Sakit Husada Utama.
Perpindahan Ners Anam ini tidak mempengaruhi status sosialnya. Ners Anam tetap
menjadi perawat, ini yang disebut mobilitas sosial secara horizontal.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal yaitu pergerakan atau perpindahan seseorang atau
kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat,
baik pindah ke tingkat yang lebih tinggr atau turun ke tingkat yang lebih rendah.
Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Mobilitas vertikal naik (social climbing)
Mobilitas vertikal naik adalah perpindahan dari suatu tingkatan ke tingkatan
yang lebih tinggi. Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, yaitu:
- Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke
dalam kedudukan yang lebih tinggi, dan
- Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada
derajat yang lebih tinggi.
b. Mobilitas vertikal turun (social sinking)
Mobilifias vertikal turun adalah perpindahan dari suatu tingkatan ke
tingkatan yang lebih rendah. Mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk
utama, yaitu :
- Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah
derajatnya, dan
- Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa distntegrasi
kelompok sebagai kesatuan.

8
2.5.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial
Banyak faktor yang dapat memengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Faktor-
faktor tersebut antara lain status sosial, kondisi ekonomi, situasi politik, pertambahan
penduduk, dan petualangan. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan dalam materi
berikut :

1. Status Sosial
Status sosial adalah tingkatan atau kedudukan sosial seseorang di masyarakat.
Semakin tinggi status sosial seseorang, dia akan semakin dihormati. Mengapa? Karena
biasanya orang yang berstatus sosial tinggi memiliki kekayaan, kekuasaan, dan peran
sosial yang juga tinggi (besar). Oleh karena itu, semua orang akan selalu berusaha untuk
mencapai status sosial yang lebih tinggi.
2. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi mempunyai fungsi penting dalam memperoleh penghargaan
masyarakat. Terutama di kota-kota besar, kekayaan menjadi simbol utama dari status
sosial. Gejala-gejala ini sebenarnya juga dijumpai pada masyarakat tradisional, hal ini
biasanya sering dihubungkan dengan upacara-upacara adat. Tidak jarang upacara adat
memerlukan biaya besar dan yang mampu mengadakannya hanyalah orang-orang yang
secara material mampu. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk
meningkatkan keadaan ekonominya.
3. Situasi Politik
Situasi politik bersifat dinamis, artinya setiap saat selalu berubah. Pada dunia
modern di mana demokrasi dianggap sebagai acuan ketatanegaraan, maka politik
menjadi pilihan yang sangat mudah untuk menaikkan status sosial seseorang ataupun
suatu kelompok.
4. Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk yang terus berkembang menyebabkan kepadatan yang
tinggi. Akibat dari kepadatan penduduk ini adalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan
kesehatan rendah. Hal tersebut mendorong mobilitas sosial.
5. Petualangan
Petualangan menyebabkan orang ingin tahu daerah lain. Oleh karena itu, ia
melakukan perpindahan tempat sementara, sehingga terjadi mobilitas sosial horizontal.
Petualangan bersifat sementara, karena hanya berlangsung beberapa saat.

9
2.5.3. Saluran Mobilitas Sosial
Menurut Sorokin (1959) mobilitas sosial mempunyai saluran saluran dalam
masyarakat. Mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut
sosial circulation. Sluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga
keamanan, sekolah, organisasi politik, ekonomi, dan keahlian.

1. Angkatan bersenjata
Peranan angkatan bersenjata sangat penting dalam masyarakat dengan sistem
militerisme. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat, tanpa
memerhatikan status atau kedudukannya semula. Sering melalui karier dalam
kemiliteran, seorang prajurit dapat memperoleh kekuasaan dan wewenang yang lebih
besar.
2. Lembaga agama
Setiap ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang
sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemukapemuka agama bekerja keras untuk
menaikkan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat. Selain itu,
pemuka agama akan semakin dihormati oleh masyarakat, apabila ia mampu
membimbing umatnya dengan baik.
3. Lembaga pendidikan
Sekolah merupakan saluran konkret dari gerak sosial vertikal. Bahkan, sekolah
dapat dianggap sebagai sosial elevator yang mengantarkan seseorang untuk bergerak
dari kedudukan rendah menuju kedudukan yang lebih tinggi.
4. Organisasi politik
Suatu organisasi politik seperti partai politik dapat memberikan peluang besar
bagi anggota-anggotanya untuk naik dalam tangga kedudukan yang lebih tinggi,
terutama pada saat berlangsungnya pemilihan umum. Agar seseorang terpilih dalam
pemilu, ia harus membuktikan kemampuannya terlebih dahulu. Dalam hal ini,
organisasi politik menjadi salah satu saluran pembuktian kemampuan diri.
5. Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi memegang peranan penting sebagai saluran gerak sosial
vertikal. Pada umumnya, seseorang dengan penghasilan tinggi akan menduduki lapisan
sosial yang tinggi pula. Bahkan, faktor ekonomi sering menjadi simbol status bagi
kedudukan seseorang dalam masyarakat.

10
6. Organisasi keahlian
Para anggita profesional membentuk organisasi untuk menampung aspirasi para
anggota yang berprofesi sama. Misalnya, para perawat Indonesia mendirikan PPNI (
Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk menampung aspirasi perawat.

2.5.4. Dampak Mobilitas Sosial


Meskipun mobilitas sosial memungkin orang untuk menduduki jabatan tertentu
sesuai dengan keinginannya terdapat juga pengaruh positif dan negatif bagi kehidupan
masyarkat. Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif
maupun negatif ant-ara lain sebagai berikut :

1. Dampak Positif
- Mendorong seseorang untuk lebih maju. Kesempatan untuk pindah dari
strata satu ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri
seseorang untuk maju maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang
lebih tinggi.
- Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Dengan mobilitas, masyarakat selalu dinamis bergerk menuju pencapaian
tujuan yang diingini.
2. Dampak Negatif
Timbulnya Konflik. Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang
harmonis akan timbul benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga kemungkinan
timbul konflik. Konflik yang terjadi antara lain yaitu:
- Konflik antarindividu
- Konflik antarkelas
- Konflik antarkelompok sosial

11
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas
yang telah ditentukan. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi
terbuka, tertutup dan campuran. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah
bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Stratifikasi tertutup yaitu
seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan
sebaliknya. Sedangkan stratifikasi campuran merupakan campuran dari keduanya. Unsur-unsur
yang membangun stratifikasi sosail yaitu kedudukan (status) dan peranan. Mobilitas sosial
adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah
dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

3.2. Saran
Masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup, namun lebih bersifat terbuka dalam
melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial yang selaras tanpa adanya
diskriminasi.Dan perlu kita perhatikan bahwa stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk
menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini sangat diperlukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Raudotul. (n.d.). Materi Sosiologi kelas XI Mobilitas Sosial. Retrieved May 10,
2018, from raudotulhasanah24:
https://sites.google.com/site/raudotulhasanah24/home/materi-sosiologi-kelas-xi-
saluran-mobilitas-sosial

Mashudi, Sugeng. (2009). Buku Ajar Sosiologi Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC.

Sanderson, Stephen K. (2012). Makro Sosiologi: sebuah pendekatan terhadap realitas sosial.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persaja.

13
SOAL

1. Mansur, yang sebelumnya berjualan es, sekarang menjadi direktur lembaga pendidikan.
Kasua Mansur tersebut merupakan mobilitas ....
a. Vertikal naik
b. Vertikal turun
c. Intragenerasi horizontal
d. Intragenerasi vertikal turun
e. Antargenerasi vertikal naik
2. Tono seorang pegawai PT Abadi sedang Toni seorang direkturnya, meskipun mereka
berpendidikan sama. Dilihat dari perbedaan status mereka dapat disimpulkan...
a. Tono dan Toni mendapat penghasilan yang sama
b. Kekayaan Tono lebih besar daripada kekayaan Toni
c. Toni mendapat fasilitas perusahaan lebih besar daripada Tono
d. Penghasilan Tono lebih besar daripada penghasilan Toni
e. Pendidikan Toni sama dengan pendidikan Tono
3. Status sosial seseorang ditentukan juga oleh kualitas pribadi yang ditampilkannya di
tengah masyarakat. Hal tersebut tidak ditunjukkan oleh kenyataan berikut...
a. Rendy sangat santun dan saleh sehingga disenangi oleh sahabat-sahabatnya
b. Pak Wawan selalu mendapat tempat terhormat dalam berbagai acara resmi karena
kedermawanannya.
c. Sebagai calon raja, Pangeran William sangat dihormati oleh rakyat Inggris
d. Tompel dibenci kawan sekelasnya karena suka mencuri
e. Sebagai orang tua yang arif dan bijaksana, Bu Dilla selalu dimintai nasihat oleh kedua
putrinya
4. Setelah bekerja keras dalam kampanye dan melakukan sosialisasi kepada para pemilih,
Bembeng terpilih sebagai gubernur. Status yang diperoleh Bembeng adalah...
a. Ascribed status
b. Achieved status
c. Assigned status
d. Simbol status
e. Ciri identitas

14
5. Fadhil mengalami sendiri mudahnya mengubah nasib asalkan mau berusaha dan bekerja
keras. Ia yang tadinya hanya karyawan biasa, berhasil memperoleh promosi jabatan
menjadi Kepala Bagian dalam waktu tidak terlalu lama. Ini hanya dimungkinkan terjadi
dalam stratifikasi sosial bersifat...
a. Terbuka
b. Tertutup
c. Campuran
d. Umum
e. Khusus
6. Seorang gadis melangsungkan pernikahan dengan pria dari keluarga yang punya
kedudukan lebih tinggi, sehingga menyebabkan status sosialnya naik. Dalam kasus
tersebut, Lembaga perkawinan berfungsi sebagai….
a. Saluran mobilitas sosial
b. Sebab perubahan sosial
c. Faktor pendorong interaksi sosial
d. Faktor penentu lapisan sosial
e. Pendorong interaksi sosial
7. Apa saja saluran yang terpenting dalam saluran mobilitas sosial? Kecuali….
a. Angkatan bersenjata
b. Lembaga keamanan
c. Lembaga pemerintahan
d. Lembaga pendidikan
e. Organisasi ekonomi

15

Anda mungkin juga menyukai