Disusun Oleh:
Achmad Riffai
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul "Sejarah Hak
Asasi Manusia (HAM) di Indonesia". Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini dibuat sebagai upaya untuk memahami perkembangan, tantangan, serta
prestasi yang telah dicapai dalam upaya menjunjung tinggi HAM di Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, pemahaman dan penerapan HAM di Indonesia telah mengalami
perkembangan yang signifikan. Oleh karena itu, kami berharap makalah ini dapat menjadi
kontribusi kecil dalam memperkaya pemahaman kita tentang sejarah HAM di Indonesia.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak.
Oleh sebab itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang
telah memberikan arahan serta masukan yang sangat berharga. Kami juga berterima kasih
kepada teman-teman sejawat yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Akhir kata, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih dalam
tentang sejarah HAM di Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang lebih dalam tentang pentingnya HAM dalam masyarakat global dan nasional, maka
rumusan masalah yang menjadi fokus makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia (HAM) dan bagaimana HAM
didefinisikan dalam konteks internasional?
b. Apa konsep dasar yang menjadi landasan HAM, termasuk aspek-aspek penting yang
mengiringi HAM?
c. Bagaimana prinsip-prinsip HAM diterapkan dalam praktiknya, terutama di Indonesia?
d. Bagaimana Perlindungan Konsep Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum?
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
3
c. Interdependensi dan Tidak Dapat Dipesan-pesan: HAM adalah terkait dan saling
berhubungan. Hak-hak sipil dan politik, seperti hak atas kebebasan berpendapat,
berkumpul, dan berkeyakinan, erat terkait dengan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya,
seperti hak atas pendidikan, pekerjaan, dan standar hidup yang layak. Selain itu, hak-hak
ini tidak bisa dipesan-pesan, artinya tidak ada hak yang lebih penting atau lebih
diutamakan daripada yang lain.
d. Tidak Dapat Dicabut atau Diperkecil: HAM adalah hak-hak yang melekat pada manusia.
Mereka tidak dapat dicabut atau diperkecil oleh pemerintah atau pihak lain tanpa alasan
yang kuat dan sesuai dengan hukum.
e. Tanggung Jawab Negara: Negara bertanggung jawab dalam melindungi, menghormati,
dan memenuhi HAM warganya. Negara memiliki kewajiban untuk menciptakan
kerangka hukum yang mendukung HAM, melaksanakan perlindungan, dan memberikan
akses kepada individu untuk memenuhi hak-hak mereka.
f. Perkembangan dan Evolusi: Konsep HAM terus berkembang dan berubah seiring
dengan perubahan zaman, nilai-nilai sosial, dan tantangan-tantangan baru yang muncul.
HAM tidak bersifat statis, melainkan dinamis..
4
d. Kemerdekaan dan Kebebasan: Prinsip ini menekankan pentingnya kemerdekaan
berpendapat, berkumpul, berkeyakinan, dan ekspresi. Individu memiliki hak untuk
menyatakan pendapat mereka tanpa takut represi atau pembatasan yang tidak sesuai.
e. Tanggung Jawab Negara: Negara memiliki tanggung jawab utama dalam melindungi,
menghormati, dan memenuhi HAM warganya. Ini mencakup pembuatan hukum yang
mendukung HAM, menegakkan aturan tersebut, dan memberikan perlindungan kepada
individu.
f. Perlindungan HAM dalam Konflik dan Perang: Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya
menjaga HAM selama konflik bersenjata dan perang. Pelanggaran HAM selama situasi-
situasi ini adalah kejahatan di bawah hukum internasional.
g. Kepastian Hukum dan Akses Keadilan: Prinsip ini menekankan pentingnya individu
memiliki akses yang memadai ke peradilan dan mendapatkan perlakuan yang adil di
bawah hukum. Semua orang harus dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah.
h. Partisipasi Masyarakat: Prinsip ini mengakui pentingnya partisipasi masyarakat dalam
pembuatan keputusan yang memengaruhi hak-hak mereka. Individu dan kelompok-
kelompok masyarakat harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
politik dan sosial.
i. Hak-Hak Sosial, Ekonomi, dan Budaya: Prinsip ini menekankan pentingnya hak atas
pendidikan, pekerjaan, standar hidup yang layak, dan kesehatan. Ini mencakup hak atas
perumahan yang layak, makanan, dan pendidikan yang berkualitas.
Memahami prinsip-prinsip HAM adalah kunci dalam melaksanakan, melindungi,
dan mengembangkan hak asasi manusia. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar bagi aturan
hukum dan perilaku etis yang mengarah pada pengakuan dan penghormatan hak-hak individu
di seluruh dunia.
5
negara. Dimana Negara hukum meletakkan posisi HAM sebagai harkat dan martabat
manusia yang tidak dapat diambil maupun dirampas, melainkan harus, dihormati, diakui dan
dilindungi baik dalam presepsi hukum, negara, pemerintah, maupun sesama manusia.
Di indonesia sendiri sebagai salah satu negara hukum di dunia, HAM begitu
diperhatikan dan dijunjung tinnggi, hal ini dapat terlihat dari ditemukannya peraturan
mengenai hak asasi manusia di dalam hukum dasar dan perundang-undangan negera
Indonesia yakni dalam pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945 (sebelum
amandemen), terutama dalam pasal 27 ayat 1 dan 2, pasal 29 ayat 2, pasal 30 dan 31 ayat 1,
dan UndangUndang No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Sedangkan di dalam
Undang-Undang Republik Indonesia 1945 sesudah amandemen, mengenai hak asasi
manusia tercantum di dalam pasal 28 a sampai dengan pasal 28 j, dan untuk lebih
memperkuat hukum mengenai HAM ini pemerintah mengambil keputusan dengan
mengesahkan Ketetapan Nomor XVII/MPR/1998 mengenai HAM yang meliputi hak hidup,
hak untuk berkeluarga dan memiliki keturunan, hak keadilan, hak memperoleh
kemerdekaan, hak dalam pengembangan diri, hak kesejahteraan, hak mendapatkan
perlindungan dan pemajuan, hak keamanan dan hak dalam kebebasan informasi.
Perlindungan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dalam negara hukum
melibatkan serangkaian mekanisme dan lembaga yang bertujuan untuk memastikan bahwa
hak-hak individu dihormati, diakui, dan dilindungi dengan tegas. Berikut adalah beberapa
aspek perlindungan HAM dalam negara hukum:
a. Konstitusi dan Undang-Undang: Konstitusi negara dan undang-undang merupakan
fondasi utama perlindungan HAM. Mereka harus mencantumkan hak-hak dasar
individu, serta prosedur untuk melindungi dan menegakkan hak-hak tersebut.
b. Sistem Peradilan Independen: Negara hukum memiliki sistem peradilan independen
yang bertanggung jawab untuk menafsirkan hukum, menilai apakah hak-hak individu
telah dilanggar, dan mengambil tindakan yang sesuai. Hakim dan pengadilan harus
bebas dari tekanan politik atau intervensi.
c. Ombudsman atau Komisi HAM: Banyak negara memiliki ombudsman atau komisi
HAM yang bertugas untuk menginvestigasi keluhan terkait pelanggaran HAM oleh
pemerintah atau entitas lainnya. Mereka dapat merekomendasikan tindakan korektif atau
mengajukan kasus ke pengadilan.
6
d. Hak untuk Mengajukan Gugatan: Individu harus memiliki hak untuk mengajukan
gugatan ke pengadilan jika mereka merasa hak-hak HAM mereka dilanggar. Ini
memungkinkan akses ke keadilan dan memastikan pertanggungjawaban pemerintah.
e. Transparansi dan Akses Informasi: Negara hukum harus mendorong transparansi dalam
tindakan pemerintah dan memberikan akses yang memadai terhadap informasi publik.
Ini membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
f. Perlindungan Kelompok Rentan: Perlindungan HAM harus diperluas untuk kelompok
rentan seperti minoritas, perempuan, anak-anak, dan migran. Hal ini mencakup
pencegahan diskriminasi dan penindasan terhadap kelompok-kelompok ini.
g. Hakim Terhadap Penyiksaan dan Perlakuan Kejam: Dalam negara hukum, penyiksaan
dan perlakuan kejam dilarang dengan tegas. Hukum harus melarang praktik semacam itu
dan memberikan hukuman yang tegas bagi pelakunya.
h. Ketidakpencabutan Hak-Hak: Hak-hak individu tidak boleh dicabut kecuali dalam
situasi-situasi yang sangat terbatas dan sesuai dengan prosedur hukum yang jelas. Ini
termasuk proses hukum yang adil dan hak untuk membela diri.
i. Pendidikan dan Kesadaran HAM: Negara hukum dapat mempromosikan pendidikan dan
kesadaran HAM di masyarakat untuk memastikan bahwa warga negara memahami hak-
hak mereka dan cara melindunginya.
j. Kerja Sama Internasional: Negara hukum berkomitmen untuk bekerja sama dalam
rangka perlindungan HAM secara internasional. Ini mencakup mendukung perjanjian
dan lembaga internasional yang mempromosikan HAM.
7
BAB III
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Sofia W. (2006). Hak Asasi Manusia dan Demokratisasi di Indonesia: Pemikiran
dan Praktik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Human Rights Watch. (2020). World Report 2020: Events of 2019. New York: Human Rights
Watch.
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. (2021). Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
United Nations. (1948). Universal Declaration of Human Rights. United Nations General
Assembly.
United Nations. (1966). International Covenant on Civil and Political Rights. United Nations
General Assembly.
United Nations. (1966). International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights.
United Nations General Assembly.
United Nations. (1984). Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman, or Degrading
Treatment or Punishment. United Nations General Assembly.
United Nations. (1989). Convention on the Rights of the Child. United Nations General
Assembly.
United Nations. (2007). United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples. United
Nations General Assembly.