Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANUSIA,NILAI,MORAL DAN HUKUM


DisusununtukmemenuhitugasMata kuliah: Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Dosenpengampu :DinaLiana,S.Pd.,M.Pd

Oleh :

Sri devi

Siti utami

Yusril mahendra

KELAS 1C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami
panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
para umatnya yang insya Allah setia sampai akhir jaman.

Saya ucapkan terimakasih kepada ibu Dina Liana, S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen pengampu
mata kuliah semoga Allah berikan kesehatan selalu kepada beliau. Ucapan terimakasih juga
diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu menyelasaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

TEMBILAHAN,09Desember 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. LatarBelakang,...................................................................................................................1

B. RumusanMasalah.............................................................................................................. 1

C. TujuanPembahasan............................................................................................................1

D. Manfaat….…………………………………………………………….............................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Pengertian manusia ...........................................................................................................2

B. Pengertian nilai ................................................................................................................. 3

C. Pengertian moral .............................................................................................................. 6

D. Pengertian hukum............................................................................................................. 7

E. Hubungan manusia dan nilai ............................................................................................ 8

F. Hubungan manusia dan moral .......................................................................................... 9

G. Hubungan manusia dan hukum....................................................................................... 11

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 12

B. Saran...............................................................................................................................12

DaftarPustaka................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hokum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negative lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan social dan kehidupan setiap insan. Pendidikan
nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai -nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang
juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.

1.2 RumusanMasalah

Makalah ini membahas mengenai manusia,nilai,moral,dan hukum mencakup hal-hal


berikut;

a. Penertian dari manusia ,nilai,moral dan hukum


b. Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hukum
c. Problematika nilai,moral,hukum dalam masyarakat dan negara

1.3 Tujuan

a. Membahas mengenai manusia,nilai,moral dan hukum


b. Mengetahui hakikat fungsi dari perwujudan nilai moral dan hukum

1.4 Manfaat

Makalah ini di harapkan agar semua orang khususnya mahasiswa dapat lebih bersikap
kritis dalam menghadapi kasus-kasus penyimpangan nilai moral dan hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manusia,Nilai dan hukum

A. Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(living organism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara


ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan
vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada
individu lain. Ia belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar
membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain
yang lebih dewasa.

Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia


menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam
kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.
Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam
rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian
gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok.
Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan
aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak
mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

.
2
B.Nilai
Nilai adalah sesuatu yg berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi
manusia dan berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal-hal lain yg bersifat
batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku.

Nilai merupakan bagian yang penting untuk manusia. Nilai harus jelas, harus semakin
diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan
menimbang, yakni suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu
lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan. Keputusan itu
menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai
negatif. .

Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut.

a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.
Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

Nilai-nilai kemanusiaan adalah suatu hal yang dapat memanusiakan manusia atau bisa
dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia, itulan nilai-nilai kenmanusiaan. Fitrah
manusia adalah punya sisi baik dan buruk.tetapi kita juga jangan lupa bahwa manusia itu juga
punya fitrah atau kecendrungan untuk menyempurnaka diri.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa agama islam adalah agama langit yang kemudian
„Membumi‟. Ketika masih di „langit‟islam adalah agama yang sempurna dan mutlak benar,
tetapi ketika „Membumi‟ maka iya mengalami proses pembudayaan atau pergumulan budaya
adimana ada peran manusia yang tidak sempurna sehingga sebagai agama bumi islam tiak
lagi sebagai agama yang mutlak benar,tetapi memiliki fariasi tingkat kedekatan dengan
kebenaran. Dengan demikian, maka ada kebudayaan islam yang sangat dekat dengan syariat
(budaya syar‟i) disamping ada kebudayaan yang hanya merupakan sempalan dari islam,
karena ia lebih dekat ke kebudayaan lokal setempat. Di sisi lain,ada kebudayaan ummat islam
yang tidak ada relevansinya dengan islam.
3
A. Nilai budaya
Banyak devinisi tentang kebudayaan,tetapi memilih pandangan mengatakan bahwa
kebudayaan adalah konsep,nilai,dan norma yang di anut masyarakat yang memengaruhi
prilaku buruk mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam
sekelilngnya disamping sebagai fasilitas, alam adalah tantangan yang harus di atasi. Berbeda
dengan hewan manusia tidak puas dengan apa yang terdapat dengan alam kebendaan. Dengan
konsep yang di miliki manusia berusaha mengolah alam ini, dan dengan kesadaran dan cita-
citanya manusia merumuskan apa yang bermakna dan apa yang tidak bermakna dalam
kehidupannya.sekurang-kurangnya ada 6 nilai yang amat mmenentukan wawasan etika dan
kpribadian manusia sebagi individu mapun
masyarakat,yaitu:Ekonomi,Solidaritas,Agama,Seni,Kuasa dan teori.

1. Nilai teori yaitu ketika manusia menentukan dengan objektif identitas benda-bendaatau
kejadian-kejadian,maka dalam prosesnya hingga menjadi pengetahuan,manusia
mengenal adanya teori yang menjadi konsep dalam proses pnilaian atas alam sekitar.
2. Nilai ekonomi yaitu ketika manusia bermaksud menggunakan benda-bendaatau kejadian-
kejadian,maka ada proses penilaian ekonomi atau kegunaan yakni dengan logika efisiensi
untuk memperbesar kesenangan hidup.kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi
yang senantiasa maju disebut aspek pokresif dari kebudayaan.
3. Nilai agama yaitu ketika manusia menilai yang menabjukkan dan kebesaran yanng
menggetarkan dimana di dalamnya adaada konsep ke kudusan dan keta'ziman kepada
yang maha gaib,maka manusia mengenal nilai agama
4. Nilai seni yaitu jika yang dialami itu ke indahan dimana ada konsep estetika dalam
menilai benda-benda atau kejadian-kejadian,maka manusia mengenal nilai
seni.kombinasi dari nilai agama dan seni yang sama-sama menekankan
intuisi,prasaan,dan fantasi disebut aspek ekspresif dari kebudayaan.
5. Nilai kuasa yaitu ketika manusia merasa puas jika orang lain mengikuti pikiran Nya,
norma-norma Nya, dan kemauan Nya maka ketika itu manusia mengenal nilai kuasa.
6. Nilai solidaritas yaitu tetapi ketika hubungan itu menjelma menjadi
cinta,persahabatan,dan simpati sesama manusia,menghargai orang lain,dan merasakan
kepuasan ketika membantu mereka maka manusia mengenal nilai solidaritas.

Enam nilai budaya itu merupakan kristalisasi dari berbagai macam nilai kehidupan, tang
selanjutnya menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu maupun
masyarakat. Nilai apa yang paling dominan pada seseorang atau sekelompok orang,akan
menentukan 'sosok' mereka sebagai budaya (AL-Insan Madaniyyun Bi Attab'i) orang
yang lebih dipengaruhi ekonomi cendrung kurang memperhatikan halal dan haram, orang
yang lebih di pengaruhi teori cendrung menjadi ilmuan. Yang lebih dipengaruhi kuasa
cendrung tega dan nekat,yang lebih di pengaruhi seni dan agama cendrung jadi syufi dan
seterusnya,sehingga ada sosok orang yang materialis,seniman,dan pekerja sosial.
Budaya progresif akan mengembangkan cara berfikir ilmian dan melahirkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan,sedangkan puncak dari budaya ekspresif bermuara pada
kepercayaan mitologis dan mistis.pendukung budaya progresif pada umumnya dinamis
dan siap di gantikan oleh generasi penerus dengan temuan-temuan baru,sedangkan

4
pendukung budaya ekspresif biasanya ststis atau tradisional,memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang suda final.
Kesempurnaan pada sesuatu maujud atau ciptaan berbeda dengan kesempurnaan pada
maujud atau ciptaan lainnya. Misalnya insan kamil berbeda dengan malaikat
kamil.terdapat perbedaan antara malaikat sebagai dirinya (malaikat), yang telah
mencapai tingkat tertinggi dan akhir kesempurnaan Nya,dengan manusia yang menapai
tingkat kesempurnaannya.
Malaikat adalah maujud yang di ciptakan dari akal murni,artinya pada malaikat tidak
terdapat unsur materi,hawanafsu,syahwat,amarah,dan lain Nya demikian lah pada hewan
yang subtansinya berisi bersifat materi. Lain halnya dengan mausia,insan, adalah maujud
yang terdiri apa yan ada pada malaikat atau akal atau apa yang ada pada hewan yaitu
nafsu, mulki malakuti.

Fungsi nilai bagi manusia yaitu:


1. Sebagai faktor pendorong
2. Sebagai petunjukarah
3. Nilai sebagai pengawas
4. Nilai sebgai alat solidaritas
5. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku
6. Nilai sebagai benteng perlindungan

C.MORAL

Moral berasal dari kata bahasa Latin “mores” yang berarti adat kebiasaan. Dalam
bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa Yunani yang sama dengan
ethos yang menjadi etika.
Moral adalah produk dari budaya dan agama. Jadi, moral adalah tata aturan norma-norma
yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan
tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang
baik.

Secara etimologis konsepsi etika memang dekat dengan makna moral.akan tetapi,secara
terminologis,etika memiliki makna yang berbeda denngan moral.etika memiliki
penjelasan sekurangnya ia sebagai sistem nilai,kode etik,dan filsafat moral
(k.bartens,1993:53). Sebagai sistem nilai,iya ber arti nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan seseorang kelompok dalam mengatur tingkah laku Nya. Dikenal
misalnya sebutan etika islam,etika protestan,dan lainnya.singkatan etika merupakan ilmu
atau refleksi sistematik mengenai pendapat-pendapat,norma-norma dan moral. Pengertian

5
etika dalam arti yang sebenarnya yang berarti filsafat mengenai bidang moral (frans
msuseno,1987:6)
Dengan demikian persamaan etika dan moral adalah sebuah konsep tentang praturan yang
berkembangdan dan terima di kalangan masyarakat,atau keduanya sama-sama membahas
tentang baik buruknya tingkah laku dan perbautan manusia,termasuk mana yang wajar
dan tidak,jadi bila kita mengatakan bahwa perbatan mengedar perjudi itu tidak
bermoral,maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-
norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan perzinaan itu
bermoral buruk,artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang
tidak baik.
Perbedaannya adalah jika etika lebih bersifat teoretis dan konseptual sementara moral
lebih banyak bersifat praktis.etika lebih menitik beratkan pada pembahasan tingkah laku
manusia secara universal atau yang berlaku umum,dan norma lebih dekat dengan
peraturan lokal atau komunitas tertentu. Moral lebih menekankan pada ukuran baik dan
buruk,wajar tidaak wajar,lebih jauh etika menjelaskan dan mengkaji ukuran yang di
berikan norma. Pertimbangan yang menjadi ukuran sebuah norma adalah kebuasaan yang
berlaku,sementara ukuran etika lebih bersifat tolak ukur akal fikiran atau rasio, jadi
perbedaan antara etika dan moral tidak jauh berdeda. Artinya etika merupakan ilmu atau
nilai-nilai yang harus di terapkan untuk prilaku secara baik dalam
bermasyarakat,sedangkan moral merupakan petunjuk perbuatan yang baik dan buruk.

Fungsi moral bagi kehidupan manusia yaitu:

1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sessama
sebagai bagian masyarakat
2. Menarik perhatian pada permasalaha moral yang kurang di tanggapi
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional

D. HUKUM

Menurut Hugo de Grotius “ Law is rule of moral action obligation to that which ir
right”. Hukum adalah peraturan tentang tindakan moral yang menjamin keadilan pada
peraturan hukum tentang kemerdekaan. Plato mengatakan bahwa hukum merupakan
peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat. Sedangkan
Aristoteles berpendapat bahwa hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak
hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim. Jadi, hukum/ ilmu hukum adalah suatu
sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh
penguasa, pemerintah atau otoritas melalui lembaga atau institusi hukum
Atara aturan hukum umumnya lahir dari norma yang terlembagakan atau dilakukan oleh
institud legal seperti negara.karna itu antara keduanya terdapat hubungan yang cukup
berat saling mempengaruhi dan saling membutuhkan kualitas sebuah produk hukum di
tentukan ole norma moral yang berkembang di tengah masyarakatnya karena itu

6
berlakunya sebuah ketetapan hukum sebenarnya menunjukkan kualitas norma moral yang
berkembang pada masyarakat. Keberadaan norma dan moral mencapai tahap
kesempurnaan Nya setelah iya menjadi sebuah ketetapan hukum yang mengikat semua
komunitas masyarakat,bangsa,dan warga negara. Dengan adanya ketetapan hukum
berdampak pada kualitas norma moral masyarakat atau sebuah bangsa semakin meguat.
Perbedaan tegas antara norma dan hukum dapat di lihat dari sifat hukum yang tertulis dan
di susun dalam bentuk kitab undang-undang, sementara norma umumnya berbentuk
kebiasaan yanng tidak tertulis tapi kuat di patuhi atau di yakini.karena keberadaan hukum
yng bersifat tertulis tersebut,ia lebih meninggkat dan memiliki kepastian tata aturan
dibandingkan norma yang tidak tertulis sering kali bersifat subjektif dan meminta
penjelasan berkepanjangan tentang etis tidaknya sebuah ketentuan norma yang berlaku.
Karena itu norma lebih banyak bersifat perasaan atau permasalahan batin, apakan seoang
melanggar atau tidak mematuhi tata nilai yang berlaku di msyarakat. Dengan itu sangsi
yang di berikan kepada masyarakat melanggar atau tidak taat terhadap norma kadang di
paksakan, demikian juga patuh atau tidaknya terhadap sangsi yang bergantung dari
kesadaran atau perasaan batin yang bersangkutan. Atau kehendak masyarakat setempat.

Ada bebrapa fungsi hukum,yaitu:

1. Sebagai alat pengukur tertib hubunga masyarakat


2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
3. Sebagai penggerak pembangunan
4. Fungsi kritis hukum

E. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN NILAI,

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan
sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
disadari maupun tidak.

Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang
sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu
dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.

Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk


menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan
memberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif
(berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai negatif. Hal ini dihubungkan dengan

7
unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan
kepercayaan.

Nilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain:

1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai polaritas
seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya.
Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang dapat
diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Notonagoro
membagi hierarki nilai pokok yaitu:
3. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
4. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
5. Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian terbagi menjadi empat macam:

1. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia
2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis manusia
3. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia
4. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai penghayatan
melalui akal budi dan nuraninya

Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda
material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang sangat tinggi
dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita,
keinginan, harapan, dan segala sesuatu pertimbangan internal (batiniah) manusia.

Dengan demikian nilai itu tidak konkret dan pada dasarnya bersifat subyektif.
Nilai yang abstrak dan subyektif ini perlu lebih dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih
objektif. Wujud yang lebih konkret dan objektif dari nilai adalah norma/kaedah. Norma
berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat
perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma
sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai
untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat
menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.

Ada beberapa macam norma/kaedah dalam masyarakat, yaitu:

1. Norma kepercayaan atau keagamaan


2. Norma kesusilaan
3. Norma sopan santun/adab
4. Norma hokum

8
Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena
dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan eksternal).

Nilai dan norma selanjutnya berkaitan dengan moral. Moral berasal dari bahasa
latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan
ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang
wajar. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat
kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah
lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah
lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

F. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa
kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat
tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam
bentuj jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin
yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan
demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul
bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa
latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan


orma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur
tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di
landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan,
pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya.
Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :

a. Hati NuraniMerupakan fenomena moral yang sangat hakiki.

Hati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku


manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu
terkait dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga
mengenal orang.

b. Kebebasan dan tanggung jawab.

Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dankarena
manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga
9
terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka
melakukan interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh
lingkungannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk hidupsendiri.

c. Nilai dan Norma Moral.

Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan
bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moralterkait
dalam tanggung jawab seseorang. Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang
erat sekali. Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai moralitas. Oleh
karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral, perundang-
undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum,
sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak di undangkan atau di
lembagakan dalam masyarakat. Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat,
namun hukum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya „mungkin‟ ada
hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang
berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks
ketatanegaraan indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan hukum.

Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas
hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan
antara hukum dan moral sangat jelas.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara sistematis


dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki
kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral. Sedangkan norma moral lebih
subjektif dan akibatnya lebih banyak „diganggu‟ oleh diskusi yang yang mencari
kejelasan tentang yang harus dianggap utis dan tidak etis.
2. Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi
diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.
3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan
moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar akan terkena
hukuman.
4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara.
Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat, namun
hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum.moralitas
berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat.
Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah hukum,
tapi masyarakat tidak dapat mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral
menilai hukum dan tidak sebaliknya.

10
G. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa
dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya
kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan
saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas
lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya. Hukum yang baik adalah
hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat,
yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Untuk
mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur
tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial
(social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan
tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata
pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

11
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan
dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni
kehidupan.

B. Saran

Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian


hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan
(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality before
the law).
Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan hak
asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersifat diskriminatif,
menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender. Penegakan hukum jangan
dipertentangkan dengan penegakan HAM. Karena, sesungguhnya keduanya dapat
berjalan seiring ketika para penegak hukum memahami betul hak-hak warga negara
dalam konteks hubungan antara negara hukum dengan masyarakat sipil.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku ilmu sosial dan budaya dasar, karya Prof.Dr.rusmin tumanggor M,A.
Kholis ridho, S.Ag,.M.SI.
Drs.Nurochim,M.M
http://grms.multiply.com/journal/item/26
http://bambang1988.wordpress.com/2009/04/13/manusia-nilai-moral-dan-hukum/
.
Supartono W., M.M.2004.Ilmu Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia.
Widagdho, Djoko, dkk.2008.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara.
http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/problematika-nilai-moral-dan-hukum-dalam-
masyarakat/
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/9
Juanda, dkk. 2010. Bahan Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: UNJ.
Setiadi, Elly M, dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana
Prenada Media Grop.

13

Anda mungkin juga menyukai