DISUSUN OLEH:
NAMA : MUTIARA FRIGITA OPO
NIM : 7120321016
KLS :A
PRODI : D4 KEPERAWATAN
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
keberkahanNya-lah, akhirnya saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Saya sepenuhnya menyadari, karena apa yang saya sajikan pada makalah ini
keberadaannya masih sederhana dan jauh dari kesempurnaan karena sumber bacaan,
pengetahuan yang saya miliki sangatlah terbatas. Disamping itu juga, saya sangat berharap
agar Bapak selaku dosen mata kuliah pendidikan Pancasila sudi kiranya memberikan
kritik, serta saran yang membangun demi perbaikan mutu dan bobot karya tulis ini yang
lebih baik.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan bila ada hal-hal
yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, atas perhatian Bapak saya
ucapkan banyak terima kasih.
Penulis
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai
2.2 Pengertian Norma
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan
dengan sesamanya. Dengan adanya hubungan sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan
sehingga individu dapat berhubungan secara harmoni dengan individu lainnya. Oleh karena
itu di perlukan aturan yang disebut “Hukum”. Hukum diciptakan dengan tujuan yang
berbeda-beda, ada yang menyatakan kegunaan, ada yang menyatakan kepastian hukum, dan
lain lain. Aturan hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali, ada pepatah yang
mengatakan “Quid leges sine moribus?” Apa artunya undang-undang kalau tidak disertai
moralitas? Dengan demikian hukum tidak akab berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan
kosong tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus diukur dengan norma moral,
perundang-undangan yang immoral harus diganti. Di sisi lain, moral juga membutuhkan
hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja, kalau tidak diundangkan atau
dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum bisa meningkatkan dampak
sosial dari moralitas.
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-maslah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan
nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang
juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai, norma, dan moral
2. Untuk mengetahui jenis nilai, norma, dan moral
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai
Menurut Djahiri (1999) nilai adalah harga makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa
yang tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara
fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan dan menentukan
kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Menurut Dictionary dalam
Winatapura (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap
memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang berharga. Disini, nilai
difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang,
karena nilai dijadikan standar perilaku.
Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai adalah konsep. Seperti umumnya
konsep, makna nilai sebagai konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati
melainkan ada dalam pikiran orang.Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau harga dari
sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia. Pendidikan nilai adalah
pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan
nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-nilai pancasila atau budaya
bangsa melalui pembelajaran yang di lakukan dalam lingkup sekolah.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila merupakan
standar hidup bangsa yang berideologi pancasila dan dianjurkan disekolah-sekolah. Secara
historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat
bangsa Indonesia sendiri, bukan dibeli dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak
bangsIndonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat predikat
sebagai jiwa bangsa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan,
nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar
pegangan hidup. Nilai dapat dibagi atas dua bagian, yakni:
1. Nilai estetika, terkait dengan maslah keindahan atau apa yang dipandang indah atau apa
yang dapat dinikmati olaeh seseorang.
2. Nilai etika, dengan tindakan-tindakan/ perilaku/akhlak atau bagaimana orang berprilaku.
Etika terkait dengan masalah moral tentang mana yang benar dan salah.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, menurut Prof. Dr.
Notonegoro membagi nilai menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Dari poin di
atas dapat disimpulkan bahwa menurut Prof. Dr. Notonegoro sesuatu dapat dikatakan
berguna apabila sesuatu itu memiliki kegunaan.
Raths (dalam fraenkel, 1978) mengidentifikasi tiga aspek kriteria untuk melakukan
penilaian,yakni perlu ada pilihan (chooses), penghargaan (prizes) dan tindakan (acts).
1. tindakan memilih hendaknya dilakukan secara bebas dan memilih dari sejumlah alternatif
dan melakukan memilih hendaknya dilandasi oleh hasil pemikiran yang mendalam
2. Ada penghargaan atas apa yang telah dipilih dan dikenal oleh masyarakat.
3. Melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya dan di manfaatkan dalam kehidupan secara
terus menerus.
Yang Perlu Dikembangkan Dalam Pendidikan Nilai:
1. Wawasan moral (kesadaran moral, dan wawasan nilai moral, kemampuan mengambil
pandangan orang lain, penalaran moral, mengambil keputusan, pemahaman diri sendiri
2. Dimensi perasaan moral (kata hati atau nurani, harapan diri sendiri, merasakan diri orang
lain, cinta kebaikan, kontrol diri, merasakan diri sendiri)
3. Perilaku moral (kompetensi, kemauan, kebiasaan) (Lickona,1992) Pendelikon nilai di
Indonesia
Seyogyanya berpijak pada nilai-nilai keagamaan, nilai demokrasi yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, dan nilai sosial-kultural yang ber Bhinneka Tunggal Ika, karena demokrasi
Indonesia adalah demokrasi yang theistik / ber Ketuhanan Yang Maha Esa.
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:
1. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
2. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
4. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan kelompok atau
masyarakat.
3.1 Kesimpulan
1. Nilai adalah kualitas dari sesuatu atau harga dari sesuatu yang diterapkan pada konteks
pengalaman manusia
2. Norma adalah adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan
tindakan manusia
3. Moral adalah segala sesuatu yang berkaitan erat dengan akhlak yang mengandung
makna tata tertib yang datang dari hati nurani manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Samudra, Sukmawati., 2014., Makalah Nilai, Norma, dan Moral Tugas DKPM I.
http://sukmaawatti.blogspot.co.id/2014/10/makalah-nilai-norma-dan-moral-tugas.html.
Diakses pada tanggal 28 September 2017