Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROBLEMA NILAI, MORAL DAN HUKUM DALAM


MASYARAKAT DAN NEGARA

Diajukan untuk memenuhi


tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Oleh:

KELOMPOK 10
KELAS 08

Riska sabilla (2112101010070)


Safranil Hikmah (2112101010074)
Zahara Syarifah Thaherah (2112101010064)
Dwi Afrah Syakirah (2112101010117)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena izin-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas untuk menunjamg kegiatan pembelajaran MKU pada semester 2 (dua). Pada
Mata Kuliah Umum Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) di Universitas Syiah Kuala (USK) yang
membahas tentang nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara.
Makalah ini ditentukan oleh Dosen Mata Kuliah Umum ISBD. Dan tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Ruskan S.Pd, M.Edd yang telah memberi tugas makalah ini sehingga kami dapat
mengerti apa tujuan dari pembelajaran. Kelompok 10 ini terdiri dari 4 anggota yaitu : Safranil Hikmah,
Riska Sabilla, Zahara Syarifah Thaherah, dan Dwi Afrah Syakirah.
Demikian makalah ini kami buat dengan harapan dapat berguna bagi kami dan pembacayang
pada umumnya Mahasiswa sendiri pada khususnya kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan
saran untuk kesempurnaan dari penyusunan makalah ini dan mudah mudahan makalah ini dapat berguna
bagi semua yang membaca.

Banda Aceh, 1 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkaitan dengan nilai.Manusia memberikan nilai
kepada sesuatu.Nilai itu ada atau riil dalam kehidupan manusia.Dengan nilai diharapkan manusia dapat
terdorong untuk melakukan tindakan agar hjarapannya dapat terwujud.
Moral erat kaitannya dengan akhlak yang mengandung makna tata tertib yang datang dari hati nurani
manusia.Moral merupakan bagian dari nilai.Hukum adalah norma. Norma hukum adalah aturan yang
diturunkan dari negara dan sangat penting. Dengan mematuhi hukum, keadilan ditegakkan. Tujuan negara
Indonesia adalah untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam
UUD 1945 dan Pembukaan Pancasila. Bangsa yang hendak didirikan Indonesia adalah bangsa yang
berkeadilan menurut Pembukaan UUD 1945, bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai, moral dan hukum ?
2. Apa saja problematika nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara ?
3. Apa saja upaya penegakan nilai, moral dan hukum dalam masyarakat ?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan definisi dari nilai, moral dan hukum .
2. Dapat menjelaskan apa saja problematika nilai, moral, dan hukum yang terjadi di dalam
masyarakat dan negara
3. Dapat mengemukakan apa saja yang harus di lakukan untuk mengakkan nilai, moral dan
hukum di masyarakat.

D. Manfaat
1. Mengetahui definisi dari nilai, moral dan hukum
2. Mengetahui apa saja problematika nilai, moral dan hukum yang terjadi di dalam negara dan
masyarakat.
3. Mengetahui apa yang dapat di lakukan sebagai upaya untuk menegakkan nilai, moran dan
hukum di masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian nilai, moral dan hukum


1. Nilai
Perilaku manusia berkaitan dengan nilai. Nilai juga merupakan aspek penting
Orang membutuhkannya. Menurut Robert M.Z, Lauan, nilai adalah penjelasan
Hal-hal yang diinginkan, pantas, dan berharga yang mempengaruhi perilaku sosial
Orang yang layak adalah perilaku sosial dari orang yang layak itu. di samping itu
Menurut Pepper, seperti dikutip Munandar, dapat merujuk pada berbagai hal seperti
minat, selera, pilihan, kewajiban, komitmen agama, dll. Hal-hal yang berkaitan dengan
kebutuhan, keamanan, ketidaksukaan, dan emosi Arah pilihan (Irene, 1993: 21).

2. Moral
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa
Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku
batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi
etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari
sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.

3. Hukum
Hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, pelanggaranpelanggaran yang dikenai tindakantindakan hukum
tertentu. Plato mengartikan bahwa hukum merupakan peraturan-peraturan yang
teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat. Aristoteles menyatakan bahwa
hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat
tetapi juga hakim.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam
hukum meliputi:
a) peraturan dibuat oleh yang berwenang
b) tujuannya mengatur tata
c) tertib kehidupan masyarakat
d) mempunyai ciri memerintah dan melarang
e) bersifat memaksa dan ditaati
B. Problematika nilai, moral, dan hukum dalam Masyarakat dan Negara
1. Problematika pembinaan Nilai Moral
1) Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Keluarga sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena dalam
keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia
pendidikan dan masyarkat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi
perkembangan jiwa dan nilai moral anak kearah yang baik. Sebaliknya, kehidupan
keluarga yang tidak baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan nilai moral
anak kearah yang tidak baik.
Keluarga sebagai bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tuntutan kemajuan
yang terjadi, namun masih banyak orang yang meyakini bahwa nilai moral itu hidup
dan dibangun dalam lingkungan keluarga keluarga.
Sering kali pada keluarga yang broken home atau pada keluarga yang kedua
orang tuanya bekerja berakibat pada penurunan intensitas hubungan antara anak
dengan orang tua. Dalam lingkungan yang kurang baik dn kadang menegangkan ini
seorang anak sangat sulit untuk membangun nilai-nilainya secara jelas.
Karakter pekerjaan orang tua dan hubngannya dengan keluarga telah berubah
secara dahsyat. Saat ini merupakan fakta, banyak anak yang tidak mengetahui hal-
hal yang dikerjakan orang tua diluar rumah untuk mencari penghasilannya. Anak
jarang melihat apa yang dikerjakan orang tua dan tidak mendapat infoemasi yang
cukup melalui diskusi yang bermakna tentang hakikat suatu karier baik
permasalahan maupun keberhasilannya. Dengan kata lain problema utama bagi
kehidupan orang tua yang bekerja terletak pada tingkat komunikasi dengan anak-
anaknya.
2) Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan teman
akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi
berbagai jenis kepercayaan yng dimilikinya. Kumpulan kepercayaan yang dimiliki
anak akan membentuk sikap yang dapat mendorong untuk memilih atau menolak
sesuatu. Sikap-sikap yang mengkristal pada diri anak akan menjadi nilai dan nilai
tersebut akan berpengaruh pada perilakunya.
Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan yang
dimilikinya, pengaruh pertemanan ini akan berdampak positif manakala isu dan
kebiasaan teman itu positif pula, sebaliknya akan berdaampak negative bila sikap
dan tabiat yang ditampilkan memang buruk. Pertemanan yang paling berpengaruh
timbul dari teman sebaya, karena diantara mereka relative lebih terbuka, dan
intensitas pergaulannya relative sering, baik disekolah/kampus maupun dalam
lingkungan masyarakat. Bukan sesuatu yang mustahil bila upaya mencoba perilaku
buruk lainnya disebabkan pula karena pengruh teman sebaya.
3) Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Jika seorang anak mengungkapkan kebingungannya dihadapan orang dewasa,
maka dapat dipridiksi reaksi orang dewasa tersebut, langsung ataupun tidak
langsung, orang dewasa akan berusaha menunjukkan jalan mana yang paling bijak
dan paling benar atau menuinjukkan jalan yang baik bagi anak atau remaja tersebut.
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin
hubungan dengan anak-anak adalah member tahu sesuatu kepada mereka. Member
tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk melakukannya,
di mana harus dilakukan, seberapa sering harus dilakukan dan juga kapan harus
melakukannya. Jika anak ini menolak maka dapat dipastikan anak itu digolongkan
tidak taat, kurang ajar, atau pembangkang. Dengan kata lain, orang dewasa hanya
menambahkan berbagai nilai atau norma yang sudah ada pada anka baik yang
didpatnya dari sekolah, tokoh politik, guru ngaji, buku bacaan, radio, televisi, film,
koran, majalah, maupun anak-anak lainnya. Lembaga pendiidkan juga perlu
mengupayakan agar peserta didik mampu menemukan nilai dirinya tanpa harus
bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat.
4) Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Yang sangat berpengaruh terhadap nilai atau norma dan pandangan hidup
biasanya didpat dari hasil yang sangat dramatis, baik dari radio, film, televise, VCD,
majalah, anak terbiasa melihat dan menyimak pandangan hidup yang bervariasi,
bahkan banyak diantara pandangn dan nilai kehidupan tersebut dalam kehidupan
keluarga tidak akan mereka temui. Sekarang persoalan fornografi, seksualitas, dan
kekersan disuguhkan secara terbuka. Bahkan adegan-adegan yang benar dipandang
immoral dilakukan oleh orang-orang yang tampaknya berpendidikan tinggi,
sementra semua orang menonton, menyimak dan mencernanya. Sudah tentu anak
akan memumngut sejumlah gagasan atau nilai dari semua ini baik nilai-nilai positif
dan termasuk pengaruh negatifnya.
5) Pengaruh Otak atau Berfikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Kalau kita mengobservsi situasi kelas, akan sering kita temukan perkataan
guru/dosen yang menyatakan kepada mahasiswa bahwa “kamu sebaiknya” atau
“kamu seharusnya” agar perilaku mereka berubah. Dalam lingkungan pendidikan
seperti ini, peserta akan belajar tentang sesuatu yang diinginkan guru/dosen, dan
biasanya mahasiswa hanya menunjukkan respons yang sederhana. Apabila mereka
diberi kesempatan untuk berfikir dan memilih responsnya sendiri setiap hari, tanpa
disadari akan terjadi pertumbuhan atau kematangan, meskipun mereka tidak
mengkritisi hal yang sama, namun mereka sama-sama sedang tumbuh dan berubah.
Dalam konteks pendidikan, berfikir dimaknai sebagai proses yang berhubungan
dengan penyelidikan dan pembuatan keputusan. Dimana pun keputusan diambil,
pertimbangan nilai pasti terlibat, dan dimana pun penyelidikan berlangsung akan
selalu melibatkan tujuan.
Kant menganjurkan tujuan pendidikan sebagai berikut :
1. Untuk mengajarkan proses dan keterampilan berpikir rasional.
2. Untuk mengembangkan individu yang mampu memilih tujuan dan keputusan
yang baik secara bebas. (Kama, 2000, hlm. 61).
Dengan demikian, pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan
berpikir dan lebih berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral
sangat dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu
sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai yang
memiliki orientasi yang berbeda.
6. Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh
terhadap sistem keyakinan yang dimilki oleh individu, baik infoemasi itu diterima
secara keseluruhan, diterima sebagian atau ditolak semuanya, namun bagaimanapun
informasi itu ditolak akan menguatkan keyakinan yang telah ada pada individu
tersebut. Apabila informs baru tersebut telah diterima individu serta mengubah atau
menguatkan keyakinannya, maka akan terbentuklah sikap.
2. Problematika moral
Pelanggaran etika Kita kerap mendengar istilah kode etik. Makna kode etik yaitu bentuk
aturan (code) tertulis yang secara sistematis sengaja dibentuk berdasarkan prinsip-prinsip moral
yang berlaku. Ada masyarakat profesi tertentu yang diikat oleh kode etik ini seperti misalnya
dokter, perawat, wartawan, guru, dosen, dan lain sebagainya. Contohnya seorang dokter
diminta untuk menjaga kerahasiaan terkait dengan pasiennya, atau seorang
wartawan yang mempertingkan nilainilai moral ketika menulis berita dan lain sebagainya.

3. Problematika hukum
Pelanggaran Hukum Problematika terkait hukum yang paling gampang kita jumpai yaitu
rendahnya kesadaran hukum oleh masyarakat. Pelanggaran hukum dalam konteks sempit dapat
bermakna pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan negara, karena hukum
termaktub dalam regulasi. Contoh nya pengendara yang tidak melenggkapi surat-surat dan
atribut kendaraan saat berkendara dijalan raya akan melanggar UU No 14 Tahun 1992 tentang
Lalu Lintas. Atau bahkan kasus-kasus lain seperti perampokan, pencurian, perdagangan ilegal,
pembalakan liar, dan lain sebagainya.

Pelanggaran terhadap kode etik ini akan mendapatkan sanksi lahirian atau yang bersifat
memaksa. Pelanggaran akan mendapatkan sanksi etik seperti menyesal, rasa bersalah, malu dan
cemoohan masyarakat. Bahkan yang lebih keras lagi dapat berupa teguran, dicabut
keanggotaannya dari profesi tersebut dan tidak diperbolehkan menjalankan profesinya lagi.

C. upaya penegakan nilai, moral dan hukum dalam masyarakat


Salah satu teori yang dikenal di dalam ilmu hukum itu adalah teori utilitarianis,
yangdipopulerkan oleh Bentham, diantaranya dalam teori tersebut dapat kita lihat pendapat
Bentham yang menyatakan, baik buruknya hukum itu bukan terletak pada baik buruknya isi
norma yang dibuat, akan tetapi baik buruknya hukum itu harus diukur dari baik buruknya akibat
yang dihasilkan oleh penerapan hukum itu. Lebih lanjut Bentham mengatakan suatu norma
hukum baru dapat dinilai baik, jika akibat yang dihasilkandari penerapan norma itu adalah
kebaikan, sebaliknya norma hukum akan dikatakan tidak baik manakala akibat dari penerapan
norma itu justru melahirkan ketidakadilan dan penderitaan, terlepas apakah norma itu sendiri
yang mengantarkan kearahketidakadilan dan penderitaan atau penegakan hukumnya yang salah
sehingga mengakibatkan ketidakadilan dan penderitaan itu.
Persamaan derajat manusia dalam kehidupan sosial dimaksudkan sebagai sarana untuk
mewujudkan keharmonisan lingkungan, baik antar manusia sesama manusia maupun antara
manusia dengan mahluk alam sekitar, menjaga keseimbangan hak dan kewajiban antar individu
dengan individu, invidu dengan pemerintah dan negara. Baik dalam ajaran islam maupun di
dalam hukum negara eksistensi hukum/undang-undang merupakan sesuatu yang sangat urgen
untuk mengatur keseimbangan antara hak dan kewajiban baik individu maupun
masyarakat/negara. Oleh karenanya pemberlakuan hukum/undang tanpa terkecuali bagi semua
orang dengan prinsip kesamaan derajat merupakan suatu kemestian. Menurut Shant Dellyana
sebagaimana dikutif Hasadizohu Moho penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk
mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial menjadi
kenyataan(Moho, 2019).

Anda mungkin juga menyukai