PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DISUSUN OLEH:
SEMESTER :1
NIM : 835443191
UPBJJ-UT : SERANG
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – SERANG
TAHUN 2018.1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmat-Nyalah saya
dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah Kewarganegaraan ini, yang diberikan oleh Meita
Setiawati, S.Psi selaku dosen Pembimbing Kewarganegaraan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir semester dari dosen
yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul “Permasalahan Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia”.
Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku
yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Saya sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.
Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan saya
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Saya mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan ......................................................................................................
1.4 Manfaat penulisan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia ...............................................................................
2.2 Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia........................................................................
2.3 HAM di Indonesia...................................................................................................
2.4 Komisi Nasional HAM............................................................................................
2.5 HAM dalam perundang undangan Nasional............................................................
2.6 Pelanggaran HAM Di Indonesia..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia atau yang biasa disingkat HAM adalah hak-hak yang melekat pada
diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Ham
adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahiran di dalah kehidupan masyarakat. Hak asasi bersifat superlegal,artinya tidak tergantung
adanya suatu negara atau undang-undang dasar maupun kekuasaan pemerintah bahkan memiliki
kewenangan lebih tinggi karena HAM dimiliki manusia bukan karena kemurahan atau
pemberian negara memelaikan karena berasal dari sumber yang lebih tinggi.
Dalam UU HAM pasal 1 menyatakan bahwa “HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrahnya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila juga menegaskan betapa
pentingnya HAM tercermin dalam sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
HAM dilahirkan oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin Eleanor Roosevelt dan pada 10
Desember 1948 secara resmi diterima PBB sebagai “universal Declaration of Human Right”.
HAM dalam pandangan Islam, dalam ajaran islam manusia ditempatkanpada kedudukan
setara dan sejajar dengan manusia lainnya. HAM yang dimiliki manusia dalam ajaran islam
bukan sesuatu yang telah dimilikimanusia sejak awal tertanam dalam dirinya(inherent), akan
tetapi sebagai karunia Allah SWT. Yang diberikan kepada manusia dengan segala persyaratan
dan pertanggungjawaban. Menurut ajaran Islam, perbedaan satu individu dengan individu
lainnya, terjadi bukan karena haknya sebagai manusia melainkan didasarkan keimanan dan
ketaqwaannya dan perbedaan ini tidak menyebabkan perbedaan dalam kedudukan sosial.
Pemikiran ini yang menjadi sumbangan yang sangat besar besar pada perkembangan HAM
dalam masyarakat Internasional. Dalam sejarah Islam, yang berkaitan dengan HAM terdapat
deklarasi yaitu “piagam Madinah” dan “Deklarasi Kairo”
Sehingga dapat dikatakan bahwa HAM adalah Hak setiap manusia sejak ia hidup dalam
kandungan yang di berikan langsung oleh Tuhan dan tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun
baik pemerintah atau negara hakikatnya yg mengikat dan harus dilindungi.
Hak juga pernah dibahas pada saat perdebatan BPUPKI, perdebatan itu juga dipikirkan
oleh Soekarno, Muhammad Hatta, Soepomo, dan Muhammad Yamin.
2. Periode Awal Kemerdekaan (1945-1950)
Pada awal kemerdekaan pemikiran HAM masih menekankan, hak untuk merdeka, hak
untuk berserikat, hak berpolitik, hak berpendapat. Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi
secara resmi dan formal (tapi masih belum sempurna) dan masuk ke dalam hukum dasar
negara(konstitusi) yaitu UUD 1945. Sebagaimana yang telah dinyatakan pada tanggal 1
november 1945, yaitu:
“sedikit hari lagi kita akan mengadakan pemilihan umum sebagai bukti bahwa bagi kita cita cita
dan dasar kerakyatan itu benar dan pedoman penghimpunan masyarakat dan Negara
kita.mungkin sebagai akibat pemilihan itu pemerintah akan berganti dan UUD kita akan
disempurnakan menurut kehendak rakyat yang terbanyak”
Pada langkah selanjutnya, pemerintah memberikan keluasan pada rakyat untuk
mendirikan partai politik sendiri, sesuai dengan yang tercantum pada maklumat pemerintah
tanggal 3 november 1945 yang antara lain menyatakan: 1. Pemerintah menyukai timbulnya
partai partai politik,karena dengan partai politik itulah dapat dipimpin ke jalan yang
teratur segalah aliran paham yang ada dalam masyarakat. 2. Pemerintah berharap partai partai
itu telah tersusun sebelum dilangsungkan pemilihan anggota badan perwakilan rakyat pada bulan
januari 1946.
3. Periode 1950-1959
Dalam periode ini perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode
demokrasi perlementer. Pemikiran HAM pada masa ini mendapatkan momentum yang sangat
membanggakan karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasiliberal atau
demokrasi perlementer mendapatkan tempat dikalangan elit politik. Bahkan menurut prof.Bagir
Manan pemikiran dan katualisasi HAM pada periode ini mengalami “bulan madu” kebebasan.
Indikator menurut ahli hukum tata Negara ini ada tiga aspek : Pertama,semakin banyak tumbuh
partai partai politik dengan beragam ideologinya masing masing. Kedua,kebebasan pers sebagai
salah satu pilar demokrasi betul betul menikmati kebebasannya. Ketiga,pemilihan umum sebagai
pilar lain dari demokratis berlangsung dalam suasan kebebasan,fair (keadilan) dan
demokratis.keempat,perlemen atau dewan perwakilan rakyat sebagai representer dari kedaulatan
rakyat dari kedaulatan rakyat menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan
melakukan control yang semakin efektif terhadap eksekutif.kelima,wacana dan pemikiran HAM
memdapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasan yang memberikan ruang
kebebasan.`
4. Periode 1959-1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin
sebagai reaksi penolakan soekarno terhadap sistem demokrasi perlementar. Pada sistem ini
kekuasan terpusat dan berada ditangan presiden.akibat dari sistem demokrasi terpimpin presiden
melakukan tindakan inkonstitusional baik dalam tataran suprastruktur politik maupun dalam
tataran infrastruktur dalam kaitannya dengan HAM,telah terjadi pemasungan hak asasi manusia
masyarakat yaituhak sipil dan hak politik seperti hak untuk berserikat,berkumpul dan
mengeluarkan pikiran dengan tulisan.Dengan kata lain terjadi sikap restriktif terhadap hak sipil
dan hak politik warga Negara.
5. Periode 1966-1998
Pada masa ini kurang-lebih ada tiga pelanggaran HAM dalam praktek-praktek
politiknya:
- Pertama, yang sampai sekarang masih cukup popular yaitu, represi politik oleh aparat
Negara, sekali pun intesitasnya mengalami penyusutan, contohnya kasus penangan
tanjung priok, kedung ombo, santa cruz, dan sebaginya.
- Kedua, pembatasan partisipasi terhadap partai politik, atau yang sering kita dengar
dengan sebutan depolitisasi. Praktek ini termasuk pelanggaran HAM dikarenakan,
menyimpangi hak manusia untuK bebas berserikat, berkomplot,berorganisasi, dan hak
mengeluarkan pendapat.
- Ketiga, praktek eksploitasi ekonomi dan juga implikasi sosialnya, bentuk ini adalah
bentuk pelanggaran HAM yang masih sering dijumpai sampai sekarang, baik dilakukan
secara terorganisir maupun yang tidak terorganisir.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri
di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi
melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan
mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak
tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia. Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna
dan Subkomisi. Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur
pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai
2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun
- Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila,UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
- Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
1. Pancasila.
2. Pembukaan UUD 1945.
3. Batang tubuh UUD 1945.
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
6. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI.
7. TAP MPR RI
8. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden.
Disini saya akan mengangkat hanay satu tragedi pelanggaran HAM yang masih menyayat
hati saya hingga hari ini yang masih mejadi tanda tanya besar dalam sejarah Indonesia. Tragedi
yang mengorbakan Para Pahlawan revolusi. Tragedi yang memakan korban dan pembunuhan yg
sanagt jelas di depan mata para keluarga belom lagi tertembaknya anak dari salah satu pahlawan
revolusi. Saya mengangkat kasus ini sebagai pelanggaran HAM dimana banyak tanda tanya.
Ketika semua menyalahkan Partai Komunis Indonesia atau kita biasa menyebutnya PKI. Tragedi
terjadi pada 30 September 1965 maka oleh itu tragedi ini di sebut Gerakan 30 September PKI,
sebenarnya pada kasus ini terjadi pada tanggal 1 oktober 1965 atau disingkat Gestok gerakan
satu oktober ini sebutan oleh Presiden Soekarno, hanya pada masa pemerintahan Soeharto
disebut G/30 S-PKI. Bagaimana mungkin 2 pemimpin besar menyebut kejadian ini berbeda,
pembunuhan kepada para pahlawan ini seperti sudah terencana namun salah waktu sehingga ada
salah paham. Kasus ini merupakan pelanggaran Ham yg sangat kejam karena ketika yg masih
hidup disayat oleh silet dirumah tahanan. Belum lagi di tembaki pada saat pejemputan di kubur
dalam satu sumur di desa Lubang Buaya. Dari tragedi ini dimasa Orde baru akhirnya banyak
para anggota Komunis pada zaman itu ditangkap dan ditahan lalu menghilang tanpa
sepengetahuan siapapun hingga saat ini. Menurut saya tragedi ini merupakan pelanggaran HAM
terbesar karena Korban dan pelaku akhirnya terbunuh secara tidak wajar apalagi para pengikut
komunis yang tidak bersalah akhirnya terkena imbas pada peraturan masa Orde baru.
1. Kasus tragedi 1965-1966
Sejumlah jenderal dibunuh dalam peristiwa 30 September 1965. Pemerintahan orde baru
kemudian menuding Partai Komunis Indonesia sebagai biang keroknya. Lalu pemerintahan saat
itu membubarkan organisasi tersebut, dan melakukan razia terhadap simpatisannya. Razia itu
dikenal dengan operasi pembersihan PKI. Komnas HAM memperkirakan 500.000 hingga 3 juta
warga tewas dibunuh saat itu. Ribuan lainnya diasingkan, dan jutaan orang lainnya harus hidup
dibawah bayang-bayang ‘cap PKI’ selama bertahun-tahun. Dalam peristiwa ini, Komnas HAM
balik menuding Komando Operasi Pemulihan Kemanan dan semua panglima militer daerah yang
menjabat saat itu sebagai pihak yang paling bertanggung-jawab.
Saat ini, kasus ini masih ditangani oleh Kejaksaan Agung. Namun penanganannya
lamban. Tahun 2013 lalu, Kejaksaan mengembalikan berkas ke Komnas HAM, dengan alasan
data kurang lengkap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hak Asasi Manusia adalah Hak yang mutlak dimiliki makhluk semenjak dia ,emdapat
kehidupan dari Tuhan dan harus dilindungi keberadaannya tidak melihat keadaan
sosialnya.
2. Hak Asasi adalah Hak Mutlak yg tak bisa diberi oleh manusia lain dan di perjual belikan.
Sebagai perlindungan kebebasan dalam hidup.
3. Pelanggaran HAM di Indonesia masih banyak yang terjadi dan masih banyak yang tidak
selesai dalam Pengadilan karena kurangnya bukti-bukti yang ada.
4. Perlindungan HAM di Indonesia semakin berkembang dari waktu ke waktu. Hanya
kesadaran dalam penerapan HAM disekeliling warga karena semakin banyaknya budaya
yang tak terbatas sehingga menjadikan alkulturasi yang tak tersaring sesuai adat istiadat
dan peraturan yang ada.
3.2 Saran
Untuk menyadarkan setiap warga atas kesadaran terhadap Hak Asasi Manusia diadakan
penyuluhan tentang kesadaran bahawa setiap makhluk hidup memiliki Hak yang mutlak dari
tuhan yang harus saling melindugi. Apalagi belum lagi Indonesia yang masih memiliki adat
istiadat yang menggunakan kekerasan sehingga harus diselaraskan dengan Undang-Undang yang
ada pada pemerintahan. Dan terus menggembleng generasi yang ada untuk membuka pikiran
akan Hak Asasi Manusia termasuk pemerintah yang tidak membatasi dengan adanya Undang-
Undang HAM.
DAFTAR PUSTAKA
www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Fungsi-Ciri-Tujuan-dan-Jenis-HAM-adalah.html
https://ope-opeland.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-ham-dan-pelaksanaannya-sejak.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Nasional_Hak_Asasi_Manusia
https://www.rappler.com/world/regions/asia-pacific/indonesia/77617-lima-kasus-besar-
pelanggaran-ham-di-indonesia