Anda di halaman 1dari 17

NAMA : RODOTUN NAFISAH

PRODI : S1 KEP.3A / A2R17030


TUGAS : BU SITI

1. SURVEILANS PENYAKIT AKIBAT BENCANA


Indonesia merupakan negara kepulauan rawan terhadap bencana.Data dari BNPB
menyebutkan bahwa di tahun 2016 pada bulan januari hingga juni terdapat sebanyak 1.287
kejadian bencana. Pada juli tahun 2016, bencana hidrometeorologi khususnya banjir masih
mendominasi di Indonesia. Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah yang rawan
terhadap bencana banjir, dan Puskesmas Kanor merupakan salah satu puskesmas yang
berpotensi terkena dampak luapan sungai Bengawan Solo. Oleh karena itu, perlu dilakukan
surveilans pra, saat dan pasca bencana untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana
banjir di wilayah tersebut.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mengembangkan basis data surveilans bencana banjir di Puskesmas Kanor di Kabupaten
Bojonegoro. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan basis data
dan termasuk penelitian action research. Unit analisis penelitian ini adlah unit desa di
wilayah kerja Puskesmas Kanor. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam
kepada petugas kesehatan. Adapun kerangka operasional dalam penelitian ini dimulai dari
analisis sistem surveilans yang sedang berjalan, analisis kebutuhan data dan infromasi,
pengembangan basis data dan uji coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sistem
surveilans yang sedang berjalan ditemukan masalah pada komponen input, proses dan output.
Data surveilans pra bencana meliputi data data geografis, data demografis, data situasi
kesehatan, dan data upaya kesehatan. Pada data surveilans saat bencana meliputi data
bencana banjir, data korban bencana, data dampak bencana dan data kebutuhan korban
bencana. Data surveilans pasca bencana meliputi data tempat penampungan, data sanitasi,
data air bersih, data air minum, data lingkungan, data gizi,data angka kesakitan. Semua data
tersebut menghasilkan informasi kesiapan kapasitas untuk bencana banjir, frekuensi data
korban dan dampak bencana, frekuensi data kebutuhan korban bencana, dan rencana tindak
lanjut. Setelah dilakukan identifikasi kebutuhan data dan informasi maka dirancang sebuah
basis data surveilans bencana banjir yang berbasis website. Saat ujicoba dilakukan, petugas
kesehatan menyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat memenuhi atribut kesederhanaan,
stabilitas data, kualitas data dan kecepatan data. Kesimpulan bahwa pengembangan basis
data surveilans bencana Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro menggunakan aplikasi
berbasis website, yang mempermudah petugas kesehatan dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan bencana khususnya bencana banjir dari pra bencana, saat bencana dan pasca
bencana.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaianperistiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air
pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat
berarti masuknya pasang laut.
PENYAKIT AKIBAT BANJIR:

1. Penyakit Kulit

Di antara semua penyakit yang mengintai para korban banjir, penyakit kulit ini merupakan
penyakit yang paling umum terjadi. Penyebabnya adalah bakteri jenis E. Coli yang dibawa oleh
air banjir. Gejala yang timbul biasanya berupa bercak-bercak merah pada kulit yang terasa sangat
gatal. Jika tidak segera ditangani, bercak merah tersebut bisa melebar ke bagian kulit lainnya.

2. Diare

Lingkungan yang tidak langsung dibersihkan pasca banjir, dan kontaminasi bakteri yang terbawa
oleh banjir pada makanan, dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya diare. Gejala diare pun
bisa bervariasi, mulai dari sakit perut singkat dengan Buang Air Besar (BAB) tidak terlalu encer,
hingga kram perut hebat yang disertai intensitas BAB yang cukup tinggi dengan disertai
keluarnya lendir dan darah.

Penyakit ini tidak boleh dianggap remeh. Sebab, data World Health Organization (WHO)
menyebutkan bahwa setiap tahunnya ada hampir 2 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh
dunia, meninggal akibat diare, dan 8,5 persen dari angka tersebut adalah anak-anak dari negara-
negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

3. Kolera

Disebabkan oleh minuman dan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Vibrio Cholerae,
penyakit kolera ini memiliki gejala yang hampir mirip dengan diare, yaitu tingginya intensitas
BAB. Bedanya, pada kolera disertai muntah-muntah.

4. Leptospirosis

Leptospirosis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira, yang biasa
ditularkan melalui hewan. Bakteri tersebut biasanya memasuki tubuh lewat kulit, melalui luka
terbuka dan memar, atau melalui mata yang bersentuhan dengan air kotor yang mengandung
bakteri leptospira.

Gejala penyakit ini adalah sakit kepala, nyeri otot, demam, dan pendarahan di paru-paru. Jika
tidak segera ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak dan
sumsum tulang belakang), kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, hingga kematian.

5. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Penyakit lain yang juga mengintai usai banjir adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
yaitu infeksi yang menyerang saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Gejala umumnya mirip seperti flu umum, yaitu batuk dan demam yang disertai sesak napas.
Penularan ISPA terbilang cukup mudah, karena dapat ditularkan melalui air liur, darah, dan
udara.

6. Malaria

Air yang menggenang saat banjir dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Saat itulah
nyamuk penyebab malaria pun mendapat celah. Malaria disebabkan oleh parasit jenis
plasmodium. Parasit itu masuk ke dalam aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk anopheles
betina.

Gejala penyakit ini adalah demam tinggi yang disertai rasa lemas. Jika tidak segera mendapat
penanganan, malaria dapat berakibat fatal, karena parasit yang masuk ke dalam tubuh penderita
akan mengganggu pasokan darah ke organ vital.

7. Demam Berdarah (DB)

Sama seperti malaria, penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk,
yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Demam berdarah juga tergolong penyakit serius dan mematikan
jika tidak segera ditangani. Pada bayi dan anak-anak, gejala awal yang timbul adalah demam
yang disertai ruam pada kulit. Sementara pada orang dewasa, gejala dapat berupa demam yang
disertai nyeri otot, sakit kepala yang parah, nyeri di belakang mata, dan gejala-gejala lainnya.

8. Demam Tifoid (Tipes)

Demam tifoid (typhoid) merupakan infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella
dalam kotoran hewan, yang menginfeksi melalui air dan makanan yang telah terkontaminasi.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti sakit kepala, mual, demam, diare,
dan hilangnya nafsu makan.

CARA MENGATASI BANJIR:

Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi banjir:


1. Pastikan selokan atau sungai dilingkungan rumah bersih, jika masih banyak sampah
buatlah perkumpulan untuk gotong royong membersihkan selokan karena hal tersebut
adalah untuk kenyamanan bersama
2. Banyaknya penggundulan hutan juga salah satu sebabnya, mereboisasi tanaman dapat
membantu mencegah banjir karena dapat membantu penyerapan air dengan cepat.
3. Hindari membangun rumah disekitar sungai, karena hal tersebut dapat membuat lahan
sungai menjadi sempit dan membuat sampah sampah jatuh ke sungai.
4. Berhenti membuang sampah sembarangan, seperti ke sungai / kali, karena bisa menjadi
penyebab sungai meluap.
5. Membuat tanggul di sungai untuk meminimalisir luapan air
6. Membuat sumur buatan untuk dapat menyedot air dengan cepat apalagi untuk di didaerah
rawan banjir seperti daerah perkotaan, hal ini dapat menjadi solusinya

3. PENGERTIAN SURVEILANS
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan
pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap
kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhi nya pada
masyarakat sehingga dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan
efektif.

4. METODE SURVEILANS
Berdasarkan cara pengumpulan data, sistem surveilans dapat dibagi menjadi:
1) Surveilans aktif Pada sistem surveilans ini dituntut keaktivan dari petugas surveilans
dalam mengumpulkan data, baik dari masyarakat maupun ke unit-unit pelayanan
kesehatan. Sistem surveilans ini memberikan data yang paling akurat serta sesuai dengan
kondisi waktu saat itu. Namun kekurangannya, sistem ini memerlukan biaya lebih besar
dibandingkan surveilans pasif.
2) Surveilans pasif Dasar dari sistem surveilans ini adalah pelaporan. Dimana dalam
suatu sistem kesehatan ada sistem pelaporan yang dibangun dari 10 unit pelayanan
kesehatan di masyarakat sampai ke pusat, ke pemegang kebijakan. Pelaporan ini meliputi
pelaporan laporan rutin program serta laporan rutin manajerial yang meliputi logistik,
administrasi dan finansial program (laporan manajerial program).
Penyakit menular fungsi surveilans yang paling mendasar ada 2 yaitu:
deteksi dini kejadian luar biasa dan fungsi monitoring program untuk penyakit-penyakit
spesifik maupun penyakit yang umum di masyarakat.
Sistem surveilans tidak saja konsentrasi dengan penyakit-penyakit menular saja melaikan
menaruh perhatian yang besar terhadap penyakit-penyakit tidak menular.

5. DEFINISI DAN PENYAKIT AKIBAT BENCANA

1. BANJIR
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air
pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat
berarti masuknya pasang laut.
PENYAKIT YANG DIDERITA :

1. Penyakit Kulit

Di antara semua penyakit yang mengintai para korban banjir, penyakit kulit ini merupakan
penyakit yang paling umum terjadi. Penyebabnya adalah bakteri jenis E. Coli yang dibawa oleh
air banjir. Gejala yang timbul biasanya berupa bercak-bercak merah pada kulit yang terasa sangat
gatal. Jika tidak segera ditangani, bercak merah tersebut bisa melebar ke bagian kulit lainnya.

2. Diare
Lingkungan yang tidak langsung dibersihkan pasca banjir, dan kontaminasi bakteri yang terbawa
oleh banjir pada makanan, dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya diare. Gejala diare pun
bisa bervariasi, mulai dari sakit perut singkat dengan Buang Air Besar (BAB) tidak terlalu encer,
hingga kram perut hebat yang disertai intensitas BAB yang cukup tinggi dengan disertai
keluarnya lendir dan darah.

Penyakit ini tidak boleh dianggap remeh. Sebab, data World Health Organization (WHO)
menyebutkan bahwa setiap tahunnya ada hampir 2 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh
dunia, meninggal akibat diare, dan 8,5 persen dari angka tersebut adalah anak-anak dari negara-
negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

3. Kolera

Disebabkan oleh minuman dan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri Vibrio Cholerae,
penyakit kolera ini memiliki gejala yang hampir mirip dengan diare, yaitu tingginya intensitas
BAB. Bedanya, pada kolera disertai muntah-muntah.

4. Leptospirosis

Leptospirosis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira, yang biasa
ditularkan melalui hewan. Bakteri tersebut biasanya memasuki tubuh lewat kulit, melalui luka
terbuka dan memar, atau melalui mata yang bersentuhan dengan air kotor yang mengandung
bakteri leptospira.

Gejala penyakit ini adalah sakit kepala, nyeri otot, demam, dan pendarahan di paru-paru. Jika
tidak segera ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak dan
sumsum tulang belakang), kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, hingga kematian.

5. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Penyakit lain yang juga mengintai usai banjir adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
yaitu infeksi yang menyerang saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Gejala umumnya mirip seperti flu umum, yaitu batuk dan demam yang disertai sesak napas.
Penularan ISPA terbilang cukup mudah, karena dapat ditularkan melalui air liur, darah, dan
udara.

6. Malaria

Air yang menggenang saat banjir dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Saat itulah
nyamuk penyebab malaria pun mendapat celah. Malaria disebabkan oleh parasit jenis
plasmodium. Parasit itu masuk ke dalam aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk anopheles
betina.

Gejala penyakit ini adalah demam tinggi yang disertai rasa lemas. Jika tidak segera mendapat
penanganan, malaria dapat berakibat fatal, karena parasit yang masuk ke dalam tubuh penderita
akan mengganggu pasokan darah ke organ vital.

7. Demam Berdarah (DB)


Sama seperti malaria, penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk,
yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Demam berdarah juga tergolong penyakit serius dan mematikan
jika tidak segera ditangani. Pada bayi dan anak-anak, gejala awal yang timbul adalah demam
yang disertai ruam pada kulit. Sementara pada orang dewasa, gejala dapat berupa demam yang
disertai nyeri otot, sakit kepala yang parah, nyeri di belakang mata, dan gejala-gejala lainnya.

8. Demam Tifoid (Tipes)

Demam tifoid (typhoid) merupakan infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella
dalam kotoran hewan, yang menginfeksi melalui air dan makanan yang telah terkontaminasi.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti sakit kepala, mual, demam, diare,
dan hilangnya nafsu makan.

2. TANAH LONGSOR

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi
material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut.

1. Menimbulkan banyak korban jiwa

Hampir semua bencana alam dapat menimbulkan banyak korban jiwa, tidak terkecuali bencana
alam berupa tanah longsor ini. Alasan mengapa tanah longsor ini seringkali menimbulkan korban
jiwa karena pada umumnya atau bisasanya tanah longsir ini terjadi ketika hujan yang turun
sangat deras. Ketika hujan turun dengan derasnya pastilah orang- orang akan berkumpul di
dalam rumah untuk dapat menghindari turunya hujan.

Tanah longsor ini juga merupakan bencana alam yang turunnya selalu dengan cara yang tiba-
tiba. Karena datanganya yang tiba- tiba inilah masyarakat yang ada di dalam rumah akan
kesulitan dan tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Orang- orang akan tertimpa reruntuhan
rumah atau bahkan akan tertimbun oleh tanah atau bebatuan yang berada di sekitarnya.

2. Terjadinya kerusakan infrastuktur

Akibat tanah longsor akan kita dapatkan kerusakan berbagai infrastuktur bangunan di sekitar
lokasi bencana alam. Pada umumnya infrastuktur yang paling banyak terjadi kerusakan adalah
pemukiman atau rumah- rumah penduduk.
Hal itu kemungkinan karena jumlah rumah atau pemukiman penduduk yang paling banyak.
Namun  perlu kita ketahui bersama bahwasannya selain rumah atau pemukiman warga, juga
masih banyak infrastuktur lainnya yang kemungkinan rusak seperti sarana pendidikan, sarana
kesehatan dan juga tempat untuk melakukan aktivitas ibadah. Kerusakan infrastuktur yang
ditimbulkan karena bencana tanah longsor ini bisa dikatakan sangat besar dan hal ini tentu saja
akan mempunyai nilai materi yang sangat besar.  Sehingga dapat kita menilai bersama
bahwasannya tanah longsor ini merupakan bencana alam yang sangat merugikan, baim secara
metari maupun non materi.

3. Sumber mata pencaharian masyarakat

Pada umumnya bencana tanah longsor ini akan terjadi di daerah pegunungan dimana banyak
masyarakat yang berkerja sebagai petani baik mengolah tanah sawah maupun ladang mapun juga
peternakan. Ketika bencana tanah longsor ini menyerang maka sebagain dari tanah yang diolah
sebagai sumber mata pencaharian akan rusak. Hal ini tentu saja akan menyebabkan lahan
menjadi rusak dan sumber mata pencaharian masyarakat yang ada di sekitarnya semakin
menurun dan rusak. Akibatnya, banyak masyarakat yang akan kehilangan mata pencahariannya.

4. Memburuknya sanitasi lingkungan

Tanah longsor juga akan menimbulkan kerusakan pada sanitasi lingkungan. Akibatnya sanitasi
lingkungan menjadi buruk. Ketika tanah longsor menyerang maka saluran air bersih juga akan
terputus. Padahal kita semua telah mengetahui bahwa air merupakan elemen yang sangat
menunjang kehidupan manusia. Hal ini akan secara otomatis membuat sanitasi lingkungan
menjadi sangat buruk.

5. Timbulnya berbagai macam bibit penyakit

Dampak yang ditimbulkan selanjutnya adalah merebaknya bibit penyakit. Hal seperti ini hampir
dapat kita temui di berbagai bencana alam. Meskipun bukan dampak secara langsung namun
tanah longsor dapat merusak pemukiman warga. Hal ini akan membuat warga harus mengungsi.
Di tempat pengungsian inilah seringkali timbul berbagai macam jenis penyakit. Hal ini dapat
didukung oleh berbagai faktor yang terdapat dalam lingkungan (baca: fungsi lingkungan hidup)
pengungsian sendiri.

3. GEMPA BUMI  

GEMPA BUMI adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu
pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer. 
Akibat Gempa Bumi
Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini ada yang bersifat menguntungkan manusia tetapi
ada juga yang merugikan manusia. Tetapi kebanyakan bersifat merugikan manusia. Akibat
gempa bumi tersebut antara lain adalah:

1. Terangkatnya mineral ke permukaan bumi

Gempa bumi dapat mengakibatkan terangkatnya mineral – mineral yang ada di dalam lapisan
bumi. Hal ini dikarenakan oleh proses tektonik yaitu pergerakan lempeng bumi atau pergerakan
sesar. Sesar dapat menyebabkan lapisan bumi terangkat ke permukaan. Sesar ini disebut dengan
sesar naik. Tetapi tidak semua proses gempa yang disebabkan oleh sesar atau jenis – jenis
patahan ini dapat mengangkat mineral – mineral yang ada di dalam bumi. Hanya lapisan yang
mengandung mineral dan juga memang terdapat sesar aktif yang memotong lapisan mineral
tersebut.

2. Terjadinya Tsunami

Gempa bumi yang menjadi penyebab tsunami ini berjenis gempa tektonik  yang terjadi karena
adanya pergerakan lempeng akibat dari adanya arus konveksi yang terjadi di dalam bumi dan
pusat titik gempanya berada di dasar lautan. Gelombang tsunami yang terjadi dapat merusak dan
menenggelamkan apa saja yang ada di pesisir pantai sekitar sumber gempa sampai beberapa
kilometer ke daratan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan dekat tidaknya pusat
titik sumber gempa dari permukaan. Jika gelombang tsunami ini sering terjadi pada suatu daerah
maka tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan terkena dampak abrasi dan erosi pantai.

3. Terjadinya Jenis – Jenis Longsor

Gempa bumi mengakibatkan getaran atau guncangan tanah (ground shaking)  yang disebabkan
oleh karena adanya gerakan endogen. Getaran tanah ini menyebabkan tanah dan massa batuan
keluar dan akhirnya terjadi penyebab tanah longsor pada lapisan tanah dan batuan yang ada
diatasnya.

4. Terjadinya Banjir

Air yang terdapat didalam waduk, atau danau dapat keluar dan mengalir dalam jumlah besar
sehingga menjadi penyebab banjir ketika gempa terjadi. Jenis – jenis Banjir ini terjadi karena
ketika gempa, fungsi danau atau waduk menjadi rusak karena air dalam waduk atau danau
mengalir ke berbagai arah atau tumpah kembali dan keluar dan memenuhi manfaat sungai-sungai
dibawahnya.

5. Terjadinya Kebakaran

Gempa bumi menimbulkan getaran yang dapat mengakibatkan rusaknya bangunan yang ada.
Kerusakan – kerusakan bangunan tersebut dapat mengakibatkan aliran listrik terputus atau
kebocoran pipa dan tabung gas sehingga menyebabkan ledakan. Aliran listrik yang
terputus secara tiba – tiba dan ledakan tabung dan pipa gas tersebut dapat menimbulkan
kebakaran. Apalagi jika material yang ada di sekitarnya adalah material yang mudah terbakar.
Kebakaran yang terjadi juga menjadi penyebab pencemaran udara di lingkungan sekitarnya.

6. Hancurnya Bangunan

Bangunan yang ada diatas permukaan bumi atau berada bawah tanah dapat rusak bahkan hancur
karena adanya getaran pada lapisan tanah akibat dari terjadinya gempa. Parahnya kerusakan
tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan jauh dekatnya sumber titik gempa serta kuat
tidaknya konstruksi bangunan yang ada.

Gelombang pada gempa bumi menyebabkan pergerakan pada lapisan tanah yang
mengakibatkan bangunan – bangunan rumah atau gedung bergoyang sehingga dapat menjadikan
tidak kokohnya dan lemahnya kontruksi bangunan atau kerangka bangunan, bahkan sebagian
atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Maka dari itu, pada beberapa negara yang sering
terjadi gempa, sudah membuat rumah mereka atau gedung – gedung dengan kontruksi bangunan
anti gempa agar kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya gempa bumi tidak terlalu besar.

7. Munculnya wabah Penyakit

Wabah Penyakit ini dapat muncul ketika gempa yang terjadi telah merusak semua fasilitas yang
ada sehingga mengakibatkan sulitnya air bersih karena terjadi pencemaran air atau saluran –
saluran air yang rusak, sanitasi yang buruk, dan kebersihan yang tidak terjaga. Wabah penyakit
yang biasanya muncul adalah seperti diare, demam berdarah, deman dan flu, sesak nafas, sampai
TBC.

8. Banyaknya korban Jiwa

Ketika gempa terjadi, banyak korban jiwa berjatuhan karena tertimpa reruntuhan bangunan,
terbawa arus gelombang tsunami, atau terkena wabah penyakit.

9. Kerusakan Lingkungan

Getaran yang dihasilkan gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan fungsi lingkungan hidup
bagi manusia dan ruang publik untuk kehidupan seperti rusaknya struktur jenis – jenis
tanah, erosi tanah (baca juga: cara mencegah erosi tanah),  terkikisnya lapisan tanah, pencemaran
tanah (baca juga: pencemaran yang mengakibatkan perubahan alam dan ciri – ciri air, tanah, dan
udara yang tercemar),  rusaknya fungsi ekosistem terumbu karang jika pusat gempa ada di laut,
banyak tanaman yang rusak dan roboh, dan lain sebagainya.

Dan untuk menghadapi keadaan ketika gempa bumi terjadi dalam rangka mengurangi dampak
akibat terjadinya gempa bumi seperti yang disebutkan diatas, kita bisa melakukan mitigasi
bencana gempa bumi seperti yang dijelaskan pada artikel cara melakukan mitigasi gempa bumi.

4. TSUNAMI
Tsunami (津波, "ombak besar di pelabuhan") adalah gelombang air besar yang diakibatkan
oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang
menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya
gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di
laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai. Saat mencapai pantai,
tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-
tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-
tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan
kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan
menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.

Dampak Bencana Tsunami
1. Terjadi kerusakan kerusakan prasarana dan sarana sehingga menyebabkan berbagai
aktivitas terganggu
2. Pertanian dan perkebunan rusak. Aliran air akibat tsunami di daratan juga dapat mengikis
top soil lahan pertanian maupun perkebunan sehingga lahan akan tergradasi

5. GUNUNG MELETUS

Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam


perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Peristiwa ini berhubungan
dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Aktifitas magma yang mempunyai suhu yang
sangat tinggi di dalam perut bumi berusaha keluar sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan
pergeseran lempeng kulit bumi. Magma yang keluar dari perut gunung berapi adalah gunung
yang sedang meletus atau vulkanisme.

Dampak Negatif
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme yang
dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi
saat gunung meletus:

1. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas
mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen
Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di
sekitarnya.
2. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktivitas penduduk di
sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas
akan merusak permukiman warga.
4. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini
berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
6. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya
letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua
gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi
mereka wisatawan pecinta alam.
Dampak Positif Letusan Gunung Berapi
Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah
meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut uraiannya:

1. Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab
tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang
jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas
petani, hal ini sangat menguntungkan.
2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus,
apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki
nilai ekonomis.
3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus.
Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar
dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi
kesehatan kulit.
6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang
sangat melimpah.
7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab
gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit
listrik.

ANGIN PUTING BELIUNG

Proses Terjadinya Angin Puting Beliung


Angin puting beliung biasa terjadi padamusim pancaroba di kala siang ataupun sore hari. Fase
terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus.
Adapun fase terjadinya puting beliung yaitu:
1. Fase tumbuh – Di dalam awan terjadi arus udara yang naik ke atas dengan tekanan yang
cukup kuat. Pada saat ini proses terjadinya hujan belum turun karena titik-titik air serta kristal es
masih tertahan oleh arus udara yang bergerak naik menuju puncak awan.
2. Fase dewasa atau masak – Dalam fase ini, titik-titik air yang tidak lagi tertahan oleh
udara akan naik menuju puncak awan. Hujan kemudian akan turun dan menimbulkan gaya gesek
antara arus udara yang naik dan yang turun. Pada fase ini, temperatur massa udara yang turun
memiliki suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan udara disekelilingnya. Pada arus udara
yang naik ataupun turun dapat timbul arus geser yang memuntir lalu membentuk pusaran. Arus
udara yang berputar semakin lama semakin cepat akan membentuk sebuah siklon yang
“menjilat” bumi atau yang disebut pula dengan angin puting beliung.  Angin puting beliung,
dapat disertai dengan hujan yang deras dan membentuk pancaran air.
3. Fase punah – Dalam masa punah, tidak ada massa udara yang naik namun massa udara
akan meluas di seluruh awan. Pada akhirnya proses terjadinya awan mengalami kondensasi akan
berhenti dan udara turun melemah sehingga pertumbuhan awan akan berakhir.

Ciri-Ciri Angin Puting Beliung


Kondisi akan terjadinya puting beliung sebenarnya bisa diketahui kalau anda teliti. Hal ini bisa
dirasakan ketika anda merasakan cuaca panas yang tidak seperti hari-hari biasa. Cuaca panas
tersebut secara tiba-tiba digantikan oleh hujan yang lebat dan kemungkinan disertai dengan
puting beliung. Adapun gejala awal puting beliung yang perlu anda tahu untuk menambah
kewaspadaan anda adalah:

 Udara yang terasa panas hingga menyebabkan gerah


 Di langit ada pertumbuhan awan atau awan putih yang membentuk gerombolan berlapis-
lapis
 Di antara banyaknya awan kumulus tersebut, ada salah satu jenis jenis awan yang
memiliki batas tepi dengan warna abu-abu yang sangat jelas. Awan tersebut tampak menjulang
tinggi yang jika dilihat akan berbentuk mirip dengan bunga kol
 Awan berubah warna secara tiba-tiba dari warna putih menjadi warna hitam pekat
layaknya awan cumulonimbus
 Ketika angin kencang akan datang, ranting pohon serta daun bergoyang tertiup angin
 masyarakat harus selalu waspada terutama pada periode durasi Pembentukan awan
hingga fase awan punah. Hal ini biasanya berlangsung sekitar 1 jam.

Angin puting beliung merupakan angin yang disebabkan oleh dampak ikutan dari awan
cumulonimbus atau Cb yang biasanya tumbuh selama periode musim hujan. Namun perlu
diketahui jika tidak semua semua awan Cb akan menimbulkan angin puting beliung. Kehadiran
angin puting beliung dapat terjadi secara tiba-tiba yaitu 5 atau 10 menit di area dengan skala
yang sangat lokal. Arus udara dari puting beliung yang turun dengan kecepatan tinggi akan
menghembus permukaan bumi secara tiba-tiba dan acak. Hal inilah kenapa puting beliung
menjadi salah satu penyebab terjadinya kerusakan di banyak tempat.

Pusaran pada angin puting beliung memiliki bentuk yang mirip dengan belalai gajah atau seperti
selang pada vacum cleaner. Jika puting beliung berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
maka lintasannya akan membentuk jalur kerusakan karena bisa menerjang apapun yang
dilewatinya. Angin puting beliung banyak terjadi di dataran rendah dan pada siang hari.
Dampak Angin Puting Beliung
 Ada beberapa dampak angin puting beliung yang dapat menimbulkan banyak sekali kerusakan
yang tidak ringan bahkan ada yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit yang akan
mengganggu ruang publik untuk kehidupan. Berikut dampak-dampak yang bisa ditimbulkan oleh
angin puting beliung yang bersifat merusak seperti:

 Kerusakan pada rumah serta infrastruktur pada suatu daeah


 Dalam kasus puting beliung ada beberapa yang kasus yang menimbulkan korban jiwa
 Menimbulkan kerugian material
 Merusak kebun-kebun warga
 Menciptakan banyak puing-puing dari kerusakan materi serta sampah yang berserakan
 Dapat menganggu jalannya ekonomi

Dampak buruk dari angin puting beliung, dapat meluluhlantahkan tempat dengan area seluas 5
kilometer. Dalam hal ini rumah serta banyak tanaman akan hancur serta tumbang akibat diterjang
oleh angin puting beliung. Bukan hanya itu namun makhluk hidup juga bisa mati akibat
terlempar atau terbentur oleh benda-benda keras yang ikut masuk dalam pusaran angin.

ANGIN TOPAN

Pengertian Angin Topan

Angin topan merupakan angin yang berhembus dengan kekuatan kencang atau sangat kuat.
Angin topan terjadi di daerah yang mempunyai iklim tropis, terutama di daerah yang dekat
dengan garis balik utara dan garis balik selatan (kecuali yang sangat dekat dengan garis
lintang nol derajat atau garis khatulistiwa). Angin topan berwujud pusaran angin yang kencang
dengan kecepatan angin sekitar 120 km/ jam atau lebih, bahkan di level tertingginya kecepatan
angin topan mencapai hingga 250 km per jamnya. Luar biasa. Angin topan biasa muncul ketika
pergantian musim.

DAMPAK ANGIN TOPAN

Angin topan merupakan angin yang bersifat merugikan karena kekuatannya yang dasyat.
Kebanyakan angin topan terjadi di tengah- tengah samudera yang kemudian hanya menelan
korban jiwa sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Namun angin topan terkadang juga terjadi di
daratan, dimana ketika di daratan akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan banyak
sekali korban jiwa. Selain merenggut korban jiwa, keberadaan angin topan juga menimbulkan
banyak kerugian lainnya. Angin topan menimbulkan kerugian di berbagai bidang yang berbeda.
Beberapa kerugian atau dampak dari angin topan antara lain sebagai berikut:
1. Bidang perhubungan

Dampak dari angin topan yang pertama mengenai bidang perhubungan. Karena angin topan
kebanyakan terjadi di tengah lautan, maka sangat erat hubungannya dengan kegiatan
perhubungan yang notabene merupakan hubungan antara wilayah satu negara dengan negara
lainnya. Angin topan tidak hanya mempengaruhi bidang transportasi laut saja, namun juga
bidang transportasi darat dan juga udara. Karena tekanan udara dan juga angin yang tidak stabil,
maka untuk penerbangan tentu akan ditunda karena jadwal penerbangan sangat rentan dengan
yang namanya cuaca. Pesawat menjadi tidak aman apabila terbang dalam cuaca yang tidak stabil.
Untuk transportasi darat, angin topan jelas mempengaruhi kelancaran transportasi darat karena
dapat membuat kondisi darat menjadi porak poranda dan bisa menumbangkan pohon- pohon
yang ada di daratan. Sementara untuk transportasi laut, keberadaan angin topan sudah tidak
diragukan lagi untuk dapat mempengaruhi kelancaran transportasi. Kapal- kapal yang melintas
tersebut jelas bisa tergulung oleh ombak yang bisa mencapai tinggi bermeter- meter.

2. Bidang telekomunikasi

Dampak angin topan yang selanjutnya mempengaruhi bidang telekomunikasi. Telekomunikasi


bisa berjalan lancar dengan bantuan satelit. Apabila keberadaan satelit menjadi terganggu maka
sistem komunikasi juga akan terganggu. Adanya tekanan udara yang berbeda dan angin kencang
juga bisa mempengaruhi atmosfer bumi (baca: manfaat atmosfer bumi), terutama di lapisan
ionosfer dimana terjadinya perpindahan gelombang elektronik dari berbagai alat komunikasi,
televisi dan juga radio. Maka dari itulah jika ada hujan deras disertai dengan petir dan juga kilat,
kita dihimbau untuk tidak menyalakan televisi supaya tidak ada sesuatu hal yang tidak
diinginkan.

3. Bidang pariwisata

Selanutnya dampak angin topan mempengaruhi bidang pariwisata. Dampak dari angin topan ini
paling banyak mempengaruhi di bidang pariwisata. Bidang pariwisata menonjolkan keindahan
alam yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Namun ketika angin topan menyerang, maka akan
menimbulkan berbagai kerusakan yang membuat lingkungan menjadi tidak indah lagi. Selain
tidak indah juga dapat menimbulkan berbagai macam marabahaya bagi para wisatawan. Sektor
pariwisata yang terkena dampaknya bukan hanya pariwisata laut saja, namun juga pariwisata
darat.

4. Bidang pertanian

Selanjutnya ada di bidang pertanian. Kita mengetahui bahwa rata- rata pertanian terjadi di area
darat, meskipun ada beberapa pertanian yang terjadi di wilayah lautan seperti pertanian rumput
laut, dan tumbuh- tumbuhan laut yang lainnya. Wajar saja apabila terjadinya angin topan dapat
mengganggu kelangsungan bidang pertanian. Kecepatan angin yang ideal rata- rata adalah 19
hingga 35 km per jamnya. Dengan kecepatan yang demikian maka akan terjadi penyerbukan
yang sempurna. Sementara itu angin topan mempunyai kecepatan yang sangat kencang dan juga
kekuatan yang sangat besar. Hal ini jelas akan mengganggu penyerbukan dan membuat pertanian
menjadi gagal panen. Selain membuat pertanian gagal panen, angin topan juga akan merusak
lahan pertanian sehingga menjadi sulit untuk digunakan atau ditanami.

5. Bidang pembangunan

Angin topan juga dapat mengganggu terjadinya proses pembangunan yang tengah dilakukan.
Salah satunya alasan yang bisa menjelaskan hal ini adalah karena bangunan bisa terangkat
hingga ke dasarnya, atau bahkan bergeser hingga akhirnya menjadi roboh. Hal ini terjadi karena
kekuatan dari angin topan yang dasyat. Angin topan juga bisa mengangkat atap dari bangunan
tersebut. Angin topan juga bisa merobohkan tiang besi yang menjadi penyangga suatu bangunan.
Sehingga apabila tiang tersebut roboh, maka yang akan terjadi adalah bangunan juga akan ikut
roboh.

Nah, itulah beberapa dampak yang kemungkinan besar dapat timbul karena adanya terjangan
angin topan. Angin topan yang terjadi dapat mengakibatkan kerusakan yang ganas, maka dari
itulah manusia harus waspada terhadap terpaan angin topan yang datang sewaktu- waktu. Dan
lebih penting lagi harus mengupayakan berbagai cara untuk dapat menanggulangi terjadinya
angin topan supaya tidak menimbulkan banyak kerusakan dan juga menelan korban jiwa.

KEKERINGAN

Kekeringan adalah salah satu bencana yang ditandai dengan keadaan kurangnya pasokan air pada
suatu wilayah dalam jangka waktu berkepanjangan (berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Kekurangan pasokan air dalam waktu yang lama akan memberikan dampak buruk bagi
kehidupan, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.

Menurut Parwata  et al. (2014), kekeringan merupakan hubungan antara ketersediaan air yang
berada dibawah minimal kebutuhan air untuk hidup, lingkungan serta ekonomi.

Berikut ini adalah akibat dari bencana kekeringan, yaitu:

a. Kekurangan Sumber Air Minum


Dampak yang paling fatal bagi kehidupan manusia adalah kurangnya air minum. Tubuh yang
kekurangan cairan akan mengalami dehidrasi. Tidak hanya akan dialami oleh manusia, namun
hewan-hewan juga akan mengalami kekurangan cairan tubuh karena tidak adanya air untuk
diminum.

b. Kekurangan Air Untuk Kebutuhan Sehari-Hari


Selain fungsi utamanya untuk air minum, air juga dibutuhkan dalam kegiatan sehari hari seperti
memasak, mandi, buang air, mencuci dan sebagainya. Jika tidak ada air maka kegiatan-kegiatan
rumah tangga tidak akan berjalan dengan baik.

c. Tanaman dan Hewan Mati


Akibat bagi tanaman adalah layu hingga kematian. Tanaman menjadi bagian penting dari siklus
oksigen dan menjadi sumber pangan bagi manusia dan hewan. Jika tanaman mati, maka sumber
makanan bagi hewan dan manusia akan berkurang dan menyebabkan kelaparan, bahkan ancaman
kematian.

d. Bencana Kelaparan
Kekeringan yang berkepanjangan akan menyebabkan sektor pertanian, perkebunan dan
peternakan mengalami gagal panen. Akibatnya, cadangan makanan bagi masyarakat menjadi
langka

e. Lingkungan Kotor
Adanya air dapat dimanfaatkan untuk membersihkan kotoran di sekitar kita, misalnya mengepel
lantai, membersihkan hewan dan lainnya. Jika kekeringan melanda, maka tidak ada sumber air
untuk membersihkan lingkungan.

f. Wabah Penyakit
Bibit penyakit akan muncul jika kekeringan terjadi. Hal ini disebabkan karena kebersihan tubuh
dan lingkungan tidak terjadi karena ketiadaan air. Penyakit yang umumnya muncul adalah gatal-
gatal, jamur, dan penyakit kulit lainnya.

g. Serangan Serangga
Hama tanaman akan bermunculkan saat kemarau panjang terjadi. Serangga tersebut muncul
karena rantai makanan telah terganggu, seperti predator yang pergi atau mati.

SURVEILANS PENYAKIT AKIBAT BENCANA


Indonesia merupakan negara kepulauan rawan terhadap bencana.Data dari BNPB
menyebutkan bahwa di tahun 2016 pada bulan januari hingga juni terdapat sebanyak 1.287
kejadian bencana. Pada juli tahun 2016, bencana hidrometeorologi khususnya banjir masih
mendominasi di Indonesia. Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu daerah yang rawan
terhadap bencana banjir, dan Puskesmas Kanor merupakan salah satu puskesmas yang
berpotensi terkena dampak luapan sungai Bengawan Solo. Oleh karena itu, perlu dilakukan
surveilans pra, saat dan pasca bencana untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana
banjir di wilayah tersebut.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mengembangkan basis data surveilans bencana banjir di Puskesmas Kanor di Kabupaten
Bojonegoro. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan basis data
dan termasuk penelitian action research. Unit analisis penelitian ini adlah unit desa di
wilayah kerja Puskesmas Kanor. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam
kepada petugas kesehatan. Adapun kerangka operasional dalam penelitian ini dimulai dari
analisis sistem surveilans yang sedang berjalan, analisis kebutuhan data dan infromasi,
pengembangan basis data dan uji coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sistem
surveilans yang sedang berjalan ditemukan masalah pada komponen input, proses dan output.
Data surveilans pra bencana meliputi data data geografis, data demografis, data situasi
kesehatan, dan data upaya kesehatan. Pada data surveilans saat bencana meliputi data
bencana banjir, data korban bencana, data dampak bencana dan data kebutuhan korban
bencana. Data surveilans pasca bencana meliputi data tempat penampungan, data sanitasi,
data air bersih, data air minum, data lingkungan, data gizi,data angka kesakitan. Semua data
tersebut menghasilkan informasi kesiapan kapasitas untuk bencana banjir, frekuensi data
korban dan dampak bencana, frekuensi data kebutuhan korban bencana, dan rencana tindak
lanjut. Setelah dilakukan identifikasi kebutuhan data dan informasi maka dirancang sebuah
basis data surveilans bencana banjir yang berbasis website. Saat ujicoba dilakukan, petugas
kesehatan menyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat memenuhi atribut kesederhanaan,
stabilitas data, kualitas data dan kecepatan data. Kesimpulan bahwa pengembangan basis
data surveilans bencana Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro menggunakan aplikasi
berbasis website, yang mempermudah petugas kesehatan dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan bencana khususnya bencana banjir dari pra bencana, saat bencana dan pasca
bencana.

Anda mungkin juga menyukai