Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Stratifikasi Sosial dan Masyarakat


Diajukan untuk memenuhi tugas mata Kuliah Sosiologi

Dosen Pengampu : Dr.Raden Roro Sri Rejeki Waluya Jati, MA.

Disusun oleh :

A Syifa Pratidina 1221020001

Dwi Hana Fauziah 1221020012

Imam Husnul Maab 1221020028

Irena Putri Hamidah 1221020031

Lulu Siti Marjani 1221020037

Muhammad Akhdan Ruwanda 1221020043

PROGRAM STUDI AGAMA AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Beserta junjungan Nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW, Dan para sahabat yang senantiasa dalam rahmat
dan karunia-Nya,Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan tujuan
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sosiologi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada


Dosen mata kuliah Sosiologi yang telah memberikan tugas terhadap kami.

Dalam makalah ini, membahas tentang ‘’Stratifikasi sosial dan masyarakat’’, Kami
ucapkan terima kasih kepada kerabat dekat yang sudah membantu dalam penyelesaian
tugas kelompok ini.

Permohonan maaf kami tujukan kepada dosen yang senantiasa dalam


perlindungan Allah SWT.

Bandung, 5 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 4
C. TUJUAN PENULIS ....................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL ................................................................. 5
B. FAKTOR-FAKTOR STRATIFIKASI SOSIAL ........................................................ 6
C. BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL ........................................................................... 7
D. DAMPAK STRATIFIKASI SOSIAL ......................................................................... 7
E. UPAYA MENGATASI STRATIFIKASI SOSIAL ................................................... 8
F. STUDY KASUS DAN TEORI ..................................................................................... 9
I. Tinjauan Masalah dan Teori ...................................................................................... 9
BAB III....................................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................................. 15
A. ANALISIS ..................................................................................................................... 15
B. KESIMPULAN ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari semua perbedaan kehidupan pada manusia,satu bentuk-bentuk
kehidupan manusia yang sangat terlihat adalah kejadian-kejadian stratifikasi
sosial.Perbedaan yang terjadi ini tidak terjadi begitu saja.
Namun melewati suatu tahapan wujud kehidupan (baik berwujud
gagasan,standar,nilai,kegiatan sosial atau material) yang akan berada pada
masyarakat dikarenakan masyarakat beranggapan wujud kehidupan tersebut
baik,benar serta bermanfaat bagi masyarakat,stratifikasi sosial selalu hidup
pada bagian manusia.akan tetapi perwujudan bisa berubah-ubah,hal tersebut
ditentukan seperti apa yang ia tempatkan.
Secara umum stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai penggolongan
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang disusun bertingkat.Gejala
penggolongan masyarakat yang bersifat hierarki vertikal berakibat timbulnya
kelas-kelas sosial sehingga muncullah istilah kelas sosial atas (upper class),
kelas sosial menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).
Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam
masyarakat.Setiap masyarakat akan selalu mempunyai penghargaan tertentu
terhadap hal-hal tertentu.Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal
itu,akan menempatkan individu yang memilikinya pada kedudukan yang lebih
tinggi juga.Apabila suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan maka
mereka yang lebih banyak memiliki kekayaan materil akan menempati
kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pihak pihak lain.Oleh
karena itu gejala tersebutlah yang menimbulkan adanya lapisan sosial dalam
masyarakat,yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok
dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Strafikasi sosial dan Masyarakat?
2. Apa itu Faktor faktor Stratifikasi sosial?
3. Ada berapa Bentuk Stratifikasi sosial?
4. Apa saja dampak Stratifikasi sosial?
5. Bagaimana Upaya mengatasi Stratifikasi sosial?

C. TUJUAN PENULIS
1. Mengetahui pengertian dari Stratifikasi Sosial
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Faktor faktor Stratifikasi sosial
3. Mengetahui beberapa bentuk Stratifikasi Sosial
4. Mengetahui Dampak dari Stratifikasi Sosial
5. Mengetahui bagaimana cara mengatasi Stratifikasi sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL


Didalam lingkungan bermasyarakat kita bisa menemukan berbagai macam
golongan atau tradisi yang berbeda-beda, yang mana terdapat golongan yang
bertingkat dan mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Adapun menurut
istilah stratifikasi umumnya asal kata dari strata dan stratum yang bisa di artikan
lapisan. Oleh karena itu stratifikasi sosial sering di artikan sebagai tingkatan atau
perbedaan suatu masyarakat, sejumlah individu yang mempunyai kedudukan atau
status yang sama menurut ukuran masyarakat nya.

Stratifikasi sosial ialah sistem pembedahan individu atau kelompok di dalam


lingkup masyarakat, yang menempatkan pada kelas-kelas yang berbeda-beda
menurut hierarki dan memberi hak serta kewajiban terhadap individual atau
dengan lapisan-lapisan yang lainnya. Pada dasarnya membicarakan tentang
penguasaan sumber-sumber sosial. Sumber sosial ialah segala sesuatu yg di
pandang oleh masyarakat itu berharga untuk nya. Stratifikasi sosial ialah
perbedaan penduduk dan masyarakat secara bertingkat,tentunya tidak berlaku
umum,sebab perbedaan desa ataupun kota memiliki karakteristik yang berbeda-
beda.

Adapun pengertian Stratifikasi sosial menurut para Ahli yaitu :

1. Max Weber
Weber mengemukakan konsep "kelas sosial" sebagai salah satu dimensi
stratifikasi sosial. Menurutnya, kelas sosial didasarkan pada perbedaan dalam
kepemilikan sumber daya ekonomi (kekayaan), kekuasaan politik, dan status
sosial. Weber juga mengakui adanya "status" sebagai dimensi stratifikasi
sosial yang melibatkan perbedaan dalam pengakuan sosial dan penghargaan
terhadap seseorang dalam masyarakat.
2. Karl Marx
Marx mengartikan stratifikasi sosial dari perspektif konflik kelas. Bagi Marx,
masyarakat terbagi menjadi dua kelas utama, yaitu pemilik modal (kelas
borjuis) dan pekerja (kelas proletar). Menurutnya, konflik antara kelas borjuis
dan proletar merupakan karakteristik utama stratifikasi sosial dalam
masyarakat
3. Emile Durkheim
Durkheim memandang stratifikasi sosial sebagai hasil dari spesialisasi
pekerjaan dalam masyarakat modern. Menurutnya, masyarakat dibagi menjadi
berbagai tugas atau peran yang saling bergantung, dan perbedaan dalam
spesialisasi pekerjaan ini mengarah pada stratifikasi sosial.

5
4. Pierre Bourdieu:
Bourdieu mengembangkan konsep "kapital" sosial, ekonomi, dan budaya
dalam konteks stratifikasi sosial. la berpendapat bahwa individu dan
berdasarkan kuantitas dan kualitas kelompok dapat memperoleh keuntungan
atau keuntungan sosial kapital yang mereka miliki.

B. FAKTOR-FAKTOR STRATIFIKASI SOSIAL


Faktor-faktor stratifikasi sosial adalah kriteria atau indikator apa yang dapat
dipakai untuk masyarakat ke dalam suatu lapisan. Adapun indikator tersebut
ialah sebagai berikut:

a. Kekayaan
Memiliki sesuatu itu sangatlah penting dalan kehidupan dan barang siapa
memiliki kekayaan (berupa kepemilikan benda-benda berharga atau aset
produksi) paling banyak ia miliki, maka ia akan berada di posisi paling atas,
kekayaan tersebut bisa kita lihat secara nyata dari bentuk rumah, tipe kendaraan
pribadi, gaya berpakaian, jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara
berbelanja, dan lain sebagainya.
b. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan seseorang dengan
sesuka hatinya. kekuasaan biasanya terlihat dari kepemilikan. Seperti orang kaya
yang banyak aset produksi dan memiliki kekuasan untuk menentukan banyak hal.
Kekuasaan juga bisa bersumber dari keturunan.
c. Kehormatan
Ukuran kehormatan ini terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan. Ukuran semacam
ini biasanya hidup pada bentuk-bentuk masyarakat yang masih tradisional, orang-
orang yang bersangkutan adalah individu yang dianggap atau pernah berjasa
besar dalam masyarakat atau orang-orang yang paling dihormati atau yang
disegani.
d. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-
akibat yang negatif, bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan
landasan,akan tetapi gelar kesarjanaannya sudah tentu hal ini mengakibatkan
segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut, walau melalui
mekanisme yang tidak benar.
e. Keturunan
Dalam masyarakat feodal anggota masyarakat yang berasal dari keluarga raja
atau kaum bangsawan akan menempati lapisan atas. Keturunan masih berlaku di
dalam lingkup masyrakat bangsawan, yang masih memegang kekuasaan
walaupun masih bersifat simbolis.Adapun keturunan rakyat jelata berada pada
lapisan bawah.1

1
Saefullah, A. (2019). Teori-Teori Sosiologi Kelas, Stratifikasi, dan Gerakan Sosial. Prenadamedia Group.

6
C. BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL
Bentuk stratifikasi sosial meliputi stratifikasi ekonomi stratifikasi status
sosial dan stratifikasi kekuasaan. Secara garis besar stratifikasi sosial merupakan
suatu perbedaan dalam masyarakat.2 Di mana di dalamnya terdapat 3 bentuk
stratifikasi sosial yaitu:

a. Sistem kasta
Sistem kasta ini termasuk kepada stratifikasi ekonomi yang merupakan suatu
kondisi di mana seseorang berada pada status sosial tertentu yang didasarkan
karena perbedaan ekonomi atau pada garis keturunannya. Kelompok yang
memiliki kekayaan yang lebih banyak cenderung diposisikan pada kasta tertinggi
dalam stratifikasi sosial, sementara kelompok yang kurang beruntung secara
ekonomi cenderung ditempatkan pada posisi yang lebih rendah.
b. Sistem kelas
sistem kelas ini termasuk ke dalam stratifikasi sosial yaitu terdiri atas
sekumpulan orang yang mempunyai status yang sama dengan parameter strata
dari kekayaan yang dimilikinya pendidikan pendapatan dan pekerjaan sistem
kelas dapat dikatakan sebagai stratifikasi yang terbuka. Kelompok yang memiliki
pekerjaan yang dihormati atau pendidikan yang tinggi, cenderung ditempatkan
pada posisi yang lebih tinggi dalam stratifikasi sosial. Namun Setiap orang
berhak memiliki kedudukan atau status yang yang lebih baik sesuai dengan
keinginan sendiri. 3
c. Sistem meritokrasi
sistem meritokrasi ini adalah mereka percaya bahwa strata dapat diperoleh
melalui kerja keras suatu individu atau usahaa yang dilakukannya. Bentuk dari
meritokrasi ini juga bersifat terbuka karena selama individu tersebut mau
berusaha maka individu tersebut dapat berpindah status sesuai apa yg di
kehendakinya.

D. DAMPAK STRATIFIKASI SOSIAL


Dampak Stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat, antara lain:

a. Ketidakadilan Sosial: Stratifikasi sosial berdampak pada ketidakadilan sosial,


yang mana individu dan kelompok yang pada kelas rendah dalam stratifikasi
sosial, akan menghadapi keterbatasan akses terhadap sumber daya sosial,
ekonomi, dan politik. Yang dapat mengakibatkan kesenjangan sosial yang
mempengaruhi kesejahteraan dan kehidupan sehari-hari mereka.
b. Ketegangan Sosial: Stratifikasi sosial yang tajam dan tidak adil memicu pada
ketegangan sosial dalam masyarakat. Ketimpangan dalam distribusi sumber daya

2
Haris, S. (2015). Dinamika Stratifikasi Sosial di Indonesia. Rajawali Pers.

3
Suryanto, D., & Fajar, S. (2018). "Sosiologi Kelas dan Stratifikasi Sosial." Jakarta: RajaGrafindo Persada.

7
dan peluang dapat menyebabkan konflik antar kelompok, ketidakstabilan sosial,
dan bahkan kerusuhan sosial.
c. Mobilitas Sosial: Stratifikasi sosial juga dapat memengaruhi mobilitas sosial,
yaitu kemampuan individu atau kelompok untuk bergerak naik atau turun dalam
hierarki sosial. Jika stratifikasi sosial sangat kaku dan tidak memberikan
kesempatan mobilitas sosial yang adil, dapat terjadi ketidakmampuan bagi
individu atau kelompok untuk meningkatkan status sosial mereka, yang dapat
mengurangi motivasi dan harapan dalam masyarakat.
d. Pola Perilaku dan Identitas: Stratifikasi sosial dapat mempengaruhi pola perilaku
dan identitas individu atau kelompok dalam masyarakat. Individu atau kelompok
yang berada pada kelas bawah dalam stratifikasi sosial mungkin mengalami
stigmatisme, merasa kurang dihargai, atau menghadapi diskriminasi, yang dapat
mempengaruhi cara mereka berperilaku dan membentuk identitas mereka.

E. UPAYA MENGATASI STRATIFIKASI SOSIAL


Terdapat beberapa upaya untuk mengurangi dampak stratifikasi sosial
diantaranya:

a. Kebijakan Publik: Pemerintah dan lembaga publik dapat menerapkan kebijakan


yang bertujuan untuk mengurangi stratifikasi sosial dan ekonomi, serta dapat
memberikan akses yang lebih merata terhadap sumber daya dan peluang untuk
semua individu dalam masyarakat.
b. Pendidikan: Pendidikan yang mengedepankan kualitas dan dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan mobilitas sosial. Dengan memberikan akses yang merata dan
berkualitas terhadap pendidikan kepada semua individu, dapat membantu
mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberikan peluang yang sama bagi
semua individu untuk meningkatkan status sosial mereka.
c. Kesadaran Sosial: Meningkatkan kesadaran sosial tentang pentingnya
menghargai semua keberagaman dan mengurangi diskriminasi dapat membantu
mengatasi stratifikasi sosial. Melibatkan masyarakat dalam dialog, kampanye
sosial, dan pendekatan kultural yang inklusif dapat membantu merubah sikap dan
perilaku yang dapat memperkuat stratifikasi sosial.
d. Kesetaraan Gender: Pemastian kesetaraan gender adalah langkah penting dalam
mengatasi stratifikasi sosial. Menghapuskan diskriminasi gender dan memberikan
kesempatan yang sama bagi pria dan wanita dalam akses terhadap sumber daya
dan peluang dapat membantu mengurangi stratifikasi sosial yang didasarkan pada
gender.
e. Keterlibatan Masyarakat: Mengadakan sosialisasi dengan masyarakat yang
bertujuan untuk proses pengambilan keputusan, termasuk dalam pembuatan
kebijakan yang berkaitan dengan distribusi sumber daya dan peluang, dapat
membantu mengurangi ketidakadilan sosial dan mempromosikan inklusi sosial
bagi semua individu dalam masyarakat.
f. Pemberdayaan Ekonomi: Meningkatkan akses dan kesempatan ekonomi bagi
individu atau kelompok yang berada pada posisi rendah dalam stratifikasi sosial

8
dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan mengurangi ketimpangan
sosial. Ini dapat dilakukan melalui program pemberdayaan ekonomi, pelatihan
kerja, dan akses ke modal usaha.4

F. STUDY KASUS DAN TEORI

I. Tinjauan Masalah dan Teori

1. Stratifikasi Kasta Dalit dan Rasisme di Masyarakat India

a. Sejarah dan perkembangan masyarakat dalit


Masyarakat Dalit merupakan kelompok minoritas di India yang terdiri dari
orang-orang yang dipandang sebagai kasta terendah dalam sistem kasta Hindu.
Sejarah dan perkembangan masyarakat Dalit dipengaruhi oleh kebijakan kasta
dalam masyarakat Hindu yang mengakibatkan diskriminasi dan marginalisasi
yang terus menerus. Pada awalnya, masyarakat Dalit dilarang untuk
melakukan aktivitas sosial, ekonomi, dan politik yang sama dengan kasta yang
lebih tinggi. Namun, gerakan reformasi sosial yang dipimpin oleh tokoh-tokoh
seperti Mahatma Gandhi dan B.R. Ambedkar membawa perubahan signifikan
bagi masyarakat Dalit. Pada tahun 1950, konstitusi India memastikan hak-hak
dan perlindungan untuk masyarakat Dalit sebagai bagian dari kebijakan
affirmative action atau pengarusutamaan sosial yang adil. Meskipun demikian,
masyarakat Dalit masih menghadapi berbagai tantangan dalam
memperjuangkan hak-hak mereka secara merata dalam masyarakat India
modern.

b. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Dalit

Masyarakat Dalit masih menghadapi banyak tantangan sosial, politik, dan


ekonomi di India. Diskriminasi dan marginalisasi terus berlangsung, meskipun
ada undang-undang yang melindungi hak-hak mereka. Banyak masyarakat
Dalit masih hidup dalam kemiskinan dan akses mereka ke layanan kesehatan
dan pendidikan masih terbatas. Mereka juga sering menjadi korban kekerasan
dan pelecehan, dan sistem peradilan sering tidak memperhatikan hak-hak
mereka. Di bidang politik, walaupun ada representasi yang lebih besar dari
masyarakat Dalit dalam pemerintahan, mereka masih dihadapkan pada
penghambatan dalam perjuangan hak-hak dan peran mereka dalam
pengambilan keputusan.

c. Peran agama dalam kehidupan masyarakat Dalit

Agama memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Dalit di


India. Banyak orang Dalit memeluk agama Buddha atau Kristen sebagai reaksi

4 Widiyanto, H. (2018). Ekonomi, Pembangunan, dan Stratifikasi Sosial di Indonesia. PT Pustaka Mandiri.

9
terhadap diskriminasi sistematis oleh masyarakat Hindu. Agama menjadi
sumber kekuatan spiritual dan persatuan dalam menghadapi tantangan sosial
dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Dalit. Namun, ada juga
kelompok-kelompok di dalam agama yang mempertahankan diskriminasi
kasta terhadap masyarakat Dalit. Beberapa organisasi agama dan lembaga
pendidikan telah didirikan untuk membantu memperjuangkan hak-hak
masyarakat Dalit dan memberikan dukungan untuk masyarakat yang
terpinggirkan.5

Tinjauan Teori:

a. Konsep teologis tentang kesetaraan.

Konsep teologis tentang kesetaraan manusia menyatakan bahwa semua


manusia sama di hadapan Tuhan, dan memiliki hak yang sama untuk hidup
dengan martabat dan hak-hak yang sama. Konsep ini muncul dalam berbagai
agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan lainnya. Setiap orang memiliki nilai
yang sama dan hak untuk dihormati dan diakui sebagai sesama manusia.
Konsep kesetaraan manusia juga menekankan bahwa diskriminasi dan
pemisahan sosial yang didasarkan pada ras, agama, jenis kelamin, atau kasta
tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas. Konsep
kesetaraan manusia telah menjadi dasar dalam perjuangan melawan
ketidakadilan dan diskriminasi dalam masyarakat.

b. Pengaruh Agama Hindu dan Kristen terhadap stratifikasi sosial dalam


masyarakat Dalit.

Agama Hindu memiliki pengaruh besar terhadap stratifikasi sosial dalam


masyarakat Dalit, karena sistem kasta yang ada di dalamnya. Sistem kasta
mengatur posisi dan hak-hak sosial, ekonomi, dan politik dari individu
berdasarkan kelahiran mereka dalam suatu kasta tertentu. Oleh karena itu,
masyarakat Dalit ditempatkan pada posisi terendah dan seringkali dihina dan
diabaikan oleh kasta-kasta yang lebih tinggi. Sebaliknya, agama Kristen di
India menyediakan perlindungan bagi masyarakat Dalit dan menolak sistem
kasta, meskipun beberapa bentuk diskriminasi masih terjadi. Oleh karena itu,
agama Kristen sering menjadi pilihan bagi masyarakat Dalit yang ingin
melarikan diri dari sistem kasta yang merendahkan mereka.

c. Interpretasi teologis tentang kesetaraan manusia dan implikasinya terhadap


penghapusan stratifikasi sosial dalam masyarakat Dalit.

5
Haseena ‘’The History of Dalit Culture and Their Deplorable Situation in india’’ journal historical Research Letter XXII
(2015).

10
Interpretasi teologis tentang kesetaraan manusia menunjukkan bahwa
semua manusia diciptakan sama oleh Tuhan dan memiliki hak yang sama
untuk hidup dengan martabat dan hak-hak yang sama. Oleh karena itu, sistem
stratifikasi sosial yang didasarkan pada kasta dianggap bertentangan dengan
nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan. Implikasi dari interpretasi ini adalah
bahwa penghapusan sistem stratifikasi sosial menjadi tugas moral dan religius
bagi masyarakat dan pemimpin agama. Perjuangan untuk penghapusan
diskriminasi dan kesetaraan harus dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat,
termasuk pemimpin agama, dalam mempromosikan martabat manusia dan
kesetaraan di seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat Dalit.

Salah satu teori yang sesuai untuk memahami stratifikasi kasta dan rasisme
yang dihadapi oleh masyarakat Dalit di India adalah teori konflik sosial. Teori
konflik sosial menekankan pada ketidaksetaraan sosial, konflik, dan dominasi
yang terjadi dalam masyarakat.

Dalam konteks stratifikasi kasta dan rasisme di India, teori konflik sosial
dapat menjelaskan bagaimana sistem kasta yang hierarkis dan diskriminatif
mempertahankan ketimpangan kekuasaan dan keuntungan bagi kelompok-
kelompok yang mendominasi. Sistem kasta memungkinkan kelompok yang
lebih tinggi dalam hierarki untuk mempertahankan kontrol sosial, sumber
daya, dan akses ke kesempatan yang lebih baik, sementara kelompok Dalit
menghadapi penindasan dan pembatas.

Teori konflik sosial juga dapat menjelaskan bagaimana rasisme terjadi


terhadap masyarakat Dalit berdasarkan diskriminasi berdasarkan warna kulit
dan asal-usul etnis. Dominasi kelompok yang mengklaim posisi kasta yang
lebih tinggi menciptakan ketidakadilan dan perlakuan tidak adil terhadap
masyarakat Dalit.

Teori konflik sosial menyoroti adanya pertentangan kepentingan antara


kelompok yang berkuasa dan kelompok yang tertindas, serta pentingnya
perubahan sosial yang mengarah pada kesetaraan dan keadilan. Teori ini dapat
memberikan pemahaman tentang dinamika konflik, perlawanan, dan upaya
perubahan sosial yang terjadi dalam rangka memerangi stratifikasi kasta dan
rasisme di India.6

6 Setiawan, W. (2011). "Rasisme dalam Perspektif Sosial dan Hukum di Indonesia." Jakarta: Kompas.

11
2. Peninggalan Kerajaan Hindu Di Bali : Kasus Kota Karangasem

a. Elemen Stratfikasi Sosial sebagai Bagian dari Warisan Budaya


Kota karangasem merupakan kota lama peninggalan kerajaan Hindu yang
ada di Bali yang saat ini masyarakatnya telah terbagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan strata sosialnya.Pembagian strata sosial ini dibagi
berdasarkan pada jenis pekerjaan, garis keturunan dan asal masyarakat.Dari
pembagian strata sosial ini diantaranya adalah catur wangsa. Sistem catur
wangsa mengelompokkan masyarakat menjadi empat golongan berdasarkan
keturunan. Selain catur wangsa, terdapat juga catur warna yang dikenal oleh
masyarakat sekitar Bali. Yang mana pengertian catur warna ini terdiri dari dua
kata yaitu catur yaitu empat dan warna adalah pemilihan pekerjaan. Jadi
pengertian dari catur warna yaitu sistem pembagian masyarakat berdasarkan
kelompok pekerjaannya. Maka dibagi menjadi empat golongan catur warna
berdasarkan konsep dharma atau swadarma yaitu bakat atau jenis pekerjaan
dan kewajiban.

b. Stratifikasi Sosial Sebagai Warisan Budaya yang Membentuk Pola


Pemukiman
Telah dijelaskan bahwa masyarakat Bali membagi empat golongan bagi
masyarakatnya yang disebut catur wangsa. Yang dalam golongan tersebut
terdapat beberapa kelompok lagi yaitu brahmana, ksatria, wesya dan sudra.
Kelompok tersebut dibedakan berdasarkan tempat tinggalnya dimana
golongan brahmana sebagai golongan pertama yang memiliki hunian yang
paling baik dari kelompok yang lain dan terdapat golongan pada tingkat
rendah yaitu sudra yang tingkat huniannya paling rendah.

Berikut dijelaskan tingkat hunian paling tinggi berdasarkan golongan catur


wangsa. Ruang yang digunakan berdasarkan kelompok juga berdasarkan
ruang sakral dan profonnya dimana itu sebagai tingkat kesucian setiap ruang.

a. Yang pertama adalah puri memiliki nilai utama yaitu ruang dengan tingkat
yang paling suci atau sakral. Sebagai ruang yang paling tinggi tingkat
kesuciannya puri merupakan ruang yang paling luas pula dan terletak pada
penempatan agung yang dianggap sebagai simpang sakral dan dianggap
sebagi puast dunia. Terdapat empat puri yang tersebar di wilayang kota
Karangasem sebagai pusat kota yaitu puri Amlaraja, puri gede, puri Agung,
dan yang terakhir yitu puri kaleran. Seluaruh puri yang ada di Karangasem ini
semua terdapat pada bagian utara kota sehingga pusat dari kota karangasem ini
adalah area pusat atau area hulu.

12
b. Ruang yang kedua ini adalah geria dan jero di sebut bernilai madya yaitu
ruang yang berada diantara suci dan nista. Jero sebagai hunian bagi penggawa
atau bangsawan yang tidak memegang kekuasaan. Jero terletak disekitar puri
karena merupakan perluasan dari puri karena masih dalam bagian keluarga
raja. Di kota Karangasem sendiri terdapat tujuh jero yaitu jero kaler kauh, jero
pakuaan, jero taman, jero kawan, jero jagaraga, jero kelodan pesagi, dan jero
kelodan celuknegara. Semua jero ini terletak di dekitar puri dan yang
menempatinya adalah brahmana yang mana ia bertugas sebagai penasihat raja.
Dan jelas saja pekarangan jero ini lebih kecil dibanding puri dan untuk letak
dari geria ini terdapat delapan tersebar di sekitar puri yaitu geria pendem, geria
pidada, geria karang sidemen, geria cawu, geria punia, geria tegeh, geria
sindhu, dan geria grembeng.

c. Dan yang terakhir adalah umah yaitu ruang nista atau ruang yang paling luar
dan bernilai tidak suci. Umah berada pada pinggiran atau juga luar kota.
Hunian masyarakat ini juga membentuk kelompok-kelompok hunian sendiri
yaitu hunian yang berbentuk umah-banjar pakraman untuk masyarakat
kelompok sudra dan rumah kampung untuk masyarakat dengan golongan yang
berada diluar golongan tersebut (pendatang) terutama yang berasal dari
Lombok dan Jawa.7
Tinjauan Teori:

Teori yang Relevan mengenai stratifikasi sosial di bali ini adalah Teori
Kasta Clifford Geertz Clifford Geertz, seorang antropolog terkenal,
mengemukakan teori tentang sistem kasta di Bali. Geertz menggali bagaimana
sistem kasta di Bali memengaruhi hubungan sosial, agama, dan kehidupan
ekonomi masyarakat Bali dalam bukunya yang berjudul "Peddler and Princes:
Social Change and Economic Modernization in Two Indonesian Towns".

Penjelasan yang telah dijabarkan di atas tentang puri,geria,umah


berdasarkan kasta maka terdapat kesesuaian konsep trimandala dalam konsep
hunian triwangsa yang kemudian membagi kota karangasem menjadi 3
mandala berdasarkan hirarkinya

1. Utama Mandala
Wilayah pusat kota yang ditandai dengan keberadaan puri sebagai hunian
utama.

2. Madya mandala
Wilayah sekitar kota yang ditandai dengan keberadaan geria dan jero
sebagai hunian dengan nilai madya atau tengah.

7
I Putu Gede Suyoga, 2019. "Penggunaan istilah puri,griya,dan jero sebagai nama komplek
perumahan masa kini." Bali: sekolah tinggi desain bali. Vol 1.

13
3. Nista Mandala
Wilayah yang berada dipinggiran kota ditandai dengan umah-banjar
pakraman dan rumah-kampung.

Kelompok masyarakat tradisional Bali yang tergolong catur wangsa


(brahmana, ksatriya, dan wesia) menempati hunian berturut-turut dengan nama
griya, puri, dan jero. Ketiga tempat hunian ini di pahami sebagai jeroan atau
hunia dalam, sedangkan tempat tinggal kelompok rakyat biasa disebut umah
dan dianggap berada disisi luar atau jaba sehingga warganya disebut
jabawangsa yang secara politis disetarakan dengan sudra. Hunian tradisional
Bali, dengan demikian telah terjadi dikotomi yang tegas antara jeroa, jaba atau
dalam konteks hunian antara geria, puri, jero dengan umah. Dikotomi sosial
ini sangat berpengaruh secara arsitektual, yakni segala elemen arsitektur
triwangsa, akan sangat berbeda dengan jaba wangsa yang umumnya
berprofesi sebagai petani, nelayan dan ternak.

Untuk Bali saat ini tempat tinggal berdasarkan kasta sudah tidak lagi
digunakan dilihat dari majunya zaman dan teknologi yang sudah dimana-
mana, namun untuk kasta sendiri masi ada sebagai warisan budaya dilihat dari
marga yang masi digunakan oleh masyarakat sekitar berdasarkan keturunan
yang sudah paten. Seperti halnya I Gusti (waisya), I Putu (sudra), dan Anak
Agung (brahmana) maka pemerintahan yang ada pada bali juga bukan lagi
sistem monarki melainkan demokrasi.

14
BAB III
PENUTUP
A. ANALISIS

I. Stratifikasi Kasta Dalit dan Rasisme di Masyarakat India


Telah dijelaskan mengenai stratifikasi kasta dalit dan rasisme masyarakat
india,Berikut adalah analisis terhadap materi tersebut
1. Dampak psikologis dan sosial masyarakat Dalit

Masyarakat Dalit di India mengalami dampak psikologis dan sosial yang signifikan
akibat diskriminasi dan marginalisasi yang mereka hadapi. Mereka sering
mengalami tekanan psikologis, depresi, dan kecemasan karena merasa tidak
dihargai oleh masyarakat lainnya. Masyarakat Dalit juga mengalami kesulitan
dalam akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan yang layak, sehingga
mereka sering hidup dalam kemiskinan dan ketidakpastian. Dampak sosialnya
termasuk rendahnya partisipasi politik dan keterbatasan dalam pengambilan
keputusan, serta sering menjadi korban kekerasan dan pelecehan. Oleh karena itu,
upaya untuk mengatasi diskriminasi dan memperjuangkan hak-hak masyarakat
Dalit perlu terus dilakukan.

2. Upaya-upaya untuk mengurangi stratifikasi sosial dalam masyarakat Dalit

Upaya untuk mengurangi stratifikasi sosial dalam masyarakat Dalit melibatkan


berbagai pendekatan, termasuk pendekatan sosial, politik, dan agama. Beberapa
upaya meliputi kampanye kesadaran dan pembelajaran tentang hak asasi manusia
dan kesetaraan, penghapusan sistem kasta, pemberdayaan masyarakat Dalit melalui
pendidikan, kesehatan, dan pelatihan kerja, serta penegakan hukum yang tegas
terhadap diskriminasi dan kekerasan terhadap masyarakat Dalit. Selain itu,
pemimpin agama dan tokoh masyarakat dapat memainkan peran penting dalam
mempromosikan kesetaraan dan penghapusan diskriminasi. Melalui upaya-upaya
ini, diharapkan masyarakat Dalit dapat hidup dengan martabat dan hak-hak yang
sama seperti masyarakat lainnya.

3. Peran agama dalam membantu penghapusan stratifikasi sosial dalam


masyarakat Dalit
Agama dapat memainkan peran penting dalam membantu penghapusan stratifikasi
sosial dalam masyarakat Dalit. Beberapa agama, seperti agama Kristen dan agama
Buddha, menolak sistem kasta dan mempromosikan kesetaraan. Pemimpin agama
dapat memobilisasi umatnya untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat Dalit,
serta membantu masyarakat Dalit untuk meningkatkan partisipasi politik dan
ekonomi. Selain itu, agama dapat membantu mempromosikan kesadaran dan

15
pendidikan tentang hak asasi manusia dan kesetaraan, serta mengubah norma dan
budaya yang mendukung sistem kasta. Oleh karena itu, peran agama dalam
menghapus diskriminasi dan penghapusan stratifikasi sosial sangat penting dan
harus diperjuangkan secara terus-menerus.8

II. Peninggalan kerajaan hindu di Bali :

Telah dibahas mengenai kasta hunian di Bali,yaitu puri,geria,dan umah,serta


pengaruhnya dalam masyarakat Bali.Berikut adalah analisis terhadap materi tersebut

1. Signifikansi Budaya: Kasta hunian di Bali mencerminkan sistem kasta yang


masih kuat dalam masyarakat Bali. Puri sebagai hunian bangsawan, geria
sebagai hunian pendeta, dan umah sebagai hunian kasta lainnya memperlihatkan
struktur sosial yang terorganisir dengan jelas. Hal ini menunjukkan
keberlanjutan nilai-nilai dan tradisi Hindu dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Bali.
2. Hierarki Sosial: Kasta hunian memperlihatkan hierarki sosial yang ada dalam
masyarakat Bali. Puri sebagai hunian bangsawan dan geria sebagai hunian
pendeta menempati posisi yang lebih tinggi dalam hierarki, sementara umah
sebagai hunian kasta lainnya menempati posisi yang lebih rendah. Hierarki ini
berpengaruh pada akses terhadap sumber daya, kekuasaan, dan kesempatan
dalam masyarakat
3. Peran dan Fungsi: Puri memiliki peran sebagai pusat kekuasaan politik dan
kepemimpinan dalam masyarakat Bali. Geria memiliki peran sebagai pusat
kegiatan keagamaan dan spiritualitas. Umah, sebagai hunian kasta lainnya,
memainkan peran dalam kehidupan sehari-hari, mata pencaharian, dan ekonomi
masyarakat. Peran dan fungsi ini mencerminkan struktur sosial dan pembagian
tugas yang ada dalam masyarakat Bali.
4. Ketahanan Budaya: Kasta hunian di Bali merupakan contoh nyata dari
ketahanan budaya masyarakat Bali terhadap pengaruh-pengaruh eksternal.
Meskipun Bali telah mengalami modernisasi dan globalisasi, kasta hunian
masih menjadi bagian penting dari identitas dan kehidupan masyarakat Bali. Ini
menunjukkan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap warisan budaya
dalam menghadapi perubahan zaman
5. Dampak Sosial-Ekonomi: Kasta hunian juga memiliki dampak sosial-ekonomi
dalam masyarakat Bali. Puri sebagai hunian bangsawan memiliki akses lebih
besar terhadap sumber daya dan kesempatan, sementara umah sebagai hunian
kasta rendah mungkin menghadapi keterbatasan akses dan kesempatan. Hal ini
dapat berdampak pada ketimpangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

8
Riantoputra, R. (2015). Etnisitas, Agama, dan Stratifikasi Sosial di Indonesia. Prenadamedia Group.

16
B. KESIMPULAN

Stratifikasi sosial adalah penggolongan suatu masyarakat ke dalam sebuah


tingkatan (hierarki) yaitu kelas atas (uppear class), kelas menengah (middle
class), kelas bawah (lower class). Stratifikasi sosial muncul dalam masyarakat
dikarenakan adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Proses
terjadinya stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu terjadi secara
alamiah (kepandaian, usia, harta kekayaan) dan terjadi secara disengaja
(pembagian kekuasaan) Karakteristik stratifikasi sosial terdiri dari tiga aspek
yaitu adanya perbedaan dalam kemampuan, perbedaan gaya hidup dan
perbedaan hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya. Dalam
stratifikasi sosial kriteria yang di pakai untuk menempatkan seseorang dalam
sebuah lapisan di dasarkan pada banyak atau sedikitnya harta kekayaan
seseorang, tinggi atau rendahnya kekuasaan seseorang, kehormatan karena
usia atau jasa, gelar atau title yang dimiliki seseorang dari pendidikannya,
serta keturunan yang diperoleh melalui kelahiran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Haris, S. (2015). Dinamika Stratifikasi Sosial di Indonesia. Rajawali Pers.

Syah, A. (2018). Sosiologi Masyarakat Indonesia. Salemba Humanika.

Widiyanto, H. (2018). Ekonomi, Pembangunan, dan Stratifikasi Sosial di Indonesia. PT


Pustaka Mandiri.

Riantoputra, R. (2015). Etnisitas, Agama, dan Stratifikasi Sosial di Indonesia. Prenadamedia


Group.

Saefullah, A. (2019). Teori-Teori Sosiologi Kelas, Stratifikasi, dan Gerakan Sosial.


Prenadamedia Group.

I Putu Gede Suyoga, 2019. "Penggunaan istilah puri,griya,dan jero sebagai nama komplek
perumahan masa kini." Bali: sekolah tinggi desain bali

Suryanto, D., & Fajar, S. (2018). "Sosiologi Kelas dan Stratifikasi Sosial." Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Haseena ‘’The History of Dalit Culture and Their Deplorable Situation in india’’ journal
historical Research Letter XXII (2015).

Setiawan, W. (2011). "Rasisme dalam Perspektif Sosial dan Hukum di Indonesia." Jakarta:
Kompas.

18

Anda mungkin juga menyukai