Anda di halaman 1dari 9

PELAPISAN SOSIAL,PERSAMAAN

DERAJAT,DISKRIMINASI DAN PEMERATAAN


Makalah Ini Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah IAD ISD IBD.

Kelompok 10 : 1. Indah Safitri

2. Rosyana Amelia Sabela

3.

Dosen Pembimbing

Ika Mustika, M.Kes

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2017-2018
Kata Pengantar

Assalamu‘alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas inayah-Nya sehingga
makalah ini bisa terselesaikan tanpa ada halangan apapun.Shalawat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.Sebelumnya kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh sebab itu sudikah kiranya bagi
para pembaca memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah yang akan
datang.Semoga dengan terbitnya makalah ini bisa menjadi bahan tambahan ilmu bagipara
pembaca dan khususnya bagi kami sendiri, sehingga menjadi amal yang tidak pernah putus.
Aamiin.

Wassalamu‘alaikum wr. Wb

Surabaya,16 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..II

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. III


 A. LATAR BELAKANG…………………………………………….. III
 B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….. III
 C.TUJUAN PENULISAN…………………………………………… III

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..4
 A. PERANAN TERHADAP KEBUTUHAN POKOK…………….....5
 B. PERANAN TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN……...5
 C. PERANAN TERHADAP PENYEDIAAN ENERGI……………...5
 D. PERANAN TERHADAP KOMUNIKASI DAN
TRANSPORTASI…………………………………………………….....5
 E. PERANAN TERHADAP PENCAPAIAN KEMAKMURAN ……6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..7


 A. KESIMPULAN………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita dilahirkan ke dunia menjadi seorang manusia yang pastinya harus hidup
sosial, berkelompok dan saling ada ketergantungan hidup diantara satu individu dengan
individu yang lainnya untuk menghasilkan tujuan hidup yang sebenarnya, harus
memiliki solidaritas yang tinggi dan tidak ada rasa pamrih dlam melakukan setiap
pekerjaan apapun. Hal itu harus melekat dalam diri setiap individu dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Manusia merupakan makhluk tuhan yang mendekati kesempurnaan di banding
dengan makhluk tuhan yang lain, manusia terdiri dari berbagai macam ciri, di negara
indonesia utamanya merupakan negara yang memiliki penduduk yang memiliki
banyak ragam baik dari segi suku, ras, adat, dan kebudayaan, serta kedudukan.

Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang pasti memiliki berbagai latar


belakang yang berbeda-beda, sehingga membentuk kelompok-kelompok sosial, dan
dengan kelompok ini maka terciptalah suatu pelapisan masyarakat atau sosial
strativication. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama
menurut ukuran masyarakatnya berada dalam suatu lapisan. Batasan pelapisan
masyarakat yang dikemukakan oleh Theodorson dkk. di dalam Dictionary of Sosiology,
yaitu “pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang terdapat di dalam
sistem sosial (dari kelompok kecil sampai masyarakat) di dalam hal perbedaan hak,
pengaruh dan kekuasaan”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pelapisan sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan persamaan derajat?
3. Apa yang dimaksud dengan diskriminasi?
4. Apa yang dimaksud dengan pemerataan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pelapisan sosial
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan persamaan derajat
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diskriminasi
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemerataan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelapisan Sosial

2.1.1 Pengertian Pelapisan Sosial


Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata “strat” atau “stratum” yang berarti
“pelapisan”. Oleh karena itu, sosial stratification sering diterjemahkan sebagai
pelapisan masyarakat. Lebih lengkap lagi, batasan dan pengertian yang dikekmukakan
oleh Pitirim A. Sorokin, yaitu “stratifikasi masyarakat adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarkis).

2.1.2 Faktor Pembentukan Pelapisan Sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan
pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

· Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan
akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat
dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang
dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta
kemampuannya dalam berbagi kepada sesama

· Ukuran kekuasaan dan wewenang


Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab
orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
· Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan
atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat
terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-
orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-
orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

· Ukuran ilmu pengetahuan


Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya
terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang
oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari
kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada
ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara
yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan
membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

2.1.3 Terjadinya Stratifikasi Sosial


Terjadinya stratifikasi sosial, terbagi menjadi dua bagian:
a. Terjadi dengan sendirinya (Tidak Disengaja)
Proses pelapisan ini, berjalan sesuai dengan pertumbuha masyarakat itu sendiri.
Seseorang yang menduduki lapisan tertentu terbentuk bukan berdasarkan atas
kesengajaan yang direncanakan sebelumnya, tetapi berjalan secara alamiah. Akibat
sifatnya yang tanpa disengaja inilah, bentuk pelapisan dan dasar dari pelapisan itu,
bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat tempat itu berlaku.
Pada pelapisan ini, kedudukan seseorang secara otomatis berada pada suatu strata,
misalnya saja karena factor usia, skill yang mumpuni atau orang yang dianggap sakti
atau keramat.
b. Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang direncanakan dengan sengaja oleh masyarakat biasanya
untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem pelapisan ini, sangat ditentukan secara
jelas dan tegas mengenai adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan pada
seseorang. Dengan adanya pembagian dalam hal wewenang ini di dalam organisasi
terdapat keteraturan sehingga sangat jelas bagi setiap orang di tempat atau jabatan mana
dia diletakkan dalan suatu organisasi, baik secara vertical maupun horizontal.
Salah satu contoh dari sistem palapisan ini adalah misalnya dalam organisasi
pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan
resmi, dll.ringkasnya dalam organisasi formal.
Formalnya dalam suatu organisasi mengandung dua sistem:
 Sistem fungsional, sistem ini meupakan pembagian kerja kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus bekerjasama.
 Sistem skalar, sistem ini merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau
jenjang dari bawah ke atas, misalnya dari sekretaris ke wakil kepala kemudian ke
kepala.

2.1.4 Pembagian Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya


Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
 Sistem Pelapisan Masyarakat yang Tertutup
Di dalam sistem ini, perpindahan anggota masyakat kelapisan yang lain, baik ke atas
maupun ke bawah, tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa.Satu-
satunya jalan ntuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adlah akibat
kelahiran.Sistem pelapisan tertutup bisa kita temui, misalya di India yang
masyarakatnya mengenal sistem kasta.
Sistem stratifikasi sosial yang tertutup biasanya juga kita temui di dalam masyarakat
feudal atau masyarakat yang berdasarkan realisme, seperti pemerintah di Afrika Selatan
yang terkenal masih melakukan politik apartheid atau perbedaan warna kulit yang
disahkan oleh undang-undang.

 Sistem Pelapisan Masyarakat yang Terbuka


Di dalam sistem ini, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke
lapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan yang di atasnya.Sistem ini dapat kita
temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini.Setiap orang diberi
kesempatan untuk mendduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk
itu.Sebaliknya, orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mau
mempertahankannya.
Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat, sistem pelapisan masyarakat
yang terbuka sangat menguntungkan, sebab setiap masyarakat diberi kesempatan untuk
bersaing dengan masyarakat yang lain. Dengan demikian, setiap orang berusaha untuk
mengembangkan segala kecakapannya untuk meraih kedudukan yang dicita-
citakan.Demikian sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki skill semakin didesak
oleh mereka yang intens sehingga dapat jatuh ke tangan sosial yang lebih rendah.
2.2 Persamaan Derajat

2..2.1 Pengertian Persamaan Derajat


Persamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan
lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota
masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap
pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam
perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang
tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan
derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor
kehidupan.
2.2.2 Persamaan Derajat di Indonesia

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan
dengan adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya
secara jelas. Sebagaimana kita ketahui Negara Republik Indonesia menganut asas
bahwa setiap warga negara tanpa kecualinya memiliki kedudukan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat
yang bersifat kerakyatan.

Negara Indonesia memiliki landasan moral atau hukum tentang persamaan derajat
yaitu sebagai berikut :
· Landasan Ideal: Pancasila
· Landasan Konstitusional: UUD 1945 yakni:
Pembukaan UUD 1945 pada alenia ke-1, 2, 3, dan 4
Batang Tubuh (pasal) UUD 1945
Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Pasal 27 ayat 1 (Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya)
Pasal 27 ayat 2 (Hak setiap warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
b. Pasal 28 (Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh undang-undang)
c. Pasal 29 ayat 2 (Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya
itu)
d. Pasal 31 (Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang).
· Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN.
3. Persamaan Derajat di Dunia
Persamaan hak dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang Hak-hak Asasi
Manusia atau University Declaration Of Human Right (1948), dalam pasal - pasalnya:
· Pasal 1 (Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
persaudaraan)
· Pasal 2 ayat 1 (Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan kebebasan
yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak ada kecuali apa pun, seperti
misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal
mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran, ataupun kedudukan)
· Pasal 7 (Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas
perlindungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak
atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan
ini dan terhadap segala hasutan yang ditunjukan kepada perbedaan semacam ini).

Anda mungkin juga menyukai