Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PELAPISAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT


Disusun Guna Memenuhi Tugas Presentasi
Mata Kuliah Sosiologi Hukum
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Shohibul Itmam, M.H.

Disusun Oleh:
Nana Setiana
2020110041

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji syukur
alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pelapisan Sosial dalam Masyarakat”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., Para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya
sampai hari penghabisan.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis secara
khususnya maupun para pembaca secara umumnya dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Hukum. Makalah ini ditujukan dengan tujuan untuk menyampaikan arahan maupun
tuntunan agar para pembaca mendapatkan ilmu-ilmu yang bermakna dan bermanfaat.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan belum
sempurna. Untuk itu penulis berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
memperbaiki langkah-langkah selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Kita
kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semata.

Kudus, 24 Maret 2022

Nana Setiana
2020110041

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
A. Unsur Pembentuk Stratifikasi Sosial................................................................................... 5
B. Hubungan kaedah pelapisan sosial terhadap bekerjanya Hukum ..................................... 9
C. Contoh pelapisan sosial berdasarkan status sosial, ekonomi, dan politik ........................ 12
BAB III .......................................................................................................................................... 16
PENUTUP...................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal
tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang tinggi terhadap hal-hal
tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal
lainnya. Misalnya jika masyarakat menghargai kekayaan material dari pada kehormatan
maka mereka yang memiliki kekayaan tinggi akan menempati kedudukan yang tinggi
dibandingkan pihak-pihak lainnya. Gejala tersebut akan menimbulkan lapisan masyarakat
yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan
berbeda-beda secara vertikal.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan-lapisan pada masyarakat sangatlah berbeda dan
banyak. Namun secara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada jabatan-
jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki keterkaitan yang
erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia,
sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi bentuknya boleh jadi berbeda satu sama lain,
semua tergantung bagaimana mereka menempatkannya. Maka dari itu, penulis akan
menjelaskan tentang pelapisan atau stratifikasi sosial di dalam Masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Unsur Pembentuk dari stratifikasi sosial?
2. Bagaimana Hubungan kaedah pelapisan sosial terhadap bekerjanya Hukum?
3. Bagaimana contoh pelapisan sosial berdasarkan status sosial, ekonomi, dan politik?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas presentasi Mata kuliah Sosiologi Hukum.
2. Untuk memahami Unsur Pembentuk dari stratifikasi sosial.
3. Untuk memahami Hubungan kaedah pelapisan sosial terhadap bekerjanya Hukum.
4. Untuk memahami contoh pelapisan sosial berdasarkan status sosial, ekonomi, dan
politik

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unsur Pembentuk Stratifikasi Sosial


Dalam pembentukan pelapisan sosial terdapat unsur-unsur pembentuknya. Unsur
pembentuk pelapisan sosial yaitu, adanya kedudukan (status) dan peranannya. Namun
sebelum mengupas tentang unsur pembentuk alangkah baiknya kita mengetahui terlebih
dahulu apa itu pelapisan sosial. Pelapisan sosial sendiri disebut juga dengan stratifikasi
sosial. Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum yang berarti
lapisan. Karena itu stratifikasi sosial (social stratification) sering diterjemahkan dengan
pelapisan masyarakat.
Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran
masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum). Stratifikasi sosial adalah
sistem pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada
kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban
yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya. 1 Sistem
stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah. Dasar dan
inti sistem stratifikasi masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab masing-masing individu atau kelompok dalam suatu
sistem sosial. 2
Adapun pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli berbeda antara satu dengan
yang lainnya, sebagaimana berikut:
a) Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk/ masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hierarkis)
b) Robert M.Z. Lawang, stratifikasi adalah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.

1
Indianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 48.
2
Pitirin A. Sorokin, Social Stratification, (New York: Harper, 1998), hal. 36.

5
c) P.J. Bouman, stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu
menuntut gengsi kemasyarakatan.
d) Soerjono Soekamto, stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau
kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
e) Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status
yang berlaku dalam suatu masyarakat.3
Pada intinya, pengertian di atas menyepakati bahwasanya pelapisan sosial atau
stratifikasi sosial (social stratification) sebagai bentuk pembedaan atau pengelompokkan
para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Kedudukan dalam suatu jabatan
seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial. Kedudukan adalah sebagai suatu tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, dalam hubungan nya dengan orang lain.
Posisi orang menyangkut ruang lingkup pergaulannya, hak- hak dan kewajibannya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur sistem pelapisan sosial dalam masyarakat
dikelompokan dalam dua hal, yakni kedudukan (status) dan peran sosial.
1. Kedudukan (status)
Kedudukan (status) sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial (Social Status).
Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,
sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok
sehubungan dengan kelompok-kelompok lain didalam kelompok yang lebih besar lagi.
Sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya, hak-hak, dan kewajiban-kewajibannya. Untuk mengukur status seseorang
menurut Pitirim Sorokin secara rinci dapat dilihat dari Jabatan atau pekerjaan, Pendidikan
dan luasnya ilmu pengetahuan, Kekayaan, Politis, Keturunan, dan Agama.
Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni yang bersifat objektif
dan bersifat subjektif. Kedudukan, apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya,
hanyalah merupakan kumpulan hak dan kewajiban. Namun, karena hak dan kewajiban itu
hanya dapat terlaksana melalui perantara individu, maka sulit untuk memisahkannya secara
tegas dan kaku.4
Macam-macam Stratifikasi Sosial Berdasarkan Cara Memperolehnya:

3
Rizqon Halal Syah Aji, “Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas”, Salam, Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i,
Vol.2, No.1 (Juni. 2015), hlm. 35-36.
4
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Kencana, 2004), hlm 157

6
1) Ascribed Status
Ascribed Status merupakan status yang diperoleh seseorang secara alamiah, artinya
posisi yang melekat dalam diri seseorang diperoleh tanpa melalui serangkaian usaha.
Beberapa status sosial yang melekat pada seseorang yang diperoleh secara otomatis di
antaranya:
a. Status perbedaan usia (age stratification)
Umumnya di dalam masyarakat Indonesia terdapat pembagian antara hak
dan kewajiban antara orang-orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Contohnya
dapat dilihat dalam ritual keagaamaan Islam dimana pembaca doa selalu
mengutamakan yang lebih tua, bentuk lain penghormatan terhadap orang yang
berusia lebih tua adalah mempersilahkan mereka untuk duduk dibarisan depan.
b. Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin (gender sex stratification)
Contohnya saja kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan
yang dimana tugas kaum perempuan yaitu di dapur, sumur, kasur. Namun
pergeseran sosial budaya juga berpengaruh yang dimana kaum wanita terkadang
memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum laki-laki.
c. Status yang didasarkan pada sistem kekerabatan
Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai peran yang harus diperankan oleh
masing-masing anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Munculnya
kedudukan kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak-anak.
d. Stratifikasi berdasarkan kelahiran (born stratification)
Seorang anak yang dilahirkan akan memiliki status sosial yang mengekor
pada status sosial orang tuanya.
e. Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu (grouping stratification)
Perbedaan ras yang sering kali menimbulkan pemahaman sekelompok
manusia tertentu memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan manusia lain masih
sering ditemukan sebagai bagian dari gejala sosial. Pemahaman sebagian orang
bahwa ras kulit putih lebih superior dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2) Achieved Status
Achieved Status merupakan status seseorang yang disandang melalui perjuangan.
Pola-pola ini biasanya banyak terjadi di struktur sosial yang telah mengalami perubahan
dari pola-pola tradisional ke arah modern. Biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga
membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuia dengan tujuan
masing-masing. Beberapa contoh modelnya yaitu:

7
a. Stratifikasi berdasarkan jenjang pedidikan (education stratification)
b. Startifikasi berdasarkan senioritas (seniority stratification)
c. Stratifikasi di bidang pekerjaan (job stratification)
d. Stratifikasi di bidang ekonomi (economic stratification)
3) Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau sekelompok
orang dari pemberian. Akan tetapi, status sosial yang berasal dari pemberian ini sebenarnya
juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha
tersebut ia memperoleh penghargaan. 5
2. Peran (Role)
Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya,
seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran.
Peran yang melekat pada diri seseorang, harus dibedakan dengan posisi atau
tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat (social-position) merupakan unsur yang statis yang menunjuk tempat individu
dalam organisasi masyarakat. Sedangkan peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya
seseorang menduduki posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran.
Suatu peran paling sedikit mencakup tiga 3 hal, yaitu:
a) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam msyarakat
b) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat, dan
c) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat
Peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena fungsi peran
sendiri adalah sebagai berikut:
a) Memberi arah pada proses sosialisasi
b) Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pengetahuan.
c) Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat

5
Elly. M Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial,
(Kencana, 2012)

8
d) Menghidupkan sistem pnegendalian kontrol, sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat.
Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut
bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai macam
peranan dapat disebutkan sebagai berikut.
Berdasarkan pelaksanaannyaperanan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Peranan yang diharapkan (expected roles)
Cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat.
b) Peranan yang disesuaikan (actual roles)
Cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan.
Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:
a) Peranan bawaan (ascribed status)
Peranan yang diperoleh secara otomatis.
b) Peranan pilihan (achieves role)
Peranan yang diperoleh atas keputusan sendiri6

B. Hubungan kaedah pelapisan sosial terhadap bekerjanya Hukum


Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga
Sosiologi” menyatakan bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka
dengan sendirinya pelapisan sosial akan terjadi. Ukuran atau kriteria yang menonjol atau
dominan sebagai dasar pembentukan stratifikasi sosial adalah ukuran kekayaan, kekuasaan
dan wewenang, kehormatan, serta ilmu pengetahuan.
1) Ukuran kekayaan
adalah kepemilikan harta benda seseorang dilihat dari jumlah dan materiil saja. Biasanya
orang yang memiliki harta dalam jumlah yang besar akan menempati posisi teratas dalam
penggolongan masyarakat berdasarkan kriteria ini. Kekayaan (materi atau kebendaan)
dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak
mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapiran rendah. Kekayaan tersebut dapat
dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaanya dalam berbelanja.

6
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Kencana, 2004), hlm 158-160

9
2) Ukuran kekuasaan dan wewenang
adalah kepemilikan kekuatan atau power seseorang dalam mengatur dan menguasai
sumber produksi atau pemerintahan. Biasanya ukuran ini dikaitkan dengan kedudukan
atau status social seseorang dalam bidang politik. Seseorang yang mempunyai kekuasaan
atau wewenang paling besar akan menempati lapiran teratas dalam sistem pelapisan sosial
dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-
orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
3) Ukuran kehormatan
dapat diukur dari gelar kebangsawanan atau dapat pula diukur dari sisi kekayaan materiil.
Orang yang mempunyai gelar kebangsawanan yang menyertai namanya, seperti raden,
raden mas, atau raden ajeng akan menduduki strata teratas dalam masyarakat. Ukuran
kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang
yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional,
biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada
masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.7
4) Ukuran ilmu pengetahuan,
artinya ukuran kepemilikan seseorang atau penguasaan seseorang dalam hal ilmu
pengetahuan. Kriteria ini dapat pula disebut sebagai ukuran kepandaian dalam kualitas.
Berdasarkan ukuran ini, orang yang berpendidikan tinggi, misalnya seorang sarjana akan
menempati posisi teratas dalam stratifikasi sosial di masyarakat.
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini
dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak
hal yang dapat dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, dimulai dari sikap,
kebiasaan, kepercayaan, dan kedisiplinan.
Dalam hukum Adanya diskriminasi di dalam masyarakat yang disebabkan oleh
pembedaan kelas sosial ini coba diatasi dengan hukum. Hukum menjanjikan adanya
kesetaraan di hadapan hukum. Salah satu asas hukum adalah equality before the law yang
artinya adalah kedudukan setiap orang adalah sama di hadapan hukum. Hukum tidak

7
Binti Maunah, STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI
PENDIDIKAN. TA’ALLUM, Vol. 03, No. 01, Juni 2015. Hlm 31-32.

10
membedakan status, kedudukan, kasta, dan kelas sosial. Semua sama dihadapan hukum.
Namun stratifikasi tetap saja muncul. Oleh karena itu, antara hukum dan relita sosial terjadi
sebuah kesenjangan yang biasa disebut dengan legal gap. Terjadi perbedaan antara apa
yang seharusnya terjadi menurut hukum dengan apa yang terjadi di dalam masyarakat.
Masyarakat merupakan struktur organisasi kehidupan bersama. Di dalam struktur,
setiap orang memainkan perannya masing-masing. Suatu peran berhubungan dengan peran
yang lain. Hal tersebutlah yang membuat stratifikasi sosial tetap ada walaupun hukum
berusaha untuk menghilangkannya. Setiap peran mempunyai tugasnya masing-masing.
Aktivitas kerja seseorang berkaitan dengan peran yang dimainkannya disebut
dengan Ocupation. Keanekaragaman peran yang ada dalam masyarakat menimbulkan
apresiasi yang berbeda terhadap pemegang peran. Ada profesi yang dianggap ada pada
struktur lapisan atas seperti contohnya presiden, menteri, pengusaha, dosen, guru, dan
profesi lain yang dipandang oleh masyarakat baik. Namun ada juga kelompok profesi yang
menurut masyarakat dianggap berada pada struktur lapisan masyarakat tingkat bawah
seperti tukang becak, kuli, dan profesi yang lain yang dianggap masyarakat kurang
terpandang. Walaupun secara moral pekerjaan tersebut tidak tercela, namun tetap saja oleh
masyarakat dipandang rendah.
Hal yang terjadi kemudian adalah disfungsi hukum bagi masyarakat kalangan
bawah. Hukum tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Seharusnya hukum tidak
membeda-bedakan dan berlaku adil bagi semua kalangan. Namun hal tersebut tidak terjadi
dalam struktur ini. Hukum tidak berpihak pada rakyat miskin. Keadaan ini membuat
berlakunya diskriminasi hukum di dalam masyarakat. Bagi masyarakat lapisan atas,
hukum terkesan amat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena memang merekalah
yang menentukan hukum. Bagi masyarakat lapisan bawah, dirasakan banyaknya ketidak
adilan dalam hukum yang berlaku. Akibatnya, masyarakat strata bawah akan lebih
cenderung untuk menyelesaikan perkara-perkara lewat caranya sendiri dari pada cara-cara
formal menurut prosedur Hukum.
Adanya diskriminasi bagi masyarakat miskin membuat kalangan idealis dari kaum
elite membuat sebuah konsep bantuan hukum bagi kalangan bawah. Bantuan hukum bagi
masyarakat strata bawah terdapat dalam dua model. Dua model tersebut berbentuk bantuan
secara konvensional dan bantuan secara structural. Para ahli hukum yang berprofesi
sebagai pengacara mencoba membantu mengatasi persoalan kesenjangan kaya-miskin ini
dengan cara memberikan bantuan hukun secara cuma-cuma kepada golongan miskin,
apabila golongan miskin ini harus berperkara dan beracara di siding-sidang pengadilan.

11
Bantuan ini desebut dengan legal aid. Menurut pendapat para ahli hukum yang peduli
terhadap rakyat miskin tanpa bantun hukum yang serius dari pihak-pihak yang mengerti
hukum modern, orang miskin akan terdiskriminasi oleh hukum. Bantuan hukum macam
ini akan membantu kaum miskin untukdiperlakukan sama di hadapan hukum. 8

C. Contoh pelapisan sosial berdasarkan status sosial, ekonomi, dan politik


Terbentuknya stratifikasi sosial sangat terkait dengan nilai – nilai yang dijunjung
tinggi dalam kehidupan masyarakat. Meskipun standar nilai yang tinggi tersebut berbeda
-beda dalam suatu kelompok masyarakat di seluruh dunia. Akan tetapi kebanyakan dari
nilai tersebut memiliki tujuan yang pastinya akan memberikan hasil yang terbaik bagi
kelompok tersebut. Standar nilai yang berharga tersebut akan sangat tergantung dari sudut
mana seseorang memandangnya. Secara umum nilai – nilai tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.
Untuk stratifikasi sosial yang terjadi karena disengaja dan dibentuk oleh manusia
dapat dilihat pada suatu organisasi politik seperti pada tingkat pembagian kekuasaan,
pembentukan organisasi politik, dan lain sebagainya. Setiap lapisan dalam susunan
tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun demikian setiap lapisan
memiliki sifat yang dapat menghubungkan suatu lapisan dengan lapisan yang lainnya.
Secara umum, sederhananya lapisan – lapisan tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian
yakni lapisan atas, lapisan menengah, dan lapisan bawah. Lapisan – lapisan inilah yang
banyak ditemukan pada berbagai bentuk – bentuk stratifikasi sosial dalam
masyarakat. Seperti yang dibahas sebelumnya pada kriteria umum, bentuk – bentuk
stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni stratifikasi
ekonomi, stratifikasi politik, dan stratfikasi sosial. Berikut penjelasan dari masing –
masing bentuk stratifikasi sosial tersebut:
 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi dapat dilihat dari segi
pendapatannya, kekayaan dan juga pekerjaan suatu individu ataupun kelompok. Dalam hal
ini faktor yang menentukan lapisan tingkat sosial dalam individu/ kelompok dalam suatu
masyarakat didasarkan pada tingkat ekonomi individu/ kelompok tersebut. Dengan kata
lain individu/ kelompok yang mampu memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar

8
Kajian ilmu sosial, Hubungan Kaedah stratifikasi Sosial Dengan Hukum,
https://kjnsosial.blogspot.com/2015/08/hubungan-kaedah-stratifikasi-sosial.html. Diakses 29 maret 2022

12
biasanya akan menduduki lapisan teratas, dan sebaliknya bagi mereka yang tidak berhasil
dalam mengumpulkan jumlah kekayaan ekonomi seperti pada tingkatan diatasnya akan
seringkali menempati lapisan bagian bawah, dan beberapa variasinya sebagai berikut:
 Variasi – variasi dari potensi dan kesempatan yang berbeda – beda pada tiap individual
ataupun kelompok tertentu akan memunculkan kelas – kelas ekonomi yang berbeda.
 Seperti yang disebutkan sebelumnya tolak ukur ekonomi biasanya ditentukan oleh
seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan atau kekayaan dari individu/
kelompok tersebut.
 Secara garis besar terdapat tiga lapisan masyarakat bila dipandang dari sudut ekonomi,
yakni kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.
 Masyarakat kelas atas merupakan kelompok orang – orang kaya yang dipenuhi dengan
kemewahan.
 Masyarakat kelas menengah merupakan kelompok orang – orang yang secara ekonomi
hidup dengan berkecukupan.
 Sedangkan masyarakat kelas bawah merupakan kelompok orang – orang yang hidup
dalam kekurangan dari segi ekonomi.
Contoh dari bentuk stratifikasi sosial pada kehidupan sehari – hari dapat dilihat
pada lingkungan sekitar kita.
 Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi,
misalnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang memiliki
penghasilan besar.
 Golongan menengah biasanya ditempati oleh para karyawan, pekerja, dan buruh..
 Golongan yang menduduki lapisan sosial paling bawah antara lain gelandangan,
pengemis, pemulung, dan buruh tani.
Stratitifikasi ekonomi bersifat terbuka karena biasanya individu/ kelompok yang
disebutkan sebelumnya dapat mengalami perubahan dalam status ekonomi mereka.
Biasanya yang menentukan ini adalah faktor pendorong mobilitas sosial.
 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokkan
individu/ kelompok dalam masyarakat berdasarkan status sosial yang dimiliki oleh
individu/ kelompok tersebut didalam kehidupan bermasyarakat. Status sosial merupakan
kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu pola interaksi sosial tertentu, dan
hubungan pelapisan sosial sebagai berikut:

13
 Pelapisan sosial jenis ini berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang dalam
masyarakat. Menurut Max Weber salah seorang sosiologis ternama, manusia
dikelompokkan dalam kelompok – kelompok yang memiliki status berdasarkan atas
ukuran kehormatan.
 Kelompok status ini, didefinisikan olehnya sebagai suatu kelompok yang para
anggotanya memiliki gaya hidup tertentu dan juga mempunyai tingkat penghargaan
serta kehormatan sosial tertentu.
 Pembagian pelapisan pada kriteria sosial maksudnya adalah stratifikasi, antara lain
dalam arti kasta, pendidikan, dan jenis pekerjaan.
Seringkali seseorang tidak hanya memiliki satu pola interaksi sosial, melainkan
beberapa pola interaksi sosial secara sekaligus. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila seorang individu/ kelompok memiliki lebih dari satu kedudukan (status sosial)
dalam kehidupan masyarakatnya. Sebagai berikut contoh bentuk stratifikasi sosialnya:
 Contoh bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat berdasarkan status sosialnya dalam
kehidupan sehari – hari dapat dilihat dalam bentuk kasta. Sistem ini merupakan salah
satu peninggalan pengaruh Hindhu Budha di Indonesia.
Kasta merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup.Artinya, jika seseorang
dilahirkan sebagai seorang golongan paling bawah (sudra), maka selamanya orang tersebut
akan dicap menjadi seorang sudra. Ini juga akan berlaku dengan keturunan – keturunan dari
individu tersebut. Demikian juga dengan golongan menengah (Waisya), golongan
bangsawan (Ksatria), dan golongan cendekiawan (Brahmana). Sistem kasta ini dapat
terlihat pada kehidupan masyarakat India dan Bali pada beberapa dekade terakhir. Dulunya
sistem kasta di bali sangat berpengaruh terhadap sistem kehidupan dan tata cara pergaulan
sehari – hari mereka. Mulai dari tatanan sosial, hingga permasalahan perkawinan. Saat ini
kehidupan masyarakat Bali tidak terlalu ketat dalam memisahkan masing – masing kasta
antara yang satu dengan yang lainnya.
Status sosial yang terjadi dalam sistem kasta bersifat keturunan. Artinya kasta
merupakan status sosial yang diwariskan. Dengan demikian, status sosial ini merupakan
status bawaan yang sangat berbeda dengan status yang diusahakan/ kerja keras. Selain
sistem kasta, dalam kehidupan sehari – hari terdapat juga suatu status sosial yang disebut
assigned status (status yang diterima dari lahir). Contoh kasus assigned status merupakan
bentuk lain stratifikasi sosial dalam bentuk status sosial yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari – hari.
 Bentuk Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

14
Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan pengelompokkan
lapisan masyarakat yang berdasarkan atas tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh suatu
individu atau kelompok. Semakin besar kekuasaan individu atau kelompok tersebut, maka
akan semakin tinggi pula statusnya di tengah – tengah kehidupan masyarakat. Pengertian
dasar dari kekuasaan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi pihak lain agar mengikuti kehendak atau kemauan dari
individu atau kelompok tersebut.
Ada berbagai jenis bentuk – bentuk kekuasaan, akan tetapi dari berbagai macam
jenis kekuasaan tersebut terdapat satu pola umum yang dapat ditemui dalam bentuk –
bentuk kekuasaan. Pola tersebut merupakan sistem – sistem kekuasaan yang selalu
menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola perilaku yang ada didalam kehidupan
masyarakat. Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik berarti pembedaan
penduduk atau warga menurut pembagian kuasa. Dalam stratifikasi politik menghasilkan
dua kelas yakni kelas penguasa, dan kelas yang dikuasai. Seringkali dibalik tujuan ini para
penguasa memanfaatkan pemikiran utnuk mencegah dampak masalah sosial yang bersifat
negatif dengan melakukan sistem yang bisa dikatakan mengekang masyarakatnya.
Contoh bentuk stratitikfasi sosial berdasarkan politik, sebagai berikut:
 Stratifikasi sosial berdasarkan politik pada kelas pengguna terdiri atas sekelompok elit
yang jumlahnya sedikit.
 Di tangan kelas penguasa itulah (seperti para diktator) terdapat wewenang untuk
mengatur gerak masyarakat.
 Anggota kelas penguasa memiliki kemampuan dan kewenangan utnuk mengatur
masyarakatnya.
 Sifat kelas penguasa seperti ini terjadi pada sistem masyarakat yang hidup dalam
pemerintahan feudal, dan otoriter.
Sedangkan startifikasi sosial berdasarkan politik pada kelas yang dikuasai terdiri
atas masyarakat pada umumnya. Mereka menjadi sebuah objek kekuasaan yang tidak
memiliki kewenangan untuk mengatur apapun. Mereka harus tunduk kepada semua aturan
yang telah dibuat dan diputuskan oleh penguasa, serta menjadi objek kekuasaan.9

9
Materiips, 3 Bentuk – Bentuk Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat dan Contohnya,
https://materiips.com/bentuk-bentuk-stratifikasi-sosial diakses 29 Maret 2022

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok dalam
masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara
hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada
suatu lapisan dengan lapisan lainnya. Sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas
tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah.
Terbentuknya stratifikasi sosial sangat terkait dengan nilai – nilai yang dijunjung
tinggi dalam kehidupan masyarakat. Meskipun standar nilai yang tinggi tersebut berbeda
-beda dalam suatu kelompok masyarakat di seluruh dunia. Akan tetapi kebanyakan dari
nilai tersebut memiliki tujuan yang pastinya akan memberikan hasil yang terbaik bagi
kelompok tersebut. Standar nilai yang berharga tersebut akan sangat tergantung dari sudut
mana seseorang memandangnya. Secara umum nilai – nilai tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.
Untuk stratifikasi sosial yang terjadi karena disengaja dan dibentuk oleh manusia
dapat dilihat pada suatu organisasi politik seperti pada tingkat pembagian kekuasaan,
pembentukan organisasi politik, dan lain sebagainya. Setiap lapisan dalam susunan tertentu
mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun demikian setiap lapisan memiliki sifat
yang dapat menghubungkan suatu lapisan dengan lapisan yang lainnya.
B. Saran
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini yang jauh
dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah selanjutnya dengan berpedoman
pada banyak sumber referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Saran penulis dalam
makalah ini adalah untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca,
agar kita sama-sama memahami tentang “Pelapisan sosial dalam Masyarakat” serta dapat
menelaah lebih lanjut relevansi pemikiran sosiologi hukum.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Rizqon Halal Syah, “Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas”, Salam, Jurnal Sosial dan
Budaya Syar’i, Vol.2, No.1 (Juni. 2015)
Modul, Nomor, and Sos II. "KELAS SOSIAL, STATUS SOSIAL, PERANAN SOSIAL DAN
PENGARUHNYA."
Kuliah, Mata, dkk. “Stratifikasi Sosial”.
Maunah, B. (2015). Stratifikasi Sosial Dan Perjuangan Kelas Dalam Perspektif Sosiologi
Pendidikan. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 19-38. http://ejournal.iain-
tulungagung.ac.id/index.php/taalum/article/view/334/268
Muin, Indianto, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2004)
Sorokin, Pitirin A., Social Stratification, (New York: Harper, 1998)
Narwoko, J. Dwi, Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Kencana, 2004)
Setiadi, Elly. M, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial, (Kencana, 2012)
Sosial, Kajian ilmu, Hubungan Kaedah stratifikasi Sosial Dengan Hukum,
https://kjnsosial.blogspot.com/2015/08/hubungan-kaedah-stratifikasi-sosial.html.
Diakses 29 maret 2022
Materiips, 3 Bentuk – Bentuk Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat dan Contohnya,
https://materiips.com/bentuk-bentuk-stratifikasi-sosial. diakses 29 Maret 2022

17

Anda mungkin juga menyukai