Semoga makalah ini dapat menjadi resefensi bagi pembaca dan menambah
pengetahuan serta motivasi kepada para pembaca. Saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini sangat kami harapkan, karena
kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan didalam penyusunan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
baik atau yang buruk. Begitupun dengan moral, yang merupakan kualitas
perbuatan manusia yang dilakukan baik itu perbuatan benar ataupun salah.
Sedangkan hukum merupakan system peraturan yang teratur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam hal keterkaitannya dengan nilai dan moral.
4
maka dapat kita simpulkan bahwa pasal ini merupakan implementasi dari
penerapan Asas equality before the law atau kesetaraan dalam hukum yang
terdapat dalam sistem hukum kita saat ini.
Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap warga negara
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Namun keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia, bagi masyarakat
kalangan bawah perlakuan ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi
masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya kekuasaan sulit untuk
menjeratnya dengan tuntutan hukum.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
5
1. Hakikat nilai, norma, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Hakikat keragaman dan kesetaraan hukum.
3. Problematika Hukum dalam masyarakat
4. Pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat,
bernegara, dan kehidupan Global.
5. Problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui hakikat manusia, nilai, norma, moral, dan hukum.
2. Mengetahui hakikat keragaman dan kesetaraan hokum.
3. Menhetahui Problematika Hukum di Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama,
bermasyarakat dan bernegara.
5. Mengetahui problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Nilai
Secara umum, nilai adalah konsep yang menunjuk pada hal hal
yang dianggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang
dianggap baik, layak, pantas, benar, penting, indah, dan dikehendaki oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, hal-hal yang dianggap tidak pantas, buruk, salah dan
tidak indah dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai. Sesuatu
dikatakan mempunyai nilai, apabila mempunyai kegunaan, kebenaran,
kebaikan dan keindahan.
7
Pengertian Nilai Menurut Para Ahli
Selain penjelasan secara umum, para ahli dan pakar memiliki
pendapat yang berbeda-beda dalam menerangkan definisi nilai. Berikut
merupakan pengertian nilai menurut para ahli :
Spranger
Suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan
memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.
Horrocks
Sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat
keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu yang
dibutuhkan.
Antony Giddens (1995)
Nilai merupakan suatu gagasan yang dimiliki seseorang maupun kelompok
mengenai apa yang layak, apa yang dikehendaki, serta apa yang baik dan
buruk.
Horton & Hunt (1987)
Definisi nilai adalah suatu gagasan mengenai apakah suatu tindakan itu
penting ataukah tidak penting.
Richard T. Schaefer dan Robert P. Lmm (1998)
Nilai adalah suatu gagasan bersama-sama (kolektif) mengenai apa yang
dianggap penting, baik, layak dan diinginkan, sekaligus mengenai yang
dianggap tidak penting, tidak baik, tidak layak dan tidak diinginkan dalam
hal kebudayaan. Nilai merujuk kepada suatu hal yang dianggap penting
pada kehidupan manusia, baik itu sebagai individu ataupun sebagai
anggota masyarakat.
3. Pengertian Norma
Secara etimologis, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu
“Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman. Namun ada
juga pendapat yang menyebutkan bahwa istilah norma berasal dari bahasa
latin, “Mos” yang artinya kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat.
8
Secara umum, norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat
tertentu, misalnya etnis atau negara tertentu. Namun, ada juga norma-
norma yang bersifat universal dan berlaku bagi semua manusia.
Norma adalah aturan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Bagi individu atau kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, norma memiliki
kekuatan yang bersifat memaksa.
9
Antony Giddens
Norma adalah suatu prinsip atau aturan yang konkret, yang seharusnya
diperhatikan oleh masyarakat.
4. Pengertian Moral
1) Secara umum
dapat dikatakan
bahwa akhlak
yang baik pada
dasarnya
2) adalah
akumulasi dari
aqidah dan
10
syariat yang
bersatu secara
utuh dalam diri
3) seseorang.
Apabila aqidah
telah mendorong
pelaksanaan syariat
akan lahir akhlak
4) yang baik, atau
dengan kata lain
akhlak merupakan
perilaku yang
tampak apabila
11
5) syariat Islam
telah dilaksanakan
berdasarkan aqidah.
6) Jadi akhlak yang
baik itu (Akhlaqul
Karimah) ialah pola
perilaku yang
7) dilandaskan pada
nilai-nilai Iman,
Islam dan
Ihsan.Ihsan yang
berarti berbuat
baik.
8) Orang yang
ihsan disebut
12
muhsin berarti
orang yang berbuat
baik. Setiap
perbuatan
9) baik yang
nampak pada sikap
jiwa dan perilaku
yang sesuai atau
dilandaskan kepada
10) aqidah dan
syariah Islam
disebut Ihsan.
Dengan demikian
akhlak dan ihsan
adalah
13
11) dua pranata yang
berada pada suatu
sistem yang lebih
besar yang disebut
akhlaqul
12) karimah.
Dengan kata
lain, akhlak
adalah pranata
perilaku yang
mencerminkan
13) struktur dan pola
perilaku manusia
dalam segala aspek
kehidupan.
14
14) Secara umum
dapat dikatakan
bahwa akhlak
yang baik pada
dasarnya
15) adalah
akumulasi dari
aqidah dan
syariat yang
bersatu secara
utuh dalam diri
16) seseorang.
Apabila aqidah
telah mendorong
15
pelaksanaan syariat
akan lahir akhlak
17) yang baik, atau
dengan kata lain
akhlak merupakan
perilaku yang
tampak apabila
18) syariat Islam
telah dilaksanakan
berdasarkan aqidah.
19) Jadi akhlak yang
baik itu (Akhlaqul
Karimah) ialah pola
perilaku yang
16
20) dilandaskan pada
nilai-nilai Iman,
Islam dan
Ihsan.Ihsan yang
berarti berbuat
baik.
21) Orang yang
ihsan disebut
muhsin berarti
orang yang berbuat
baik. Setiap
perbuatan
22) baik yang
nampak pada sikap
jiwa dan perilaku
17
yang sesuai atau
dilandaskan kepada
23) aqidah dan
syariah Islam
disebut Ihsan.
Dengan demikian
akhlak dan ihsan
adalah
24) dua pranata yang
berada pada suatu
sistem yang lebih
besar yang disebut
akhlaqul
25) karimah.
Dengan kata
18
lain, akhlak
adalah pranata
perilaku yang
mencerminkan
26) struktur dan pola
perilaku manusia
dalam segala aspek
kehidupan.
Secara umum, pengertian moral adalah sesuatu yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental,
yang membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai
19
Russel Swanburg
Moral adalah suatu pernyataan dari pemikiran yang berhubungan dengan
keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana hal itu dapat merangsang
perilaku seseorang tersebut.
Elizabeth B. Hurlock
Moral adalah suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam
masyarkat.
Maria J. Wantah
Moral adalah sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan dalam
menentukkan benar atau salah serta baik atau buruknya suatu perilaku
pada diri seseorang.
Imam Sukardi
Moral adalah karakter yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam
masyarakat melalui nilai-nilai yang diterapkan bersama.
Istilah akhlak atau moral mengandung integritas dan martabat
pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh
akhlak atau moralitas yang dimilikinya. Makna moral yang terkandung
dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya.
Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Manusia yang berakhlak adalah manusia yang pola
perilaku yang berlandaskan pada nilai-nilai Iman, Islam, dan Ihsan yang
bersumber dari Al-qur’an dan hadist
5. Pengertian Keragaman
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras,
agama, idelogi, budaya “masyarakat yang manjemuk”. Keragaman dalam
20
masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang
cukup banyak macam atau jenisnya dalam masyarakat.
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adat
kesopanan, serta situasi ekonomi. Sedangkan kesedarajatan memiliki
makna sebagai suatu kondisi dimana dalam perebdaan dan keragaman
yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki.
6. Pengertian Kesetaraan
21
yan sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah
antara satu sama lain:
22
7. Pengertian Hukum
23
melarang beberapa tindakan. Hukum universal adalah hukum alam, ia
memiliki aturan dan pengarahannya tersendiri.
Ernst Utrecht
Menurutnya, definisi hukum adalah himpunan yang menjadi petunjuk
hidup, berupa perintah atau larangan yang bertujuan mengatur tata tertib di
dalam masyarakat yang harus ditaati oleh masyarakat.
Immanuel Kant
Menurut Immanuel, manusia akan tergerak untuk bertindak di bawah
hukum, dan hal itu merupakan standar otoritatif yang mengikat secara
perasaan.
2. Fungsi Norma
24
Secara umum, fungsi dan peranan norma adalah sebagai pedoman atau
acuan bagi setiap individu dalam berperilaku di tengah-tengah kehidupan
bermasyarakat. Selengkapnya, berikut ini adalah beberapa fungsi norma
bagi masyarakat:
Norma dapat berfungsi sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Norma dapat menciptakan keteraturan dan stabilitas dalam kehidupan
bermasyarakat.
Norma berfungsi sebagai dasar dalam memberikan sanksi kepada
anggota masyarakat yang melanggar.
Norma dapat menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam
bermasyarakat.
Norma akan membantu semua lapisan masyarakat dalam mencapai
tujuan bersama.
3. Fungsi Moral
25
5) Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik
sanksi sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia
akan penuh pertimbangan sebelum bertindak.
6) Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran
dalam bertahan dalam setiap dorongan naluri dan keingingan/ nafsu
yang mengancam harkat dan martabat pribadi.
4. Fungsi Hukum
26
4) Hukum memiliki tujuan untuk mewujudkan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya untuk semua orang. Tidak hanya memberi nafkah
hidup, tapi juga memberi makan yang berlimpah, perlindungan dan
mencapai kebersamaan.
5) Hukum menjadi sarana untuk memelihara dan menjamin ketertiban.
Sedangkan fungsi dari hukum yaitu:
1) Sebagai sarana pengendali sosial. sebuah sistem yang menerapkan
aturan-aturan mengenai perilaku yang benar.
2) Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada masyarakat.
3) Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
4) Sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial.
5) Sebagai sarana dalam pergerakan pembangunan.
6) Sebagai fungsi kritis, melakukan pengawasan baik pada aparatur
pengawas, aparatur pelaksana dan aparatur penegak hukum.
7) Sebagai alat untuk mengikat anggota dalam masyarakat sehingga
kelompok jadi semakin erat eksistensinya.
8) Sebagai alat untuk membersihkan masyarakat dari kasus yang
mengganggu masyarakat dengan cara memberikan sanksi baik pidana,
perdata, administrasi dan sanksi masyarakat.
9) Sebagai alat untuk melakukan alokasi kewenangan dan putusan
terhadap badan pemerintahan.
10) Sebagai alat stimulasi sosial. Hukum bukan alat yang hanya
digunakan untuk mengontrol masyarakat, namun juga meletakan
dasar-dasar hukum yang bisa menstimulasi dan memfasilitasi interaksi
di antara masyarakat dengan tertib dan adil.
27
1. Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali
memilikikebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga
yang bersifat nonkomplemeter.
4. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu
dengan yang lainnya.
4. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
Semangat religius, semangat nasionalisme, semangat pluralism, dan dialog
antar umat beragama.
28
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antaragama, media, masa, dan harmonisasinya.
D. Problematika Hukum
Problema paling mendasar dari hokum di Indonesia adalah manipulasi
atas fungsi hukum oleh pengemban kekuasaan. Problem akut dan mendapat
sorotan lain adalah:
29
1. Aparatur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Padahal SDM yang sangat ahli serta memiliki
integritas dalam jumlah yang banyak sangat dibutuhkan.
2. Peneggakkan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sering
mengalami intervensi kekuasaan dan uang. Uang menjadi permasalahan
karena negara belum mampu mensejahterakan aparatur penegak hukum.
3. Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum semakin surut.
Hal ini berakibat pada tindakan anarkis masyarakat untuk menentukan
sendiri siapa yang dianggap adil.
4. Para pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak memerhatikan
keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang dibuat
sebenarnya sulit untuk dijalankan.
5. Kurang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma dan
pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham betul isi
peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada efektivitas peraturan di
tingkat masyarakat.
Problem berikutnya adalah hukum di Indonesia hidup di dalam
masyarakat yang tidak berorientasi kepada hukum. Akibatnya hukum hanya
dianggap sebagai representasi dan simbol negara yang ditakuti. Keadilan
kerap berpihak pada mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi
dalam masyarakat. Contoh kasus adalah kasus ibu Prita Mulyasari.
30
serta batas Negara, dan kebangsaan seseorang. Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI
1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebasdari perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “ Sementara
itu Pasal 3 UU No30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa
“Setiap orang dilahirkan bebasdengan harkat dan martyabat yang sama dan
sederajat”.
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih
terjadi diberbagai belahan Dunia, dan Prinsip Non diskriminasi harus
mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan,
keadilan, dan perdamaian
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi
karena adanya beberapa faktor penyebab antara lain :
Krisis politik
Krisis Sosial
Interfensi asing
31
Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat
diwujudkan melalui “Intergrasi kebudayaan “ atau “ Intergrasi Nasional “
Manusia Ber-adab dalam keragaman.
Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik
ditengah masyarakat antara lain:
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan
dan salingmenunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari,
menghayati dan melaksanakandengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum
agar terjadi keselarasan dan harmonikehidupan.
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat
perbedaan-perbedaandalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan, ideologi, adatkesopanan, serta situasi ekonomi.
Kesederajatan adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keragaman yang adamanusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia
yaitu Suku Bangsa dan Ras, Agama danKeyakinan, Ideologi dan Politik, Tata
Krama, Kesenjangan Ekonomi serta Kesenjangan Sosial.
Problematika diskriminasi yang timbul dan harus diwaspadai adalah
adanya disintegrasibangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus
disintegrasi bangsa dan bubarnyasebuah negara, dapat disimpulkan adanya
enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadipenyebab utama proses
itu, yaitu: Kegagalan kepemimpinan, Krisis ekonomi yang akut
danberlangsung lama, Krisis politik, Krisis social, Demoralisasi tentara dan
polisi, serta Intervensiasing.
B. Saran
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika
yang merupakanungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang
“majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil
24
interaksi sosial dari banyak suku bangsa dan beraneka ragam latar belakang
kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan
Nasional.
Terciptanya “tunggal ika” dalam masyarakat yang “bhineka” dapat
diwujudkan melalui“integrasi kebudayaan” atau “integrasi nasional”. Dalam
hubungan ini, pengukuhan ide “tunggalika” yang dirumuskan dalam wawasan
nusantara dengan menekankan pada aspek persatuandisegala bidang
merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka Tunggal
Ikaini harus benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam
berbangsa dan bernegara.
Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan
dan kepastianhukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin
terciptanya keadilan(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan
kesebandingan hukum (equality before thelaw).Penegakan hukum-pun harus
dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan hak asasi manusia.
Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersifat
diskriminatif,menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender. Penegakan
hukum jangan dipertentangkandengan penegakan HAM. Karena,
sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika
para penegak hukum memahami betul hak-hak warga negara dalam konteks
hubungan antara negara hukum dengan masyarakat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Joko Tri Prasetyo. Ilmu Budaya Dasar (MKDU). Jakarta. Rineka Cipta.2004
http://grms.multiply.com/journal/item/26
http://bambang1988.wordpress.com/2009/04/13/manusia-nilai-moral-dan-hukum/
http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/problematika-nilai-moral-dan-hukum-
dalam-masyarakat/
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/9
Juanda, dkk. 2010. Bahan Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: UNJ.
Iqbal, Muhammad.2011.
Hakikat Keragaman Dan Kesetaraan Manusia.
http://iqbalpersada.blogspot.com/2013/03/hakikat-keragaman-dan-
kesetaraan.html. Diakses pada 7 April 2019 Pukul 21.15 WITA.Koentjaraningrat.
1990.
26