Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGANALISIS PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA

BERDASARKAN UUD 1945

DISUSUN OLEH:

Ahmad Padilah

211422191

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., sang pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan lainnya beserta seperangkat aturan-aturan-Nya. Semoga
seluruh umat manusia senantiasa mematuhi segala perintah-Nya. Berikut limpahan rahmat
taufik serta hidayah dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat mempersembah Makalah
Demokrasi dan Pelaksanaan-nya di Indonesia ini ke hadapan para rekan mahasiswa dan para
pembaca yang budiman.

Makalah berjudul Demokrasi dan Pelaksanaan-nya di Indonesia disusun sebagai tugas


mata kuliah Pendidikan Pancasila untuk menganalisis pelaksanaan HAM di Indonesia
berdasarkan UUD 1945, sehingga dapat menjadi referensi untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa atau para pembaca yang sedang mempelajari atau mengikuti perkuliahan PPKn.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
makalah atau tugas ini. Mudah-mudahan amal baiknya dicatat sebagai amal saleh yang
diterima oleh Allah Swt.

Akhirnya penulis berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan makalah ini


dapat ditemukan sesuatu yang sangat berharga yang dapat memberikan manfaat bagi penulis,
para mahasiswa, dan para pembaca. Juga penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak atas perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 13Januari 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Pengertian Hak Asasi Manusia...................................................................................................6
B. Pasal-pasal yang mengatur tentang HAM..................................................................................6
C. Macam macam HAM.................................................................................................................9
D. Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia............................................................................................9
E. KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA.............................................................................10
F. Instrumen HAM.......................................................................................................................13
G. Lembaga Perlindungan HAM...................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara teoritis HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan
dilingungi. Hakekat HAM sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu pula upaya menghormati, melindungi
dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara
invididu. Pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil maupun militer) dan negara. HAM
diperoleh dari penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa, merupakan hak yang tidak
dapat diabaikan sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai yang tinggi. HAM
ada dan melekat pada setiap manusia, oleh karena itu bersifat universal, artinya berlaku
dimana saja dan untuk siapa saja serta tidak dapat diambil oleh siapapun. Pada konteks
ini hukum memberikan jaminan dan prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM), sehingga apapun yang tertuang dalam UUD 1945 mengenai
HAM bisa terlaksana sebagaimana mestinya, dan hak secara induvidu terjaga
sebagaimana disebutkan dalam undang-undang dasar negara republic Indonesia pasal
28A ayat 1 yang berbunyi Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupanya, artinya dalam undang-undang ini bisa kita
lihat bahwa negara memang menjaga hak warga negaranya dan menjamin hidupnya
untuk selalu diperhatikan oleh pemerintah. Inilah tujuan ideal dari adanya hukum.Tujuan
mulia hukum ini akan mudah di realisasikan ketika politik hukumnya jelas. Namun
dalam kenyataannya, terjadinya pelanggaran HAM tidak dapat dibantahkan meskipun
sejak awal negara Indonesia menganut prinsip Negara hukum dan demokrasi. Kasus-
kasus pelanggaran HAM dimasa lalu menjadi hutang yang harus diselesaikan. Karena
itulah, salah satu persoalan dimasa sekarang adalah bagaimana menyelesaikan kasus-
kasus pelanggaran HAM yang terjadi dimasa lalu serta bagaimana menyiapkan perangkat
hukum yang lebih responsif agar di masa mendatang pelanggaran-pelanggaran HAM,
terutama yang dilakukan oleh negara dapat dihindari. Lebih lanjut,penyelesaian kasus-
kasus pelanggaran HAM di masa lalu menjadi kunci untuk penegakan HAM di Indonesia

4
di masa mendatang.Disinilah makna politik hukum HAM di Indonesia yaitu merancang
peraturan hukum yang lebih responsif. Oleh karena itu, untuk menciptakan politik
hukum HAM di Indonesia yang lebih responsif lebih dulu harus mengkaji perjalanan
HAM di Indonesia melalui penelusuran sejarah. Karena dengan penelusuran sejarah
dapat mengetahui bagaimana konsep HAM di masa lalu telah dibuat dan bagaimana
seharusnya konsep HAM itu dibuat untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi dari pemerintah untuk membangun politik
hukum HAM di Indonesia. Dalam pandangan umum mengenai efektivitas hukum yang
berlaku di negara Indonesia, ini sangat perlu kita cermati dengan baik, sebab ukuran
maju dan runtuhnya negara juga ditentukan dari bagaimana pemerintah dan masyarakat
juga membudayakan hukum sebagailandasan dalam segala hal, misalnya bertingkah,
berpolitik, lebih-lebih selalu melihat terhadap hak asasi manusia yang sudah tertuang
dalam undang-undang dasar negara republik Indonesia dalam pasal 28D ayat 1 yang
berbunyi setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Dalam undang – undang
dasar inilah kita bisa melihat bagaimana hukum yang ada bias memperlakukan hak yang
sama dan bisa memberikan kepastian hukum terhadap masyarakat sehingga dengan
demikian kita bisa memastikan bahwa hukum tidak akan tumpul ke atas dan tajam
kebawah, kenapa seperti itu, sebab seringkali kita lihat dalam kontek HAM ini perlu
perhatian besar bagaimana pemerintah selalu melihat terhadap rakyat yang masi belum
sesuai dengan ketentuan undang – undang dasar yang sudah disepakati oleh pihak yang
berwenang.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.Hak juga merupakan sesuatu
yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan
dibahas terutama dalam era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih
diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa
dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam
usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.

B. Pasal-pasal yang mengatur tentang HAM


1. Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.**)
2. Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.** )
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.** )
3. Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.** )
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**
4. Pasal 28D

6
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.**)
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.**)
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.**)
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** )
5. Pasal 28E
(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.** )
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.**)
6. Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.** )
7. Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi.**)
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.** )
8. Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.**)

7
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.** )
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.** )
9. Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.** )
(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.**)
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.**)
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.** )
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**)
10. Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.** )
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tu6nduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.**)
**) amandemen kedua

8
C. Macam macam HAM
Tidak hanya sebatas pengertian,hak asasi manusia memiliki macam jenis hak asasi,
pembagian macam-macam atau jenis hak-hak asasi tersebut sesuai dengan declaration of
human right tanggal 1948 dicantumkan beberapa hak asasi sebagai berikut :
1. Hak asasi pribadi (personal right),yaitu hak yang
mencakup kebebasan dalam berpendapat, memeluk agama dalam bergerak aktif
dalam segala organisasi dan semua yang mencakup hak perorangan.
2. Hak asasi ekonomi (economy right), yaitu hak dalam membeli memilki,serta menjual
dan dalam memanfaatkan sesuatu.
3. Hak asasi politik (politikal right), yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak untuk
dipilih dan memilih, hak mendikirikan
4. Legal equilty of right, hak asasi untuk mandapatkan peradilan dan perlindungan yang
sama dalam hukum.
5. Education right,hak asasi untuk mendapatkan pendidikan.
6. Weges and occupation right, hak asasi untuk mendapatkan pekerjaan dan
mendapatkan upah yng adil dan cukup..
7. Judicatore and custody right, untuk mendapatkan peradilan dan dan perlindungan
atau tata cara perlindungan.
8. Social and cultural right,hak asasi untuk mendapatkan jaminan sosial serta
mengembangkan kebudayaan.

D. Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia


Secara universal pembagian hak asasi manusia adalah sebagai berikut:

9. Hak asasi pribadi (personal right),yaitu hak yang mencakup kebebasan dalam
berpendapat, memeluk agama dalam bergerak aktif dalam segala organisasi dan
semua yang mencakup hak perorangan.
10. Hak asasi ekonomi (economy right), yaitu hak dalam membeli memilki,serta menjual
dan dalam memanfaatkan sesuatu.
11. Hak asasi politik (politikal right), yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak untuk
dipilih dan memilih, hak mendikirikan
12. Legal equilty of right, hak asasi untuk mandapatkan peradilan dan perlindungan yang
sama dalam hukum.
13. Education right,hak asasi untuk mendapatkan pendidikan.

9
14. Weges and occupation right, hak asasi untuk mendapatkan pekerjaan dan
mendapatkan upah yng adil dan cukup..
15. Judicatore and custody right, untuk mendapatkan peradilan dan dan perlindungan
atau tata cara perlindungan.
16. Social and cultural right,hak asasi untuk mendapatkan jaminan sosial serta
mengembangkan kebudayaan.

HAM dalam perundang-undangan nasional Dalam perundang-undangan indonesia sejauh


ini aku belum pernah membacanya baik dari UUD 1945, ketetapan MPR, keputusan presiden
maupun dalam peraturan tertulis di dalam UU dasar republik indonesia karna setiap tahunnya
HAM akan berubah sesuai jaman dan susai kepengurusan HAM dunia. Kelebihan peraturan
HAM dalam hukum konstitusi memberikan dampak yang besar karna perubahan dan kentuan
dalam satu pasal saja seperti dalam ketatanegaraan republic indonesia yang sangat berat dan
sangat panjang, antara lain seperti melalui amandemen dan defendum. Sedangkan
kelemahanya yaitu HAM republik indonesia masih ikut dengan peraturan HAM global dan
pasti setiap negara beda-beda aturanya dan misal HAM global berubah maka HAM indonesia
juga bakal berubah.

HAM dalam perundang-undangan nasional 1945 Didalam pembukaan UUD 1945


terdapat suatu persyaratan yang menceminkan tekad bangsa indonesia untuk menegakan
HAM dialenia yang berbunyi: “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karna tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan prikeadilan”. Dari pernyataan tersebut sudah dapat kita tebak
bahwa didalam diri masyarakat indoneseia sudah tertanam prinsip kemerdekaan universal.

E. KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA


1) Kasus terbunuhnya marsinah(1994)
Marsinah adalah aktivis hak-hak pt catur putra surya, porong jawa timur. Dia menjadi
korban pelanggaran HAM yang kini para pelaku belum ditemukan.
2) Kasus munir (2004)
Munir said thalib adalah aktivis HAM pada jaman orde baru. Munir melakukan
pembelaan pada orang-orang yang tertindas .namun tahun 2004, munir ditemukan

10
meninggal dunia dalam pesawat menuju amsterdam.dari hasil forensik tim belanda,
menemukan racun arsenik dalam diri munir
3) Kasus bom bali (2002)
Kasus bom bali terjadi di tahun 2002 dan 2005oleh ali imron. Peristiwa tersebut
dilakukan oleh teroris yang memakan banyak jiwa baik pribumi maupun turis atas
landasan umat muslim dihabisi di ambon dan solo. Instrumen HAM yang berlaku di
Indonesia adalah sebagai berikut:
(a) Pancasila
Nilai-nilai Pancasila yang terwujud dalam lima sila merupakan landasan bagi
pengembangan hak asasi manusia. Pancasila terutama sila kedua menjadi dasar
normatif bagi pengembangan hak asasi manusia. Sila kedua Pancasila
memberikan pedoman bahwa bangsa Indonesia mengakui sepenuhnya
persamaan harkat dan martabat manusia.
(b) Undang-Undang Dasar 1945
Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat suatu pernyataan yang mencerminkan
tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM yang berbunyi : “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karenatidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa
dalam jiwa bangsa Indonesia sudah tertanam bahwa dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, secara universal semua bangsa menginginkan adanya
kemerdekaan dan kebebasan tanpa membedakan agama, etnis, golongan. Dengan
pernyataan tersebut telah membuktikan bahwa negara Indonesia mendukung dan
mengakui sepenuhnya hak asasi manusia diberlakukan di eluruh dunia.Selain
tercantum dalam pembukaan, dalam batang tubuh UUD 1945 hakhak tersebut
diatur sebagai berikut :
1) Pasal 27 ayat 1 : hak atas kesamaan hukum dan pemerintah
2) Pasal 27 ayat 2 : hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3) Pasal 27 ayat 3 : hak untuk membela Negara
4) Pasal 28 : kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran
5) Pasal 28 a sampai j : hak asasi manusia
6) Pasal 29 ayat 2 : kemerdekaan beragama dan beribadah
7) Pasal 30 : hak atas usaha pertahanan dan keamanan Negara
8) Pasal 31 : hak mendapat pendidikan

11
9) Pasal 32 : hak mengembangkan dan memelihara budaya
10) Pasal 33 : hak kehidupan ekonomi
11) Pasal 34 : hak atas jaminan social
(c) Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Berisi piagam hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia. Hak - hak yang diatur
dalam ketetapan tersebut adalah:
1) Bab I tentang hak untuk hidup
2) Bab II tentang hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3) Bab III tentang hak mengembangkan diri
4) Bab IV tentang hak keadilan
5) Bab V tentang hak kemerdekaan
6) Bab VI tentang hak atas kebebasan informasi
7) Bab VII tentang hak keamanan
8) Bab VIII tentang hak kesejahteraan
(d) Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-undang ini selain mengatur hak asasi manusia juga mengatur kewajiban,
tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam menegakkan hak asasi manusia.
Macam-macam hak asasi manusia menurut UU No 39 tahun 1999 adalah sebagai
berikut :
1) Hak untuk hidup
2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3) Hak mengembangkan diri
4) Hak memperoleh keadilan
5) Hak atas kebebasan pribadi
6) Hak atas rasa aman
7) Hak kesejahteraan
8) Hak turut serta dalam pemerintah, hak wanita dan
9) Hak anak
(e) Undang-undang No 26 tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-undang ini mengharapkan terwujudnya Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pengadilan Hak Asasi Manusia digunakan untuk menyelesaikan masalah
pelanggaran HAM yang berat dan mengembalikan keamanan dan perdamaian di
Indonesia.

12
(f) Peraturan perundang-undangan lain yang pada hakikatnya memuat adanya
jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Peraturan tersebut antara
lain sebagai berikut:
1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
2) Undang-Undang tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka
umum
3) Undang-Undang partai politik
4) Undang-Undang tentang Kepolisian Negara RI
5) Undang-Undang tentang Pemilu
6) Undang-Undang Pers
7) Undang-Undang tentang pertahanan Negara
Dengan dikeluarkannya undang-undang tentang hak asasi manusia akan
memberikan harapan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik. Pemerintah
adalah penanggung jawab utama dalam hal perlindungan, penegakan dan
pemenuhan hak asasi manusia. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah
tersebut
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan bidang lain.

F. Instrumen HAM
Instrumen HAM yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:

(a) Pancasila
Nilai-nilai Pancasila yang terwujud dalam lima sila merupakan landasan bagi
pengembangan hak asasi manusia. Pancasila terutama sila kedua menjadi dasar normatif
bagi pengembangan hak asasi manusia. Sila kedua Pancasila memberikan pedoman
bahwa bangsa Indonesia mengakui sepenuhnya persamaan harkat dan martabat manusia.
(b) Undang-Undang Dasar 1945
Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat suatu pernyataan yang mencerminkan tekad
bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM yang berbunyi : “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Dari pernyataan tersebut sangat jelas bahwa dalam jiwa bangsa Indonesia sudah tertanam
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, secara universal semua bangsa

13
menginginkan adanya kemerdekaan dan kebebasan tanpa membedakan agama, etnis,
golongan. Dengan pernyataan tersebut telah membuktikan bahwa negara Indonesia
mendukung dan mengakui sepenuhnya hak asasi manusia diberlakukan di seluruh dunia.
Selain tercantum dalam pembukaan, dalam batang tubuh UUD 1945 hak-hak tersebut
diatur sebagai berikut :
1) Pasal 27 ayat 1 : hak atas kesamaan hukum dan pemerintah
2) Pasal 27 ayat 2 : hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3) Pasal 27 ayat 3 : hak untuk membela Negara
4) Pasal 28 : kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran
5) Pasal 28 a sampai j : hak asasi manusia
6) Pasal 29 ayat 2 : kemerdekaan beragama dan beribadah
7) Pasal 30 : hak atas usaha pertahanan dan keamanan Negara
8) Pasal 31 : hak mendapat pendidikan
9) Pasal 32 : hak mengembangkan dan memelihara budaya
10) Pasal 33 : hak kehidupan ekonomi
11) Pasal 34 : hak atas jaminan sosial
(c) Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Berisi piagam hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia. Hak - hak yang diatur dalam
ketetapan tersebut adalah:
1) Bab I tentang hak untuk hidup
2) Bab II tentang hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3) Bab III tentang hak mengembangkan diri
4) Bab IV tentang hak keadilan
5) Bab V tentang hak kemerdekaan
6) Bab VI tentang hak atas kebebasan informasi
7) Bab VII tentang hak keamanan
8) Bab VIII tentang hak kesejahteraan
(d) Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-undang ini selain mengatur hak asasi manusia juga mengatur kewajiban,
tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam menegakkan hak asasi manusia.Macam-
macam hak asasi manusia menurut UU No 39 tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1) Hak untuk hidup
2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3) Hak mengembangkan diri

14
4) Hak memperoleh keadilan
5) Hak atas kebebasan pribadi
6) Hak atas rasa aman
7) Hak kesejahteraan
8) Hak turut serta dalam pemerintah, hak wanita dan
9) Hak anak
(e) Undang-undang No 26 tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-undang ini mengharapkan terwujudnya Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pengadilan Hak Asasi Manusia digunakan untuk menyelesaikan masalah pelanggaran
HAM yang berat dan mengembalikan keamanan dan perdamaian di Indonesia.
(f) Peraturan perundang-undangan lain yang pada hakikatnya memuat adanya jaminan
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Peraturan tersebut antara lain sebagai
berikut:
1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
2) Undang-Undang tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum
3) Undang-Undang partai politik
4) Undang-Undang tentang Kepolisian Negara RI
5) Undang-Undang tentang Pemilu
6) Undang-Undang Pers
7) Undang-Undang tentang pertahanan Negara

Dengan dikeluarkannya undang-undang tentang hak asasi manusia akan memberikan


harapan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik. Pemerintah adalah
penanggung jawab utama dalam hal perlindungan, penegakan dan pemenuhan hak
asasi manusia. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah tersebut meliputi langkah
implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamanan dan bidang lain.

G. Lembaga Perlindungan HAM

(g) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)


Komnas HAM dibentuk dengan Kepres No. 50 tahun 1993, kemudian mengalami
beberapa penyesuaian setelah dikeluarkannya UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak

15
Asasi Manusia yang didalamnya mengatur Komnas HAM (Bab VIII pasal 7599).
Tujuan Komnas HAM menurut UU No. 39 tahun 1999 sebagai berikut:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi sesuai
Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB dan Deklarasi Universal HAM
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan. Sedangkan fungsi Komnas HAM adalah
sebagai lembaga:
1) Pengkajian dan penelitian hak asasi manusia
2) Penyuluhan tentang hak asasi manusia
3) Pemantauan tentang hak asasi manusia
Anggota Komnas HAM dipilih oleh DPR berdasarkan usulan dari Komnas
HAM dan diresmikan oleh Presiden. Komnas HAM terdiri dari 35 orang
anggota, dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh dua wakil ketua. Masa
jabatan anggota Komnas HAM adalah lima tahun dan setelah berakhir dapat
diangkat kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Siapapun dapat
mencalonkan diri sebagai anggota Komnas HAM asalkan memenuhi syarat.
(h) Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan Undang undang No.
26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan Undang-undang
tersebut diatur bahwa Pengadilan Hak Asasi Manusia merupakan Pengadilan Khusus
yang berada di lingkungan Pengadilan Umum dan berkedudukan di daerah kabupaten
atau kota. Untuk daerah khusus ibukota Jakarta Pengadilan HAM berkedudukan di
setiap wilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Tugas dan wewenang
pengadilan HAM sebagai berikut :
a) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat
b) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh
WNI di luar batas territorial wilayah negara RI
c) Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
HAM yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur dibawah 18 tahun
pada saat kejahatan dilakukan.
(i) Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Lembaga Bantuan Hukum adalah organisasi independen yang memberi bantuan dan
pelayanan hukum kepada masyarakat. Lembaga ini biasanya dikelola secara mandiri

16
oleh para aktivis yang memiliki kepedulian tinggi untuk memajukan penegakan
keadilan. Mereka membantu para korban kejahatan HAM atau pihakpihak lain yang
mengalami ketidakadilan hukum.

17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengapa kasus-kasus tersebut dapat terjadi walaupun sudah ada banyak peraturan
perundangan yang mengatur tentang HAM? Apa saja yang menjadi faktor penyebab
terjadinya kasus-kasus itu? Dan apa saja solusi yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran HAM lagi? Sebenarnya, ada banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM. Secara umum, penyebab pelanggaran HAM
dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni faktor internal dan eksternal.Faktor internalnya
antara lain seperti sifat egois, sifat individualis, tidak adanya rasa toleransi dan
kemanusiaan, tidak adanya kesadaran si pelaku terhadap pelanggaran HAM, dsb.
Sedangkan untuk faktor eksternal, antara lain yaitu perangkat hukum yang tidak tegas,
lemahnya fungsi lembaga hukum, adanya diskriminasi, adanya pihak lain yang
membantu aksi pelanggaran HAM itu sendiri, dan lain-lain. Memang faktor-faktor
penyebab tersebut tidak dapat langsung dihilangkan begitu saja, tetapi setidaknya kita
dapat menguranginya melalui solusi-solusi yang ada.

B. Saran
Sebagai mahluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bias menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM, dan jangan sampai pula
HAM kita dilanggar dan diinjak- injak oleh orang lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Asep, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,(Bandung : CV Arvino Raya),


2015.

Dudi, C., Pengantar pendidikan kewarganegaraan, (Bandung: Insan Mandiri), 2009.

Budiardjo, Miriam, Dasar Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), 2008.

Parsono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta: Pusat


Perbukuan,

Depertemen Pendidikan Nasional), 2009.

Muhammad. Syukri Albani Nasution, Hukum Dalam Pendekatan Filsafat. Jakarta :

Kencana 2016

19

Anda mungkin juga menyukai