Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN

“STRATIFIKASI (STRUKTUR) SOSIAL”

DOSEN PENGAJAR

Besar Tirto Husodo S.Sos, M.Kes

Oleh :
KELOMPOK 5

KELAS A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis masih diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul "Stratifikasi (Struktur) Sosial" dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam tidak lupa penulis junjungkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang ini.

Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak terutama Bapak Besar Tirto Husodo S.Sos
M.Kes, selaku Dosen Mata Kuliah Sosio Antropologi Kesehatan atas segala
bimbingan baik secara moral maupun materiil.
Dalam penyusunannya, penulis sangat sadar masih banyak kekurangan
serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis sangat menanti saran serta
kritik yang membangun dari seluruh pembaca sehingga penulis dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga dari makalah
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Semarang, 04 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 1
1.4 Manfaat................................................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

2.1 Pengertian Stratifikasi Sosial................................................................ 3


2.2 Dasar-Dasar Stratifikasi Sosial............................................................. 4
2.3 Sifat Stratifikasi Sosial......................................................................... 5
2.4 Ciri Umum yang Menentukan Adanya Stratifikasi Sosial................... 6
2.5 Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial............................................................ 8
2.6 Peranan Sosial....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 10
3.2 Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Sosiologi dan
Antropologi Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga dibuat dengan tujuan
menambah dan memperdalam pengetahuan terkait stratifikasi sosial yang terjadi
di masyarakat berupa defenisi stratifikasi sosial, apa hal yang mendasarinya, sifat-
sifat dari stratifikasi sosial itu sendiri, hal yang menjadi ciri umum, unsur yang
membangunnya, serta peran dan hak dalam stratifikasi sosial tersebut akan
dikupas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah ini seperti:
1. Apa itu stratifikasi sosial?
2. Apasajakah yang menjadi dasar-dasar stratifikasi sosial tersebut?
3. Apa saja sifat-sifat stratifikasi sosial tersebut?
4. Apa yang menjadi ciri umum penentu adanya stratifikasi sosial?
5. Unsur apasajakah yang ada pada stratifikasi sosial?
6. Apa yang menjadi peran dan hak dalam stratifikasi sosial ini?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui defenisi stratifikasi sosial
2. Untuk mengetahui mengenai dasar-dasar stratifikasi sosial terseburt
3. Untuk mengetahui sifat-sifat stratifikasi sosial
4. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi ciri umum penentu adanya
stratifikasi sosial
5. Untuk mengetahui unsur-unsur apasaja yang ada pada stratifikasi sosial

1
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis dapat menjadi sarana pembelajaran dan referensi tambahan
untuk memperluas ilmu pengetahuan
2. Bagi masyarakat umum agar dapat lebih mengenali stratifikasi sosial yang
terjadi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari

1.5 Batasan Masalah


Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula
direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan informasi yang diperlukan,
maka penulis menetapkan batasan masalah yakni objek masalah terbatas pada
manusia sebagai pelaku dan stratifikasi sosial sebagai topik masalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari bahasa latin yaitu
“stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Adapun defenisi stratifikasi sosial menurut para ahli adalah
1. Robert M. Z. Lawang
Menurut pendapatnya, stratifikasi sosial merupakan
pengelompokan orang-orang yang termasuk ke dalam sebuah sistem sosial
tertentu pada lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilege dan juga prestise.
2. Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau
masyarakat pada berbagai kelas secara bertingkat “hierarkis”.
3. Soerjono Soekanto
Menurut pendapat dari Soerjono Soekanto, pengertian dari
stratifikasi sosial adalah perbedaan masyarakat atau penduduk ke dalam
berbagai kelas secara bertingkat.
4. Paul B. Horton Dan Chester L. Hunt
Menurutnya, stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang
berlaku atau hidup dalam lingkungan masyarakat.
5. Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial merupakan sistem yang menempatkan seseorang
sesuai dengan kualitas yang ia miliki serta memposisikan mereka dalam
kelas sosial yang sesuai.
6. Max Weber
Menurutnya, pengertian dari stratifikasi sosial yaitu
pengelompokan orang-orang yang termasuk ke dalam suatu sistem sosial

3
tertentu ke dalam beberapa lapisan secara hirarkis sesuai dengan dimensi
kekuasaan, privilese dan juga prestise.
7. Astrid S. Susanto
Stratifikasi sosial yaitu hasil dari kebiasaan interaksi antar manusia
secara teratur serta tersusun sehingga setiap saat seseorang memiliki
situasi yang menentukan hubungannya dengan orang lain secara vertikal
ataupun horizontal dalam masyarakat.
8. P.J. Bouman
Stratifikasi sosial merupakan golongan manusia yang ditandai
dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hal istimewa
yang tertentu dan sebab itu akan menuntut rasa gengsi kemasyarakatan.

2.2 Dasar-Dasar Stratifikasi Sosial


Pada umumnya, teradapat beberapa dasar yang biasa dipakai dalam
menggolongkan beberapa anggota di dalam masyakarat ke dalam suatu lapisan
tertentu. Beberapa dasar tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dasar kekayaan.

Barangsiapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, maka orang


tersebut akan masuk ke dalam lapisan atas.

Kekayaan tersebut dapat dilihat pada bentuk rumah, kendaraan yang


dimiliki, cara dalam mengenakan pakaian sekaligus bahan pakaiannya,
kebiasaan dalam berbelanja barang yang mahal dan yang lainnya.

2. Dasar kekuasaan dan kewenangan.

Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau yang memiliki


wewenang terbesar, akan masuk ke dalam lapisan atas.

3. Dasar kehormatan.

Ukuran kehormatan mungkin saja terlepas dari ukuran-ukuran


kekayaan ataupun kekuasaan. Disini seorang individu yang paling disegani
dan juga dihormati akan menempati posisi teratas.

4
Ukuran semacam ini, masih banyak kita jumpai dalam masyarakat
yang masih menjunjung sistem tradisional. Biasanya mereka merupakan
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masa lampau atau dalam
kesehariannya.

4. Dasar ukuran ilmu pengetahuan.

Ukuran ilmu pengetahuan digunakan oleh masyarakat yang


menghargai akan ilmu pengetahuan tersebut. Namun, ukuran tersebut
seringkali menyebabkan munculnya hal yang berakibat negatif. Sebab,
ternyata bahwa bukanlah mutu ilmu pengetahuan yang menjadi ukuran,
namun gelar dari kesarjanaannya.

2.3 Sifat Stratifikasi Sosial


1. Stratifikasi bersifat tertutup
Mobilitas seorang individu guna dapat melaju dari suatu lapisan
sosial tertentu ke dalam lapisan sosial lainnya yang sangat terbatas. Satu-
satunya jalan untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup
adalah kelahiran.
Stratifikasi sosial tertutup biasanya terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang menetapkan sistem kasta maupun feodal. Akibat adanya
hal tersebut maka kemajuan dalam perilaku juga sangat lambat.

2. Stratifikasi terbuka
Stratifikasi sosial terbuka akan memungkinkan tiap individu dari
segala lapisan dapat melakukan mobilitas sosial, baik itu dalam mobilitas
sosial naik ataupun mobilitas sosial turun.
Stratifikasi sosial terbuka biasanya terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang modern serta mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.

5
3. Stratifikasi campuran
Stratifikasi campuran dapat dijelaskan sebagai adanya
kemungkinan perpindahan lapisan sosial pada bagian tertentu, akan tetapi
tidak dapat berpindah ke lapisan yang lain.
Sebagai contoh seorang masyarakat bisa bermutasi untuk bekerja
sebagai pimpinan dan tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau
tokoh dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial campuran biasanya terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen.

2.4 Ciri Umum yang Menentukan Adanya Stratifikasi Sosial


Terdapat beberapa ciri umum mengenai faktor-faktor yang menentukan
adanya lapisan atau stratifikasi sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Status atas dasar fungsi dan pekerjaan, misalnya sebagai dokter, guru, dan
militer. Semuanya sangat menentukan kedudukan dalam masyarakat.
2. Seseorang yang beragama. Jika seseorang bersungguh-sungguh dengan
penuh ketulusan dan taat dalam menjalankan agamanya, kedudukan orang
yang bersangkutan pada masyarakat akan terangkat.

6
3. Status atas dasar keturunan, sama artinya dengan orang yang berasal dari
keturunan terhormat yang umumnya akan memiliki kedudukan tinggi di
masyarakat.
4. Latar belakang sosial dan lamanya seseorang atau kelompok yang tinggal
pada suatu tempat. Biasanya seseorang yang berada di suatu daerah atau
kampung akan dihargai masyarakatnya jika yang bersangkutan turut
mendirikan daerah atau kampung tersebut. Oleh karena itu, tidak sedikit
warga masyarakatnya segan dan hormat terhadapnya.
5. Status atas dasar jenis kelamin dan umur. Orang yang lebih tua di
masyarakat pada umumnya mendapat penghormatan dari yang lebih muda.

Dari beberapa ciri tersebut, kemudian berproses ke dalam berbagai kondisi


sosial. Misalnya, perbedaan ciri biologis, ciri etnis, dan ciri-ciri lain yang
menonjol di masyarakat. Jika di antara ciri-ciri tersebut salah satunya dimiliki
oleh suatu kelompok yang mampu menguasai kelompok lain, akan terjadi
perbedaan status yang menunjuk pada eksistensi lapisan sosial kelompok yang
bersangkutan. Oleh karena itu, di antara kelompok tersebut akan terbentuk adanya
lapisan-lapisan sosial yang membedakan status di antara kelompok mereka.

Dalam kerangka Weber menyebutkan adanya kemungkinan hubungan


antara kedudukan dalam beberapa dimensi. Misalnya, Almarhum Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, di masa hidupnya menduduki posisi tinggi dalam hierarki
kekuasaan (selain menjadi Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta beliau
pernah memangku jabatan penting dalam pemerintahan RI mulai dari Menteri
sampai Wakil Presiden RI), dalam hierarki status (sebagai Sultan beliau adalah
bangsawan dengan posisi tertinggi dalam hierarki status kesultanan Yogyakarta)
dan dalam hierarki status kelas (beliau memiliki beberapa perusahaan). Beliau
mempunyai kekuasaan yang diikuti dengan kehormatan, serta kekayaan karena
mempunyai ilmu pengetahuan yang luas. (Sumber: Pengantar Sosiologi, 1993)
Kasta merupakan status sosial, termasuk pekerjaan, yang ditentukan oleh
faktor keturunan. Sedangkan sistem kasta merupakan sistem stratifikasi sosial di
mana kedudukan sosial sepenuhnya ditentukan oleh faktor keturunan, tanpa

7
adanya kemungkinan untuk mengubah kedudukan tersebut. (Sumber: Sosiologi
Jilid 1, 1999)

2.5 Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial tidak akan dilepas dari unsur-unsur yang tedapat di
dalamnya. Adapun unsur-unsur stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Status atau Kedudukan
Paul B. Horton mendenifisikan status atau kedudukan sebagai suau posisi
seseorang dalam suatu kelompok sosial. Umumnya terdapat tiga macam cara
memperoleh status/kedudukan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Ascribed status
Merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran. Misalnya,
kedudukan anak seorang bangsawan diperoleh karena ia dilahirkan dari orang tua
yang berdarah bansawan.
b. Achieved status
Merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha
yang disengaja. Misalnya, setiap orang bisa menjadi dokter dengan memenuhi
persayaratan untuk menjadi seorang dokter.
c. Assigned status
Merupakan status atau kedudukan yang diberikan. Misalnya, gelar kehormatan
yang diberikan kepada seseorang dianggap berjasa.

2. Peranan
Dalam setiap peranan akan terdapat suatu perangkat peran (role set) yang
menunjukkan bahwa dalam suatu status tidak hanya mempunyai stau peran
tunggal, tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan. Misalnya, seorang anak
juga seorang murid, dan ia seorang teman, seorang ketua OSIS, dan masih banyak
perangkat lainnya yang ia sandang.
Selain perangkat peran terdapat pula perilaku peran, yaitu perilaku yang
sesungguhnya dari orang yang melakukan suatu peranan. Perilaku peran
terkadang berbeda dari perilaku yang diharapkan. Misalnya, masyarakat
mengharapkan seorang dokter bersikap baik dan ramah saat memeriksa pasien,

8
tetapi ada pula dokter yang tidak bersikap demikian. Menurut Soejono Soekanto
dalam peranan setidaknya mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut.
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atu
tempat seseorang dalam masyarakat.
b. Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh indibidu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Jadi, dapat dilihat bahwa setiap individu menduduki status atau kedudukan
tertentu dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Ketika seorang
individu menduduki menduduki suatu status atau kedudukan serta menjalankan
sebuah peranan terkadang dihadapkan pada pertentangan yang berkaitan dengan
status dan peranannya, konflik status, dan konflik peranan akan timbul apabila
seseorang harus memilih salah satu di antara keduanya. Konflik status muncul
apabila seseorang harus memilih status mana yang harus ia pilih dalam
menghadapi situasi tertentu.
Misalnya, seorang polisi harus menangkap seorang pengedar narkoba dalam
menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat, padahal pengedar narkoba
tersebut adalah anaknya. Sedangkan konflik peranan timbul apabilaseseorang
harus memilih peranan dari beberapa status yang dimilikinya. Misalnya, Ibu Tati
adalah seorang ibu dan juga pengacara. Ketika anaknya sakit, ia harus memilih
menjalankan peranannya sebagai seoranng ibu yang harus merawat anaknya atau
memilih menjalankan peranannya sebagai pembela dalam suatu sidang di
pengadilan.

2.6 Peranan Sosial


Peranan sosial merupakan rangkaian norma dan perilaku yang dijalankan
seseorang sesuai dengan status sosialnya dalam masyarakat. Peranan sosial dapat
dibedakan menjadi empat macam sebagai berikut.
1. Peranan pilihan (Achieved roles)
Yaitu peranan yang hanya dapat diperoleh melalui usaha tertentu.

9
Contohnya peran sebagai chef dimana status tersebut didapatkan dengan usaha
dan kerja keras.

2. Peranan bawaan (Ascribed roles)


Yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha tertentu.
Contohnya peran sebagai seorang nenek dari cucu-cucunya.
3. Peranan yang diharapkan (Achieved roles)
Yaitu peranan yang diaksankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
bersama.
Contohnya peranan hakim di sidang sesuai dengan kewajiban dan hak hakim
sesuai aturan yang berlaku.
4. Peranan yang disesuaikan (Actual roles)
Yaitu peranan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi.
Contohnya peran pemadam kebakaran yang dilakukan di lapagan, baik sesuai
SOP maupun tidak sesuai SOP.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat. Dasar pokok timbulnya sistem pelapisan dalam
masyarakat karena adanya sistem penilaian atau penghargaan terhadap berbagai
hal dalam masyarakat. Stratifikasi sosial terbagi menjadi 3 kelompok antara lain
stratifikasi tertutup, stratifikasi terbuka, dan stratifikasi tcampuran.
Klasifikasi yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan yaitu kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan
ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum rimba, dimana
yang tergolong kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas bawah.
Selain itu, terdapat unsur-unsur penting dalam sistem stratifikasi sosial yaitu
kedudukan (status) dan peranan (role).

3.2 Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih ada kekurangannya. Untuk itu,
penulis dengan senang hati menerima saran yang membangun untuk pembuatan
makalah yang lebih baik kedepannya. Melalui makalah ini, penulis mengimbau
kepada setiap individu untuk lebih mengenali secara nyata tentang stratifikasi
sosial yang terjadi dalam masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara.


Jakarta : IKAPI

Ahmad. 2020. Stratifikasi Sosial https://www.yuksinau.id. Diakses pada tanggal 1


Maret 2020 pukul 19.28

Eryadi. 2004. Intisari Pengetahuan Sosial Lengkap SMP. Jakarta: Kawan


Pustaka

Satria, Ase. 2015. Pengertian Stratifikasi Sosial, Dasar Pembentukan dan Sifatnya
https://www.materibelajar.id. Diakses pada tanggal 1 Maret 2020 pukul
17.35 WIB

Tim Sosiologi. 2007. Sosiologi 2 Sutu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta:


Yudhistira

12

Anda mungkin juga menyukai