Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

APLIKASI TEORI NORMA DAN NILAI YANG HARUS DIMILIKI


SEORANG PERAWAT DALAM ASUHAN KEPERWATAN

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Madepan Mulia, M. Kep., Sp. Kep.J

Disusun Oleh:
Kelompok 13
1.Tiara lenisa 2314471072
2.Yola anggita Angelina 2314471073
3.Zhahfira dwi egi 2314471074

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN KOTABUMI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah psikologi dengan ini kami
mengangkat judul “Aplikasi Teori Norma dan Nilai Yang Harus Dimiliki Seorang
Perawat Dalam Asuhan Keperwatan”. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa yang dimaksud
dengan kepribadian.
Semoga mkalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yangv membacanya.Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat
bernilai baik,dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa
makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah
dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
1.1 atar Belakang...........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 NILAI.......................................................................................................................2
2.1.1 Definisi Nilai.....................................................................................................2
2.1.2 Kategorisasi Nilai..............................................................................................3
2.1.3 Tata Nilai Perawat.............................................................................................5
2.1.4 Nilai-nilai yang harus dimililiki perawat profesional.......................................5
2.2 NORMA...................................................................................................................7
2.2.1 Definisi Norma..................................................................................................7
2.2.2 Macam-macam norma.......................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................................9
2.3 KESIMPULAN....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 atar Belakang


Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide tingkah laku,
kebiasaan atau objek yang menyususn suatu dasar standar yang mempengaruhitingkah
laku. Perawat harus mengetahui nilai-nilai yang dimilikinya. Pemahaman sistemnilai
akan memahami perawat bertindak secara profesional. Profesiaonal adalah orangyang
memiliki kopetensi dalam suatu pekerjaan tertentu. Tata nilai keperawatan adalahnilai
yang terkandung didalam proses sharing yang dilakukan perawat, serta
sangatmempengaruhi berbagai tindakan keperawatan.
Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku,
sikap, dan perbuatan yang bolehdilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan
kehidupannya. Dari sudut pandangumum sampai seberapa jauh tekanan norma
diberlakukan oleh masyarakat, norma dapatdi bedakan menjadi 5 yaitu, Norma sosial,
Norma hukum, Norma sopan santun, Normaagama, dan Norma moral. Kelimanya ini
sangat bermakna dalam kehidupan kita sehari- hari, dan dalam kehidupan keperawatan
dan juga berperan penting dalam mengatur segalasesuatu perundang- undangan di
Indonesia khususnya hukum di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apakah Pengertin Dari Nilai ?
2.Apa Saja Kategorisasi Nilai ?
3.Apa Yang Dimaksud Dengan Tata Nilai Perawat ?
4.Apa Saja Nilai-Nilai Yang Di Miliki Oleh Perawat Professional ?
5.Apakah Definisi Norma?
6.Apa Saja Macam-Macam Norma?
1.3 Tujuan penulisan
1. mengetahui definisi nilai
2. mengetahui Kategorisasi Nilai
3. mengetahui definisi tata nilai perawat
4. mengetahui nilai-nilai yang di miliki oleh perawat professional
5. mengetahui Definisi Norma
6.mengetahui Macam-Macam Norma

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NILAI
2.1.1 Definisi Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide
tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyususn suatu dasar standar yang
mempengaruhi tingkah laku. Nilai-nilai berhubungan satu sama lain serta membentuk
sistem nilai. Perawat juga telah menetapkan nilai dan harus mengembangkan
kesadaran bagaimana sistem nilai mereka sendiri akan mempengaruhi klien.
Pemahaman sistem nilai akan memahami perawat bertindak secara profesional.
Menurut ROKEACH yang membedakan nilai sebagai berikut :
1.Sesuatu yang dimiliki seseorang (a personal has a volute).
2.Sebagai sesuatu yang berkaitan dengan objek ( an objek has a volute)
Pandangan pertama yang menyadari bahwa manusia memiliki nilai
berpendapat bahwa nilai adalah sesuatu yang ada pada manusia, sesuatu yang
berkaitan atau dijadikan ukuran baku bagi persepsinya mengenai dunia luar.Mengenal
hal ini, robin Williams menyatakan bahwa nilai adalah kriteria ataus standar yang
dibuat untuk melakukan penilaian.
Judistira K.Garna menyatakan bahwa nilai bukanlah suatu objek, oleh karena
itu, nilai tidak memiliki sifat yang objektif. Nilai merupakan suatu konsep, yaitu hasil
dari pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku manusia sehingga
menjadi sejumlah anggapan yang hakiki, baik yangdirumuskan dalam tingkah laku.
Secara eksrem nilai adalah suatu yang dimiliki hanya oleh manusia dan manusialah
memberikan nilai atau menilai dunia luarnya, yang pada dasarnya tidak bernilai.
Nilai menjadi ukuran standar bagi manusia dalam menentukan pilihan aktivitas
yang “baik” dan akan dilakukannya sehari-hari di dalam masyarakat seorang pasien
akan menilai cara perawat bertanya, memberikan obat atau cara mengajak dirinya
untuk membicarakan perkembangan kesehatan. Ketika perawat menunjukan bahasa
yang kasar dan kurang sopan maka pasien akan secara reflek memberikan penilaian
yang buruk terhadapnya, oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa nilai (volute)
dan sejenisnya merupakan wujud dari afektif yang ada dalam diri seseorang.
System nilai ini sangat dominan dalam menentukan prilaku dan keperibadian
seseorang.Hal ini dapat mempengaruhi karena pegangan emosional seseorang (volutes
arepowerful emotional commitment).

iv
2.1.2 Kategorisasi Nilai
Nilai sosial yang tumbuh di masyarakat sangat bervariasi. Aneka ragam nilaI
sosial-budaya oleh kalangan ilmuan sosial sudah diupayakan untuk dikelompokkan.
Tetapi pada akhirnya pengelompokan nilai budaya tersebut berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Dalam kajian sosio-antropologj, banyak sumber yang biasa digunakan
sebagai sumber nilai. Di antara sejumlah sumber nilai tersebut yakni orang tua, guru,
teman sebaya, dan dirinya sendiri.Dalam proses perkembangan dan pengembangannya,
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan alam.
Sutan Takdir Alisyahbana (1982) ketika menjelaskan kebudayaan asli
Indonesia menyebutkan ada enam nilai, yaitu nilai ekonomi, teori, kuasa,solidaritas,
estetika, dan agama.
a. Nilai ekonomi, yaitu tujuan untuk memakai atau menggunakan benda-benda
dan kejadian-keladian secara efektif bagi kehidupan manusia.
b. Nilai teori, yaitu proses penilaian secara objektif mengenai identitas benda-
benda dan kejadian-kejadian alam sekitar.
c. Nilai kuasa, jika dikaitkan adanya kepuasaan bila orang lain mengikuti
norma dan nilai kita.
d. Nilai solidaritas, jika dikaitkan dengan proses penghargaan. Orang lain
dalam konteksin terakasi dan komunikasi.
e. Nilai estetika, jika dikaitkan dengan masalahkeindahan.
f. Nilai agama, yaitu jika penilaian dihadapkan pada masalah keagungan serta
kebesaran hidup dan alam semesta.
Variasi nilai budaya ini dapat dipahami secara terpisah misalnya ada aspek
yang memang terkait . dengan nilai estetika dan ada perilaku manusia yang
mengandung nilai agama. Namun dalam pandangan penulis, sesungguhnya sebuah
praktik layanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai nilail sebagaimana yang
dikemukakan Sutan Takdir Alisyahbana tersebut,selaras dengan pandangan ini,
pelayanan kesehatan sesunguhnya bisa dikaitkan dengan nilal-.nilai budaya tersebut.
Artinya, dapat ditemukan sejumlah nilai budaya yang terkandung dalam proses
pelayanan kesehatan.
Berbeda dengan pandangan Sutan Takdir Alisyahbana, Sondang P Siagian
menyebutkan bahwa ada tujuh nilai. Nilai reaktif (fisiologis), tribalistik (taat pada
norma atau pimpinan secara penuh), ego-sentrisme (diri sendiri), konformitas
(penyesuaian), manipulatif (menggunakanorang lain untuk kepentingan sendiri),
sosiosentris (kepentingan organisasi),eksistensial (fleksibel, bijak, dan menghargai
orang lain).
1. Nilai reaktif
Menunjukkan pada tindakan seseorang yang melakukan tindakan
tertentu. Arena bereaksi terhadap situasi tertentu yang dihadapinya. Reaksi
tersebut pada dasarnya ditujukan kepada pemuasan kebutuhan yang sifatnya
fisiologis seperti rasa haus, rasa lapar dan sejenisnya seperti sering ditunjukkan

v
seorang bayi. Dalam kehidupan organisasi, nilai demikian pada umumnya tidak
dianut karena dalam kehidupan organisasi seseorang tidak ingin memenuh
ikebutuhannya yang bersifat mendasar seperti minum jika haus, makan jika
lapar, dan kebutuhan fisiologis lainnya yang sejenis, akan tetapi sudah berusaha
memuaskan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
2. Nilai tribalistik
Orang yang menganut nilai tribalistik adalah mereka yang berpendapat
bahwa ketergantungan pada orang lain dan ketataan kepada orang yang berkuasa
dan kepada norma-norma hidup yang telah disepakati bersama akan
mengakibatkan hidup penuh keserasian dan keseimbangan. Orang demikian
akan mudah diajak bekerja sama dengan orang lain dan akan mudah melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan,sepanjang dapat memengaruhi
pemimpin formalnya.
3. Nilai ego-sentris
Yang menonjol dalam diri penganut nilai ini adalah sifat yang
mementingkan diri sendiri dengan segala kebutuhan dan kepentingannya.Pada
umumnya orang-orang yang menganut nilai ini demikian akan mau diajak
bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok apabil yang bersangkutan
yakin bahwa dengan kerja sama kebutuhan dan kepentingan pribadinya dapat
terpenuhi.
4. Nilai konformitasi
Menganut nilai konformitas pada dasarnya berarti bahwa seseorang harus
dapat menerima adanya nilai-nilai pribadi yang dianut orang lain yang berbeda
dengan orang bersangkutan.
5. Nilai manipulatif
Orang-orang yang menganut nilai manipulatif adalah mereka yang
berusaha mencapai tujuan pribadi sendiri dengan manipulasi orang lain
sedemikian rupa sehingga orang itu membenarkan tindakannya. Orang yang
menjadi penganut nilai manipulatif biasanya menunjukkan sikap yang
materialisti.
6. Nilai sosio-sentris
Orang yang menganut nilai sosio-sentris sangat mementingkan
keberadaan orang lain.Kiranya akan mudah untuk menerima pendapat yang
mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat, semakin banyak orang yang
menganut teori ini semakin mudah menggerakkan para anggota organisasi untuk
mencapai, tujuan tertentu, baik dalam arti tujuan dan sasaran suatu organisasi
sebagai keseluruhan.
7. Nilai eksistensial
Orang yang menganut nilai eksistensial adalah mereka yang memiliki
tingkat toleransi yang tinggi terhadap pandangan orang lain yang berbeda dari
pandangan sendiri. Orang sepertinf sangat tidak menyukai kekakuan dalam
hubungan interaksi dalam kehidupan organisasional, pengaturan yang terlalu
mengikat, simbol-simbol status dan penggunaan kekuasaan secara tidak benar
(SondangP.Siagian: 113-115).

vi
Luckhohn mengemukakan ada lima hal yang terkait dengan nilai hidup manusia yaitu :
a.Human nature orientation (orientasi hidup, baik atau buruk)
Artinya, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai makna hidup,
sakit atau sehat. Ada orang yang mengartikan sakit sebagai sebuah kutukan (buruk)
dan ada yang memandang sebagai sebuah ujian hidup (baik).
b. Man-nature orientation (dipengaruhi atau memengaruhi)
Dalam nilai ini setiap orang memberikan persepsi mengenai hubungan dirinya
dengan lingkungannya. Muncul dan berkembangnya demam berdarah(DBD) di
lingkungan masyarakat dapat dipahami oleh dua penilaian, satu sisi memandang
bahwa DBD disebabkan karena lingkungan yang buruk sehingga memengaruhi
kualitas kesehatan. Pada kelompok ini orang menganggap bahwa lingkunganlah yang
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.hidupnya Tetapi sudut pandang lain dapat
berkata bahwa karena perilaku manusia yang buruk terhadap lingkungan, sehingga
menyebabkan lingkungan kotor dan akhirnya menjadi penyebab mewabahnya DBD.
c. Time orientation (dulu, sekarang, akan datang)
Seorang perawat, bidan, alau dokter jika hanya mengagungkan pengalaman
tanpa mau mengikuti perkembangan zaman atau teknologimodern termasuk orang
yang berorientasi.
2.1.3 Tata Nilai Perawat
Tata nilai merupakan rambu-rambu atau aturan yang dapat membatasi perilaku,
peran, peran dan etika internal perawat. Tata nilai keperawatan adalah nilai yang
terkandung didalam proses sharing yang dilakukan perawat, serta sangat
mempengaruhi berbagai tindakan keperawatan.
2.1.4 Nilai-nilai yang harus dimililiki perawat profesional
Gambaran nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, profesional,
pemahaman, pemberian makna serta sikap perawat mengenai nilai-nilaikeperawatan
yang tersebar dalam beberapa pernyataan, yakni :
1. Altruisme
Merupakan perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan
orang lain. Sikap dari nilai altruisme yang ditampilkan perawat meliputi
pemberian perhatian, komitmen atau prinsip yang dipegang teguh oleh perawat
untuk mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, sertake tekunan.Pada
altruisme salah satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan
orang lain di sekitar kita.
Beberapa ahli mengatakan bahwa altruisme merupakan bagian“sifat
manusia” yang ditentukan secara genetika, karena keputusan untuk memberikan
pertolongan melibatkan proses kongnisi sosial komplek dalam mengambil
keputusan yang rasional (Latane&Darley, Schwartz, dalam Sears,1991).Perawat
yang memiliki nilai yang baik pasti akan menggali metode dan keterampilan
yang diperlukan untuk memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof & Scudder,

vii
1990). Mereka menunjukkan kepedulian terhadap klien Sehingga sembuh dari
sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya, dan hidup lebih sehat. Mereka peduli
dengan kesejahteraan klien. Kehadiran kepedulian seringkali membantu proses
penyembuhan (Bishof & Scudder, 1990).

2. Persamaan
3. Persamaan adalah mempunyai hak dan status yang sama, sikap yang dapat
ditunjukkan perawat yaitu menerima, adil atau tidak diskrinatif.
4. Empati
Empati adalah berusaha menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan
sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut.
Empati berbeda dengan simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal,
sehingga tidak dapat lagi berfikir objektif merupakan sikap simpati yang tidak
seharusnya dimiliki oleh perawat. Senyum dan rasa empati yang ditimbulkan
setidaknya akan menjadi multivitamin dosage tinggi yang tanpa antibiotik atau obat
yang super keras akan menyembuhkan rasa terpelentirnya hati seorang pasien yang
sedang menderita penyakit sekeras apapun.
5. Kebebasan
Kebebasan adalah memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya
diri, harapan, disiplin, serta kebebasan.
6. Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
7. Otonomi
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri
sendiri. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
8. Non- Malefience
Non malefience adalah tidak melukai atau tindak menimbulkan bahaya atau
cidera bagi orang lain.
9. Benefience
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadan gdalam
situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
10. Kejujuran
Kejujuran adalah berarti dengan penuh dengan kebenaran nilai ini diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berarti penuh

viii
dengan kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki
otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling
percaya.
11. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan untuk kebutuhan individu mengharigai janj
idakomitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien.Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit,memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
2.2 NORMA
2.2.1 Definisi Norma
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi)tertentu dengan
disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila norma tidak
dilakukan.Norma Sosial Masyarakat Indonesia Nilai atau value lebih tingg idaripada
norma atau moral. Nilai merupakan keyakinan (belief) yang sudahmerupakan milk diri
dan akan menjadi barometer actions and will, sedangkan norma baru merupakan
keharusan yang lebih bersifat operasional karena adanya sanksi. Sementara moral
menurut Piaget lebih bersifat tuntutan dari luar(masyarakat/kehidupan) karena kiprah
umum dan/atau praktika nyata.
2.2.2 Macam-macam norma
Adalah suatu ukuran atau pandangan tentang suatu ataupun. Sejumlah tingkah
laku yang diterima dan disepakati secara umum oleh warga suatu masyarakat".
Sumber-sumber norma sosial dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Ajaran Agama
Umumnya mengajarkan kepada pemeluknya untuk melakukan
hal-hal yang baik dan melarang berbuat yang tidak baik. Perbuatan baik
atau tidak baik yang berkaitan dengan tata kehidupan.Dipandang dari
sudut pandang agama apapun, pada prinsipnya mereka mengajarkan
kebaikan. Sumber agama merupakan dasar dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Hal itu berarti bahwa berbuat baik dianggap
melaksanakan perintah Tuhan, di mana perintah tersebut dianggap

ix
sebagai moral yang baik dan benar. Sedangkan laranganTuhan adalah
sebagai hal yang salah dan buruk.
b) Ajaran Mora
Moral tumbuh dari hati nurani manusia untuk menjunjung tinggi
harkat dan derajat manusia sehingga berbeda dengan makhluk lain.
Untuk sekedar contoh berdasarkan Undang-Undan gKesehatan, tidak ada
pasal atau ayat yang menjelaskan kewajiban bagi seorang dokter untuk
menolong orang yang terkena musibah tabrakan. Artinya jika dirinya
tidak menolong korban tabrakan tersebut tidak akan dikenai sanksi
hukum.Tetapi secara moral dan tanggung jawab sebagai
anggotamasyarakat akan mendorong dirinya untuk bertindak cepat dalam
membantu orang sakit.
c) Aliaran Adat Istiadat
Setiap kelompok masyarakat memiliki adat istiadat dan kebiasaan
yang menyikapi nilai-nilai yang dianggap.
d) Aspek Hukurn
Semua peraturan atau perundang-undangan yanng berilaku dan
dibuat oleh yang berwenang wajib dipatuhi oleh semua warga. Norma
hukum yang perlu dipahami baik norma hukum secara umum, maupun
norma hukum dalam bidang kesehatan pada khususnya.
e) Kode Etik Profesi
Selain keempat sumber di atas, ada satu sumber lagi yang dapat dijadikan
sebagai rujukan pengembangan nilai dan norma profesi kesehatan yaitu
kode etik profesi.

x
BAB III
PENUTUP

2.3 KESIMPULAN
Nilai-nilai yang di milik perawat profesional harus di ketahui oleh kita sebagai
calon perawat masa depan.Jadi dari pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
gambaran nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, profesional,
pemahaman, pemberian makna serta sikap perawat mengenai nilai-nilai
keperawatan.Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai keperawatan dalam komitmen yang kuat dalammengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Nilai (Nilai Sosial) adalah
nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu
dengan disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila
norma tidak dilakukan.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Momon sudarman, 2008.Sosiologi kesehatan.Jakarta:selemba medika


bioshop dan scudder,2001.Etika keperawatan.Jakarta: ECG
potter dan perry. 2005.Fundamental keperawatan. Jakarta:
priharjo, R (1995).Pengantar etika keperawatan; yogyakarta:kanisiu
kozeir,erb,berman,snyder.2004.Buku ajar fundamental keperawatan. EGC.Jakarta.

xii

Anda mungkin juga menyukai