Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP NILAI NORMA DAN MORAL”

DISUSUN OLEH:
NAMA : MUTIARA FRIGITA OPO
NIM : 7120321016
KLS :A
PRODI : D4 KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
D4 KEPERAWATAN PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
keberkahanNya-lah, akhirnya saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Saya sepenuhnya menyadari, karena apa yang saya sajikan pada makalah ini
keberadaannya masih sederhana dan jauh dari kesempurnaan karena sumber bacaan,
pengetahuan yang saya miliki sangatlah terbatas. Disamping itu juga, saya sangat berharap
agar Bapak selaku dosen mata kuliah pendidikan Pancasila sudi kiranya memberikan
kritik, serta saran yang membangun demi perbaikan mutu dan bobot karya tulis ini yang
lebih baik.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan bila ada hal-hal
yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, atas perhatian Bapak saya
ucapkan banyak terima kasih.

Penulis

Mutiara Frigita Opo


NIM : PO7120321016
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai
2.2 Pengertian Norma
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan
dengan sesamanya. Dengan adanya hubungan sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan
sehingga individu dapat berhubungan secara harmoni dengan individu lainnya. Oleh karena
itu di perlukan aturan yang disebut “Hukum”. Hukum diciptakan dengan tujuan yang
berbeda-beda, ada yang menyatakan kegunaan, ada yang menyatakan kepastian hukum, dan
lain lain. Aturan hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali, ada pepatah yang
mengatakan “Quid leges sine moribus?” Apa artunya undang-undang kalau tidak disertai
moralitas? Dengan demikian hukum tidak akab berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan
kosong tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus diukur dengan norma moral,
perundang-undangan yang immoral harus diganti. Di sisi lain, moral juga membutuhkan
hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja, kalau tidak diundangkan atau
dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum bisa meningkatkan dampak
sosial dari moralitas.
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-maslah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan
nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang
juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan nilai, norma, dan moral ?
2. Apa saja jenis nilai, norma, dan moral ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai, norma, dan moral
2. Untuk mengetahui jenis nilai, norma, dan moral
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai
Menurut Djahiri (1999) nilai adalah harga makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa
yang tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara
fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan dan menentukan
kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Menurut Dictionary dalam
Winatapura (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap
memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang berharga. Disini, nilai
difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang,
karena nilai dijadikan standar perilaku.
Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai adalah konsep. Seperti umumnya
konsep, makna nilai sebagai konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati
melainkan ada dalam pikiran orang.Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau harga dari
sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia. Pendidikan nilai adalah
pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan
nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-nilai pancasila atau budaya
bangsa melalui pembelajaran yang di lakukan dalam lingkup sekolah.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila merupakan
standar hidup bangsa yang berideologi pancasila dan dianjurkan disekolah-sekolah. Secara
historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat
bangsa Indonesia sendiri, bukan dibeli dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak
bangsIndonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat predikat
sebagai jiwa bangsa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan,
nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar
pegangan hidup. Nilai dapat dibagi atas dua bagian, yakni:
1. Nilai estetika, terkait dengan maslah keindahan atau apa yang dipandang indah atau apa
yang dapat dinikmati olaeh seseorang.
2. Nilai etika, dengan tindakan-tindakan/ perilaku/akhlak atau bagaimana orang berprilaku.
Etika terkait dengan masalah moral tentang mana yang benar dan salah.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, menurut Prof. Dr.
Notonegoro membagi nilai menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Dari poin di
atas dapat disimpulkan bahwa menurut Prof. Dr. Notonegoro sesuatu dapat dikatakan
berguna apabila sesuatu itu memiliki kegunaan.
Raths (dalam fraenkel, 1978) mengidentifikasi tiga aspek kriteria untuk melakukan
penilaian,yakni perlu ada pilihan (chooses), penghargaan (prizes) dan tindakan (acts).
1. tindakan memilih hendaknya dilakukan secara bebas dan memilih dari sejumlah alternatif
dan melakukan memilih hendaknya dilandasi oleh hasil pemikiran yang mendalam
2. Ada penghargaan atas apa yang telah dipilih dan dikenal oleh masyarakat.
3. Melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya dan di manfaatkan dalam kehidupan secara
terus menerus.
Yang Perlu Dikembangkan Dalam Pendidikan Nilai:
1. Wawasan moral (kesadaran moral, dan wawasan nilai moral, kemampuan mengambil
pandangan orang lain, penalaran moral, mengambil keputusan, pemahaman diri sendiri
2. Dimensi perasaan moral (kata hati atau nurani, harapan diri sendiri, merasakan diri orang
lain, cinta kebaikan, kontrol diri, merasakan diri sendiri)
3. Perilaku moral (kompetensi, kemauan, kebiasaan) (Lickona,1992) Pendelikon nilai di
Indonesia
Seyogyanya berpijak pada nilai-nilai keagamaan, nilai demokrasi yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, dan nilai sosial-kultural yang ber Bhinneka Tunggal Ika, karena demokrasi
Indonesia adalah demokrasi yang theistik / ber Ketuhanan Yang Maha Esa.
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:
1. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
2. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
4. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan kelompok atau
masyarakat.

2.1 Pengertian Norma


Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan
manusia. Normal juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang
menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.
1. Menurut isinya norma berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban
bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik.
larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-macam norma yang berlaku di
masyarakat.
2. Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu:
Norma Agama Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama.
Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila
seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung
melanggar norma-norma agama. Contoh norma agama:
1) “ Kamu dilarang membunuh”.
2) “ Kamu dilarang Mencuri”.
3) “Kamu harus patuh kepada Orang tua”.
4) “ Kamu harus beribadah”.
5) “ Kamu jangan menipu”.
Norma Kesusilaan Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia.
Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.
Contoh norma kesusilaan:
1) “ Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
2) “ Kamu harus berlaku jujur”.
3) “ Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
4) “ Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
Norma Kesopanan Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang
berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma
kesopanan. Contoh norma kesopanan:
1) “ Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita didalam kereta api, bus, dan lain-
lain, terutama wanita yang tua dan hamil”.
2) “ Jangan makan sambil berbicara”.
3) “ janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat”.
4) “ orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
Norma Kebiasaan (Habit) Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat
yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang
kampung adalah contoh dari norma ini.
Norma Hukum Adalah himpunan-himpunan petunjuk hidup atau perintah dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma
hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah
satu contoh dari norma hukum. Contoh norma hukum:
1) “ Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/ nyawa orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setinggi- tingginya 15 tahun”.
2) “ orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti
kerugian”. Misalnya dalam hal jual beli”.
3) “dilarang mengganggu ketertiban umum”.
Ciri-Ciri norma sebagai berikut:
1) Umumnya tidak tertulis (kecuali norma hukum)
2) Hasil kesepakatan bersama
3) Ditaati bersama
4) Bagi pelanggar di beri sanksi
5) Mengalami perubahan
Fungsi norma sebagai berikut:
1. Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam masyarakat
1. Menjadi dasar untuk memberi sanksi kepada warga yang melanggar
2. Norma mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang
3. Berlaku membantu mencapai tujuan bersama masyarakat
Istilah moral berasal dari bahasa latin, mores, yaitu adat kebiasaaan. Istilah ini erat
dengan proses pembentukan kata, ialah mos, moris, manner, manners, morals. Dalam
bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi pembimbing
tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya. Oleh
karena itu moral erat kaitannya dengan ajaran- ajaran tentang sesuatu yang baik dan buruk
yang menyakngkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Dalam konteks etika, setiap
orang akan memiliki perasaan apakah yang akan dilakukan ini benar atau salah, baik atau
jelek, pertimbangan ini dinamakan pertimbangan nilai mora (moral values).
Pertimbangan nilai moral merupakan aspek yang sangat penting khususnya dalam
pembentukan warga Negara yang baik, sebagai tujuan pendidikan kewarganegaraan.
Tingkah laku sesuai dengan nilai- nilai moral yang dianut dan ditampilkan secara sukarela
diharapkan dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai transisi
dari pengaruh lingkungan masyarakat hingga menjadi otoritas di dalam dirinya dan
dilakukan berdasarkan dorongan dari dalam dirinya. Tindakan yang baik yang dilandasi
oleh dorongan dari dalam diri inilah yang diharapkan sebagai hasil pendidikan nilai dalam
pendidikan kewarganegaraan.
Menurut Suseno (1998),moral adalah ukuran baik buruk seseorang, baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan
moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral baik dan manusiawi.
Menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik buruk yang ada dan
melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada di dalam diri individu,
tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan moralitas ada
sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk, sedangkan moralitas merupakan
kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa
dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan
aturan. Moral bertujuan membantu peserta didik untuk mengenali nilai-nilai dan
menempatkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan semacam ini semakin
penting dan menempati posisi sentral karena tingkat kadar persatuan dan kesatuan terutama
yang berkaitan dengan kesadaran akan nilai –nilai dalam masyrakat akhir-akhir ini
cenderung semakin “pudar”.
Jenis-jenis moral, yaitu:
1. Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Moral normatif memberikan
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
Masalah Perilaku Moral Antara Lain:
1. Mencuri
2. Mencontek
3. Tidak hormat pada pejabat publik
4. Kekejaman terhadap teman seusia
5. Menyerang keyakinan orang lain yang berbeda
6. Bicara kasar/ tidak pantas
7. Pemerkosaan dan pelecehan seksual
8. Bertambahnya orientasi pada diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab sebagai
warga negara.
9. Perilaku merusak diri sendiri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Nilai adalah kualitas dari sesuatu atau harga dari sesuatu yang diterapkan pada konteks
pengalaman manusia
2. Norma adalah adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan
tindakan manusia
3. Moral adalah segala sesuatu yang berkaitan erat dengan akhlak yang mengandung
makna tata tertib yang datang dari hati nurani manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Mawara ,Ricky., 2012., Pengertian Nilai, norma, Dan Moral.


http://rmawara.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-nilai-norma-dan-moral.html. Diakses
pada tanggal 28 September 2017

Samudra, Sukmawati., 2014., Makalah Nilai, Norma, dan Moral Tugas DKPM I.
http://sukmaawatti.blogspot.co.id/2014/10/makalah-nilai-norma-dan-moral-tugas.html.
Diakses pada tanggal 28 September 2017

Anda mungkin juga menyukai