Semoga makalah ini dapat menjadi resefensi bagi pembaca dan menambah
pengetahuan serta motivasi kepada para pembaca. Saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini sangat kami harapkan, karena
kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan didalam penyusunan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengaruh perkembangan multikulturalisme di Indonesia?
2. Apa Hambatan Dalam Membangun Masyarakat yang multikultural?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tetapi, setelah datangnya perubahan zaman (Modernisasi), kita bisa
lihat secara nyata apa yang telah berubah dan apa yang tidak berubah.
Perubahan yang terjadi adalah :
4
menjadi kebutuhan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan yang terjadi
terhadap kebudayaan Di Indonesia. Kebudayaan Indonesia kehilangan jati
dirinya, kehilangan induknya dan orang-orang yang menyayangi
kebudayaan tersebut.
5
Kita bangsa Indonesia harus prihatin dengan keadaan tersebut, kita
harus belajar berfikir kritis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
dunia. Biarkan semua perubahan masuk ke negara kita namun gunakan
pikiran kita, ambillah segi positif dari perubahan tersebut, kemudian kita
terapkan ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegeara.
Sehingga negara kita tetap aman, tentram dan damai dan juga kita tidak
perlu khawatir akan kehilangan kepribadian kita, kebudayaan kita karena
kita telah menyaring apa yang sesuai dengan kebudayaan kita sehingga
kebudayaan kita tetap utuh dan melekat di dalam diri masyarakat Indonesia.
6
maupun soeharto, mempunyai kultur politik yang hampir sama, pertama
pemerintah lebih mengutamakan pembangunan politik daripada
pembangunan masyarakat. Pemerintah lebih mengutamakan cita-cita
persatuan Indonesia, sebaliknya kurang memperhatikan dan
mempertimbangkan kenyataan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia.
Dengan kata lain, kebijakan dan tindakan pemerintah jauh lebih dikuasai
oleh das willlen daripada das sein. Akibatnya muncullah pemerintah yang
otoriter, yang kurang memperhatikan hak kultural setiap suku bangsa di
Indonesia.
7
massa pemerintahan soeharto terlihat semacam gejala dominasi kultur jawa
didalam masyarakat Indonesia.
8
Hal ketiga yang mengganggu perjalanan indonesia menuju
kemasyarakat bhineka tinggal ika dalah kultur militeristik orde baru. Kultur
militeristik ini berisi sikap mental komando atau top-down, disiplin militer,
seragam, opresip, menyelesaikan masalah pada tingkat terakhir dengan
menggunakan senjata. Pemerintahan orde baru di dominasi oleh militer
yang di puncak komandonya berkuasa jendral pensiunan soeharto. Untuk
menjaga agar masyarakat tetap aman diperlukan militer khususnya angkatan
darat, dapat menjalankan keamanan dengan baik maka, kepolisian diletakan
dibawah lembaga angkatan bersenjata. Salah satu kultur militeristik adalah
seragam. Pemerintah memberikan ruangan yang sempit Bgi kultur dan
masyarakat lokal untuk menunjukan keanekaragamannya. Semuanya
berorientasi kepusat, apa yang ada di pusat adalah yang terbaik, dan harus
dituruti oleh daerah.
9
itu pada mulanya adalah juga agama lokal, tidak kalah lokal dari agama
kaharingan, aluk to dolo, dan tengger.
C. Masyarakat Multikultural
10
perjumpaan dan pergaulan antar suku semakin mudah. Di satu sisi,
kenyataan ini menimbulkan kesadaran akan perbedaan dalam berbagai
aspek kehidupan. Perbedaan bila tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan konflik, yang bahkan akhir-akhir ini sudah menjadi
kenyataan. Di lain pihak, kenyataan ini juga menimbulkan kesadaran
perlunya dan pentingnya dialog dalam kehidupan yang semakin terbuka saat
ini.
11
D. Pengembangan Kultur Lokal Sebagai Bagian Dari Pembangunan
Masyarakat Multikultural Indonesia
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13