Disusun Oleh :
1.Ath-Thoriq :1902030039
2.Fikhri Khaqiqal :1902030040
3.Elvira : 1902030041
4. Nurul Aini Salsabila :1902030042
5.Jihan Fadillah :1902030043
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Hasil diskusi yang
berjudul “ Pancasila Sebagai Sistem Etika” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan Makalah hasil diskusi ini. Rasa terima kasih juga hendak kami
ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga Makalah hasil diskusi ini
bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusun
ii
HASIL DISKUSI
PEMBAHASAN
1. Pendapat Ath-Thoriq
1
belum tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk banyak orang, namun etika
itu baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
hikmah/kebijaksanaan. Nilai yang kelima adalah keadilan. Suatu etika dikatakan
baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak.
3. Pendapat Elvira
1. Makna Nilai Dasar Pancasila, Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam
perspektif filosofis yaitu, Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai
2
filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang
bersifat sistematis.
Pengertian Pancasila harus dimaknai kesatuan yang bulat, hirarkhis dan sistematis.
Dalam pengertian itu maka Pancasila merupakan suatu sistem filsafat Sehingga
kelima silanya memiliki esensi makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofisnya
yaitu Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai
makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah negara adalah
suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia.
Nilai-nilai tersebut berupa nilai religious, nilai adat istiadat, kebudayaan dan
setelah disahkan menjadi dasar Negara terkandung di dalamnya nilai kenegaraan.
3
Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila
harus di jabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan
dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan.
Terdapat dua macam norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu
norma hukum dan norma moral atau etika. Sebagaimana diketahui sebagai suatu
norma hukum positif, maka pancasila dijabarkan dalam suatu peraturan
perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara kongkrit dijabarkan dalam tertib
hukum Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu norma moral
yang merupakan dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di Indonesia.
Bagaimanapun baiknya suatu peraturan perundang-undangan kalau tidak dilandasi
oleh moral yang luhur dalam pelaksanaannya dan penyelenggaraan Negara, maka
niscahaya hukum tidak akan mencapai suatu keadilan bagi kehidupan
kemanusiaan. Selain itu secara kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah
berifat objektif dan subjektif . Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah universal
yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sehingga
memungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain barangkali namanya bukan
pancasila. Artinya jika suatu Negara menggunakan prinsip filosofi bahwa Negara
berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan,
maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai sila-
sila pancasila.
4
KESIMPULAN