Jawab :
Dalam pandangan filsafat, nilai (value : Inggris) sering dihubungkan dengan masalah
kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius (nilai religi), dan sebagainya.
Nilai itu ideal, bersifat ide. Karena itu, nilai adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat
disentuh oleh panca indera. Yang dapat ditangkap adalah barang atau laku perbuatan
yang mengandung nilai itu.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan nilai menurut Nursal Luth & Daniel Fernandez dan C.
Kluckhoorn !
Jawab :
a. Nursal Luth dan Daniel Fernandez, Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yg
diinginkan atau tidak diinginkan yg mempengaruhi perilaku sosial dari orang yg memiliki
nilai itu. Nilai bukanlah soal benar salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak,
disenangi/tidak.
b. C. Kluckhoorn, Nilai adalah suatu konsepsi yang eksplisit khas dari perorangan atau
karakteristik dari sekelompok orang mengenai sesuatu yang didambakan, yang
berpengaruh pada pemilihan pola, sarana, dan tujuan dari tindakan.
a. Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek itu sendiri (obyektif)
Merupakan suatu hal yang obyektif dan membentuk semacam “dunia nilai”, yang
menjadi ukuran tertinggi dari perilaku manusia (menurut filsuf Max Scheler dan Nocolia
Hartman).
b. Nilai sebagai sesuatu yang bergantung kepada penangkapan dan perasaan orang
(subyektif)
Menurut Nietzsche, nilai yang dimaksudkan adalah tingkat atau derajat yang
diinginkan oleh manusia. Nilai, yang merupakan tujuan dari kehendak manusia yang
benar, sering ditata menurut susunan tingkatannya yang dimulai dari bawah, yaitu : nilai
hedonis (kenikmatan), nilai utilitaris (kegunaan), nilai biologis (kemuliaan), nilai diri estetis
(keindahan, kecantikan), nilai-nilai pribadi (susial, baik), dan yang paling atas adalah nilai
religius (kesucian).
Pada dasarnya nilai dapat dibedakan berdasarkan cirinya. Pembedaan tersebut adalah
sebagai berikut :
Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar atau yang mendorong timbulnya
tin dakan tanpa berfikir lagi. Bila dilanggar, timbul perasaan malu atau bersalah yang
mendalam dan sukar dilupakan, misalnya :
1) Orang yang taat beragama akan menderita beban mental apabila melanggar salah
satu norma agama tersebut.
2) Seorang prajurit di medan pertempuran akan menolong temannya yang terluka,
mekipun akan membahayakan jiwanya.
3) Seorang ayah berani bertarung maut demi menyelamatkan anaknya yang sedang
terkurung kobaran api yang membakar rumahnya.
Merupakan nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai lainnya. Hal ini nampak
pada pilihan yang dilakukan seseorang pada waktu berhadapan dengan beberapa
alternatif tindakan yang harus diambil. Beberapa pertimbangan dominan tidaknya nilai
tersebut adalah sebagai berikut :
Bagi bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Hal ini berarti bahwa seluruh
tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara menggunakan Pancasila sebagai
dasar moral atau norma dan tolok ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, secara umum dapat dilihat dalam
penjelasan berikut ini.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ke-Tuhanan dan anti kehidupan
beragama.
Mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan sang pencipta,
serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.
Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi budi nurani dalam hubungan
dengan norma-norma kebudayaan pada umumnya.
Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, yang adil dan bermutu tinggi karena
kemampuan-nya berbudaya.
Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini adanya prinsip
persamaan harkat dan martabat sebagai hamba Tuhan.
Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai kebera-nian untuk
membela kebenaran, santun dan menghormati harkat kemanusiaan.
Dijelmakan dalam Pasal 26, 27, 28, 28A-J, 30 dan 31 UUD 1945
3. Persatuan Indonesia
Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya dan
keamanan.
Manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau
etnis.
Menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela
kehormatan bangsa dan negara.
Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang
dinamis.
Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan rakyat
adalah kebenaran dan keabasahan yang tinggi.
Menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan sebagai
amanat seluruh rakyat baik kepada manusia maupun kepada Tuhannya.
Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang bebas, aman, adil
dan sejahtera.
Dijelmakan dalam Pasal 1 (ayat2), 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 22 A-B,
dan 37.
Setiap rakyat Indonesia diperlaku-kan dengan adil dalam bidang hukum, ekonomi,
kebudayaan, dan sosial.
Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana dan kerja keras.
10. Pancasila sebagai paradigma pembangunan dilaksanakan dalam berbagai bidang. Sebutkan!
Jawab :
a. Pancasila seagai paradigma pembangunan ekonomi
b. Pancasila seagai paradigma pembangunan budaya
c. Pancasila seagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan
d. Pancasila seagai paradigma pembangunan politik