Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA

DOSEN:
Haeruddin M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Kiswah Qeyla Rosidin
(41183402210060)

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2022

pg. 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang hak asasi manusia (HAM) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak ….. selaku dosen pengajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Mudah-mudahan makalah ini bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, dapat
mengambil sedikit pembelajaran bagi kita semua. Dalam Penulisan makalah ini saya merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Bekasi, 17 Juli 2022

Penulis

pg. 2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
Pendahuluan.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
Pembahasan..........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian HAM..........................................................................................................................6
2.2 Sejarah.........................................................................................................................................7
2.3 Perkembangan HAM di Indonesia.............................................................................................10
2.4 Contoh Pelanggaran HAM DI Indonesia.....................................................................................11
2.5 UU yang mengatur HAM di Indonesia.......................................................................................12
2.6 Contoh-Contoh Hak Asasi Manusia............................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

pg. 3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah
bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar
dalam hidup manusia yang paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan
setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari
kontrol bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan
tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan, agama dan lain sebagainya
antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara
individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat
hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
Pelanggaran atas HAM juga banyak terjadi di indonesia, maka banyak juga undang-
undang yang mengatur mengenai HAM ini, permasalahan-permasalahan seputar HAM
memang tidak akan pernah selesai tanpa adanya kesadaran dari masyarakat umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian HAM ?
2. Bagaimana sejarah HAM sebelum kemerdekaansebelum kemerdekaan ?
3. Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia ?
4. Apa pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia ?
5. Bagaimana UU yang mengatur HAM di Indonesia ?
6. Apa saja contoh-contoh HAM?

pg. 4
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian HAM
2. Untuk Mengetahui sejarah HAM
3. Untuk mengetahui tentang perkembangan Hak Asasi Manusia
4. Menjelaskan tentang pelanggaran HAM
5. Menjelaskan UU yang mengatur HAM.
6. Memberikan contoh HAM

1.4 Manfaat
1. Agar dapat memberikan gambaran tentang Hak Asasi Manusia
2. Menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai perkembangan Hak Asasi Manusia
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang tertarik dengan permasalahan Hak Asasi
Manusia

pg. 5
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian HAM
HAM merupakan singkatan dari Hak Asasi Manusia. Menurut Para Ahli adalah sebagai hak-
hak yang dimiliki seseorang karena keberadaannya sebagai manusia. Secara harafiah
pengertian HAM adalah hak-hak yang dimiliki seseorang karena keberadaannya sebagai
manusia.
Hak-hak ini bersumber dari pemikiran moral manusia dan diperlukan untuk menjaga harkat
dan martabat suatu individu sebagai seorang manusia.
Dengan kata lain, HAM secara umum dapat diartikan sebagai hak-hak yang melekat pada diri
segenap manusia sehingga mereka diakui keberadaannya tanpa membedakan seks, ras, warna
kulit, bahasa, agama, politik, kewarganegaraan, kekayaan, dan kelahiran.
Dalam dunia ini, setiap manusia pasti mempunyai hak-hak dasar dalam kehidupannya dan
hak-hak dasar itu sudah ada sejak manusia itu lahir. Selain itu, hak-hak dasar tersebut sudah
diakui secara universal. Hak-hak dasar tersebut dikenal sebagai Hak Asasi Manusia (HAM).
Dengan adanya HAM, maka setiap manusia mempunyai perlindungan secara moral dan
hukum, sehingga manusia bisa terlindungi dari berbagai macam tindak kekerasan,
perampasan, penganiayaan, dan sebagainya.
Manusia yang terlindungi dari berbagai macam hal yang bisa merugikan dirinya
(perampasan, penganiayaan, dan lain-lain) akan membuat kehidupannya menjadi lebih bebas
dan tak merasa ada tekanan. Dengan kata lain, manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa akan memiliki kehidupan yang lebih layak karena adanya HAM.
Hak asasi mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu.
Ditinjau dari berbagai bidang, HAM meliputi :
a. Hak asasi pribadi (Personal Rights)
Contoh : hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama.
b. Hak asasi politik (Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara
Misalnya : memilih dan dipilih, hak berserikat dan hak berkumpul.
c. Hak asasi ekonomi (Property Rights)
Misalnya : hak kebebasan melakukan kegiatan transaksi jual beli, Hak kebebasan
mengadakan perjanjian kontrak, ak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang
piutang, hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.

.
d. Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights).
Misalnya : mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun,

pg. 6
hak mengembangkan kebudayaan dan hak berkspresi.
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan Pemerintah
(Rights Of Legal Equality)
f. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.

2.2 Sejarah
Masa sebelum kemerdekaan merupakan periode sebelum Indonesia merdeka tepatnya pada
tahun antara 1908 hingga 1945. Pada masa periode tersebut (1908 – 1945) merupakan masa
lahirnya organisasi pergerakan nasional dimana pada masa itu, Indonesia masih dalam
penjajahan.
Pada masa penjajahan, banyak terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penjajah. Oleh
karenanya, banyak tokoh-tokoh nasional yang mendirikan organisasi pergerakan nasional
dengan tujuan bebas dari penjajahan dan menuju Indonesia merdeka.
Adapun organisasi pergerakan nasional yang didirikan pada masa sebelum kemerdekaan
tahun 1908 – 1945 adalah sebagai berikut.

1. Budi Oetomo
Organisasi Budi Oetomo merupakan organisasi nasional yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan
mahasiswa STOVIA, seperti Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Pada dasarnya,
organisasi ini digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo yang kemudian dipelopori oleh
mahasiswa STOVIA hingga akhirnya didirikan pada tanggal 20 Mei 1908.
Adapun tujuan didirikannya Budi Oetomo dalam konteks HAM adalah mengembangkan
kesadaran pemuda-pemudi Indonesia untuk bersatu berserikat dan mengeluarkan pendapat
dalam usaha memajukan bangsa Indonesia yang ditandai dengan munculnya beberapa petisi
yang ditujukan untuk pemerintah kolonial.
Selain itu, usaha perjuangan organisasi ini ditunjukkan dengan terbitnya berbagai tulisan
dalam Surat Kabar Goeroe Desa yang merupakan buah pemikiran atas HAM di bidang
kebebasan berpendapat dan berserikat.

2. Sarekat Islam
Sarekat Islam merupakan organisasi yang didirikan sebagai bentuk perkumpulan bagi para
pedagang Islam yang dinamakan dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI didirikan
pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi di Kota Solo. Jadi, Sarekat Dagang Islam merupakan
nama awal dari Sarekat Islam.
Tujuan awal SDI adalah sebagai koperasi untuk memajukan para pedagang Islam di
Indonesia. Namun, saat itu keanggotaan SDI terbatas hanya untuk para pedagang Islam saja.

pg. 7
Oleh karenanya, pada tanggal 18 September 1912, nama SDI diganti menjadi Sarekat Islam
(SI).
Pendirian Sarekat Islam yang dipelopori oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan
Abdul Muis bertujuan untuk memperjuangkan HAM dalam hal penghidupan yang layak
secara ekonomi, diskriminasi rasial dan bebas dari penindasan.

3. Indische Partij
Indische Partij atau dalam bahasa Indonesia diartikan disebut sebagai Partai Hindia.
Organisasi ini termasuk dalam organisasi yang bergerak di bidang politik dengan tujuan
Indonesia merdeka atau menyuarakan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia.
Indische Partij ini didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tokoh nasional yaitu tiga
serangkai. Tiga serangkai yang dimaksud adalah dr. Cipto Mangunkusumo, E.F.E Douwes
Dekker dan Ki Hajar Dewantara (Raden Mas Suwardi Suryaningrat).
Kaitan organisasi ini dengan perjuangan HAM sangat terlihat sekali yaitu sesuai dengan
tujuan Indische Partij sebagai berikut.
 Memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda.
 Persamaan hak atau mendapat perlakuan yang sama serta terbebas dari diskriminasi
dan rasisme. Hal tersebut karena saat itu terjadi diskriminasi dan rasisme pada
keturunan Belanda asli dengan orang yang lahir dari perkawinan orang Belanda
dengan orang Indonesia.

4. Perhimpunan Indonesia
Pada awalnya, nama awal dari organisasi Perhimpunan Indonesia adalah Indische Vereniging
(IV). Organisasi ini didirikan oleh mahasiswa Indonesia, seperti R.M. Noto Suroto dan Sutan
Kasayangan yang didirikan di Belanda tepatnya pada tahun 1908.

Sejak awal berdirinya organisasi ini berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya saja.
Namun, perkembangan selanjutnya organisasi ini berubah fungsi menjadi pergerakan di
bidang politik yaitu mewujudkan pemerintahan Indonesia.
Perubahan tersebut membuat organisasi ini berubah nama, yang awalnya Indische Vereniging
(IV) berubah nama menjadi Indonesische Vereniging (IV). Kemudian pada tahun 1924,
organisasi ini kembali berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Dengan perubahan nama tersebut, tujuan didirikannya Perhimpunan Indonesia (PI) pun
berubah nama, yaitu sebagai berikut.
 Memperjuangkan hak bangsa Indonesia untuk berusaha menentukan nasibnya sendiri.
 Mewujudkan kesatuan bangsa Indonesia untuk melawan Belanda.

pg. 8
 Dalam usaha menentukan nasibnya sendiri, seluruh rakyat Indonesia harus
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri tanpa bantuan dari orang
lain.Bottom of Form

5. Partai Nasional Indonesia


Partai Nasional Indonesia merupakan partai yang terinspirasi dari berdirinya Indische Partij.
Dari Indische Partij inilah, Ir. Soekarno mempunyai ide untuk mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
Sejak pertama kali didirikan pada tanggal 4 Juli 1927, PNI merupakan partai politik yang
menyadarkan bangsa Indonesia akan kemerdekaan bangsa ini. Partai ini terus menerus
menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa di tanah air. Oleh karenanya, PNI berperan serta
dalam sejarah perkembangan HAM di Indonesia.
Adapun yang diperjuangkan PNI pada masa itu berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut.

 Berusaha memperjuangkan hak asasi manusia untuk menentukan nasibnya sendiri.

 Hak berpendapat yaitu memberi kebebasan kepada setiap rakyat Indonesi untuk bebas
mengeluarkan pendapatnya masing-masing tanpa adanya tekanan.

 Hak untuk berkumpul dan berserikat.

 Hak untuk mendapatkan persamaan dalam hukum di Indonesia.

 Hak untuk ikut serta dalam usaha penyelenggaraan pemerintahan negara.

Selain perjuangan organisasi pergerakan nasional tersebut, HAM di masa sebelum


kemerdekaan juga dibahas dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yang disingkat dengan nama BPUPKI.

Dalam sidang BPUPKI tersebut terjadi perdebatan panjang di antara para tokoh nasional,
seperti: Ir. Soekarno, Soepomo, Mohammad Yamin dan Mohammad Hatta. Sidang tersebut
membahas tentang hak asasi manusia yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut.

 Persamaan hak dalam kedudukannya di mata hukum.

 Hak untuk menganut agama dan kepercayaannya masing-masing.

 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

 Hak untuk berkumpul dan berserikat.

pg. 9
Hak untuk berpendapat baik secara lisan maupun tulisan.
Hak asasi manusia tersebut diperjuangkan oleh para tokoh nasional sebelum kemerdekaan
Indonesia. Oleh karenanya, sejarah perkembangan HAM di Indonesia sebelum kemerdekaan
dapat dilihat dari perjuangan para tokoh nasional dalam mendirikan organisasi pergerakan
nasional untuk menuju Indonesia merdeka.
2.3 Perkembangan HAM di Indonesia
Periode 1945 - 1950
Pemahaman HAM pada awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak kebebasan
untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan, dan kebebasan menyampaikan
pendapat terutama dalam parlemen. Pemahaman HAM telah mendapat legitimasi secara
formal karena telah memperoleh pengaturan yang masuk dalam hukum dasar atau konstitusi
negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Komitmen bangsa Indonesia pada periode awal
kemerdekaan tercantum dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945. Lebih
lanjut, negara memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Hal ini
tercantum dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Baca juga: Komnas HAM
Ungkap Penyiksaan Warga Binaan di Lapas Yogyakarta

Periode 1950 - 1959


Periode 1950 - 1959 dalam perjalanan negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode
parlementer. Pemahaman HAM pada periode ini mendapatkan momentum yang sangat
membanggakan karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi parlementer
mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Pemahaman dan aktualisasi HAM pada periode
ini mengalami 'pasang' dan menikmati 'bulan madu' kebebasan. Terdapat lima aspek yang
menjadi indikator akan kebebasan tersebut, yaitu: Tumbuh suburnya partai-partai politik
dengan beragam ideologi masing-masing. Kebebasan pers sebagai pilar demokrasi betul-betul
menikmati kebebasannya. Pemilihan umum sebagai pilar lain demokrasi berlangsung dalam
suasana bebas, adil, dan demokratis. Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil
rakyat melakukan kontrol yang efektif terhadap eksekutif. Wacana dan pemahaman tentang
HAM mendapat iklim yang kondusif sejalan dengan kekuasaan yang memberi ruang
kebebasan.

Periode 1959 - 1966


Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin. Pada
sistem ini, kekuasaan berada di tangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin,
Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada lembaga tinggi negara maupun di
luar tatanan lembaga tinggi negara atau infratsruktur politik. Pada 5 Juli 1959, Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang berdampak pada sistem politik. Kebebasan
berpendapat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat secara lisan maupun tulisan sangat
dibatasi.
Periode 1966 - 1998

pg. 10
Periode 1966 - 1998 diawali dengan peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto. Pada
awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satunya dilaksanakan
pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan
HAM. Pada awal tahun 1970 sampai akhir 1980 persoalan HAM mengalami kemunduran
karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi, dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini
bersifat defensif, terlihat dari produk hukum yang membatasi HAM. Pemerintah menganggap
HAM sebagai produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya
bangsa yang tercermin dalam Pancasila. Akan tetapi, pemahaman HAM mengalami
perkembangan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
atau LSM. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah dengan pembentukan jaringan
dan lobi internasional terkait pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia seperti kasus
Tanjung Priok, kasus Kedung Ombo, kasus Daerah Operasi Militer atau DOM Aceh, dan
lain-lain. Upaya ini membuahkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah terjadi
pergeseran strategi pemerintah dari defensif menjadi strategi akomodatif terhadap tuntutan
yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintah adalah
dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau KOMNAS HAM berdasarkan
Keppres Nomor 50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Baca juga: Pelanggaran HAM di Balik
Kerangkeng Manusia Bupati Langkat: Dipekerjakan Tanpa Upah, Disiksa hingga Depresi

Periode 1998 - Sekarang


Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada
pemahaman HAM di Indonesia. Dilakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan pemerintah
orde baru yang berlawanan dengan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan penyusunan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan
ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Strategi penegakan HAM pada periode ini
dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap penentuan dan tahap penataan aturan secara
konsisten. Pada tahap penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang-undangan
tentang HAM seperti amandemen UUD 1945, TAP MPR, UU Nomor 39 Tahun 1999,
peraturan pemerintah, dan ketentuan lainnya.

2.4 Contoh Pelanggaran HAM DI Indonesia


1. Pembersihan PKI (1965-1966)
Berkaitan dengan dibunuhnya 30 jenderal dalam peristiwa 30 September 1965 (G30S/PKI),
pemerintahan Orde Baru menuding PKI sebagai biang keroknya. Pada saat itu, pemerintah
melakukan operasi pembersihan PKI dan simpatisannya untuk membubarkan organisasi
komunis tersebut.
Komnas HAM memperkirakan ada sekitar 500 ribu hingga 3 juta warga tewas terbunuh
dalam operasi tersebut.

pg. 11
2. Penembakan Misterius (1982-1986)
Kasus penembakan misterius (Petrus) alias operasi clurit merupakan operasi rahasia yang
dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Secara umum, operasi ini merupakan penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang
diduga mengganggu ketenteraman masyarakat. Hingga saat ini, pelakunya tidak pernah
tertangkap dan tidak pernah diadili.

3. Tragedi Talangsari (1989)


Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989 termasuk dalam salah satu
pelanggaran HAM berat di Indonesia.
Pada masa tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila(P-4). Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis terhadap
pemerintahan Orde Baru.
Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di Indonesia, termasuk
kelompok Warsidi di Lampung.
Akhirnya kelompok Warsidi dituduh radikal dan mendapat perlakuan represif dari militer
serta polisi yang menyebabkan tragedi pembantaian. Dalam tragedi tersebut, ada sekitar 130
orang tewas dan 229 dianiaya.
4. Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998)
Tragedi Rumoh Geudong merupakan sebuah tragedi penyiksaan oleh aparat TNI terhadap
masyarakat Aceh selama masa konflik Aceh.
Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi di sebuah rumah tradisional Aceh
yang merupakan markas TNI di desa Billie.
2.5 UU yang mengatur HAM di Indonesia
Undang-Undang tentang HAM di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999.
Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199 tersebut antara lain
sebagai berikut :
 UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan anti
kekejaman, penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam, tidak
berperikemanusiaan, dan merendahkan martabat.
 UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan pendapat
 UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban buruh di
Indonesia
 UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan konsumen.
 UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan. Dalam hal ini UU
mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah minimum pekerja, dan diskriminsai
dalam pekerjaan.
 UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum subsversi yang
dianggap membatasi hak berpendapat.
 UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.

pg. 12
 UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan kewajibannya.
 UU Nomor 26 TAhun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap pelanggar HAM.

2.6 Contoh-Contoh Hak Asasi Manusia


1. Hak Asasi Pribadi (personal rights)
Hak asasi pribadi artinya hak manusia yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, kebebasan untuk aktif di setiap
organisasi atau perkumpulan dan sebagainya. Adapun contoh-contoh hak asasi pribadi
pada manusia yaitu sebagai berikut.
 Mengutarakan atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum diskusi.
 Menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya.
 Berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat.
 Memilih, menentukan organisasi, dan aktif dalam organisasi tersebut.
2. Hak Asasi Ekonomi (property right)
Hak asasi ekonomi artinya hak setiap manusia untuk memiliki, membeli, dan menjual,
serta memanfaatkan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh hak asasi
ekonomi, yaitu sebagai berikut.
 Kebebasan dalam membeli.
 Kebebasan dalam mengadakan dan melakukan perjanjian kontrak.
 Kebebasan dalam memiliki sesuatu.
 Kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang layak.
 Kebebasan dalam melakukan transaksi.
 Kebebasan dalam bekerja.
3. Hak Asasi Politik (politic rights)
Hak asasi politik artinya hak setiap manusia untuk ikut serta dalam pemerintahan meliputi
hak pilih yaitu untuk memilih dan dipilih dalam pemilu. Adapun contoh hak asasi politik
manusia adalah sebagai berikut.
 Memilih dalam suatu pemilihan contohnya pemilihan presiden dan kepala daerah.
 Dipilih dalam pemilihan contohnya pemilihan bupati atau presiden.
 Kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintaha.
 Mendirikan partai politik.
 Membuat organisasi-organisasi pada bidang politik.
 Memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan petisi.
4. Hak Asasi Hukum (rights of legal equality)
Hak asasi hukum artinya hak setiap orang untuk mendapatkan perlakukan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan. Adapun contoh hak asasi manusia dalam hukum yaitu
sebagai berikut.

pg. 13
 Mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.
 Mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada proses peradilan.
 Mendapatkan perlakukan yang sama dalam proses hukum.
 Memperoleh keadilan dalam hukum.
5. Hak Asasi Sosial dan Budaya (social and culture rights)
Hak asasi sosial dan budaya artinya hak setiap orang yang menyangkut dalam masyarakat
yakni untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan
sebagainya. Adapun contoh hak asasi sosial dan budaya, yaitu sebagai berikut.
 Mendapatkan pendidikan yang layak.
 Mendapat pelajaran.
 Memilih dan menentukan pendidikan yang diinginkan.
 Mengembangkan bakat dan minat.
 Mengembangkan hobi yang dimilikinya.
 Berkarya dan berkreasi sesuai dengan kreativitas yang dimiliki.
6. Hak Asasi Peradilan (procedural rights)
Hak asasi peradilan artinya hak setiap manusia untuk mendapatkan perlakukan tata cara
peradilan dan perlindungan (procedural right), misalnya peraturan dalam hak penahanan,
penangkapan, dan penggeledahan. Secara umum, contoh hak asasi peradilan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut.
 Mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum.
 Mendapatkan pembelaan dalam hukum.
 Mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum, baik itu
penyelidikan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan.

pg. 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

3.2 Saran
Kita sebagai makhluk sosial harus mampu dan memperjuangkan HAM. Dan kita juga harus
bisa menghormati dan manjaga HAM orang lain jangan sampai kita malakukan pelanggaran
HAM. Dan sampai HAM kita diinjak-injak oleh orang lain.

pg. 15
DAFTAR PUSTAKA
https://ppkn.co.id/hak-asasi-manusia-adalah/#:~:text=Contoh%20Hak%20Asasi%20Manusia
%201%20Hak%20kebebasan%20untuk,dalam%20memilih%20dan%20dipilih%20dalam
%20suatu%20pemilihan%20umum
https://nastain.com/sejarah-perkembangan-ham/
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/11/03000021/perkembangan-ham-di-indonesia-
setelah-kemerdekaan?page=all#page2
https://www.99.co/blog/indonesia/kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia/
https://guruppkn.com/undang-undang-yang-mengatur-tentang-ham

pg. 16

Anda mungkin juga menyukai