Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MORAL KESEHATAN DAN IMIGRAN

KELOMPOK 3 : SITI RAHMAH


NELLYANA
PUTRI EDINA
ZAKIATUL MAUNA

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES PAYUNG


NEGRI ACAH DARUSALAM KAMPUS B BIREUEN
JL.Lintas sumatra, cot gapu,kota juang,kabupaten bireun,Aceh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmatnya dan karunianya kami
dapat menyelesaukan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah
“ Moral Kesehatan Dan Imigran”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dosen
mata kuliah Antropologi yang telah memberikan tugas kepada kami, juga terimaksih kepada
teman teman yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna, Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi sesungguhnya.
Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bireuen, mai 2022


Tertanda,

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan masalah ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2


2.1 Pengertian.............................................................................................................. 2
2.2 Nilai moral ............................................................................................................ 2
2.3 Norma moral ......................................................................................................... 3
2.4 Pengertian imigran................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 8


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 8
3.2 Saran ..................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di
dalamnyaterdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan yang lainnya. Proses
hubungantersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara
terus menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik
antara duabelah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya
dalam rangkamencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus
perkembangan daristruktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan
masyarakat. Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola
perilakumanusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang
diwujudkandalam proses hubungan sosial.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian dari etika ?
2. Apa saja prinsip-prinsip moral dalam praktik kesehatan ?
3. Apa saja nilai-nilai profesional yang di terapkan dalam kesehatan ?
4. Bagaimana hubungan etika dengan moral, norma dan nilai

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Agar mahasiswa memahami apa yang di maksud dengan etika
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja prinsip moral dan nilai profesiona yang
diterapkan dalam praktik kesehatan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana hubungan etika dengan moral, norma dan
nilai
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria
tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford
Advanced Learner’s Dictionary of Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai
sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996),
etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau
buruk.Sedangkan menurut Rowson, (1992).etik adalah segala sesuatu yang
berhubungan/alasan tentang isu moral. Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang
mengarahkan manusia untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik
merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
(Degraf, 1988).Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan
moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994).Menurut Webster’s “The discipline dealing
with what is good and bad and with moral duty and obligation, ethics offers conceptual tools
to evaluate and guide moral decision making” Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem
nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu
kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini
menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang
moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar
prilakunnya.Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana
perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.
Nilai Secara Umum
Ada beberapa pengertian tentang nilai, yitu sebagai berikut:
1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang
tentangkebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku
yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang (simon,1973).3
3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau
keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)
B. Nilai Moral
Nilai moral tidak terpisah dari nilai-nilai jenis lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh suatu
“bobot moral”, bola diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran misalnya,
merupakan suatu nilai moral, tetapi kejujuran itu sendiri kosong bila tidak diterapkan pada
nilai lain, seperti umpamanya nilai ekonomis Walaupun nilai moral biasanya menumpang
pada nilai- nilai lain, namun ia tampak seperti sebuah nilai baru, bahkan sebagai nilai yang
paling tinggi. Nilai moral memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berakaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral
adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-
nilai moral mengakibatkan bahwa seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia
bertanggung jawab.Suatu nilai moral hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan
yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan

2. Berkaitan dengan hati nurani


Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam
undangan atau imbauan. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini
menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila mita meremehkan atau
menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia moral.
3. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut
dan dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung suatu imperatif
kategoris, Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya berkaitan dengan imperatif hipotesis.
Artinya, kalu kita ingin merealisasikan nili-nilai lain kita harus menempuh jalan tertentu.
4. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu saja
disamping nilai-nilai jenis lainnya. Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu kawasan
khusus yang terpisah dari nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak memiliki “isi” tersendiri,
terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang “murni”, terlepas dari nilai-
nilai lain. Hal itulah yamg kita maksudakan dengan mengatakan bahwa nilai moral
bersifat formal.

C. Norma Moral
Dalam bahasa latin arti yang pertama adalah Carpenters square: siku-siku yang dipakai
tukang kayu untuk mengcek apakah benda yang dikerjakan sungguh-sungguh lurus. Asalusul
ini membantu kita untuk mengerti maksudnya. Dengan norma kita maksudkan aturan atau
kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur untuk mengukur sesuatu. Ada tiga macam norma
umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral. Etiket misalnya
benar-benar mengandung norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan. Norma
hukum juga merupakan norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat.
Norma moral menentukan apakah prilaku kita baik atau buruk dari sudut etis. Karena itu
norma moral merupakan norma tertinggi, yang tidak bisa ditaklukan pada norma lain.
Masalah-masalah yang biasa disebut “relativisme moral’
1. Relativisme moral tidak Tahan uji
Norma-norma moral tidak pernah mengawang-awang diudara, tapi tercantum dalam
suatu sistem etis yang menjadi bagian suatu kebudayaan. Dengan relativisme moral
dimaksudkan pendapat bahwa moralitas sama saja dengan adat kebiasaan, sehingga suatu
etika tidak lebih baik daripada etika lain. Relativisme moral tidak tahan uji, jika diperiksa
secara kritis. Kritik ini bisa dijalankan dengan memperlihatkan konsekuensi-konsekuensi
yang mustahil.
2. Norma moral bersifat obyektif dan universal
Norma moral pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu bersifat
obyektif dan universal
a. Obyektifitas norma moral
b. Universalitas Norma Moral
3. Menguji norma moral
Tes yang paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya norma moral
adalah generalisasi norma. Norma moral adalah benar jik bisa digeneralisasikan dan tidak
benar jika tidak bisa digeneralisasikan . Menggeneralisasikan norma berarti memperlihatkan
bahwa norma itu berlaku untuk semua orang. Bila bisa ditujukan bahwa suatu norma bersifat
umum, maka norma itu sah sebagai norma moral.
4. Norma dasar terpenting: Martabat manusia
Dalam mengusahakan refleksi tentang martabat manusia ini sekali lagi kita mengikuti
filsuf jerman, Imanuel Kant. Menurut kant, kita harus menghargai martabta manusia, karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang merupakan tujuan pada dirinya. Benda jasmani
kita gunakan untuk tujuan-tujuan kita

D. Pengertian Imigran
Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari luar negeri ke sebuah negara lain. Maka,
proses masuknya warga negara asing ke negara lain disebut dengan imigrangertian
ImigranPemeriksaan Kesehatan Imigrasi: Gambaran Umum, Manfaat, & Hasil yang
Diharapkan
+Apa Pemeriksaan Kesehatan Imigrasi?
Pemeriksaan kesehatan imigrasi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh siapa
pun yang ingin berimigrasi ke negara lain. Kebanyakan negara hanya menerima pemeriksaan
yang dilakukan di ruang kerja atau klinik dokter yang telah diberi wewenang, dan hanya
dapat dilakukan oleh dokter yang terakreditasi. Masing-masing negara juga memiliki standar
hasil pemeriksaan kesehatan dan pekerjaan yang diperlukan, yang harus dipenuhi oleh
imigran. Jika gagal dalam memenuhi standar tersebut ataupun gagal dalam pemeriksaan
kesehatan, pengajuan untuk imigrasi akan ditolak.
+Siapa yang Perlu Menjalani Pemeriksaan Kesehatan Imigrasi & Hasil yang Diharapkan
Pemeriksaan kesehatan imigrasi adalah tahap yang dibutuhkan untuk siapa saja yang
ingin berimigrasi atau tinggal di negara lain. ini adalah pemeriksaan yang dilakukan secara
keseluruhan dan hanya untuk kondisi kesehatan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
negara tujuan. Jika hasil pemeriksaan orang tersebut menderita penyakit tertentu,
menunjukkan dokter yang tidak perlu memeriksa lebih lanjut, memberikan diagnosa, atau
menyarankan perawatan. tanggung jawab dokter tersebut hanya melaporkan hasil
pemeriksaan. Oleh karena itu, hasil dari pemeriksaan kesehatan untuk imigrasi tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosa, melakukan perawatan penyakit, atau tujuan lain selain untuk
pengajuan imigrasi.

selain itu, hasil pemeriksaan hanya dapat berlaku untuk satu tahun setelah tanggal
pemeriksaan. Jika masa berlakunya habis sebelum imigrasi ke negara tujuan berhasil
dilaksanakan, maka pemeriksaan kesehatan harus dilakukan kembali.

+Cara Kerja Pemeriksaan Kesehatan Imigrasi


Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan di klinik atau rumah sakit yang
telah ditentukan. Biasanya, negara tujuan memberikan daftar dokter yang memiliki
wewenang untuk melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai standar yang dibuat oleh negara
tersebut. Para dokter tersebut akan meminta biaya untuk pemeriksaan, yang berbeda dari
biaya pengajuan imigrasi. Sudah menjadi tanggung jawab pemohon imigrasi untuk membuat
janji dengan dokter yang ditetapkan, paling sedikit tujuh hari sebelum jadwal penunjukkan
imigrasi. Hal itu dilakukan agar tersedia cukup waktu untuk menyiapkan hasil pemeriksaan,
yang memerlukan waktu 4-5 hari.

+Ruang pemeriksaan kesehatan berbeda-beda tergantung usia pasien.


Pemeriksaan untuk anak-anak atau yang masih di bawah umur, melibatkan:
-Pemeriksaan fisik secara umum
-Imunisasi
Untuk orang dewasa, pemeriksaannya melibatkan:
-Pemeriksaan fisik secara umum
-riwayat kesehatan
-Rontgen dada
-Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan fisik secara umum yaitu pemeriksaan kesehatan:
-mata
-telinga
-hidung
-Tenggorokan
-Jantung
-Paru
-Perut
-inget getah bening
-kulit
-Ekstremitas (tangan dan kaki)
-Organ kelamin bagian luar
Kondisi tertentu yang harus dilaporkan, yaitu:
-kehamilan
-penyakit yang diderita, seperti diabetes, darah tinggi, sakit jantung, dan lain-lain
-Obat-obatan yang sedang dikonsumsi
-Risiko Komplikasi & Pemeriksaan Kesehatan Imigrasi
Karena ini hanya pemeriksaan kesehatan dan tidak melibatkan tindakan lebih jauh, maka
pemeriksaan ini tidak berisiko untuk pasien.
Bagaimana pun, ada satu kemungkinan komplikasi yang melibatkan wanita hamil saat
pemeriksaan. Umumnya, wanita hamil disarankan untuk menghindari jenis rontgen pun
karena adanya risiko bagi bayi yang dikandungnya. Akan tetapi, pemindaian dengan rontgen
adalah syarat-syarat penting dalam pemeriksaan kesehatan imigrasi dan sangat dibutuhkan
oleh beberapa negara. Dalam kasus seperti itu, wanita hamil tetap harus menjalani
pemeriksaan, dengan syarat, dokter dan klinik/laboratorium memberikan perlindungan
khusus untuk daerah perut dan panggul, untuk memastikan keselamatan bayi yang
dikandung. Untuk beberapa negara, wanita hamil dapat dibebaskan dari pemeriksaan rontgen
dada, asalkan menyertakan sertifikat yang ditandatangani oleh dokter kandungan pribadinya.
Mengenai hasil pemeriksaan, masalah kesehatan tertentu kemungkinan dapat mempersulit
pengajuan imigrasi. Biasanya, negara-negara menetapkan standar atau persyaratan tambahan
dalam mengatur penyakit seperti:
Masalah kesehatan mental – Pemohon imigrasi yang menunjukkan keterbelakangan
mental atau kecacatan, harus menyerahkan laporan secara terpisah yang menguraikan pasti
dari gangguan mental tersebut dan kebutuhan khusus dalam perawatan, pengawasan, dan
pendidikan. Sertifikat yang menguraikan diagnosis, berapa lama perawatan yang dijalankan,
dan prognosis, harus disertakan dalam laporan jika pemohon telah mendapat perawatan untuk
masalah mental tersebut. Selain itu, bila pemohon memiliki riwayat pernah sendiri dan
berperilaku kasar terhadap orang lain, hal tersebut harus cukup terkait dengan masalah
kesehatan mental yang dialaminya, untuk mencegah kemungkinan adanya penyebab lain
seperti alkohol atau obat terlarang.
Sifilis – Pemohon imigrasi yang menderita sifilis harus menyertai bahwa sertifikat tangan
dari dokter, yang membuktikan ia telah diberi pengobatan untuk penyakit tersebut. Bila ia
tidak menjalani pengobatan, ia harus memberikan penjelasan tertulis tentang hal itu; surat
penjelasan harus tetap ditandatangani oleh dokter.
Tuberkulosis atau TBC – Surat yang menjelaskan diagnosa, tindakan pengobatan, dan
hasil pengobatan, harus disertakan jika seseorang pernah mengidap TBC dan telah menerima
pengobatan. Sertifikat pengobatan juga harus mencakup jenis obat-obatan yang diresepkan
dan tanggal obat tersebut dikonsumsi.
Masalah kesehatan kronis – Pemohon yang menderita masalah kesehatan kronis dan
sedang mengkonsumsi obat-obatan harus memberikan sertifikat dokter yang menguraikan
penyakit tersebut, pengobatan yang saat ini dijalankan, daftar obat yang dikonsumsi, dan
prognosis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.Oleh sebab itu pemberian
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk
melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan
karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap
dalam bentuk petunjuk tehnisnya.

3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas keperawatan kita harus
mengetahui dengan pasti segala bentuk etika maupun isu etik keperawatan; dan makalah
ini merupakan salah satu bagian pembelajaran yang sesuai.7
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K.2001. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan.
Jakarta : Widya Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta Weitzel, marlene. 1984. Dasar-dasar ilmu keperawatan. Jakarta : Gunung Agung Roper,
nancy. 1996. Prinsip-prinsip keperawatan. Yogyakarta : Abdi Yogyakarta Kozier. (2000).
Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison Wesley. Priharjo, R
(1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius. Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
(1999, 2000). Kode Etik Keperawatan, lambing dan Panji PPNI dan Ikrar Perawat Indonesia, Jakarta:
PPNI Redjeki, S. (2005). Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum. Materi seminar tidak
diterbitkan. Soenarto Soerodibroto, (2001). KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah
Agung dan Hoge Road: Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada.http://wiwinjehabut.wordpress.com/2012/11/27/prinsip-prinsip-etika-dalam-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai