Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANUSIA NILAI MORAL DAN HUKUM

TUGAS MATA KULIAH UMUM

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DOSEN PEMBIMBING :

Drs.Hendra naldiSS,M.Hum

DI SUSUN OLEH TIM KELOMPOK 4 :

 AHMAD ALFARIZY (18074003)


 AINA RAMIZA H. (18071404)
 AWANGGA ARDHI S. (18062011)
 DELLA SRIYULI Y. (18062015)
 HIFZAN TASMAN (18074020)
 RIVALDI MARSELINO (18074043)
 YUDA HAMDANIL (18072086)
 ZISRI HIDAYAT (18062078)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya sehinggakami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah kelompok 3 ini dibuat guna
memenuhi tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar Bab Manusia dan Kebudayaan.
Makalah ini ditujukan kepada Bapak Drs.Hendra naldiSS,M.Hum. sebagai Dosen Mata
Kuliah Ilmu Sosial BudayaDasar. Makalah ini membahas tentang Hakikat manusia dan
kebudayaan, konsep kebudayaan danunsur-unsurnya, serta perubahan-perubahan yang terjaadi dalam
suatu kebudayaan
Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Hendra
naldi selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untukperbaikan penulis
dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak

.Padang 31 Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai
yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi
sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang
juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.

B. Rumusan masalah

1. Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hokum


3. Problematika pembinaan nilai moral
3. Manusia dan hukum

C. Tujuan
1. Membahas mengenai manusia, nilai, moral dan hukum
2. Mengetahui Hakikat fungsi dari perwujudan nilai moral dan hukum
3. Membahas tentang problematika nilai, moral dalam masyarakat dan Negara
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

A. Hakikat Nilai Moral dalam Kehidupan Manusia

1. Nilai dan Moral sebagai Materi Pendidikan

Begitu kompleksnya persoalan nilai, maka pembahasan ini difokuskan hanya pada kawasan etika.
Namun etika pun memiliki makna yang bervariasi, Bertens (2001, Hlm.6) menyebutkan:

Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi sesseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Ketiga pengertian etika di atas dikembangkan dalam dunia pendidikan, sehingga setiap orang
memiliki orientasi serta stategi yang berbeda-beda dalam pengembangan pendidikan nilainya.

2. Nilai dan Moral Diantara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia

Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua konteks, pertama akan
memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, dan yang kedua sesuatu yang subjektif.

Nilai itu bersifat objektif

Pandangan ini beranggapan bahwa nilai dari sesuatu itu tergantung pada orang/subjek yang
menilainya. Suatu objek yang sama dapat mempunyai nilai yang berbeda bahkan bertentangan bagi
orang yang satu dengan orang yang lain. Suatu objek yang sama dapat dinilai baik atau buruk, benar
atau salah, serta berguna atau tidak berguna tergantung pada subjek yang menilainya, misalnya
seseorang menilai bahwa wanita yang berambut panjang itu cantik dan menarik. Bagi orang lain
mungkin akan menilai bahwa wanita yang berambut panjang itu tidak cantik dan tidak menarik

Nilai itu bersifat subjektif

Pandangan ini beranggapan bahwa nilai dari sesuatu itu tergantung pada orang/subjek yang
menilainya. Suatu objek yang sama dapat mempunyai nilai yang berbeda bahkan bertentangan bagi
orang yang satu dengan orang yang lain. Suatu objek yang sama dapat dinilai baik atau buruk, benar
atau salah, serta berguna atau tidak berguna tergantung pada subjek yang menilainya, misalnya
seseorang menilai bahwa wanita yang berambut panjang itu cantik dan menarik. Bagi orang lain
mungkin akan menilai bahwa wanita yang berambut panjang itu tidak cantik dan tidak menarik

3. Nilai Diantara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder

 Kualitas primer: Kualitas dasar, kualitas ini merupakan bagian dari eksistensi objek, objek
tidak ada tanpa adanya kualitas primer ini.
 Kualitas sekunder: Kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindra, seperti warna, rasa, bau
dll. Kualitas ini terpengaruh oleh tingkat subjektifitas.

 Nilai bukan kualitas primer maupun sekunder, sebab: “Nilai tidak menambah atau
memberieksistensi objek”.

4. Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan

Nilai memiliki polaritas dan hierarki, karena:

- Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti,
baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.

- Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.

- 5. Pengertian Nilai

- Menurut Lasyo (1999, hlm.9) sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan
landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.

- Menurut Dictionary of Sociology and Related Science: Value,……., the believed


capacity of any object to satisfy human desire, the quality of any object which causes it to be
of interest to an individual or a group.

- Menurut Jack R. Fraenkel (1977, hlm.6): A Value is an idea-a concept-about what


someone thinks is important in life.

- 6. Makna Nilai bagi manusia

Pendefinisian nilai sangat bervariasi, namun yang dapat disimpulkan dari pengartian
nilai adalah, Nilai itu penting bagi manusia.

Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong manusia, karena dianggap berada
pada diri manusia, atau nilai itu menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada
objek, sehingga nilai dipandang sebagai kegiatan menilai.

B. Problematika Pembinaan Nilai Moral

1. Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral

Keluarga merupakan wadah pertama pembentuk nilai moral anak. Anak akan belajar dari interaksi
antar anggota keluarga dan keadaan keluarganya. Terputusnya komunikasi yang harmonis antara
orang tua dan anak, mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan nilai moral.

2. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral

Pergaulan dengan teman akan menambah perbendaharaan informasi yang akhirnya akan
mempengaruhi berbagai jenis kepercayaan yang dimilikinya. Kumpulan kepercayaan yang dimiliki
anak akan membentuk sikap yang dapat mendorong untuk memilih atau menolak sesuatu.
3. Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu

Otoritasi mempengaruhi kehidupan seseorang dalam masyarakat maupun keluarga, dalam


bagaimana dia berfikir dan bagaimana dia bertindak.

Misal : Orang dewasa akan menganggap jika seorang anak yang berbeda kehendak ( cara berfikir)
maka ia akan dikatakan kurang ajar.

4. PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI BAGI PERKEMBANGAN NILAI MORAL

Dewasa ini pengaruh media komunikasi terhadap masyarakat amatlah besar, semua kalangan
masyarakat bisa menjangkaunya termasuk anak-anak. Media komunikasi menyuguhkan berbagai
pandangan hidup yang bervariasi. Bila anak dihadapkan pada berbagai kemungkinan, maka ia akan
kehilangan gagasan dan akhirnya dia akan kebingungan. Sangat mungkin bahwa konstribusi terbesar
media-media akan membiaskan pemahaman yang tengah tumbuh pada anak-anak seputar mana
yang betul dan mana yang salah.

5. Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nilai moral

Pendidikan nilai moral menggunakan pendekatan berfikir dan berorientasi pada upaya-upaya untuk
mengklarifikasi nilai moral, karena melihat eratnya hubungan antara berfikir dengan nilai moral itu
sendiri.

6. Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral

Informasi berpengaruh terhadap sistem keyakinan yang dimiliki oleh individu, baik informasi itu
diterima secara keseluruhan, sebagian ataupun ditolak.

Faktor-faktor kuatnya pengaruh informasi:

a. Proses input

b. Siapa yang menyampaikan

c. Keadaan

d. Tingkat dan sifat konflik

e. Level penerimaan individu

f. Level kesiapan individu untuk menerima

C. Manusia dan Hukum

Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas. Hukum harus
diukur dengan norma moral.

Moral juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja karena tidak
dilembagakan dalam masyarakat.
Perbedaan hukum dam moral menurut K. Bertens

Pembeda Hukum Moral

Sifat Objektif Subjektif

Batasan Hanya membatasi tingkah laku Menyangkut lahiriah dan sikap


lahiriah batin

Sanksi Dipaksakan Tidak bisa dipaksakan

Pembentuk Kehendak masyarkat / negara Norma-norma yang ada di


dalam masyarakat

Perbedaan hukum dan moral Gunawan Setiardja

Pembeda Hukum Moral

Dasar Yuridis, konsensus, dan hukum Hukum alam


alam
Otonomi Heteronom (Luar diri manusia) Otonom (Diri sendiri)

Pelaksanaan Dipaksakan secara lahiriah Tidak dapat dipaksakan

Sanksi Sanksi lahiriah Sanksi kodrati / batiniah

Tujuan Mengatur kehidupan manusia Mengatur kehidupan


dalam bernegara manusia sebagai
manusia
Waktu dan Tergantung waktu dan tempat Tidak tergantung waktu
tempat dan tempat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan
dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni
kehidupan.
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling
sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang
berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai
berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia
DAFTAR PUSTAKA

Tombatutiga. (2012, 29 maret). Hakikat nilai moral dalam kehidupan. Diperoleh 31 oktober
2018. Dari http://tombatutiga.blogspot.com/2012/03/hakikat-nilai-moral-dalam-
kehidupan.html

Arconsejarah. (2014, 2 mei). Problematika pembinaan nilai moral. Diperoleh 31 oktober


2018. Dari http://arconsejarah.blogspot.com/2014/05/problematika-pembinaan-nilai-
moral.html.

Serambihukum. (2012, 22 juni). Hukum dan moral. Diperoleh 31 oktober 2018. Dari
http://harliandasaputra.blogspot.com/2012/06/hukum-dan-moral.html.

Anda mungkin juga menyukai