Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERMASALAHAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI “ TUGAS INDIVIDU 3” PADA MATA KULIAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : SITI MUTOHAROH

SEMESTER :1

NIM : 835443191

UPBJJ-UT : SERANG

UNIVERSITAS TERBUKA

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ – SERANG

POKJAR KAB. TANGERANG

TAHUN 2018.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmat-Nyalah saya
dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah Kewarganegaraan ini, yang diberikan oleh Meita
Setiawati, S.Psi selaku dosen Pembimbing Kewarganegaraan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir semester dari dosen
yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul “Permasalahan Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia”.
Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku
yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Saya sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.
Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan saya
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Saya mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan ......................................................................................................
1.4 Manfaat penulisan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia ...............................................................................
2.2 Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia........................................................................
2.3 HAM di Indonesia...................................................................................................
2.4 Komisi Nasional HAM............................................................................................
2.5 HAM dalam perundang undangan Nasional............................................................
2.6 Pelanggaran HAM Di Indonesia..............................................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................


3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah
bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar
dalam hidup manusia yang paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap
individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari kontrol
bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa
membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan, agama dan lain sebagainya antara
setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.
Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan Tuhan
harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu. Namun pada
kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak bentuk pelanggaran
HAM yang sering kita temui.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Apa pengertian dan ruang lingkup Hak Asasi Manusia ?
b.Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia ?
c. Apa saja pelanggaran Hak Asasi Manusia ?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia, serta mengetahui ruang lingkup Hak Asasi
Manusia.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan ini dapat dibedakan menjadi Manfaat Teoretis dan manfaat
praktis Manfaat Teoretis secara teoretis penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap para
penduduk di Indonesia, khususnya memajukan penduduk di Indonesia menjadi modern
khususnya yang berhubungan dengan perkembangan zaman agar tidak melanggar Hak Asasi
Manusia.
Manfaat Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kasus – kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia dan pemahaman tentang pengaruh pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia atau yang biasa disingkat HAM adalah hak-hak yang melekat pada
diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Ham
adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahiran di dalah kehidupan masyarakat. Hak asasi bersifat superlegal,artinya tidak tergantung
adanya suatu negara atau undang-undang dasar maupun kekuasaan pemerintah bahkan memiliki
kewenangan lebih tinggi karena HAM dimiliki manusia bukan karena kemurahan atau
pemberian negara memelaikan karena berasal dari sumber yang lebih tinggi.

Dalam UU HAM pasal 1 menyatakan bahwa “HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrahnya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila juga menegaskan betapa
pentingnya HAM tercermin dalam sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”

HAM dilahirkan oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin Eleanor Roosevelt dan pada 10
Desember 1948 secara resmi diterima PBB sebagai “universal Declaration of Human Right”.

HAM dalam pandangan Islam, dalam ajaran islam manusia ditempatkanpada kedudukan
setara dan sejajar dengan manusia lainnya. HAM yang dimiliki manusia dalam ajaran islam
bukan sesuatu yang telah dimilikimanusia sejak awal tertanam dalam dirinya(inherent), akan
tetapi sebagai karunia Allah SWT. Yang diberikan kepada manusia dengan segala persyaratan
dan pertanggungjawaban. Menurut ajaran Islam, perbedaan satu individu dengan individu
lainnya, terjadi bukan karena haknya sebagai manusia melainkan didasarkan keimanan dan
ketaqwaannya dan perbedaan ini tidak menyebabkan perbedaan dalam kedudukan sosial.
Pemikiran ini yang menjadi sumbangan yang sangat besar besar pada perkembangan HAM
dalam masyarakat Internasional. Dalam sejarah Islam, yang berkaitan dengan HAM terdapat
deklarasi yaitu “piagam Madinah” dan “Deklarasi Kairo”

Sehingga dapat dikatakan bahwa HAM adalah Hak setiap manusia sejak ia hidup dalam
kandungan yang di berikan langsung oleh Tuhan dan tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun
baik pemerintah atau negara hakikatnya yg mengikat dan harus dilindungi.

2.2 Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia

1. Ciri – Ciri HAM


a. Tidak perlu diberikan diibeli atau diwarisi, karena HAM merupakan bagian dari setiap
manusia yang baru lahir
b. Berlaku untuk setiap manusia
c. Tidak membedakan jenis kelamin, ras, agama, pandangan politik, asal usul sosial atau
bangsa
d. Tidak dapat dilanggar
e. Bersifat umum dan supralegal (tidak tergantung kepada adanya suatu peraturan suatu
Negara).
2. Tujuan HAM :
a. Melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan
b. Mengembangkan rasa saling menghargai antar manusia.
c. Mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin
bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.
2.3 Hak Asasi Manusia di Indonesia
1. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)

Dalam organisasi pergerakan Budi Utomo, telah memperhatikan masalah kebebasan di


Indonesia. menurut pemikiran Budi Utomo kebebasan adalah bebas untuk
berserikat/berkelompok dan bebas mengeluarkan pendapat. Maka itu dibuatlah serikat pekerja
pertama pada tahun 1912, yang terdiri dari dua serikat yaitu serikat pekerja kereta api dan trem
dan juga serikat pekerja bumi putera. Serikat pekerja itu juga merupakan serikat pekerja islam
pertama, serikat islam kaum santri tersebut dipimpin oleh H.Agus Salim dan Abdul Muis,
mereka berdua berprinsip untuk mendapat kelayakan hidup dan kebebasan dari ancaman aniaya,
penyiksaan, penindasan dan deskriminasi. Sedangkan menurut partai komunis Indonesia yang
pada waktu itu menggunakan prinsip marxisme lebih mengarah pada hak-hak yang bersifat
sosial. Muhammad Hatta juga pernah membentuk organisasi yang mengemukakan hak sosial,
hak politik, hak menentukan nasib sendiri, hak berpendapat.

Hak juga pernah dibahas pada saat perdebatan BPUPKI, perdebatan itu juga dipikirkan
oleh Soekarno, Muhammad Hatta, Soepomo, dan Muhammad Yamin.
2. Periode Awal Kemerdekaan (1945-1950)
Pada awal kemerdekaan pemikiran HAM masih menekankan, hak untuk merdeka, hak
untuk berserikat, hak berpolitik, hak berpendapat. Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi
secara resmi dan formal (tapi masih belum sempurna) dan masuk ke dalam hukum dasar
negara(konstitusi) yaitu UUD 1945. Sebagaimana yang telah dinyatakan pada tanggal 1
november 1945, yaitu:
“sedikit hari lagi kita akan mengadakan pemilihan umum sebagai bukti bahwa bagi kita cita cita
dan dasar kerakyatan itu benar dan pedoman penghimpunan masyarakat dan Negara
kita.mungkin sebagai akibat pemilihan itu pemerintah akan berganti dan UUD kita akan
disempurnakan menurut kehendak rakyat yang terbanyak”
Pada langkah selanjutnya, pemerintah memberikan keluasan pada rakyat untuk
mendirikan partai politik sendiri, sesuai dengan yang tercantum pada maklumat pemerintah
tanggal 3 november 1945 yang antara lain menyatakan: 1. Pemerintah menyukai timbulnya
partai partai politik,karena dengan partai politik itulah dapat dipimpin ke jalan yang
teratur segalah aliran paham yang ada dalam masyarakat. 2. Pemerintah berharap partai partai
itu telah tersusun sebelum dilangsungkan pemilihan anggota badan perwakilan rakyat pada bulan
januari 1946.
3. Periode 1950-1959
Dalam periode ini perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode
demokrasi perlementer. Pemikiran HAM pada masa ini mendapatkan momentum yang sangat
membanggakan karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasiliberal atau
demokrasi perlementer mendapatkan tempat dikalangan elit politik. Bahkan menurut prof.Bagir
Manan pemikiran dan katualisasi HAM pada periode ini mengalami “bulan madu” kebebasan.
Indikator menurut ahli hukum tata Negara ini ada tiga aspek : Pertama,semakin banyak tumbuh
partai partai politik dengan beragam ideologinya masing masing. Kedua,kebebasan pers sebagai
salah satu pilar demokrasi betul betul menikmati kebebasannya. Ketiga,pemilihan umum sebagai
pilar lain dari demokratis berlangsung dalam suasan kebebasan,fair (keadilan) dan
demokratis.keempat,perlemen atau dewan perwakilan rakyat sebagai representer dari kedaulatan
rakyat dari kedaulatan rakyat menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan
melakukan control yang semakin efektif terhadap eksekutif.kelima,wacana dan pemikiran HAM
memdapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasan yang memberikan ruang
kebebasan.`
4. Periode 1959-1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin
sebagai reaksi penolakan soekarno terhadap sistem demokrasi perlementar. Pada sistem ini
kekuasan terpusat dan berada ditangan presiden.akibat dari sistem demokrasi terpimpin presiden
melakukan tindakan inkonstitusional baik dalam tataran suprastruktur politik maupun dalam
tataran infrastruktur dalam kaitannya dengan HAM,telah terjadi pemasungan hak asasi manusia
masyarakat yaituhak sipil dan hak politik seperti hak untuk berserikat,berkumpul dan
mengeluarkan pikiran dengan tulisan.Dengan kata lain terjadi sikap restriktif terhadap hak sipil
dan hak politik warga Negara.
5. Periode 1966-1998
Pada masa ini kurang-lebih ada tiga pelanggaran HAM dalam praktek-praktek
politiknya:
- Pertama, yang sampai sekarang masih cukup popular yaitu, represi politik oleh aparat
Negara, sekali pun intesitasnya mengalami penyusutan, contohnya kasus penangan
tanjung priok, kedung ombo, santa cruz, dan sebaginya.
- Kedua, pembatasan partisipasi terhadap partai politik, atau yang sering kita dengar
dengan sebutan depolitisasi. Praktek ini termasuk pelanggaran HAM dikarenakan,
menyimpangi hak manusia untuK bebas berserikat, berkomplot,berorganisasi, dan hak
mengeluarkan pendapat.
- Ketiga, praktek eksploitasi ekonomi dan juga implikasi sosialnya, bentuk ini adalah
bentuk pelanggaran HAM yang masih sering dijumpai sampai sekarang, baik dilakukan
secara terorganisir maupun yang tidak terorganisir.

Dalam perkembangannya seiring dengan munculnya berbagai pelanggaran HAM muncul


pula semangat untuk menegakkan HAM,dengan mengadakan salah satu seminar tentang HAM
pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan
HAM,pembentukan komisi dan pengadilan HAM untuk wilayah asia.selanjutnya diadakan
seminar nasional hukum pada tahun 1968 yang merekomendasikan perlunya hak uji materi
(judicial riview) untuk dilakukan guna melindungi HAM.seperti yang dikemukakan oleh
Archibald cox bahwa hak uji materi diadakan tidak lain untuk melindungi kebebasan dasar
manusia.begitu pula dalam rangka pelaksanaan TAP MPRS No.XIV/MPRS1966,MPRS melalui
panitia adhoe IV telah menyiapkkan rumusan yang akan di tuangkan dalam piagam tentang hak
asasi manusia dan hak hak serta kewajiban warga negara.
Sementara itu pada sekitar awal tahun 1970-an sampai akhir 1980-an persoalan HAM
semakin menurun karena HAM pada saat itu sudah tidak lagi dihormati,dilindungi,ditegakkan
serta diperjuangkan.pemikiran elit pada masa ini telah di tandai oleh sikap penolakan terhadap
HAM sebagai produk barat dan individualistic serta bertentangan dengan paham kekeluargaan
yang dianut oleh Indonesia.pemerintahan pada periode ini bersifat defensive dan represif yang di
cerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif terhadap HAM. Sikap defensive dalam
pemerintahan terlihat dalam ungkpan bahwa HAM adalah produk pemikiran barat yang
bertentangan dengan nilai nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang berlandaskan pancasila,serta
bangsa bangsa Indonesia telah lebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam UUD
1945 yang lahir lebih dahulu dari pada lahirnya deklarasi universal HAM. Selain itu sifat
defensiv pemerintahan ini berdasarkan atas anggapan bahwa isu HAM sering kali digunakan
oleh Negara barat untuk memojokkan Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini.
Meskipun pihak pemerintahan mengalami kemunduran,pemikiran HAM nampaknya
terus ada pada masa ini terutama didalam kalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM
(lembaga swadaya masyarakat) dan masyarakat akademisi yang concern terhadap penegakan
HAM upaya yang dilakukan untuk masyarakat melalui pembentukan jaringan dan lobi
internasional terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seperti kasus tanjung priok,kasus
DOM diaceh dsb.
Perjuangan yang lakukan oleh masyarakat pada periode tahun 1990 nampaknya
membuahkan hasil yang menggembirakankarena terjadi pergeseran strategi pemerintah dari
reprensif dan depensif menuju strategi akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan
penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintahan ialah adanya tuntutan penegakan
HAM dengan dibentuknya komisi nasional hak asasi manusia (KOMNAS HAM) Berdasarkan
KEPRES No. 50 tahun 1993 tertanggal 7 juni 1993.lembaga ini memiliki tugas untuk memantau
dan mengawasi serta menyelidiki pelaksanaan HAM, dan memberi pendapat, pertimbangan dan
saran kepada pemerintahan perihal pelaksaan HAM.selain itu komisi ini bertujuan meningkatkan
perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia indonesia
seutuhnya dan kemampuannya berprestasi dalam berbagai bidang kehidupan. Serta untuk
membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksaan HAM yang sesuai dengan
pancasila dan UUD 1945 (termasuk hasil amandemen UUD 1945), Piagam PBB,Deklarasi
Universal HAM atau perundang undangan lainnya yang terkait dengan penegakan HAM.
Dampak dari sikap akomodatif pemerintahan ini dibentuknya KOMNAS HAM sebagai
lembaga independen adalah bergesernya paradigma pemerintahan terhadap HAM dan
particularistic ke universalistic serta semakin kooperatifnya pemerintahan terhadap upaya
penegakan HAM di Indonesia.
Orde Baru membawa banyak perubahan positif pada penegakan HAM. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain menyangkut aspek politik, ekonomi, dan pendidikan.
- POLITIK
Salah satu kebijakan politik yang mendukung persamaan HAM terhadap masyarakat
Indonesia di dunia internasional adalah didaftarkannya Indonesia menjadi anggota PBB lagi pada
tanggal 19 September 1966. Dengan mendaftarkan diri sebagai anggota PBB, hak asasi manusia
Indonesia diakui persamaannya dengan warga negara di dunia. Ini menjadi langkah yang baik
untuk membawa masyarakat Indonesia pada keadilan dan kemakmuran
- EKONOMI
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan
menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan
nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Dalam hal ekonomi, masyarakat mendapatkan hak-hak
mereka untuk mendapatkan hidup yang layak. Program transmigrasi, repelita, dan swasembada
pangan mendorong masyarakat untuk memperoleh kemakmuran dan hak hidup secara layak.
- PENDIDIKAN
Dalam bidang pendidikan, masa Orde Baru menampilkan kinerja yang positif.
Pemerintah Orde Baru bisa dianggap sukses memerangi buta huruf dengan beberapa program
unggulan, yaitu gerakan wajib belajar dan gerakan nasional orang tua asuh (GNOTA). Dengan
demikian, masyarakat Indonesia mendapatkan hak asasinya untuk mendapatkan pendidikan.
6. Periode 1998-Sekarang
Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan pengaruh yang sangat luar
biasa pada kemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia pada saat itu mulai diadakan
pengkajian terhadap beberpa kebijakan pemerintahan orde baru yang berlawanan dengan
kemajuan dan perlindungan HAM.selanjutnya dilaksanakana penyusunan peraturan perundang
undangan yang berkaitan dengan keberlakuan HAM dalam kehidupa ketatanegaraan dan
kemaysrakat di indomesia.demikian pula dilakukan pengkajian dan ratifikasi terhadap instrument
HAM internasional semakin ditingkatkan.hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya
norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM diadopsi
dari hukum dan instrument internasional dalam bidang HAM.
Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap status
penentuan (prscriptive status) dan tahap penataan aturan secara konsisten (rule consistent
behavior).pada tahap status penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang undangan
tentang HAM seperti amandemen konstitusi Negara (undang undang dasar 1945),ketetapan MPR
(TAP MPR),undang undang (UU),peraturan pemerintahan dan ketentuan perundang undangan
lainnya.
Pada masa pemerintahan habibie penghormatan dan pemajuan HAM mengalami
perkembangan yang sangat signifikan yang ditandai oleh adanya TAP MPR NO
XVII/MPR/1998 tentang HAM dan disahkannya sejumlah konvesi HAM yaitu: konvensi
menentang penyiksaan dan perlakuan kejamlainnya dengan UU no 5/19999;konvensi
penghapusan segalah bentuk diskriminasi rasial dengan UU No.29/1999;konvensi ILO No 87
tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk nerorganisasi dengan kepres No
83/1998;konvensi ILO No.105 tentang penghapusan kerja paksa dengan UU No
19/1999;konvensi ILO No 111 tentang diskirminasi dalam pekerjaan dan jabatan dengan UU no
21/1999;konvensi ILO No 138 tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja dengan UU
No 20/1999.selain itu juga dilaksanakan program “rencana aksi nasioanal HAM pada 15 agustus
1998 yang didasarkan pada empat pilar yaitu:
1. Persiapan pengesahan perangkat internasional dibidang HAM.
2. Desiminasi informasi dan pendidikan bidang HAM.
3. Penentuan skala prioritas pelaksana HAM.
4. Pelaksanaan isi perangkat internasional dibidang HAM yang telah diratifikasi melalui
perundang-undangan nasional.
Sebenarnya dalam pelaksanaan HAM di Indonesia sekarang ini sudah mulai menemui
titik terang dimana kesadaran akan Hak Asasi Manusia sudah meningkat pesat hanya kesadaran
penerapan dimasyarakat yang masih awan dan low pengetahuan yang sedikit kurang pembinaan
dan penyerapan Pendidikan Kewarganegaraan Tentang HAM di anak-anak kadang kurang di
hargai padahal sudah sangat jelas di jelaskan Pada UUD 1945 Amandemen pada Pasal 28 A-J
dan pasal 29 ayat (2)

2.4 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( KOMNAS HAM)

A. Pengertian Komnas HAM

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri
di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi
melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan
mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak
tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia. Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna
dan Subkomisi. Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur
pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai
2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun

B. Tujuan Komnas HAM

- Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila,UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
- Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.

2.5 HAM dalam perundang-undangan

1. Pancasila.
2. Pembukaan UUD 1945.
3. Batang tubuh UUD 1945.
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
6. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI.
7. TAP MPR RI
8. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden.

2.6 Pelanggaran HAM Di Indonesia

Disini saya akan mengangkat hanay satu tragedi pelanggaran HAM yang masih menyayat
hati saya hingga hari ini yang masih mejadi tanda tanya besar dalam sejarah Indonesia. Tragedi
yang mengorbakan Para Pahlawan revolusi. Tragedi yang memakan korban dan pembunuhan yg
sanagt jelas di depan mata para keluarga belom lagi tertembaknya anak dari salah satu pahlawan
revolusi. Saya mengangkat kasus ini sebagai pelanggaran HAM dimana banyak tanda tanya.
Ketika semua menyalahkan Partai Komunis Indonesia atau kita biasa menyebutnya PKI. Tragedi
terjadi pada 30 September 1965 maka oleh itu tragedi ini di sebut Gerakan 30 September PKI,
sebenarnya pada kasus ini terjadi pada tanggal 1 oktober 1965 atau disingkat Gestok gerakan
satu oktober ini sebutan oleh Presiden Soekarno, hanya pada masa pemerintahan Soeharto
disebut G/30 S-PKI. Bagaimana mungkin 2 pemimpin besar menyebut kejadian ini berbeda,
pembunuhan kepada para pahlawan ini seperti sudah terencana namun salah waktu sehingga ada
salah paham. Kasus ini merupakan pelanggaran Ham yg sangat kejam karena ketika yg masih
hidup disayat oleh silet dirumah tahanan. Belum lagi di tembaki pada saat pejemputan di kubur
dalam satu sumur di desa Lubang Buaya. Dari tragedi ini dimasa Orde baru akhirnya banyak
para anggota Komunis pada zaman itu ditangkap dan ditahan lalu menghilang tanpa
sepengetahuan siapapun hingga saat ini. Menurut saya tragedi ini merupakan pelanggaran HAM
terbesar karena Korban dan pelaku akhirnya terbunuh secara tidak wajar apalagi para pengikut
komunis yang tidak bersalah akhirnya terkena imbas pada peraturan masa Orde baru.
1. Kasus tragedi 1965-1966

Sejumlah jenderal dibunuh dalam peristiwa 30 September 1965. Pemerintahan orde baru
kemudian menuding Partai Komunis Indonesia sebagai biang keroknya. Lalu pemerintahan saat
itu membubarkan organisasi tersebut, dan melakukan razia terhadap simpatisannya. Razia itu
dikenal dengan operasi pembersihan PKI. Komnas HAM memperkirakan 500.000 hingga 3 juta
warga tewas dibunuh saat itu. Ribuan lainnya diasingkan, dan jutaan orang lainnya harus hidup
dibawah bayang-bayang ‘cap PKI’ selama bertahun-tahun. Dalam peristiwa ini, Komnas HAM
balik menuding Komando Operasi Pemulihan Kemanan dan semua panglima militer daerah yang
menjabat saat itu sebagai pihak yang paling bertanggung-jawab.

Saat ini, kasus ini masih ditangani oleh Kejaksaan Agung. Namun penanganannya
lamban. Tahun 2013 lalu, Kejaksaan mengembalikan berkas ke Komnas HAM, dengan alasan
data kurang lengkap.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan :

1. Hak Asasi Manusia adalah Hak yang mutlak dimiliki makhluk semenjak dia ,emdapat
kehidupan dari Tuhan dan harus dilindungi keberadaannya tidak melihat keadaan
sosialnya.
2. Hak Asasi adalah Hak Mutlak yg tak bisa diberi oleh manusia lain dan di perjual belikan.
Sebagai perlindungan kebebasan dalam hidup.
3. Pelanggaran HAM di Indonesia masih banyak yang terjadi dan masih banyak yang tidak
selesai dalam Pengadilan karena kurangnya bukti-bukti yang ada.
4. Perlindungan HAM di Indonesia semakin berkembang dari waktu ke waktu. Hanya
kesadaran dalam penerapan HAM disekeliling warga karena semakin banyaknya budaya
yang tak terbatas sehingga menjadikan alkulturasi yang tak tersaring sesuai adat istiadat
dan peraturan yang ada.

3.2 Saran

Untuk menyadarkan setiap warga atas kesadaran terhadap Hak Asasi Manusia diadakan
penyuluhan tentang kesadaran bahawa setiap makhluk hidup memiliki Hak yang mutlak dari
tuhan yang harus saling melindugi. Apalagi belum lagi Indonesia yang masih memiliki adat
istiadat yang menggunakan kekerasan sehingga harus diselaraskan dengan Undang-Undang yang
ada pada pemerintahan. Dan terus menggembleng generasi yang ada untuk membuka pikiran
akan Hak Asasi Manusia termasuk pemerintah yang tidak membatasi dengan adanya Undang-
Undang HAM.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zainul Ittihab; pendidikan kewarganegaraan. Universitas Terbuka. Jakarta

www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Fungsi-Ciri-Tujuan-dan-Jenis-HAM-adalah.html

https://ope-opeland.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-ham-dan-pelaksanaannya-sejak.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Nasional_Hak_Asasi_Manusia

https://www.rappler.com/world/regions/asia-pacific/indonesia/77617-lima-kasus-besar-
pelanggaran-ham-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai