SOSIAL
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur ke hadirat Allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Anasary
Zubaidi, M. Kom.I selaku dosen kami dalam Mata Kuliah Komunikasi Sosial dalam
Pengembangan Masyarakat dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................2
C. TUJUAN......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Stratifikasi Sosial.......................................................................3
B. . Sebab-sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial................................................4
C. Sistem Stratifikasi Sosial dan Dimensi Stratifikasi Sosial...........................6
BAB III PENUTUP................................................................................................9
KESIMPULAN.................................................................................................9
LAMPIRAN AYAT.............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
Sumber Jurnal & Buku :.................................................................................12
Sumber Internet :............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filosof Aristoteles (Soekanto, 2003:227) mengatakan bahwa zaman dahuludi dalam negara
terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan yang berada di tengah-
tengah. Membuktikan bahwa zaman itu dan sebelumnya orang telah mengakui adanya lapisan
masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas. Barang siapa
yang mempunyai sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, dianggap masyarakat
berkedudukan dalam lapisan atas. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki
sesuatu berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.(1)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil sebuah masalah yang akan dikaji dalam
makalah ini diantaranya :
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota
masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum
yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorokin
mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan
menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang
yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut
dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.(2)
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal)
atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan
sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa
defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli.
a. Pitirim A. Sorokin
b. Max Weber
c. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori
dari hak-hak yang berbeda
Sosial Stratifikasi adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan
prestise.
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi
lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan. Penyamaan dua
konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang rancu.
Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam
heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan
antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat. Adapun pengertian kelas
sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih
merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial
cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi politik, nilai
budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama.
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan pembedaan
masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat
berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise
(wibawa).
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti
menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai
tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa
pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor,penemu, dan sebagainya.
Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalampekerjaan tertentu dia menduduki
posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yangtidak mempunyai ketrampilan apapun.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan
kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian(3). Pembedaan
atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.
Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat,pokok-pokok sebagai berikut dapat
dijadikan pedoman :Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam
masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat
tertentu yang menjadi objek penyelidikan.Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup
unsur-unsur antara lain:
Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat
tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah
dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Dengan demikian
berarti dalam sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan mempunyai
kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga
justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri.
Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota
masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi
terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada
Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke status satu
ke status lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat
masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.
Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan kasta seperti di
india misalnya:(5)
a) Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan/ kelahiran. Anak yang lahir memperoleh
kedudukan orang tuanya.
b) Keanggotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karena seseorang tak
mungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila ia dikeluarkan dari kastanya.
c) Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta.
Ada juga yang namanya Stratifikasi campuran. Stratifikasi campuran, diartikan sebagai sistem
stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi
membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain
Dengan demikian, stratifikasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup,
terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi
kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu
seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-
sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat
didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
Di dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dari
suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran ( keturunan,dalam lapisan-lapisan Sosial
yang tertutup dengan jelas di lihat dalam masyarakat India yang berkasta, masyarakat Bali, dan
didalam masyarakat feodal serta dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan rasial.
Di dalam stratifikasi sosial yang bersifat terbuka, sifat individu, anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri (prestasi) untuk naik lapisan
atau bagi mereka yang beruntung (tak berprestasi) jatuh dari lapisan yang atas kelapisan
dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi peangsang yang lebih besar kepada
sikap anggota masyarakat untuk memperkembangkan kecakapannya / prestasinya, karena itu
sistem tersebut sesuai untuk dijadikan landasan pembangun masyarakat.
Stratifikasi sosial campuran adalah perpaduan antara stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi
sosial terbuka.Untuk berpindah lapisan sosial,individu harus pindah ke daerah yang pelapisan
sosialnya bersifat terbuka. Sebagai contoh bila seorang anggota kasta sudra tetap bertahan
dimasyarakat yang menganut sistem kasta maka ia tidak akan bisa memperoleh kedudukan
terhormat.Oleh sebab itu, satu-satunya cara untuk mengubah status adalah dengan pindah
kemasyarakat lain yang tidak mengenal kasta.
Diantara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya relatif
banyak. Biasanya lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai
oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka
yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan juga
mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolong-golongkan
anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
1. Ukuran Kekayaan
Siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan
tersebut misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-
caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya., kebiasaan untuk
berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
2. Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati
lapisan atasan.
3. Ukuran Kehormatan
Kehoramatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan.
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini,
banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua
atau mereka yang pernah berjasa.
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat
yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi
gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang demikian memacu segala macam usaha untuk
mendapatkan gelar, walaupun tidak halal.
Ada empat yang mendorong seseorang untuk disegani maupun dihormati dalam konteks
stratifikasi sosial. Yang pertama adalah kekayaan. Dengan adanya suatu kekayaan, orang akan
membeli apa saja yang dia mau. Yang kedua adalah kekuasaan. Kekuasaan akan digunakan
sebagai penundukan seseorang yang berada dibawahnya. Yang ketiga adalah kehormatan,
dimana seseorang akan disegani oleh masyarakat jika ia adalah tokoh utama dan yang di
sepuhkan di masyarakat itu. Yang keempat adalah ilmu pengetahuan, jika seseorang
pendidikannya tinggi dan dia sudah mendapatkan gelar doktor maupun magister, secara tidak
langsung akan ada rasa sistem kelas terhadap seseorang yang tidak pernah sama sekali
menduduki bangku sekolah.
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan
masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang
kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang
digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu
hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap
dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-
orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di
mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama membuka tanah, dianggap mempunyai
kedudukan yang tinggi.
Jadi, dampak adanya suatu stratifikasi akan mengakibatkan adanya hukum rimba. Siapa yang
kuat, dialah yang menang. Kelas yang tergolong atas akan memegang peranan kelas bawah yang
notabenya harus disamakan, karena sesama makhluk tuhan. Secara teoritis memang semua
masyarakat dianggap sederajat, akan tetapi pembedaan tersebut merupakan gejala universal yang
merupakan sistem sosial dalam masyarakat. Maka dari itu, meski ada stratifikasi sosial seseorang
atau masyarakat harus memegang konsep keadilan sebagaimana yang diterangkan dalam firman
Allah SWT.
Yang Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas dan memahami uraian di atas, dapat dibuat sebuah kesimpulan sebagai
berikut:
Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem lapisan
dalam masyarakat. Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah socil
stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau nasyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (secara hirarkis).
Sistem lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertubuhan
masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Sifat Sistem lapisan dalam masyarakat dapat tertutup dan dapat pula terbuka. yang
bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain,
baik gerak pindahnya itu ke atas atau kebawah. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap
anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri naik
lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di
bawahnya.
LAMPIRAN AYAT
Yang artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S. al-Ra’ad/13:11)11
Daftar Pustaka
Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta Anggota IKAPI,
1994.
Robin Willams Jr.,American Society, edisdi baru ke-2, A Fred A Knop. New York, 1960
Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta Anggota
IKAPI,1994,