SOSIOLOGI HUKUM
Dosen Pembimbing:
Kelompok 3:
Abelia
Mimin Muntasiroh
Ahmad Tadjudin
Perdi Wijaya
Ismail Bawong
Ali Nawawi
FAKULTAS HUKUM
KAYUAGUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata
kuliah Sosiologi Hukum yang membahas tentang Lapisan Sosial, Kekuasaan dan Kaitannya
dengan Hukum dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
lapisan sosial, kekuasaan dan kaitannya dengan hukum dalam sosiologi hukum dan serta
informasi dari media massa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna.
Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
D. Pengertian Kekuasaan
A. Kesimpulan ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggolongan kelas telah terjadi sejak zaman dahulu kala, seperti adanya golongan
raja, bangsawan dan rakyat jelata. Pernyataan tersebut sangat membenarkan dan tidak dapat
dipungkiri pula bahwa dari dahulu hingga sekarang masih terdapat lapisan-lapisan atau
tingkatan-tingkatan masyarakat. Peran dan kedudukan seseorang merupakan faktor penentu
strata sosial seorang dalam masyarakat.
Dasar inti dari lapisan-lapisan yang terdapat dalam masyarakat itu adalah
ketidakseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban serta tanggung jawab terhadap
nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota masyarakat. Sehingga, stratifikasi sosial
akan ada timbulnya kelas-kelas sosial tertentu dalam masyarakat yang dihargai oleh
masyarakat tersebut, sebaliknya ada juga masyarakat yang tidak menghargai lapisan-lapisan
tersebut karena mereka menganggap sesuatu yang dimiliki oleh seseorang tidak mempunyai
nilai yang berarti baginya.
B. Rumusan Masalah
4. Pengertian kekuasaan?
PEMBAHASAN
Stratifikasi sosial juga merupakan gejala umum pada masyarakat, baik pada
masyarakat tradisional maupun masyarakat modern yang heterogen. Menurut Soerjono
Soekanto terdapat dua hipotesa mengenai penega-kan hukum:
Mengenai sumber dasar dari terbentuknya stratifikasi dalam masyarakat adalah suku
bangsa (etnis) dan unsur sosial. Stratifikasi yang terbentuk bersumber dari etnis apabila ada
dua atau lebih group etnis, dimana group etnis yang satu menguasai etnis yang lainnya dalam
waktu yang relative lama sedangkan stratifikasi yang terbentuk dari sumber sosial, karna
adanya tuntunan masyarakat terhadap faktor-faktor sosial tertentu. Faktor-faktor sosial itu,
merupakan ukuran yang biasanya ditetapkan masyarakat berdasarkan sistem nilai yang
dipandang berharga. Faktor-faktor sosial yang berharga itu kemudian dimasukkan pada level
tertentu sesuai dengan tinggi rendahnya daya guna yang butuhkan maasyarakat pada
umumnya.
Ada beberapa ciri umum tentang faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi
sosial, yaitu antara lain:
a. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran
artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan seseorang
dalam masyarakat.
b. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai dokter, dosen, buruh/
pekerja teknis dan sebagainya semua ini sangat menentukan status seseorang dalam
masyarakat.
c. Agama, jika seseorang sungguh-sungguh penuh dengan ketulusan dalam menjalankan
agamanya, maka status seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat.
d. Status atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat
(ningrat) merupakan ciri seorang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat.
e. Latar belakang rasial dan lama seseorang atau sekelompok orang tinggal pada suatu
tempat pada umumnya seseorang sebagai pendirian suatu kampung atau perguruan
tertentu, biasanya dianggap masyarakat sebagai orang yang berstatus tinggi, terhormat
dan disegani.
f. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya seseorang yang
lebih tua umumnya lebih dihormati dan dipandang tinggi statusnya dalam masyarakat.
Begitu juga jenis kelamin, laki-laki pada umumnya dianggap lebih tinggi statusnya
dalam keluarga dan masyarakat.
Sementara itu, Ada beberapa faktor-faktor yang menjadikan adanya stratifikasi sosial,
yaitu antara lain:
Stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role).
Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur yang memiliki arti penting bagi sistem sosial.
a. Kedudukan (Status)
Status sosial menurut adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang
dalam masyarakat. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih
tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Ada tiga macam status sosial dalam masyarakat:
1) Ascribed Status. Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang secara
alamiah, artinya posisi yang melekat dalam diri seseorang diperoleh tanpa melalui
serangkaian usaha. Latar belakang ras, gender, dan usia dapat dikategorikan sebagai
ascribed status. Contohnya, seseorang yang dilahirkan dari keluarga bangsawan
secara otomatis akan mendapatkan gelar bangsawan begitu ia dilahirkan.
2) Achieved Status. Achieved status merupakan status sosial yang disandang melalui
perjuangan. Pola-pola ini biasanya banyak terjadi di struktur sosial yang telah
mengalami perubahan dari pola-pola tradisional kearah modern. Lebih-lebih dari
masyarakat kapitalis liberal dengan menekan pada kebebasan individu untuk
mencapai tujuan masing-masing yang sarat dengan persaingan, dalam struktur seperti
itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang kepada siapa
saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuai dengan tujuan masing-masing.
3) Assigned Status. Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau
kelompok orang dari pemberian. Akan tetapi status berasal dari pemberian ini
sebenarnya juga tidak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang
sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia memperoleh penghargaan.
b. Peranan (Role)
D. Pengertian Kekuasaan
Pengaruh stratifikasi social terhadap fungsi hukum, yang mana masyarakat dalam
realitanya memiliki lapisan-lapisan di dalamnya. Terdapat masyarakat lapisan atas yang
ditempati oleh orang-orang kaya dan terpandang dan masyarakat lapisan bawah yang
ditempai masyarakat miskin. Hal tersebut tidak dapat dihilangkan. Hukum berusaha
menghilangkan perbedaan ini dengan mengusung asas equality before the law yang artinya
bahwa kedudukan setiap orang adalah sama di hadapan hukum tidak memandang kaya atau
miskin. Namun pelapisan sosial tetap saja tidak dapat dihilangkan karena di dalam
masyarakat terdapat peranan yang dimainkan masing-masing individu. Setiap peran yang
dimainkan memiliki prestige yang berbeda. Ada peran yang dianggap oleh masyarakat baik,
ada pula yang dianggap tidak baik.
Hal yang terjadi kemudian adalah disfungsi hukum bagi masyarakat kalangan bawah.
Hukum tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Seharusnya hukum tidak membeda-
bedakan dan berlaku adil bagi semua kalangan. Namun hal tersebut tidak terjadi dalam
struktur ini. Hukum tidak berpihak pada rakyat miskin. Keadaan ini membuat berlakunya
diskriminasi hukum di dalam masyarakat. Bagi masyarakat lapisan atas, hukum terkesan
amat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena memang merekalah yang menentukan
hukum. Bagi masyarakat lapisan bawah, dirasakan banyaknya ketidak adilan dalam hukum
yang berlaku.
Stratifikasi sosial ini pada akhirnya akan melahirkan sebuah stratifikasi hukum. Hal
ini disebabkan karena ada asumsi yang mengatakan bahwa yang menentukan hukum yang
berlaku adalah masyarkat yang berkuasa. Masyarakat yang berkuasa berusaha memasukkan
kepentingannya pada aturan yang ditetapkan. Hal ini membuat kaum miskin semakin
terpojok. Hal ini membuat kaum elite yang idealis berpikir bagaimana caranya untuk
memberikan bantuan hukum bagi kalangan miskin. Bantuan diberikan dengan dua cara. Cara
yang pertama melalui proses pendampingan hukum terhadap kasus yang menimpa kaum
miskin atau biasa disebut dengan legal aid dan yang kedua proses legislatif yang dilakukan
dengan cara memperjuangkan hak-hak kaum miskin dalam pembuatan suatu undang-undang
yang biasa disebut dengan legal service.
Stratifikasi sosial memang tidak dapat dihilangkan. Namun, sebenarnya hal tersebut
tidak perlu dihilangkan. Hal tersebut adalah sebuah dinamika dalam masyarakat. Stratifikasi
dengan system yang terbuka akan menimbulkan sebuah persaingan yang sehat. Kaum strata
bawah akan berusaha meraih strata atas, sedangkan masyarakat strata atas akan
mempertahankan kedudukannya.Hal yang harus dihilangkan adalah diskriminasi dalam
hukum. Tidak seharusnya hukum hanya dibuat oleh kaum strata atas saja. Hukum
menyangkut kehidupan setiap orang. Tidak peduli dari strata atas atau bawah. Oleh kerena
itu, hukum seharusnya dibuat secara bersama-sama untuk kebaikan bersama. Semua kalangan
harus dilibatkan dalam sebuah perumusan hukum agar hukum dapat diterima semua pihak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada kehidupan masyarakat yang modern ini terdapat
srtratifikasi sosial yang didalamnya terbentuk suatu lingkungan baru dari status pekerjaan,
ekonomi, serta berbagai hal di dalamnya, sehingga dapat membentuk suatu arturan tersendiri
di muka hukum sesuai keadaan masyarakat saat ini.
DAFTAR PUSTAKA