NIM: 213110155
Kelas IA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada
kita semua sehingga tugas Makalah “Konsep Nilai, Norma, Etika dan Moral dan
Pembentukan Nilai dan Moral” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Saya menyadari
makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya makalah ini dapat dikembangkan lagi lebih
lanjut. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. KESIMPULAN....................................................................................8
B. SARAN.................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk individu dan sosial tidaklah mungkin manusia dapat
memenuhi segala kebutuhannya sendiri, oleh karena itu untuk dapat
memenuhi kebutuhannya ia senantiasa memerlukan bantuan orang lain.
Manusia sebagai pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan sosial yang
lebih luas secara berturut-berturut hidup dari lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat bangsa, dan lingkungan negara. Dengan demikian dalam
kehidupan Bersama warga negara itu mebutuhkan suatu tekad untuk
mewujudkannya apa yang menjadi cita-citanya. Untuk mewujudkan cita cita
tersebut perlu kesadaran warga negara untuk memenuhi kewajibannya
sebagai warga negara yang baik, bersama dengan warga yang lain untuk
mendukung dan melaksanakan program-program yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Upaya mewarganegarakan individua tau orang-orang yang hidup
dalam suatu negara merupakan tugas utama dari negara. Konsep warga
negara yang baik tentunya tidak lepas dari pandangan hidup suatu bangsa
yang dilandasi oleh nilai, norma, moral, dan etika dari warga negara itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep nilai, norma, moral, dan etika?
2. Bagaimana pembentukan nilai dan moral?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui konsep nilai, norma, moral, dan etika.
2. Untuk mengetahui pembentukan nilai dan moral.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
suatu keinginan setiap orang. Disamping itu nilai juga menjadi
pendorong/ sebagai motivator hidup manusia. Tindakan manusia
digerakkan oleh nilai. Misalnya kepandaian setiap manusia (siswa)
berharap/menginginkan pandai/pintar. Karena mengharapkan nilai itu
manusia tergerak untuk melakukan berbagai perilaku supaya menjadi
pandai.
Menurut Amril Mansur, tidak mudah untuk mendefinisikan tentang
nilai, namun paling tidak pada tataran prasis, nilai dapat disebut sebagai
sesuatu yang menarik, dicari, menyenangkan, diinginkan dan disukai
dalam pengertian yang baik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
nilai merupakan sebuah ide atau konsep tentang sesuatu yang penting
dalam kehidupan seseorang dan menjadi perhatiannya. Sebagai standar
perilaku tentunya nilai menurut seseorang untuk melakukannya.
2. Norma
Agar system nilai yang ada pada orang (masyarakat) itu dapat
diangkat kepermukaan, sehingga tidak menghasilkan sikap dan perilaku
yang diskriminasif, perlu ada wujud nilai yang diskriminasif, perlu ada
wujud nilai yang kongkrit. Istilah norma dapat dihasilakn dengan sesuatu
ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam lingkungannya dengan
sesama. Norma dalam bahasa Arab sering disebut kaidah, dan dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah pedoman. Setiap norma
mengandung perintah atau mengandung larangan untuk melakukan. Hal
itu diwujudkan dalam bentuk tertulis atau tidak tertulis oleh lembaga yang
berwenang untuk membentuknya. Pada sistem masyarakat lembaga itu
berupa kebiasaan kebiasaan, moral, sopan santun dan norma kesusilaan
dan norma agama atau kepercayaan lembaga itu adalah Tuhan. Sedangkan
untuk norma hukum, lembaga itu adalah lembaga yang berwenang untuk
membentuk hukum itu, di Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat
dan sebagainya tergantung bentuk peraturan atau hukum tersebut.
3. Moral
3
Kata moral berasal dari latin mores yang artinya kebiasaan-
kebiasaan, adat istiadat yang kemudian berarti kaedah-kaedah tingkah
laku. Seseorang yang tingkah lakunya menaati kaedah-kaedah yang
berlaku dalam masyarakat disebut baik secara moral, dan jika sebaliknya
jika tidak baik adalah amoral (immoral). Bila kita membandingkan
dengan arti kata etika maka secara etimologis kata ‘etika’ sama dengan
kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu
kebiasaan, adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ‘moral’ sama dengan
kata ‘etika’ maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.
4. Etika
Istilah “Etika” berasal dari bahasa Yunani berasal dari kata “Ethos”
yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan. Etika adalah ilmu pengetahuan
filsafat tentang perilaku manusia, dapat disebut ilmu kesusilaan atau ilmu
akhlak (Listyo Sukamto, 1994:4). Hampir senada pendapat ini menurut
Prof. Drs. Sumarjo Wreksosuhardjo dalam bukunya yang berjudul
Pancasila Sebagai Etika Politik hal menyatakan Etika adalah cabang
filsafat yang membicarakan masalah perilaku/perbuatan manusia untuk
dinilai dari segi baik-buruknya.
Etika adalah berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun,
walaupun keduanya menyangkut perilaku manusia secara normatif yaitu
member norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yang diperbolehkan dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah
tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah
etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral
(mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan
santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah
mengenai perilaku manusia secara normatif yyng etis. Artinya
memberikan pedoman tau norma-norma tertentu yaitu bagaimana
4
seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan
sesuatu perbuatan.
Ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara
umumnya sebagai berikut:
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak
sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket
adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan
baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah
formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penh dengan sopan
santun dan kebaikan.
3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat
sanksi.Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam
suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempt daerah
lainnya.
4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain
yang hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan
jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku.
5
B. PEMBENTUKAN NILAI DAN MORAL
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di rumah sakit. Seorang
perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tapa
membeda bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi
yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga
bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengembangkan fungsi dan
peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara
holistik kepada klien (Masruroh, 2014).
Menurut Suhaemi (2004), perkembangan dunia kesehatan yang
semakin pest kian membuka pengetahuan masyarakat mengenai dunia
kesehatan dan keperawatan. Hal in ditandai dengan banyaknya masyarakat
yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi
berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan
masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan
(Blais,2007)
Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan
dalam mengembangkan profesionalisme selama member pelayanan yang
berkualitas agar citra perawat senantiasa baik dimata masyarakat. Menjadi
seorang perawat yang ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk
membangun citra perawat ideal dimata masyarakat. Hal ini dikarenakan
kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang
identik dengan sikap sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti
dokter dan sebagainya. Seorang perawat professional seharusnya dapat
menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role model bagi
6
perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Masyarakat
ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik, dalam arti
lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan santun, menghormati saat
memberikan asuhan keperawatan (Blais,2007).
Untuk menjadi perawat ideal dimata masyarakat, diperlukan
kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsinya sebagai
perawat yang bisa memberikan kualitas terbaik dalam hal pemberian
asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada nilai etika dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan dir, perilaku sera
keputusan vang diambil dalam merespon situasi yang muncul disekitarnya.
Bagi profesi keperawatan penerapan nilai etika dan moral dalam
memberikan pelayanan bagi masyarakat sangat dibutuhkan
untukmeningkatkan profesionalitas perawat dalam memberikan asuhan
kepada masyarakat tanpa memandang latar belakngnya (Mashuroh, 2014).
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia sebagai pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan sosial
yang lebih luas secara berturut-berturut hidup dari lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat bangsa, dan lingkungan negara. Dengan demikian
dalam kehidupan Bersama warga negara itu mebutuhkan suatu tekad untuk
mewujudkannya apa yang menjadi cita-citanya. Untuk mewujudkan cita cita
tersebut perlu kesadaran warga negara untuk memenuhi kewajibannya
sebagai warga negara yang baik, bersama dengan warga yang lain untuk
mendukung dan melaksanakan program-program yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
B. SARAN
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar
makalah yang berjudul Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan ini berguna
untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi pembaca, terlebih lagi
sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran. Selain itu juga
diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin tahu hasil dari
kegiatan yang telah dilakukan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uns.ac.id/1075/1/2233-5034-1-SM.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/15125/7/7.%20Bab%202_201906PAI-S3.pdf
http://repository.um-surabaya.ac.id/5026/1/ilovepdf_merged_removed_(1).pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/5375/3/BAB%20II.pdf
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/25/pentingnya-nilai-dan-moral-bagi-profesi-
keperawatan-dalam-menjaga-profesionalitas-kerja-sebagai-tenaga-kesehatan-
untuk-masyarakat/