Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan
nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan
negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan
adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan
kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.
Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata norma, nilai, dan kaidah-kaidah
moral dalam bersosialisasi kehidupan di masyarakat mempunyai alasan pokok, yaitu
salah satunya untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu. Apabila individu tidak
dapat menyesuaikan diri dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan norma, nilai dan kaidah
sosial yang terdapat dalam masyarakat maka dimanapun ia hidup tidak dapat diterima
oleh masyarakat.
Bahkan persoalan kehidupan manusia terjadi ketika tidak ada lagi peran niali,
moral dan hukum dalam kehidupan. Nilai-nilai menjadi landasan sangat penting yang
mengatur semua perilaku manusia. Nilai menjadi sumber kekuatan dalam menegakkan
suatu ketertiban dan keteraturan sosial. Demikian hal, moral sebagai landasan perilaku
manusia yang menjadikan kehidupan berjalan dalam norma-norma kehidupan yang
humanis-religius. Kekuatan hukum menjadi kontrol dalam mengatur keadilan akan hak
dan kewajiban setiap manusia dalam menjalankan peran-peran penting bagi kehidupan
manusia. Peran nilai, moral maupun hukum menjadi bagian penting bagi proses
pembentukan karakter suatu bangsa.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari manusia, nilai, moral dan hukum
2. Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hukum
3. Problematika nilai, moral, hukum dalam masyarakat dan Negara

1
1.3. Tujuan
1. Membedakan pengertian nilai, moral dan hukum
2. Mendeskripsikan peran nilai, moral dan hukum dalam kehidupan manusia
3. Menjelaskan peran nilai dalam pembentukan karakter manusia.
4. Menganalisis masalah pembentukan karakter bangsa.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum
Manusia Secara bahasa kata manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai
landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun
tidak.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang
mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai
pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama
dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, 
B. Hakikat Fungsi Nilai,Moral Dan Hukum
Hakikat adalah sesuatu yang harus ada pada sesuatu yang jikalau sesuatu itu tidak
ada maka sesuatu itupun tidak wujud. Penilaian menyangkut keindahan disebut estetika.
 Makna Nilai bagi Manusia
Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang

3
sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan
harus diaplikasikan dalam perbuatan.

 Makna Nilai Moral bagi Manusia


Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal dari bahasa
kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat
tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan cara berfiki. Dalam
bentuj jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moral berasal dari bahsa latin
yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dan tampat tinggal. Dengan
demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermakna sama hannya asal uasul
bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunani sementara moral dari bahasa
latin. 
Nilai moral Berkaitan dengan tanggung jawab yang berarti bahwa suatu nilai
norma hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang yang bersangkutan sehingga dapat dikatakan bahwa manusia
merupakan sumber nilai moralnya. Berkaitan dengan hati nurani yang berarti bahwa nilai
moral diwujudkan atas dasar himbauan hati nurani yang menimbulkan suara dari hati
yang meneduhkan kita Mewajibkan yang berarti nilai moral harus diakui dan
direalisasikan secara absolute yang berasal dari kenyataan bahwa nilai moral itu berlaku
bagi seluruh manusia.kewajiban absolute yang melekat pada nilai-nilai moral berasal
dari kenyataan bahwa nilai-nilai ini menyangkut pribadi manusia pada keseluruhan
Bersifat moral Nilai-nilai walaupun merupakan nilai tertinggi dari semua nilai, bukan
berarti menduduki jenjang teratas dari hierarki nilai-nilai. Nilai-nilai moral tidak
terbentuk suatu kawasan khusus yang terpisah dari nilai-nilai lainnya. Dalam
merealisasikan nilai-nilai moral maka akan ikut serta dalam suatu tingkah laku moral.
Inilah disebut bahwa nilai moral bersifat formal. 
Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu : 

a. Hati Nurani 
Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki. Hati nurani merupakan penghayatan
tentang baik atau buruk mengenai perilaku manusia dan hati nurani ini selalu
dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu terkait dalam dengan situasi
kongkret. Dengan hati nurani manusia akan sanggupmererfleksikan dirinya terutama
dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal orabg. 
b. Kebebasan dan tanggung jawab 
kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena
manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu juga
terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika
mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi
oleh lingkungannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk hidup sendiri. 
 Makna Hukum bagi Manusia
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan.

4
Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam
pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Hukum yang baik adalah hukum yang
sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya
sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam
ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di
mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan
suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan
bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari
masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.
Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur
tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social
order) yang bernama: m a s y a r a k a t. Guna membangun dan mempertahankan tatanan
sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang
terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).
 Hubungan Hukum Dan Moral
Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa
moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral dan
perundang-undangan yang immoral harus diganti. Meskipun hubungan hukum dan moral
begitu erat, namun hukum dan moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin
ada hukum yang bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral,
yang berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dengan moral.

C. Menjelaskan Peran Nilai Dalam Pembentukan Karakter Manusia


Karakter adalah ‘’distinctive trait, distinctive quality, moral strength, the pattern
of behavior found in an individual or group’’ (2). Kamus Besar Bahasa Indonesia belum
memasukkan kata karakter, yang ada adalah kata „watak‟ yang diartikan sebagai sifat
batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku, budi pekerti, tabiat.
Dalam risalah ini, dipakai pengertian yang pertama, dalam arti bahwa karakter itu
berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘’positif’’, bukan netral. Jadi, „orang
berkarakter‟ adalah orang punya kualitas moral (tertentu) yang positif.
Proses pembangunan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor khas
yang ada pada orang yang bersangkutan yang sering juga disebut faktor bawaan (nature)
dan lingkungan (nurture) di mana orang yang bersangkutan tumbuh dan berkembang.
Namun demikian, perlu diingat bahwa faktor bawaan boleh dikatakan berada di luar
jangkauan masyarakat untuk mempengaruhinya. Hal yang berada dalam pengaruh kita,
sebagai individu maupun bagian dari masyarakat, adalah faktor lingkungan. Jadi, dalam
usaha pengembangan atau pembangunan karakter pada tataran individu dan masyarakat,
fokus perhatian kita adalah pada faktor yang bisa kita pengaruhi atau lingkungan, yaitu

5
pada pembentukan lingkungan. Dalam pembentukan lingkungan inilah peran lingkungan
pendidikan menjadi sangat penting, bahkan sangat sentral, karena pada dasarnya karakter
adalah kualitas pribadi seseorang yang terbentuk melalui proses belajar, baik belajar
secara formal maupun informal.
Masalah yang dihadapi dalam mengembangkan karakter adalah kemampuan
untuk tetap menjaga identitas permanen dalam diri manusia yaitu semakin menjadi
sempurna dalam proses penyempurnaan dirinya sebagai manusia. Oleh karena itu,
karakter bukanlah kekuasaan hidup. Karakter dengan demikian tidak dapat dimaknai
sekedar sebagai keinginan untuk mencapai kebahagiaan, ketentraman, kesenangan dll.
Yang lebih merupakan perpanjangan kebutuhan psikologis manusia. Karakter merupakan
ciri dasar melalui mana pribadi itu terarah ke depan dalam membentuk dirinya secara
penuh sebagai manusia apapun pengalaman psikologi yang dimilikinya. Dalam hal ini,
pengembangan karakter merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus, karakter
bukan kenyataan melainkan keutuhan perilaku. Karakter bukanlah hasil atau produk
melainkan usaha hidup. Usaha ini akan semakin efektif, ketika manusia melakukan apa
yang menjadi kemampuan yang dimiliki oleh individu. Kekuatan dalam proses
pembentukan karakter sangat ditentukan oleh realitas sosial yang bersifat subyektif yang
dimiliki oleh individu dan realitas obyektif di luar individu yang mempunyai pengaruh
yang sangat kuat dalam membentuk pribadi yang berkarakter.
Peran Sekolah Dalam Pendidikan sangat penting. Karakter Sekolah mempunyai
peran yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Di sekolah ,
guru dan dosen adalah figur yang diharapkan mampu mendidik anak yang berkarakter,
berbudaya, dan bermoral. Guru merupakan teladan bagi siswa dan memiliki peran yang
sangat besar dalam pembentukan karakter siswa. prestasi guru atau dosen dilihat dari
keberhasilannya dalam membantu para peserta didik mentrasformasikan diri ke tingkat
kualitas pribadi yang lebih tinggi atau lebih baik. Hal ini dimaknai bahwa guru dan dosen
tidak hanya sebagai agen transformasi pada tatanan individu atau peserta didik, namun
juga secara bersama-sama dapat berperan sangat besar dalam sebuah transformasi sebuah
Peran sekolah dalam pendidikan karakter masyarakat atau bangsa. Artinya, titik awal
dalam transformasi pembentukan karakter bangsa, maka titik awalnya adalah trasformasi
guru atau transformasi pendidikan

D. Problematika Nilai,Moral,Dan Hukum Dalam Masyarakat Dan Negara


Terbentuknya nilai dari hubungan yang bersifat ketergantungan sikap manusia
terhadap nilai dari suatu maka manusia akan berbuat sesuatu yang merupakan modal
dasar dalam menjalin kehidupan manusia. Dengan menilai dapat menentukan moral
seseorang, apakah baik buruknya sepanjang niali itu dalam arti positif berarti perubahan
bermoral , begitu juga sebaliknya jika nilai itu dalam arti negatif berarti perbuatan yang
amoral. Perbuatan yang bersifat amoral inilah yang dijadikan problema dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

6
Tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, ditinjau dari aspek
lahiriah yaitu untuk mencapai ketertiban atau kedamaian, dan jika di tinjau dari aspek
batiniah yaitu untuk mencapai ketenangan atau ketentraman. Statu contoh
adalah masalah perkawinan. Semua orang tahu bahwa tujuan dari perkawinan adalah
untuk menciptakan keluarga sakinah mawadah warahmah, akan tetapi kenyataan-
kenyataan yang ada banyak problem yang terjadi dalam keluarga, misalnya: terjadi
kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami tidak bertanggung jawab pada anak dan
istri dan lain sebagainya. 
 Problematika Nilai Moral
a. Pengaruh Kehidupan Keluarga Dalam Pembinaan Nilai moral
Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak dikarenakan
keluargalah yang menjadi pendidikan pertama dan utama anak sebelum anak
memasuki pendidikan luar dan lingkungan masyarakat.
b. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral
Pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seorang
anak. Berteman dengan teman yang tidak baik akan meniru hal-hal yang negatif dan
sebaliknya.
c. Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu
Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya membantu
anak untuk menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran mereka. Hampir tidak
ada seorangpun yang memandang penting membantu anak untuk memecahkan dan
menyelesaikan pemikiran yang memusingkan tersebut.
d. Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral
Komunikasi muthakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu pandangan hidup
yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun media tersebut
justru menyuguhkan berbagai pandangan hidup yang sangat variatif pada anak.
Penyalah gunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai fungsinya
cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda . Tidak ada filter atau
benteng yang kokoh untuk melawannya kecuali iman dan taqwa.
 Problematika Hukum
a. Aparatur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh SDM yang
berkualitas. Penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana semestinya karena
sering mengalami interfensi kekuasaan dan uang. Kepercayaan masyarakat
terhadap aparatur penegak hukum semakin surut. Hal ini berakibat pada tindakan
anarkis masyarakat untuk menentukan sendiri siapa yang dianggap adil. Para
pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak memerhatikan
keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang dibuat sebenarnya
sulit untuk dijalankan.
b. Kurang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma dan
pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham betul isi
peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada efektifitas peraturan
dimasyarakat. Hukum diindonesia hidup didalam masyarakat yang tidak
berorientasi kepada hukum. Akibatnya hukum hanya dianggap sebagai simbol
negara yang ditakuti.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan
saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan
dan harmoni kehidupan.
Nilai mempunyai peran peting dalam kehidupan manusia. Nilai adalah sumber
kekuatasn dalam menegakkan ketertiban dan keteraturan sosial. Norma sebagai patokan
perilaku manusia mengalami perubahan makna , namun demkian secara moral tetap
menjadi landasan bagi perilaku manusia.
Demikian hal, moral sebagai landasan perilaku manusia yang menjadikan
kehidupan berjalan dalam norma-norma kehidupan yang humanis-religius . Kekuatan
hukum menjadi kontrol dalam mengatur keadilan akan hak dan kewajiban setiap manusia
dalam menjalankan peran-peran penting bagi kehidupan manusia.
Nilai, norma dan hukum serta moral adalah landasan pokok yang diperlukan bagi
pembentukkan karakter manusia. Oleh karena itu, proses pembentukan karakter tidak
boleh mengabaikan tekanan nilai dan moral, Pendidikan karakter dengan pendekatan
yang holistik dan kontekstual tidak mudah diterapkan jika tidak didukung oleh semua
warga masyarakat yang pada setiap tataran kehidupan masyarakat. Keluarga, sekolah dan
masyarakat serta negara perlu menyadari bahwa membangun pendidikan karakter harus
menjadi kebutuhan bersama sehingga bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk
mengatasi krisis karakter yang sudah bersifat dimensional dan structural.

8
9

Anda mungkin juga menyukai