Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
dan isinya yang sangat sederhana.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
sudah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia indonesia dalam semua
aspek kehidupannya. Meskipun nilai-nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai
yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa
indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai pancasila juga bersifat universal dapat
diterima oleh siapapun dan kapanpun.
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa
Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan
tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan
bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan
dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan
menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat
diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke
dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan
berwawasan moral-akademis.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengertian etika dalam nilai-nilai pancasila?
b. Bagaimana penerapan etika dalam nilai-nilai pancasila pada generasi muda?
c. Apa saja tantangan pada generasi muda dalam penerapan etika?
d. Bagaimana penyelesaian generasi muda terkait penerapan etika?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengertian etika dalam nilai-nilai pancasila
2) Untuk mengetahui penerapan etika dalam nilai-nilai pancasila pada generasi muda
3) Untuk mengetahui tantangan pada generasi muda dalam penerapan etika
4) Untuk mengetahui penyelesaian generasi muda terkait penerapan etika
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Dalam Nilai-Nilai Pancasila


2.1.1 Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca
artinya lima dan sila artinya dasar, asas atau prinsip. Jadi Pancasila berarti lima dasar atau
lima asas atau lima prinsip. Kelima dasar/asas/prinsip tersebut telah menjadi rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.1.2 Pengertian Etika
Etika merupakan suatu ilmu tentang kesusilaan dan juga perilaku manusia di dalam
pergaulannya dengan sesamanya yang berhubungan dengan aturan dan prinsip yang benar.
Atau dengan kata lain etika juga bisa diartikan sebagai suatu tanggungjawab dan kewajiban
moral dari setiap orang dalam berperilaku dikehidupan masyarakat.
2.1.3 Etika dalam Nilai-nilai Pancasila
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila
meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun
adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai Pancasila juga bersifat
universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun.
Pancasila dan etika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan
suatu sistem yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling berkaitan satu dengan yang
lain yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berikut etika pada tiap sila yang ada di Pancasila :
 Nilai Ketuhanan :
Nilai ketuhanan bisa disebut sebagai nilai yang tertinggi dari kelima sila yang
ada di pancasila. Nilai ini merupakan nilai yang menjadi patokan seseorang tersebut
dikatakan sudah melakukan perbuatan baik ataupun buruk. bisa dikatakan sebagai
perbuatan baik apabila tidak bertentangan dengan kaidah, tauhid, tuhan dan hukum
agama. Dikatakan sebagai perbuatan tidak baik (buruk) apabila bertentangan dengan
kaidah - kaidah agama atau bertentangan dengan hukum agama. perbuatan yang
bertentangan dengan tauhid atau hukum agama akan menimbulkan permasalahan
yang muncul.

 Nilai Kemanusiaan :
Terdapat nilai kemanusiaan yang melekat pada sila kedua. Nilai ini merupakan
implementasi dari perbuatan yang dilakukan dalam keseharian yang mana setiap
perbuatan yang harus seimbang antara hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan
sesama manusia tidak dipungkiri bahwa setiap manusia yang hidup di bumi
memerlukan bantuan manusia lain. Dikatakan sebagai perbuatan yang baik apabila
perbuatan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Kemanusiaan yang didasarkan pada
keseimbangan keadilan dan keadaban. Dari nilai kemanusiaan ini dapat diambil
contoh seperti tolong menolong, gotong royong, kerja sama, saling membantu sesama,
penghargaan kepada orang lain, penghormatan kepada orang lain dan lain sebagainya.

 Nilai Persatuan :
Nilai etika yang ada dalam sila ketiga persatuan Indonesia yakni perbuatan
yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Dapat dikatakan sebagai persatuan
yang baik apabila dilakukan tanpa memandang latar belakang, seperti suku, agama,
bahasa. Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya, Membina
hubungan baik dengan semua unsur bangsa. perbuatan yang bertentangan dengan nilai
kesatuan seperti egois dapat menimbulkan konflik.

 Nilai Kerakyatan dan Kemasyarakatan :


Dalam kaitan dengan kerakyatan terkandung nilai lain yang sangat penting
yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan. pada sila keempat mengandung nilai
kemasyarakatan yang kental. Etika Kehidupan Bermasyarakat merupakan rumusan
yang bersumber dari ajaran agama, khususnya yang bersifat umum, dan nilai-nilai
kemasyarakatan budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar
dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian, etika pada sila keempat tidak terlepas dari ajaran agama.

Yang mana mengajarkan cara mengenai hidup bermasyarakat. dapat dikatakan


sebagai perbuatan yang baik apabila perbuatan tersebut menimbulkan kenyamanan
dalam bermasyarakat. Dan dikatakan sebagai perbuatan yang buruk apabila perbuatan
tersebut menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat.

 Nilai Keadilan :
Etika keadilan sosial merupahan rumusan yang bersumber dari hukum tuhan
yaitu pada sila pertama. yang mana bisa dikatakan bahwa segala sesuatu yang
bersumber dari tuhan adalah pasti sesuatu yang baik.
Maka dapat dikatakan bahwa perbuatan yang tidak didasarkan pada hukum
tuhan atau bertentangan dengan hukum tuhan adalah perbuatan yang buruk. perbuatan
adil yang yang tercermin dari sila kelima menjadi salah satu dasar acuan yang
digunakan sebagai menegakkan hukum negara.

2.2 Penerapan Etika Dalam Nilai-Nilai Pancasila Pada Generasi Muda


SILA 1 : memegang satu agama dan menjalankannya dengan ketakwaan pada Tuhan
YME, tidak memaksakan orang lain untuk ikut agama kita, saling menghormati dan membina
kerukunan antar umat beragama, tidak lupa untuk selalu berdoa bentuk kita mengingat Tuhan
YME, dll
SILA 2 : menghargai perbedaan yang ada, menjaga adab dan kesopanan dalam
berbagai kondisi, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, menjalankan kewajibannya
sebagai rakyat Indonesia, dll
SILA 3 : menanamkan rasa cinta tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan dari
perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia, menjaga nama baik negara Indonesia,
mengutamakan kepentingan Bersama diatas kepentingan pribadi, dll
SILA 4 :tidak hanya diputuskan secara musyawarah tetapi juga wajib menjalankan
keputusan tersebut, dapat mendengarkan pendapat orang lain.
SILA 5 : menjalankan kewajiban dan mendapat hak nya, penyamarataan hak manusia
(Si Kaya dan Si Miskin)
2.3 Tantangan Pada Generasi Muda Dalam Penerapan Etika
Perkembangan digital yang begitu cepat hingga memasuki di seluruh lini kehidupan
sosial masyarakat Indonesia, ternyata bukan saja mengubah tatanan kehidupan sosial, budaya
masyarakat tetapi juga kehidupan pribadi misalnya perihal etika atau moral. 

Apalagi di Indonesia ini menganut sistem demokrasi, seperti yang dikatakan


Nurcholish Madjid, demokrasi yang mengharuskan adanya sikap paling percaya (mutual
trust) dan saling menghargai (mutual respect) antara sesama masyarakat. Dengan sistem
demokrasi, berbagai tantangan etika digital ini begitu menguat dan perlu segera diatasi.

Tantangan yang pertama ialah persoalan kebebasan berekspresi. Kebebasan


berekspresi ini yang membuat etika dalam dunia digital tidak terlalu penting. Mayoritas sosial
media menuntut penggunanya untuk mengungkapkan ceritanya ke ranah publik, sehingga
komentar apapun untuk status yang di unggah itu, bersifat sangat bebas, bahkan dalam
beberapa kasus dapat sangat menyakitkan hati walaupun diungkapkan tidak secara langsung
atau tatap muka. Kebebasan menyatakan pendapat tidak boleh dimaknai sebagai kebebasan
menghujat, menyebarkan permusuhan-kebencian (hate speech) atau dilakukan dengan motif
menghina (libel), mencemarkan nama baik orang lain (defamation) atau fitnah (slander).

Tantangan yang kedua ialah dalam perihal habbit atau kebiasaan, Kemerosotan moral
di kalangan masyarakat menjadi salah satu tantangan yang serius. Pola interaksi antar orang
berubah dengan kehadiran teknologi, terutama pada masyarakat golongan ekonomi menengah
ke atas. Penggunaan alat seluler telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan
dengan dunia luar tanpa harus brosialisasi langsung. Sehingga pola sosial secara langsung
dirasa tidak perlu lagi.
Tantangan yang ketiga ialah minimnya edukasi dan literasi. Minimnya edukasi yang
dimaksud ialah perihal etika, seringkali beberapa pengguna sosial media masih belum
mengetahui secara pasti bagaimana bersikap dan beretika yang baik di sosial media. Literasi
media baru diperlukan akibat semakin gencarnya terpaan informasi dari berbagai teknologi
dan media digital yang tidak diimbangi dengan kecakapan mengaksesnya, sehingga
dibutuhkanlah pemahaman dalam mennggunakan media baru secara sehat.

2.3 Penyelesaian Generasi Muda Terkait Penerapan Etika


Nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi aspek penting untuk setiap warga
negara dalam bertingkah laku. Dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila, diharapkan warga
Negara Indonesia dapat memahami apa yang menjadi kewajiban dan haknya mereka.
Generasi muda sangat berpotensi dalam memajukan pembangunan negara. Upaya yang bisa
dilakukan generasi milenial yaitu dengan membuat perubahan artinya memakai pemikiran
yang kritis, membentuk inovasi baru perihal budaya Indonesia dengan memanfaatkan media
umum atau internet dalam pelaksanaannya, memanfaatkan arus berita buat membiasakan dan
mengenalkan nilai-nilai karakter Pancasila kepada banyak orang melalui media umum,
menggunakan internet guna memperluas ilmu yang di miliki pada anak-anak pada daerah
tertinggal. karena mengajar tidak hanya dilakukan oleh guru, akan tetapi generasi milenial
khususnya mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan, generasi muda wajib mampu
memanfaatkan pemikiran kritisnya dengan menggunakan fasilitas teknologi digital berita
yang semakin maju buat mempersiapkan inovasi-penemuan baru pada pembangunan negara.
Tidak hanya itu kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga etika dimana pun juga seperti
yang diterapkan pada nilai-nilai pancasila.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Kita sebagai masyarakat wajib menghormati agama satu sama lain, sebagai generasi
muda etika menghargai agama yang dimiliki orang lain itu perlu karena itu akan berdampak
juga apa yang diberikan mereka kepada kita sebagai sesama umat beragama. Hal yang perlu
kita lakukan juga sebagai generasi muda yaitu seperti saat sholat, kita tidak diperbolehkan
untuk duduk dihadapan orang yang sedang menjalankan ibadah sholat karena itu dinilai tidak
sopan, apalagi jika dihadapan kita itu orang yang lebih tua. Contoh lain yang juga bisa
diterapkan adalah menjawab salam dengan ketentuan agama masing-masing.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kedua ini dilambangkan dengan rantai emas yang memiliki arti mewakili
keinginan Bangsa Indonesia untuk berada di posisi setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia
ini. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda dalam menerapkan nilai
tersebut? Kita bisa menjaga rasa kekeluargaan ditengah banyaknya perbedaan antara
berbagai ras, suku, dan budaya itu sendiri serta tidak melakukan hal yang berbau diskriminasi
terhadap siapapun itu.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini digambarin dengan pohon beringin dalam artian mempersatukan demi
ketahanan dan keamanan negara. Contoh etika yang dapat diambil dari sila ketiga yaitu,
sebagai generasi muda kita harus mengikuti kegiatan-kegiatan gotong royong, serta menjalin
tali persaudaraan antar satu sama lain tanpa ada rasa saling membenci.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat/Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
dan Perwakilan
Kepala banteng merupakan simbol dari sila ke empat ini, kepala banteng digambarkan
perumpamaan manusia dalam mengambil keputusan secara tegas. Etika yang dapat
diterapkan untuk generasi muda yaitu saat mengadakan musyawarah, wajib untuk kita
menyuarakan pendapat masing-masing lalu disimpulkan secara berkelompok dan siap
menerima serta menghargai pendapat yang diputuskan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam artian ini bisa dijelaskan bahwa adanya sila tersebut dapat diharapkan bisa
mewujudkan keadilan sosial di masyarakat. Lalu apa yang harus kita lakukan? kita para
generasi mudah dapat menerapkan etika seperti hal nya membantu warga yang sedang
membutuhkan, menjadi sukarelawan saat ada bencana, atau bisa juga berusaha adil dalam
aktivitas apapun yang kitaa lakukan dan seperti apa saja orang yang kita hadapi (jangan
sampai kita memberikan perlakuan yang tidak adil kepada siapa pun).

Anda mungkin juga menyukai