Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
dan isinya yang sangat sederhana.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
sudah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Nilai Kemanusiaan :
Terdapat nilai kemanusiaan yang melekat pada sila kedua. Nilai ini merupakan
implementasi dari perbuatan yang dilakukan dalam keseharian yang mana setiap
perbuatan yang harus seimbang antara hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan
sesama manusia tidak dipungkiri bahwa setiap manusia yang hidup di bumi
memerlukan bantuan manusia lain. Dikatakan sebagai perbuatan yang baik apabila
perbuatan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Kemanusiaan yang didasarkan pada
keseimbangan keadilan dan keadaban. Dari nilai kemanusiaan ini dapat diambil
contoh seperti tolong menolong, gotong royong, kerja sama, saling membantu sesama,
penghargaan kepada orang lain, penghormatan kepada orang lain dan lain sebagainya.
Nilai Persatuan :
Nilai etika yang ada dalam sila ketiga persatuan Indonesia yakni perbuatan
yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Dapat dikatakan sebagai persatuan
yang baik apabila dilakukan tanpa memandang latar belakang, seperti suku, agama,
bahasa. Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya, Membina
hubungan baik dengan semua unsur bangsa. perbuatan yang bertentangan dengan nilai
kesatuan seperti egois dapat menimbulkan konflik.
Nilai Keadilan :
Etika keadilan sosial merupahan rumusan yang bersumber dari hukum tuhan
yaitu pada sila pertama. yang mana bisa dikatakan bahwa segala sesuatu yang
bersumber dari tuhan adalah pasti sesuatu yang baik.
Maka dapat dikatakan bahwa perbuatan yang tidak didasarkan pada hukum
tuhan atau bertentangan dengan hukum tuhan adalah perbuatan yang buruk. perbuatan
adil yang yang tercermin dari sila kelima menjadi salah satu dasar acuan yang
digunakan sebagai menegakkan hukum negara.
Tantangan yang kedua ialah dalam perihal habbit atau kebiasaan, Kemerosotan moral
di kalangan masyarakat menjadi salah satu tantangan yang serius. Pola interaksi antar orang
berubah dengan kehadiran teknologi, terutama pada masyarakat golongan ekonomi menengah
ke atas. Penggunaan alat seluler telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan
dengan dunia luar tanpa harus brosialisasi langsung. Sehingga pola sosial secara langsung
dirasa tidak perlu lagi.
Tantangan yang ketiga ialah minimnya edukasi dan literasi. Minimnya edukasi yang
dimaksud ialah perihal etika, seringkali beberapa pengguna sosial media masih belum
mengetahui secara pasti bagaimana bersikap dan beretika yang baik di sosial media. Literasi
media baru diperlukan akibat semakin gencarnya terpaan informasi dari berbagai teknologi
dan media digital yang tidak diimbangi dengan kecakapan mengaksesnya, sehingga
dibutuhkanlah pemahaman dalam mennggunakan media baru secara sehat.