Anda di halaman 1dari 11

MANUSIA, NILAI MORAL, dan HUKUM

Disusun untuk memenuhi tugas makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar


Dosen Pengampu :
NURAIDYA FAJARIAH SE, MM

DISUSUN OLEH
Kelompok 5 Kelas 1.A.3 :
1. JIZAN NUR FARAHIMAH (16130210785)
2. NESI APRILIANI (16130210047)
3. RISMA FEBRIANI (16130210064)
4. VERGIAWAN BANGKIT R. (16130210501)

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAGEMEN
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan
sesamanya. Dengan adanya hubungan sesama, maka perlu adanya keteraturan sehingga setiap
individu dapat berhubungan secara harmonis dengan individu lainnya. Oleh karena itu
diperlukan aturan yang disebut “hukum”. Aturan hukum dan moral terdapat hubungan yang
sangat erat, hukum akan kosong tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus diukur
dengan norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum
hanya angan-angan saja kalau tidak diundangkan atau dilembagakan dalam masyarakat.
Dengan demikian, hukum bisa meningkatkan dampak sosial dan moralitas.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan, dan lingkungan masyarakat. Hal-hal yang diperhatikan dalam pendidikan moral
dilingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung
jawab dalam suatu aspek.
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, dan perbuatan negatif lainnya sehingga
perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai,
bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan menentukan kepribadian individu atau jati
diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah
kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi suatu yang
esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud nilai, moral, dan hukum ?
2. Bagaimana penerapan nilai, moral, dan hukum di Indonesia ?
3. Apa solusi yang tepat untuk permasalahan nilai, moral, dan hukum di Indonesia ?
BAB II
TEORI
2.1 Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin) yang
berarti berfikir, makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
kelompok atau seorag individu. Terbentuknya pribadi seseorang dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Setiap orang berasal dari lingkungan, baik lingkungan vertikal (gentika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejahteraan.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
limgkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia
belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian dan sebagainya memerlukan bantuan
orang lain yang lebih dewasa.

2.2 Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna atau
bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin.
a. Ciri-ciri nilai, yaitu :
1. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra.
2. Nilai yang memiliki sifat normatif, nilai diwujudkan dalam bentuk norma.
3. Nilai berfungsi sebagai motifator dan manusia adalah pendukung nilai.
b. Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu :
1. Sebagai faktor pendorong, nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
2. Sebagai petunjuk arah, nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak
serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3. Nilai sebagai pengawas, dengan daya tekan dan daya ikat nilai dapat menuntun
bahkan menekan manusia untuk berbuat baik dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Nilai sebagai alat solidaritas diantara anggota-anggota kelompok dalam masyarakat.
5. Dapat megarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku sebagaimana
mestinya.
6. Nilai sebagai benteng pengaruh perlindungan untuk memfilter segala nilai buruk
yang masuk pada masyarakat.
Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum dalam masyarakat dan negara
merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat baik. Salah satu cara
mekanisme yang dapat membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang
mencakup nilai, moral, dan etika.

2.3 Moral
Moral berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia
kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin yang
membimbing tingkah laku batin dalam hidup. Moral adalah perbuatan atau tingkah laku,
ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka seseorang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat
abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai
pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
a. Fungsi Moral
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang ditanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.

2.4 Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak. Hukum merupakan dari norma, yaitu norma
hukum. Norma hukum adalah peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku. Norma
hukum diatur untuk kepentingan manusia dalam masyarakat agar memperoleh kehidupan
yang tertib.
a. Fungsi Hukum
1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat, hukum menunjukkan mana
yang baik dan mana yang buruk, hukum juga member petunjuk sehingga segala
sesuatunya berjalan tertib dan teratur.
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
 Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang.
 Hukum mempunyai sifat memaksa, hukum mempunyai daya yang
mengikat fisik dan psikologis, karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan
daya mengikat, maka hukum dapat memberi keadilan ialah dapat
menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar.
3. Sebagai penggerak pembangunan, daya mengikat dan daya memaksa dari hukum
dapat digunakan untuk menggerakkan pembangunan untuk membawa masyarakat
ke arah yang lebih maju.
4. Sebagai fungsi kritis hukum, hukum mempunyai fungsi kritis yaitu daya kerja
hukum tidak semata-mata melakukan pengawasan pada aparatur pemerintah
(petugas) saja melainkan aparatur penegak hukum termasuk di dalamnya.
b. Perbedaan moral dan hukum
Kata moral mengacu pada baik-buruknya manusia. Bidang moral adalah bidang
kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma-norma moral
adalah tolok ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari
segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
Hukum adalah norma-norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu demi keselamatan dn kesejahteran umum. Norma hukum adalah norma yang
tidak dibiarkan untuk dilanggar. Orang yang melanggar hukum pasti dikenai hukuman
sebagai sanksi.
Terdapat hubungan erat antara moral dan hukum, keduanya saling mengandalkan dan
sama sama mengatur perilaku manusia. Hukum membutuhkan moral. Hukim tidak berarti
banyak jika tidak dijiwai oleh moralitas. Kualitas hkum sebagian besar ditentukan oleh mutu
moralnya. Di sisi lain, moral juga membutuhkan hukum. Moral akan mengawang-awang jika
tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat dalam bentuk salah satunya adalah
hukum. Dengan demikian, hukum bisa meningkatkan dampak sosial dari moralitas.
c. Krisis karakter di Indonesia
1) Penyebab
Semakin terpuruknya kondisi bangsa Indonesia yang dapat dilihat dari berbagai
krisis multidimensi yang terus-menerus berlangsung tanpa adanya kepastian kapan
akan berakhir, ditandai dengan adanya banyaknya masalah yang timbul dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara mengharuskan berbagai pihak untuk peka,
bertindak dan segera mencari solusi.
2) Solusi
 Peran keluarga dan masyarakat
i. Memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter bagi
anak yang sesuai dengan nilai-nilai inti yang dikebangkan.
ii. Melakukan komunikasi yang intensif dengan sekolah untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter sesuai dengan program sekolah.
iii. Menciptakan suasana yang kondusif bagi peserta didik dalam rangka
memberikan penguatan berdasarkan pengalaman belajar di sekolah
iv. Memberikan contoh/teladan penerapan karakter yang dikembangkan di
sekolah dan dirumah.
v. Memberikan informasi kepada sekolah berkaitan dengan karakter peserta
didik di luar sekolah dengan menggunakan buku penghubung.
 Peran sekolah
i. Menyususn program pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang
diarahkan pada perilaku kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran,
budaya, sekolah, ekstrakulikuler dan peran serta masyarakat.
ii. Mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan karakter di
sekolah baik yang telah diprogramkan maupun yang bersifat spontan.
iii. Memberikan contoh/teladan menerapkan karakter yang dikembangkan di
sekolah.
iv. Mengomunikasikan dan melaporkan perkembangan karakter peserta
didik kepada orang tua melalui buku laporan pendidikan (rapor).
v. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter
secara periodik dan berkelanjutan untuk dilaporkan kepada dinas
pendidikan.
vi. Melaporkan hasil pelaksanaan pendidikan karakter secara berkala
kepada aparatur dinas pendidikan kabupaten/kota
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hakikat, Fungsi Perwujudan Nilai Moral, dan Hukum
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Keberadaan norma dalam masyarakat
bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial
yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan diantara manusia dalam
masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

3.2 Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan


Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas
hak hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan pihak lain.
Prinsipnya keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan
menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak dan lupa pada kewajiban
merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan kewajiban tanpa
menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.

3.3 Problematika Nilai, Moral, dan Hukum dalam Masyarakat


Terbentuknya nilai dan hubungan yang bersifat ketergantungan sikap manusia terhadap
nilai dari suatu makna manusia akan berbuat sesuatu yang merupakan modal dasar dalam
menjalin kehidupan manusia. Dengan menilai dapat menentukan moral seseorang, apakah
baik buruknya sepanjang nilai itu dalam arti positif berarti perubahan bermoral, begitu juga
amoral inilah yang menjadikan problem dalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuan hukum mengatur pergauan hidup secara damai, ditinjau dari aspek lahiriah yaitu
untuk mencapai ketertiban, dan jika ditinjau dari aspek batiniah yaitu untuk mencapai
ketentraman.

3.4 Studi Kasus


Masyarakat telah melihat kejadian yang merusak moralitas sehingga berkembang presepsi
bahwa kini sudah tidak ada lagi keadilan di lembaga penegak hukum. Pertama, putusan
hakim terhadap Minah (55)yang diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3
bulan atas dakwaan pencurian 3 buah kakao di perkebunan milik PT. Rumpun Sari Antan
(RSA), Banyumas. Dan Manisih (40) dan tiga kerabatnya yag menjalani sidang di PN Batang
atas sangkaan pencurian 14kg kapuk randu di perkebunan PT. Segayung, Kecamatan Tulis,
Batang.
Kejadian-kejadian hukum itu pada akhirnya menimbulkan pengaruh sosial yang
bermakna bagi masyarakat. Kejadian hukum seperti itu akan meruntuhkan kepercayaan
masyarakat terhadap pengadilan sebagai sumber keadilan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan
dengan ikhlas mengenai nilai, moral, dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni
kehidupan.
Manusia adalah individu yang terdiri dari jasad dan roh dan mahkluk yang paling
sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting
oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti
sesuatu yang berharga dan berguna bagi kehidupan manusia.
Di Indonesia penerapan hukum belum berjalan dengan baik. Masih banyak pelanggar
hukum yang belum ditindak sesuai dengan aturan hukum yang sebenarnya. Hukum di
Indonesia memihak kepada mereka yang berkedudukan.

4.2 Saran
Pemerintah Indonesia beserta pengawas hukum menegakkan hukum dan menjalankan
hukum dengan sebaik-baiknya dan bertindak adil. Agar segala pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh sebagian orang tidak terulang kembali.
DAFTAR PUSAKA

www.acedia.edo
www.m-isbd.blogspot.co.id
http://knowlagdeisfreee.blogspot.in/2015/11/makalah-pengertian-manusia-nilai-moral.html
http://m-isbd.blogspot.in/2013/08/manusia-nilai-moral-dan-hukum_19.html
http://efriawan.wordpress.com/2012/02/02/makalah-isbd-manusia-nilai-moradan-hukum/?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9417316450
http://ifashinee.blogspot.com/2011/01/makalah-isbd-problematika-nilaimoraldan.html
Ihsan Fuad. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rineka Cipta, 2010
Djiwandoro, Sri esti.W. Psikologi pendidikan (revisi 2). Jakarta : Grasinda
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
BAB II TEORI
2.1 Manusia .................................................................................... 3
2.2 Nilai .......................................................................................... 3
2.3 Moral ........................................................................................ 4
2.4 Hukum ...................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hakekat, Fungsi Perwujudan Nilai, Moral, dan Hukum .......... 7
3.2 Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan ................................. 7
3.3 Problematika Nilai, Moral, dan Hukum dalam Masyarakat .... 7
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 9
4.2 Saran ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

Anda mungkin juga menyukai