Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT


Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar
Dosen Pengampu : Nur Arifuddin, S.IP,M.Sos

Disusun Oleh Kelompok 5:


1. Mohammad Yasin (HES)
2. Suherni (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PERGURUAN TINGGI DA’WAH ISLAM INDONESIA

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas


selesainya Makalah yang berjudul” Pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
“ dalam mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dan tidak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
membimbing bapak Nur Arifuddin, S.IP,M.Sos.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan motivasi bagi pembaca. Kami merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Januari 2023

Penyusun

i|Pelapisan Sosial_ISBD
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………………… 1


B. Rumusan Masalah ……………………………… 2
C. Tujuan ……………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………… 3

A. Pelapisan Sosial ……………………………… 3


B. Kesamaan Derajat ……………………………… 7
C. Elit dan Massa ……………………………… 9
D. Pembagian Pendapatan ……………………………… 12

BAB III PENUTUP ……………………………… 17

Kesimpulan ……………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………… 18

ii | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah perbedaan individu
atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada
kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan
memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu
pada suatu lapisan sosial lainnya.

Dalam hal ini, stratifikasi sosial terbentuk dengan sendirinya dalam


proses pertumbuhan masyarakat. Pada dasarnya stratifikasi sosial terbagi
atas persamaan derajat yang dimiliki oleh suatu kelompok hingga
membentuk lapisan sosial di masyarakat.

Stratifikasi sosial sendiri memiliki sifat positif di masyarakat,


contohnya adalah stratifikasi sosial yang sengaja dibentuk untuk tujuan
bersama. Stratifikasi yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu
biasanya berkaitan dengan wewenang dan pembagian kekuasaan resmi
dalam organisasi formal atau politik.

Akhir-akhir ini sering timbul pertikaian karena perbedaan-perbedaan kecil


yang sedikit menyinggung masalah sosial dan juga kesamaan derajat.
Maka kami sebagai mahasiswa memiliki bentuk kepedulian untuk
memberikan kontribusi ini minimal dengan menyusun makalah yang
berkaitan dengan berbagai pengetahuan akan Pelapisan Sosial dan
Kesamaan Derajat.

1|Pelapisan Sosial_ISBD
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pelapisan social?
2. Apakah Kesamaan derajat?
3. Apakah Elit dan Massa?
4. Bagaimana Pembagian pendapatan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Apa itu pelapisan Sosial
2. Menjelaskan tentang Kesamaan derajat
3. Menjelaskan apa itu Elit dan Massa
4. Menjelaskan Bagaimana pembagian pendapat

2|Pelapisan Sosial_ISBD
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan
suatu cara hidup dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial merupakan
gejala yang bersifat keseluruhan . Di dalam masyarakat mana pun,
pelapisan sosial selalu ada .

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa


selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan
sendirinya pelapisan sosial terjadi. Wujudnya bisa dilihat dalam lapisan-
lapisan masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan
rendah. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu
disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di
bidang ekonomi, nilai-nilai sosial itu .

Pelapisan sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah


penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,
privilese dan prestise. Pelapisan sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah
perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara
bertingkat (hirarkis).

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Sosial


Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup
teratur. Dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan
antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara
berkasta.

3|Pelapisan Sosial_ISBD
Pelapisan sosial secara keseluruhan meliputi :

A. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial


Ukuran yang dominan dalam pembentukan pelapisan sosial pada
masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang
ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan
termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat dari
tempat tinggal atau barang-barang tersier yang dimilikinya.

b. Ukuran Kekuasaan dan Wewenang


Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling
besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial
dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak
lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat
biasanya dapat menguasai atau disegani orang-orang lain yang tidak
kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.

c. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau
dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya.

4|Pelapisan Sosial_ISBD
d. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-
anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang
yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan
tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar
akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor.

Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas), tetapi


masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi,
ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan
sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya
tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat
yang bersangkutan.

B. Sifat Stratifikasi Sosial


Sifat stratifikasi social terbagi dalam :
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan
berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang
merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu-satunya jalan
untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah
kelahiran. Stratifikasi sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal
dan masyarakat berkasta.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)


Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan untuk pindah dari satu
lapisan ke lapisan lain sangat besar. Stratifikasi sosial terbuka
memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berpindah lapisan

5|Pelapisan Sosial_ISBD
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi
masyarakat yang kurang cakap dan tidak beruntung bisa jatuh ke
lapisan sosial di bawahnya.

C. Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial


Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
a. Kelas atas (upper class)
b. Kelas bawah (lower class)
c. Kelas menengah (middle class)
d. Kelas menengah ke bawah (lower middle class)

Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai teori-teori tentang pelapisan


masyarakat, seperti:

1. Aristotelesmembagi masyarakat berdasarkan golongan


ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.

2. Dr.Selo Sumardjandan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan


bahwa selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya
dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya
makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya
sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

3. Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa


berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.

4. Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam


seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang,
sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua
kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang
diperintah.

6|Pelapisan Sosial_ISBD
5. Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan
masyarakat. Ia  menggunakan istilah kelas yang menurutnya, pada
pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang
memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak
mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam
proses produksi.
 

2. Kesamaan Derajat
Hubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada
umumya terjadi secara timbal balik. Artinya, setiap orang sebagai
anggota masyarakat, mempunyai hak dan kewajiban, baik tehadap
masyarakat maupun pemerintah negara. Beberapa hak dan kewajiban
ditetapkan dalam undang-undang sebagai hak dan kewajiban asasi.
Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam
berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan hak
asasi manusia.

Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri


pribadi kepada diri orang lain ataupun masyarakat, biasanya persamaan
derajat itu dapat dinyatakan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yang
telah diatur dalam UUD 45 pasal 1, pasal 2 ayat 1, pasal 7 tentang
persamaan hak, yaitu :

A. Persamaan Hak

Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu dirasakan


sebagai sesuatu yang mengganggu,karena dimana kekuasaan itu
berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia

7|Pelapisan Sosial_ISBD
pribadi dan berkuranglah batas yang dimiliki hak-hak pribadi yang
dimiliki itu.

B. Persamaan derajat di Indonesia

Persamaan derajat adalah persamaan nilai, harga taraf yang


membedakan makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya.
Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk tuhan yang
dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban asasi
manusia. Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan
kedudukan yang terhormat.sedangkan kesamaan derajat adalah
tingkatan, martabat dan kedudukan manusia sebagai makhluk tuhan
yang memiliki kemampuan kodrat,hak dan kewajiban.

C. Pasal-Pasal Dalam UUD 1945 Tentang Persamaan Hak

a.  Pasal 27 Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi


yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b.  Pasal 28 Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
c. Pasal 29 Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang
dijamin oleh negara.
d.  Pasal 31 Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai
pengajaran.

8|Pelapisan Sosial_ISBD
3. ELITE DAN MASSA
A. Elite
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II – 1995)
menyebut elite adalah “orang orang terbaik atau pilihan di suatu
kelompok,” dan “kelompok kecil orang terpandang atau berderajat tinggi
(kaum bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.
Sumber lain mendefinisikan elite adalah sebagai suatu minoritas pribadi-
pribadi yang diangkat untuk melayani suatu konektivitas dengan cara
yang bernilai sosial.

Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan


beberapa bentuk penampilan antara lain:
(1) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan
poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
(2) Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah
keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan
baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun
immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
(3) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang
lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.

(4) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di
atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas
pekerjaan dan usahanya.

Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok


orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi.
Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang

9|Pelapisan Sosial_ISBD
terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang
memegang kekuasaan.

Dalam istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi


di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting,
yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran,
politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”.

Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak


elite. Contohnya : dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda
sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif. Di dalam suatu
lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai
posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam
mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat,
ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.

Menyebutkan Fungsi elite dalam memegang strategi


Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks
luas maupun yang lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk
menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang
penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang
terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan
minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai
peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta
meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan datang.

Golongan minoritas yang berada pada posisi atas secara


fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studi sosial dikenal
dengan elite.

10 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
B. Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu
pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang
dalam beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang secara
fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.

Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam


perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh
beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai
tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan
sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam
suatu migrasi dalam arti luas.

Ciri-Ciri Massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang
membedakan di dalam massa :
a. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata
sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda,
dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang
berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya
orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang
pembunuhan misalnya melalui pers.
b Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun
dari individu-individu yang anonim.
c. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-
anggotanya.
d. Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangandan tingkatan sosial.
e. Anonim dan heterogen.
f. Tidak terdapat interaksi dan interelasi.

11 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
g. Tidak mampu bertindak secara teratur.
h. Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain,
amat sugestible (mudah dipengaruhi).
 

4. Pembagian Pendapatan.

Komponen pendapatan Pada dasarnya dalam kehidupan ekonomi itu,


hanya ada dua kelompok, yaitu rumah tangga produsen dan rumah tangga
konsumen. Dalam rumah tangga produsen dilakukan proses produksi. Pemilik
faktor produksi yang telah menyerahkan atau mengikutsertakan faktor
produksinya ke dalam proses produksi akan memperoleh balas jasa. Pemilik
tanah akan memperoleh sewa. Pemilik tenaga akan memperoleh upah.

Pemilik modal akan memperoleh bunga dan pengusaha akan


memperoleh keuntungan. Semua balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor
produksi tersebut merupakan pendapatan nasional. Dan besar kecilnya sangat
tergantung dari peranan atau penting tidaknya faktor produksi tersebut. Selain
itu, juga dipengaruhi oleh sistem distribusi dan redistribusi yang berlaku.
Pedagang yang melakukan jasa berupa menjual hasil pertanian yang telah
dibelinya, dari desa ke kota, akan memperoleh balas jasa berupa : keuntungan,
upah karena telah mengangkutnya ke kota, bunga modal karena
mengikutsertakan modalnya dalam perdagangan. Sedangkan sewa tanahnya
yang berupa retribusi pasar dibayarkan ke pemerintah. Demikian prosesnya,
untuk semua.prosesproduksi.

A. Perhitungan Pendapatan
Apabila diteliti lebih lanjut, masih terdapat faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi besarnya upah atau sewa tanah, walaupun hasil yang
dapat diperolehnya tetap. Namun demikian, tingkat upah atau sewa tanah
itu tidak bergerak bebas naik terus menerus.

12 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
a. Sewa Tanah
Bunga tanah atau sewa tanah adalah bagian dari pendapatan
nasional yang diterima oleh pemilik tanah, karena ia telah menyewakan
tanahnya kepada penggarap. Pendapatan yang diterima tersebut hanya
semata-mata karena hak milik dan bukan karena ia ikut serta
menyumbang jasanya dalam proses produksi.
David Ricardo teori perbedaan kesuburan tanah, mengemukakan
bahwa sewa tanah itu timbul karena perbedaan kesuburannya. Tanah
yang subur dapat menghasilkan lebih besar daripada tanah yang kurang
subur. Demikian juga sebaiknya, tanah yang subur memerlukan biaya
produksi yang lebih murah daripada tanah yang tidak subur. Nilai jual
total hasil produksi tanah yang subur lebih besar daripada tanah yang
tidak subur. Perbedaan inilah yang menjadi sumber timbulnya sewa
tanah.
Von Thunen mengemukakan teori perbedaan, yaitu perbedaan
letak terhadap pasar. Dua bidang tanah yang sama-sama suburnya.
Sebidang dekat dengan pasar sedangkan lainnya jauh dari pasar. Kedua
bidang tanah tersebut mempunyai produktivitas yang sama. Tanah yang
dekat pasar akan memperoleh hasil yang lebih besar daripada tanah
yang jauh pasar, karena tanah yang dekat pasar, biaya penjualan hasil
ke pasar yang harus dikeluarkan relatif lebih murah daripada tanah yang
jauh pasar. Menurut Von Thunen, perbedaan yang menyebabkan
timbulnya sewa tanah.

b. Upah
Upah adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh
buruh, karena menyumbangkan tenaganya dalam proses produksi.
Menurut David Ricardo, upah ini sebagai harga dari tenaga kerja. Upah
yang diterima buruh berupa uang disebut upah nominal, sedangkan

13 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
barang atau jasa yang dapat dibelinya dengan upah nominal tersebut
disebut upah riil.
Sistem pemberian upah dalam perjanjian kerja dapat berupa upah
harian, upah borongan, upah satuan, upah menurut waktu, upah dengan
premi dan sebagainya. Sistem upah yang mana yang akan
dipergunakan, tergantung daripada kesepakatan antara kedua belah
pihak, yaitu pekerja dan pengusaha.
David Ricardo membagi upah menjadi dua macam, yaitu upah
alamiah dan upah pasar. Upah alamiah ialah upah yang besarnya sama
dengan biaya hidup untuk menghasilkan tenaga kerja dan ditentukan
oleh hukum permintaan dan penawaran. Teori upah menurut kodrat
atau upah alamiah oleh Lassalle diberi nama teori upah besi. Ia
merumuskan bahwa bagi tiap-tiap negara berlaku hukum upah besi,
upah rata-rata terbatas sama dengan biaya hidup minimum. Sedangkan
majikan mendapat keuntungan tak terbatas.
Ahli-ahli agama menganjurkan tingkat upah harus direnungkan
sesuai dengan etika, karena menyangkut manusia dengan keluarganya.
Jadi harus disesuaikan dengan keperluan semua anggota dan juga tidak
memberatkan majikan. Di sisi lain penentuan upah itu sangat tidak adil,
yaitu dengan diskriminasi upah. Kalau hal ini didasarkan pada ras,
warna kulit, kana sangat merugikan pada salah satu pihak. Tetapi
apabila diskriminasi ini berdasarkan pada kemampuan, tingkat
pendidikan, jenis kelamin masih dapat dipahami. Bagi mereka yang
mempunyai kemampuan lebih tinggi akan menuntut upah yang lebih
tinggi pula dari mereka yang kemampuannya kurang.

c. Bunga modal
Sewa modal atau bunga adalah bagian dari pendapatan nasional
yang diterima oleh pemilik modal, karena telah meminjamkan
modalnya dalam proses produksi. Modal yang ikut serta dalam proses
produksi akan memperbesar hasil produksi. Jean Babtiste Say

14 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
mengemukakan teori produktivitas. Pada prinsipnya modal itu
sebenarnya membantu terlaksananya produksi dan bahkan
mempertinggi hasil. Jadi sewa modal yang diserahkan kepada pemilik
modal adalah bagian dari pertambahan produksi akibat penggunaan
modal.
Teori pengorbanan pada dasarnya membahas bahwa : modal itu
memberikan kenikmatan kepada yang mempergunakan, tetapi
sebaliknya bagi pemilik sudah susah payah mengumpulkannya, setelah
terkumpul diserahkan kepada orang lain. Jadi dapatlah dikatakan bahwa
bunga modal itu merupakan balas jasa pengorbanan.

e. Laba Pengusaha
Pengusaha memperoleh balas jasa yang berupa keuntungan karena
telah mengorganisasi faktor-faktor produksi dalam melakukan proses
produksi. Josseph Schumpeter dengan teori keunggulan mengemukakan
bahwa pengusaha itu keunggulannya tidak sama, tetapi yang lebih unggul
adalah mereka yang berhasil menemukan kombinasi baru seperti metode
produksi baru, efisiensi dan daerah penjualan yang baru. Pengusaha yang
unggul inilah yang memperoleh laba dan keuntungan.
Pendapatan pengusaha itu diperoleh dari beberapa sumber apabila
semua faktor produksi merupakan milik pribadi. Tetapi apabila hanya
sebagian saja yang merupakan hak milik, maka balas jasa faktor produksi
yang diterima oleh pengusaha hanyalah balas jasa dari faktor yang dimiliki
saja. Sedangkan balas jasa lainnya diserahkan kepada pemilik faktor
produksi yang dipergunakan.

e. Distribusi Pendapatan
Setelah dilakukan perhitungan pendapatan nasional, maka dapat
diketahui kegiatan produksi dan struktur perekonomian suatu negara.
Lebih lanjut akan mempermudah perancang perekonomian negara, karena

15 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
telah diketahui bahan-bahan/keterangan mengenai situasi ekonomi baik
secara makro maupun sektoral. Sektor mana yang memberi sumbangan
paling banyak dan juga golongan mana yang memperoleh bagian
pendapatan nasional yang terbanyak.
Selanjutnya dapat diketahui berapa tingkat income perkapita, dan ini
menunjukan tingkat potensi kemakmuran rata-rata. Namun demikian,
perlu disadari bahwa tingkat income perkapita itu hanya merupakan alat
ukur untuk membandingkan kemakmuran suatu negara dengan negara lain.
Jadi meskipun tingkat income perkapita tinggi belum berarti bahwa tingkat
kemakmuran itu telah merata dan dinikmati oleh semua warga negara.
Itulah sebabnya persoalan distribusi termasuk yang paling strategis
dan peak dalam masalah pendapatan nasional dan ini sering menjadi
sumber kerusuhan dalam masyarakat. Terdapat dua konsep cara
pendistribusian pendapatan nasional sesuai dengan sistem perekonomian
yang diterapkan.
Aliran liberal atau klasik menganggap, bahwa sesuai dengan teori
ekonomi liberal, lalu lintas dan arus distribusi pendapatan nasional dengan
sendirinya berlangsung dengan baik dan adil, bila diatur oleh hukum
permintaan dan penawaran secara bebas melalui pasar. Jadi berapa jumlah
balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi sebaiknya ditentukan
oleh hukum permintaan dan penawaran. Tetapi hal ini akan menimbulkan
ketidakadilan, karena kedudukan buruk lebih lemah dibandingkan dengan
pemilik modal, yang akhirnya dalam tawar-menawar mengenai harga
tenaga kerja juga akan memperoleh balas jasa yang relatif sedikit.
Dari hal di atas timbullah pemikiran bahwa pendistribusian pendapatan
nasional itu perlu campur tangan pemerintah, melalui peraturan-peraturan,
upah, pajak, sewa dan sebagainya. Pajak mobil dipergunakan untuk
membangun rumah sakit, membangun sekolahan dan sebagainya. Di sini,
mereka yang berpenghasilan kecil akan juga ikut merasakan/memperoleh
bagian pendapatan nasional yang diatur melalui peraturan pemerintah.

16 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Kesamaan derajat adalah sifat perhubungan antara manusia dengan


lingkungan masyarakatumumnya timbal balik artinya orang sebagai anggota
masyarakat mempunyai hak dankewajiban, baik terhadap masyarakat maupun
terhadap pemerintah Negara yang meliputi :

 Pelapisan sosial adalah perbedaan dalam masyarakat yang masuk ke


dalam susunan bertingkat atau seperti kasta.

 Faktor-faktor yang membentuk Pelapisan Sosial (Stratifikasi Sosial)


adalah Kekayaan, Kekuasaan atau Kewenangan, Kehormatan, dan Ilmu
Pengetahuan.

 Sifat stratifikasi sosial tertutup yaitu membatasi perpindahan lapisan


sosial seseorang. Sedangkan stratifikasi sosial tertutup memungkinkan
seseorang berpindah lapisan sesuai kemampuan yang dimilikinya.

 Kesamaan derajat adalah kesamaan diri sendiri kepada orang lain dan
masyarakat, yang dinyatakan sebagai Hak Aasi Manusia.

 Elite adalah golongan teratas atau menempati puncak struktu.

 Massa adalah pengelompokan menyerupai keramaian yang berasal dari


segala tingkatan social dan berbagai lapisan masyarakat.

17 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D
DAFTAR PUSTAKA

1. Priambodo, B. Pelapisan Sosial dan Kesamaan


Derajat. http://bagaspriambodo.blogspot.com/2012/11/pelapisan-sosial-dan-
kesamaan-derajat.html. Diakses tanggal 3 November 2014.
2. Riyani, Riskya (2012). Kelompok Sosial.
http://riskyariyani91.wordpress.com/2012/01/04/ringkasan-materi-sosiologi-
kelas-xi-semester-2-bab-4-2/ . Diakses tanggal 4 November 2014.
3. Septavy, Natania (2012). Pelapisan sosial dan
Kesamaan https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/ciri-ciri-massa/ .
Diakses tanggal 4 November 2014.
4. Stratifikasi Sosial. http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial .
Diterbitkan pada 19 Februari 2014.

18 | P e l a p i s a n S o s i a l _ I S B D

Anda mungkin juga menyukai