HUKUM KETENAGAKERJAAN
“PEKERJA MIGRAN”
Dosen Pengampu
Puti Mayang Seruni, S.H.,M.H
Disusun Oleh Kelompok 6 :
Anggun Juwita Maharani (221010254)
Josephine Antoinette Salvator Sanga (221010252)
Nabilla Aulia (221010403)
Sri Wahyuni (221010095)
Tiara Mawaddah MH (221010400)
Kelas Q
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri merupakan salah
satu dampak kurangnya lapangan pekerjaan di dalam negeri atau di Indonesia. Oleh
karena itu menjadi pekerja diluar negeri merupakan salah satu solusi yang ditempuh oleh
sebagian warga Negara yang dimana sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun pengiriman pekerja indonesia ke Negara luar belum disertai dengan adanya
sistem penempatan dan perlindungan yang kuat dan menyeluruh, yang dapat menjawab
persoalan calon pekerja indonesia diluar negeri baik selama prapenempatan,penempatam
dan purna penempatan. Sistem perlindungan pekerja Indonesia diluar negeri memiliki sisi
kelemahan yang dimana membuka peluang terjadinya praktik perdagangan manusia.
Penempatan pekerja Indonesia keluar negeri selama ini telah menjadi salah satu modus
perdagangan manusia yang menjadikannya sebagai korban eksploitasi baik secara
fisik,seksual maupun psikologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil dari pemaparan latar belakang diatas,dapat diindetifikasi beberapa
masalah dalam pekerja migran,sebagai berikut :
1. Definisi Konsep
Istilah Pekerja Migran Indonesia (PMI) belum sepopuler istilah Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) atau Tenaga kerja Wanita (TKW) yang dimana pengertian dari PMI,
TKI dan TKW itu sama, yaitu warga Negara yang bekerja diluar negeri. Secara bahasa
pekerja merupakan orang yang bekerja dengan pihak lainnya dan mendapatkan upah atas
hasil kerjanya. Sedangkan migran merupakan orang yang melakukan migrasi (pindah)
dari suatu tempat ke tempat lain. Didalam dunia pekerja, migran artinya pindah untuk
bekerja di luar negeri.
Pengertian Pekerja Migran adalah orang yang bekerja diluar negeri. Secara
formal,warga Negara Indonesia yang bekerja luar negeri disebut dengan Pekerja Migran
Indonesia (PMI) sebagaimana nama Undang - Undang No 18 Tahun 2017 tentang
Perlindungan Kerja Migran Indonesia. Dalam Undang – Undang No 18 Tahun 2017
tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ditegaskan. Pekerja Migran Indonesia
adalah setiap warga Negara Indonesia yang akan,sedang atau lelah melakukan pekerjaan
dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.
Adapun warga Negara Indonesia yang dikirim oleh Negara untuk menjalankan tugas
resmi,pelajar dan peserta pelatihan di luar negeri,dan penanaman modal atau investor
tidak termasuk sebagai Pekerja Migran Indonesia. Termasuk juga para aparatur sipil
Negara atau pegawai setempat yang bekerja di Perwakilan Republik Indonesia,yang
bekerja pada insitusi yang dibiayai oleh APBN dan yang mempunyai usaha mandiri di
luar negeri tidak termasuk kategori Pekerja Migran Indonesia.
Untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia,harus sesuai dengan syarat – syarat yang
tercantum pada Undang – Undang No 18 Tahun 2017,yang dimana persyaratan tersebut
sebagai berikut :
1. Usia minimal 18 tahun
2. Memiliki Kompetensi
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Terdaftar dan memiliki nomor kepesertaan jaminan social
5. Memiliki dokumen lengkap yang dipersyaratkan
Apabila calon Pekerja Migran Indonesia tidak memenuhi syarat maka biasanya yang
sering terjadi ialah adanya TKI Ilegal. TKI illegal ini tidak akan mendapatkan hak sesuai
dengan Undang –Undang Perlindungan PMI. Yang dimana setiap calon PMI dan pekerja
migran berhak :
1. Mendapatkan pekerjaan di luar negeri dan memilih pekerjaan sesuai dengan
kompetensi nya
2. Memperoleh akses peningkatan kapasitas diri melalui pendidikan dan pelatihan
kerja
3. Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja, tata cara penempatan
dan kondisi kerja di luar negeri
4. Memperoleh pelayanan yang professional dan manusiawi, serta perlakuan tanpa
diskriminasi selama pada saat sebelum bekerja,selama bekerja dan setelah
bekerja
5. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut
6. Memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di Negara tujuan atau
kesepakatan kedua Negara dan perjanjian kerja
7. Memperoleh perlindungan dan bantuan hukum atas tindakan yang dapat
merendahkan harkat dan martabat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
di indonesia dan di Negara tujuan
8. Memperoleh penjelasan mengenai hak dan kewajiban sebagaimana tertuang
dalam perjanjian kerja
9. Memperoleh akses berkomunikasi
10. Menguasai dokumen perjalanan selama bekerja
11. Berserikat dan berkumpul di Negara tujuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara tujuan
12. Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan
pekerja migran indonesia ke daerah asal
13. Memperoleh dokumen dan perjanjian kerja calon pekerja migran indonesia
Selain hak, pekerja migran indonesia memiliki kewajiban. Kewajiban nya berupa :
1. Menaati peraturan perundang – undangan, baik didalam negeri maupun di luar
negeri
2. Menghormati adat istiadat atau kebiasaan yang berlaku di Negara tujuan
3. Menaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja
4. Melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan pekerja migran indonesia
kepada Perwakilan Republik Indonesia di Negara tujuan penempatan
2. Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum merupakan segala upaya pemenuhan hak dan pemberian
bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi atau korban, perlindungan hukum
korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis dan
bantuan hukum. Dalam pasal 27 ayat 2 UUD NRI 1945 diatur mengenai hak atas
pekerjaan dan penghidupan layak bagi setiap warga Negara yang harus dipenuhi oleh
Negara. Hak para pekerja indonesia juga terdapa pada pasal 28C yang mengatur hak
setiap orang untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pada pasal 28D UUD NRI 1945
menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,jaminan,perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum dan berhak
untuk mendapatkan imbalan serta pengakuan yang adil dan layak di dalam hubungan
kerja.
Perlindungan hukum untuk pekerja migran dapat bervariasi di setiap Negara. Namun
ada beberapa instrument internasional dan nasional yang umum nya digunakan untuk
melindungi haka – hak pekerja migran, antara lain :
1. Konvensi ILO (International Labour Organization)
ILO memiliki beberapa konveksi yang berkaitan dengan hak – hak pekerja
migran, seperti contoh :
- Konveksi ILO No 97 tentang pekerja migran : melindungi hak – hak para
pekerja migran dan memberikan pedoman untuk kebijakan nasional
- Konveksi ILO No 143 tentang pekerja migran (suplementer) : menyediakan
pedoman tambahan untuk melindungi pekerja migran, terutang yang
berkaitan dengan pemulangan dan reintegrasi
2. Konveksi PBB tentang hak – hak migran pekerja dan keluarga mereka
Konveksi ini mengakui dan melindungi hak – hak dasar pekerja migran dan
anggota keluarga mereka
4. Perjanjian antarnegara
Beberapa Negara memiliki perjanjian bilateral atau multilateral dengan Negara
– Negara lain untuk melindungi hak – hak pekerja migran. Perjanjian ini juga
dapat mencakup aspek – aspek seperti upah, jam kerja, dan perlindungan social