Anda di halaman 1dari 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA 1.

Bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam


KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENURUT melindungi tenaga kerja Indonesia diluar negeri?
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 20171 2. Bagaimana implementasi perlindungan hukum
Oleh: Ester Monalisa Tantri 2 terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri
Deicy N. Karamoy 3 berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Decky Paseki 4 2017?

ABSTRAK C. Metode Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan
mengetahui bagaimana upaya pemerintah skripsi ini adalah penelitian hukum yuridis normatif.
Indonesia dalam melindungi tenaga kerja Indonesia
diluar negeri dan bagaimana implementasi PEMBAHASAN
perlindungan hukum terhadap tenaga kerja A. Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Melindungi
Indonesia di luar negeri berdasarkan Undang- Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri
Undang Nomor 18 Tahun 2017, yang dengan Pada tahun 2004 pemerintah Indonesia
metode penelitian hukum normatif disimpulkan: 1. mengesahkan UU No. 39 Tahun 2004 Tentang
Dalam upaya melindungi tenaga kerja Indonesia di Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
luar negeri, pemerintah Indonesia kemudian Indonesia di Luar Negeri. Undang-undang tersebut
mengeluarkan regulasi tentang perlindungan disusun untuk memberikan perlindungan terhadap
pekerja migran Indonesia di luar negeri yaitu tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri
melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 berdasarkan persamaan hak demokrasi, keadilan
Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti
Luar Negeri. 2. Implementasi dari perlindungan diskriminasi, dan anti perdagangan manusia. Pada
hukum terhadap tenaga kerja Indonesia di luar tahun 2012, Indonesia meratifikasi Konvensi
negeri yang ditinjau berdasarkan Undang-Undang Internasional Mengenai Perlindungan Terhadap
Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Keluarganya menjadi UU No.6
Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri meliputi Tahun 2012. Pengesahan undang-undang tersebut
perlindungan sebelum bekerja yang diwujudkan menunjukan kepedulian pemerintah Indonesia
sejak mereka masih di dalam negeri (Indonesia) untuk meningkatkan perlindungan terhadap tenaga
yang dimulai dari saat persiapan keberangkatan, kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri.
selama bekerja di luar negeri, sampai kembali lagi Upaya untuk memberikan perlindungan
ke Indonesia setelah kontrak kerja berakhir. terhadap tenaga kerja Indonesia yang bekerja di
Kata Kunci: Warga Negara; Perlindungan Tenaga luar negeri terus dilakukan pemerintah melalui
Kerja Indonesia Di Luar Negeri. perbaikan peraturan dan perundangan termasuk
perbaikan UU No.39 Tahun 2004 Tentang
PENDAHULUAN Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
A. Latar Belakang Masalah Indonesia di Luar Negeri.
Penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar Sehingga pada tahun 2017 diterbitkan UU No.18
negeri, terbagi dalam sektor pekerjaan informal Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran
(pekerjaan antar perorangan) dan formal (pekerjaan Indonesia (PPMI) sebagai pengganti UU No.39
pada instansi atau lembaga berbadan hukum). Di Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan
antara dua sektor pekerjaan ini (informal dan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Undang-
formal), yang rentan bermasalah adalah tenaga undang ini memberikan perlindungan yang lebih
kerja informal di bidang penata laksana rumah maksimal terhadap tenaga kerja Indonesia yang
tangga (TKI sektor domestik). Sedangkan TKI formal bekerja di luar negeri karena ada beberapa hal
tidak terlalu banyak menemui masalah karena dari penting yang terdapat dalam undang-undang ini
sisi perlindungan hukum lebih terlindungi. yang tidak diatur oleh undang-undang sebelumnya.
Menurut migrant care (2017) UU No.18 Tahun
B. Perumusan Masalah
2017 memiliki banyak kelebihan dalam beberapa
aspek dibandingkan dengan UU No.39 Tahun 2004.
Salah satunya adalah aspek perlindungan yang telah
1 Artikel Skripsi
2Mahasiswa
diadopsi dari Konvensi Internasional Tentang
pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM 18071101740
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Perlindungan Hak-hak Seluruh Pekerja Migran dan
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Anggota Keluarganya, yang juga telah diratifikasi
oleh Pemerintah Indonesia melalui UU No.6 Tahun Hakekat perlindungan di dalam undang-undang
2012. ini adalah melindungi setiap PMI dari praktik
Dalam UU No.18 Tahun 2017 Tentang perdagangan manusia, perbudakan, kerja paksa,
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia korban kekerasan, kesewenang-wenangan,
memberikan pengertian bahwa “Calon Pekerja kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta
Migran Indonesia adalah setiap tenaga kerja perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia.
Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari Undang-undang ini juga memberikan peran yang
kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar lebih besar bagi pemerintah daerah, dari tingkat
di instansi pemerintah kabupaten/kota yang provinsi sampai dengan tingkat desa dalam proses
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan”.5 penempatan pekerja migran Indonesia ke luar
Dan “Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negeri. Dalam hal ini, sebagian proses dalam
negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah tahapan migrasi tenaga kerja didelegasikan kepada
melakukan pekerjaan dengan menerima upah di pemerintah daerah. Demi terselenggaranya suatu
luar wiiayah Republik Indonesia”.6 Berdasarkan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia, dalam
pengertian tersebut penyebutan Tenaga Kerja UU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia terdapat
Indonesia kemudian diubah dengan penyebutan beberapa tanggung jawab pemerintah pusat
Pekerja Migran Indonesia, sehingga dalam penulisan maupun daerah, antara lain :
selanjutnya penulis akan menggunakan penyebutan a. Menjamin perlindungan Calon Pekerja Migran
Pekerja Migran Indonesia (PMI). Indonesia dan/atau Pekerja Migran Indonesia
Pokok-pokok pengaturan dalam Undang-Undang dan Keluarganya
ini meliputi Pekerja Migran Indonesia yang bekerja b. Mengatur, membina, melaksanakan, dan
pada Pemberi Kerja berbadan hukum, Pekerja mengawasi penyelengaraan penempatan
Migran Indonesia yang bekerja pada Pemberi Kerja pekerja migran Indonesia
perseorangan, pelaut awak kapal dan pelaut c. Menjamin pemenuhan hak calon pekerja migran
perikanan, hak dan kewajiban Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya
Indonesia dan keluarganya, upaya Pelindungan d. Membentuk dan mengembangkan sistem
Pekerja Migran Indonesia baik pelindungan dalam informasi terpadu dalam penyelenggaraan
sistem penempatan (sebelum bekerja, selama penempatan dan perlindungan pekerja migran
bekerja, dan sesudah bekerja), atase Indonesia
ketenagakerjaan, layanan terpadu satu atap, sistem e. Melakukan koordinasi kerja sama antar intansi
pembiayaan yang berpihak pada Calon Pekerja terkait dalam menanggapi pengaduan dan
Migran Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia, penanganan kasus calon pekerja migran
penyelenggaraan Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia dan/atau pekerja migran Indonesia
Indonesia, dan pelindungan hukum, sosial, dan f. Mengurus kepulangan pekerja migran Indonesia
ekonomi. dalam hal terjadi peperangan, bencana alam,
Adapun pelindungan Calon Pekerja Migran wabah penyakit, deportasi dan pekerja migran
Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia bertujuan Indonesia bermasalah
untuk: g. Melakukan upaya untuk menjamin pemenuhan
a. Menjamin pemenuhan dan penegakan hak asasi hak dan perlindungan pekerja migran Indonesia
manusia sebagai warga negara dan Pekerja secara optimal di negara tujuan penempatan
Migran Indonesia; dan h. Menyusun kebijakan mengenai perlindungan
b. Menjamin pelindungan hukum, ekonomi, dan pekerja migran Indonesia dan keluarganya
sosial Pekerja Migran Indonesia dan i. Menghentikan atau melarang penempatan
keluarganya.7 pekerja migran Indonesia untuk negara tertentu
atau pada jabatan tertentu di luar negeri
5 Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang j. Membuka negara atau jabatan tertentu yang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia tertutup bagi penempatan pekerja migran
6 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Indonesia
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
7 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang k. Menerbitkan dan mencabut SI3PMI
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia l. Menerbitkan dan mencabut SIP2MI
m. Melakukan koordinasi antar instansi terkait terdapat peran tanggung jawab yang sama
mengenai kebijakan perlindungan pekerja diantaranya yaitu mengurus kepulangan pekerja
migran Indonesia migran Indonesia bila terjadi suatu peperangan,
n. Mengangkat pejabat sebagai atase bencana alam dan seterusnya. Dan terdapat pula
ketenagakerjaan yang ditempatkan dikantor yang melanjutkan tanggung jawab provinsi di
Perwakilan Republik Indonesia atas usul Menteri tingkat kabupaten/kota diantaranya, melaporkan
dan hasil evaluasi terhadap P3MI kepada Provinsi yang
o. Menyediakan dan memfasilitasi pelatihan calon nantinya akan di teruskan kepada Menteri,
pekerja migran Indonesia melalui pelatihan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
vokasi yang anggarannya berasal dari fungsi lembaga pendidikan dan pelatihan kerja di
pendidikan. kabupaten/kota, megatur, membina, melaksanakan
Pemerintah Daerah Provinsi juga memiliki dan mengawasi penyelenggaraan penempatan
kewajiban atau tugas dan wewenang untuk pekerja migran Indonesia, membentuk layanan
melaksanakan fungsi perlindungan kepada calon terpadu satu atap tingkat kabupaten/kota.8
pekerja migran Indonesia atau pekerja migran Dalam rangka memberikan pelayanan
Indonesia, tanggung jawab provinsi sebagai berikut: penempatan dan perlindungan yang mudah, murah,
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan cepat, dan aman, layanan terpadu satu atap
kerja oleh lembaga pendidikan dan lembaga melakukan pelayanan sesuai dengan Undang-
pelatihan kerja milik pemerintah dan/atau Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
swasta yang terakreditas Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
b. Menguras kepulangan pekerja migran Indonesia 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
dalam hal terjadi peperangan, bencana alam, 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Layanan
wabah penyakit, deportasi dan pekerja migran terpadu satu atap memberikan layanan dalam
Indonesia bermasalah sesuai dengan pengurusan persyaratan dokumen dan administrasi
kewenangannya penempatan dan pelindungan Calon Pekerja Migran
c. Menerbitkan izin kantor cabang perusahaan Indonesia dan/atau Pekerja Migran Indonesia dan
penempatan pekerja migran Indonesia bersama Pemerintah Pusat melakukan perekrutan
d. Melaporkan hasil evaluasi terhadap perusahaan dan mempersiapkan pelayanan persyaratan
penempatan pekerja migran Indonesia secara administratif. Pelatihan kerja dilaksanakan oleh
berjenjang dan periodik kepada menteri lembaga pelatihan kerja milik pemerintah atau
e. Memberikan perlindungan pekerja migran swasta yang terakreditasi kepada Calon Pekerja
Indonesia sebelum bekerja dan setelah bekerja Migran Indonesia. Undang-Undang ini lebih
f. Menyediakan pos bantuan dan pelayanan menekankan dan memberikan peran yang lebih
ditempat pemberangkatan dan pemulangan besar kepada pemerintah dan mengurangi peran
pekerja migran Indonesia yang memeuhi syarat swasta dalam penempatan dan Pelindungan Pekerja
dan standar kesehatan Migran Indonesia.
g. Menyediakan dan memfasilitasi pelatihan calon Jaminan sosial merupakan bentuk perlindungan
pekerja migran Indonesia melalui pelatihan untuk menjamin seluruh rakyat termasuk Tenaga
vokasi yang anggarannya berasal dari fungsi Kerja Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan
pendidikan dasar hidup yang layak. Dalam Pasal 29 ayat (1) UU
h. Mengatur, membina, melaksanakan, dan No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja
mengawasi penyelenggaraan penempatan Migran Indonesia menyatakan bahwa “Dalam upaya
pekerja migran Indonesia dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Pemerintah
i. Dapat membentuk layanan terpadu satu atap Pusat menyelenggarakan Jaminan Sosial bagi
penempatan dan perlindungan pekerja migran Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya.”9
Indonesia di tingkat provinsi.
Secara singkat peran tanggung jawab dan tugas
8 Dr. Devi Rahayu, SH.M.Hum., “Perlindungan Hak Pekerja
dari pemerintah kota hampir sama dalam
Migran Indonesia Pada Masa Pandemi : Berbasis Kebutuhan”.
melaksanakan peran tanggung jawab yang Surabaya: Scopindo Media Pustaka. 2021, hal. 65.
dilakukan oleh pemerintah provinsi di tingkat kota, 9 Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017

Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.


Dengan adanya ketentuan tersebut maka Pekerja program perlindungan meliputi perlindungan pra-
Migran Indonesia tidak lagi menggunakan asuransi penempatan, masa penempatan, dan purna
swasta, tetapi BPJS Ketenagakerjaan. Undang- penempatan. Peran perlindungan tersebut saat ini
Undang ini lebih menekankan dan memberikan dialihkan dan dilaksanakan oleh Badan
peran yang lebih besar kepada pemerintah dan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sesuai dengan
mengurangi peran swasta dalam penempatan dan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Kennet Sosial Nasional dan UU No. 24 Tahun 2011 tentang
Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Untuk resiko
Jenderal International Social Security Association tertentu yang tidak tercakup dalam program
(ISSA) di Jenewa, dalam Regional Training Seminar Jaminan Sosial, BPJS dapat bekerja sama dengan
ISSA di Jakarta bulan Juni 1980, mengatakan bahwa lembaga pemerintah atau swasta.
“Jaminan sosial dapat diartikan sebagai Kemudian pemerintah Indonesia melalui
perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi Kementerian Ketenagakerjaan mengesahkan
anggota- anggotanya untuk risiko-risiko atau Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
peristiwa-peristiwa tertentu dengan Indonesia Nomor 18 Tahun 2018 tentang Jaminan
tujuan sejauh mungkin untuk menghindari Sosial Pekerja Migran Indonesia. Peraturan Menteri
terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat Ketenagakerjaan ini menggantikan Peranturan
mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian Menteri Nomor 7 Tahun 2017 tentang Program
besar penghasilan, dan untuk memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Peraturan
pelayanan medis dan/atau jaminan keuangan Menteri No. 18 Tahun 2018 ini menjadi aturan
terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya turunan/pelaksana pertama yang disahkan sebagai
peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan mandat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017
keluarga dan anak.”10 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Jaminan sosial dapat diartikan secara luas dan Kemudian pada tingkatan yang lebih operasional,
secara sempit, dimana pengertian luas jaminan UU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
sosial meliputi usaha-usaha yang berupa: diwujudkan dalam Perjanjian Kerja (PK). Dalam UU
1. Pencegahan dan pengembangan, yaitu di bidang No.18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja
kesehatan, keagamaan, keluarga berencana, Migran Indonesia dikenal tiga jenis perjanjian yang
pendidikan, bantuan hukum, dan lainnya yang diatur dalam penempatan PMI di luar negeri yaitu :
dapat dikelompokkan dalam pelayanan sosial 1. Perjanjian Kerja Sama Penempatan adalah
(social security). perjanjian tertulis antara Perusahaan
2. Pemulihan dan penyembuhan, seperti bantuan Penempatan Pekerja Migran Indonesia dan Mitra
untuk bencana alam, lanjut usia, yatim piatu, Usaha atau Pemberi Kerja yang memuat hak dan
penderita cacat dan berbagai ketunaan yang kewajiban setiap pihak dalam rangka
dapat dikelompokkan dalam pengertian bantuan penempatan dan perlindungan pekerja migran
sosial (social assistance). Indonesia di negara tujuan penempatan.
3. Pembinaan, dalam bentuk perbaikan gizi, 2. Perjanjian Penempatan Pekerja Migran
perusahaan, transmigrasi, koperasi, dan lainnya Indonesia yang selanjutnya disebut Perjanjian
yang dapat dikategorikan dalam sarana sosial Penempatan adalah perjanjian tertulis antara
(social infra structure). pelaksana penempatan pekerja migran Indonesia
Sedangkan dalam pengertian yang sempit, dan calon pekerja migran Indonesia yang
jaminan sosial ini meliputi usaha-usaha di bidang memuat hak dan kewajiban setiap pihak, dalam
perlindungan ketenagakerjaan, yang berupa rangka penempatan pekerja migran Indonesia di
bantuan sosial dan asuransi sosial. UU No. 18 Tahun negara tujuan penempatan sesuai dengan
2017 memberikan perlindungan Jaminan Sosial bagi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pekerja Migran Indonesia yang selama ini 3. Perjanjian kerja adalah perjanjian tertulis antara
dilaksanakan oleh perusahaan asuransi yang pekerja migran Indonesia dan pemberi kerja
tergabug dalam konsorsium asuransi dengan yang memuat syarat kerja, hak dan kewajiban
setiap pihak, serta jaminan keamanan dan
10 Sentanoe Kertonegoro, Jaminan Sosial dan
Pelaksanaannya di Indonesia, Mutiara, Jakarta, 2020, h. 29.
keselamatan selama bekerja sesuai dengan dengan Malaysia dan Taiwan karena kedua negara
ketentuan peraturan perundang-undangan. tersebut merupakan negara penerima PMI terbesar.
Di antara ketiga perjanjian di atas, yang sangat MoU yang dibuat dengan negara penerima
berpengaruh dan sering menimbulkan masalah menjadi acuan untuk pembuatan perjanjian kerja
pada PMI saat bekerja di luar negeri adalah (PK) antara PMI dengan pemberi kerja. Jika MoU
Perjanjian Kerja (PK) antara PMI dan pemberi kerja. hanya mengatur secara umum hal-hal yang terkait
Perjanjian kerja ini merupakan dokumen tertulis dengan migrasi tenaga kerja, perjanjian kerja
yang secara sah mengikat PMI dengan Pemberi memuat ketentuan-ketentuan yang lebih khusus
kerja yang harus dipatuhi dan mempunyai kekuatan dan detil. Semua hak serta kewajiban PMI dan
hukum, sehingga bisa digunakan untuk memperkuat pemberi kerja diatur dalam PK yang bersifat
posisi PMI maupun pemberi kerja. mengikat kedua belah pihak. Pihak-pihak yang
Pemerintah Indonesia mengatur isi dari melanggar ketentuan yang dicantumkan dalam PK
perjanjian kerja dalam UU No.18 Tahun 2017 dapat dikenai sanksi yang tegas, sesuai dengan yang
Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sudah diatur di dalamnya. Pada prinsipnya PK
Pasal 15 ayat (2). Perjanjian kerja inilah yang merupakan instrumen untuk perlindungan PMI agar
menjadi dokumen nyata bagi perlindungan PMI, bisa memperoleh hak-hak mereka sebagai pekerja.
karena perjanjian kerja merupakan instrumen yang Namun, meskipun sudah ada MoU yang
secara langsung mengatur hubungan kerja antara disepakati kedua negara, dalam kenyataannya
PMI dan pemberi kerja. Perjanjian kerja memuat masih terdapat praktik-praktik yang tidak sesuai
ketentuan-ketentuan detil mengenai hak dan dengan kesepakatan yang dicantumkan dalam MoU.
kewajiban PMI serta pemberi kerja. Perjanjian kerja Sebagai salah satu negara asal dari pekerja migran
mengikat kedua belah pihak yang disahkan secara yang dominan, Indonesia meratifikasi beberapa
hukum dari masing-masing negara baik pengirim kesepakatan yang dikeluarkan oleh Internasional
maupun penerima. Semua ketentuan yang Labour Office (ILO). Ratifikasi dibuktikan dengan
tercantum dalam perjanjian kerja harus keluarnya undang-undang yang diikuti oleh
dilaksanakan oleh PMI serta pemberi kerja. Oleh peraturan perundang-undangan turunannya terkait
karena itu, pelanggaran terhadap ketentuan- dengan pengelolaan migrasi tenaga kerja migran
ketentuan yang disepakati dalam PK dapat internasional.
berakibat pada putusnya hubungan kerja antara Selain itu, terdapat juga beberapa kesepakatan
kedua belah pihak. yang telah dibuat di tingkat global dan regional yang
Salah satu upaya yang dilakukan oleh bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi
pemerintah Indonesia untuk melindungi PMI di luar pekerja migran yang bekerja di luar negara asalnya.
negeri adalah membuat perjanjian bilateral dengan Kesepakatan yang sangat terkait dengan pekerja
negara-negara tujuan PMI. Perjanjian dibuat melalui migran internasional adalah peraturan/hukum yang
negosiasi antar kedua negara, yang berwujud pada mengatur tentang perdagangan internasional,
tersusunnya Memorandum of Understanding (MoU) khususnya tentang jasa yang tercantum dalam
mengenai penempatan PMI.11 Perjanjian Perdagangan Umum Tentang Jasa
MoU merupakan salah satu bentuk perjanjian (General Agreement on Trade in Service (GATS)).
antar dua negara yang dibuat dalam bentuk tertulis. Poin yang mengatur tentang pekerja migran
Terkait dengan pekerja migran MoU adalah nota internasional ada di poin 4 yang terkait dengan
kesepahaman yang disepakati oleh negara asal perpindahan lintas batas manusia yang terkait
dengan negara tujuan migran. Indonesia sebagai dengan perdagangan jasa. Kesepakatan-
salah satu negara pengirim migran telah membuat kesepakatan ditingkat global terkait perlindungan
MoU dengan negara-negara yang menjadi negara pekerja migran internasional yang telah dibuat
penerima PMI diantaranya adalah MoU yang tetap memperhatikan kesepakatan yang telah ada
ditandatangani antara pemerintah Indonesia sebelumnya terutama Deklarasi Universal Tentang
Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration of
Human Right) dan dua kesepakatan hak-hak asasi
11Mita Noveria, dkk. “Perlindungan Pekerja Migran Indonesia,
manusia lainnya yaitu The International Covenant
Kesepakatan dan Implementasinya”.Jakarta: Yayasan Pustaka on Civil and Political Right (ICPPR) dan The
Obor Indonesia. 2020, hal. 7.
International Covenant on Economic, Social and berdokumen atau tak regular. Dalam konvensi ini
Cultural Right (ICESCR). juga disebutkan tidak ada diskriminasi atas hak-hak
a. Konvensi Internasional Tentang Perlindungan pekerja migran dan anggota keluarganya
Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota sebagaimana dinyatakan pada Bagian II Pasal 7.
Keluarganya (The International Convention On Apabila diaplikasikan terhadap pekerja migran
The Protection Of The Right Of All Migrant Indonesia (PMI), konvensi ini secara eksplisit
Workers And Members Of Their Families) menyatakan hak-hak PMI yaitu :
Konvensi ini tidak berdiri sendiri, tetapi juga 1. Bebas meninggalkan negara manapun termasuk
terkait dengan konvensi-konvensi lainnya yang telah negara asal dan berhak kembali ke negara
disepakati sebelumnya. Dalam konvensi ini asalnya (Pasal 8)
dinyatakan bahwa konvensi internasional tentang 2. Hak hidup dilindungi hukum (Pasal 9)
perlindungan hak-hak seluruh pekerja migran dan 3. Tidak menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan
anggota keluarganya dibuat dengan memperhatikan hukum yang kejam, tidak manusiawi dan
prinsip-prinsip yang terkandung dalam instrumen- merendahkan martabat (Pasal 10)
instrumen dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa 4. Tidak boleh diperbudak/diperhamba atau
mengenai hak asasi manusia, khususnya Deklarasi melakukan kerja paksa (Pasal 11)
Universal Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional 5. Berhak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan
Tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, dan beragama (Pasal 12)
Kovenan Internasional Tentang Hak-hak Sipil dan 6. Berhak atas kebebasan berekspresi baik secara
Politik, Konvensi Internasional Tentang lisan dan tulisan (Pasal 13)
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, 7. Berhak bebas berkomunikasi dengan keluarga
Konvensi Internasional Tentang Penghapusan dan urusan pribadi (Pasal 14)
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita dan 8. Berhak atas harta bendanya (Pasal 15)
Konvensi Tentang Hak-hak Anak. 9. Berhak atas kebebasan dan keamanan pribadi
Konvensi Internasional Tentang Perlindungan (Pasal 16)
Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota 10.Berhak atas perlakuan manusiawi apabila
Keluarganya juga memperhatikan prinsip-prinsip kebebasannya dirampas (Pasal 17)
dan standar-standar yang ditetapkan lebih lanjut 11.Memiliki hak yang setara dengan warga negara
dalam instrumen-instrumen terkait yang diuraikan dari negara tujuan dihadapan pengadilan dan
dalam kerangka kerja Organisasi Buruh tribunal (Pasal 18)
Internasional (International Labour Organisation – 12.Tidak boleh dijatuhi hukuman yang lebih berat
ILO), Khususnya Konvensi Tentang Migrasi Untuk dari pada hukuman yang berlaku atas suatu
Bekerja (No. 97), Konvensi Tentang Migrasi Dalam tindak pidana karena tindakan atau kelalaian
Kondisi Teraniaya Dan Pemajuan Kesetaraan yang bukan merupakan tindak pidana
Kesempatan Dan Perlakuan Bagi Pekerja Migran berdasarkan hukum nasional dan internasional
(No. 143), Rekomendasi Mengenai Migrasi Untuk pada saat dilakukan tindakan tersebut (Pasal 19)
Bekerja (No. 86), Rekomendasi Mengenai Pekerja 13.Tidak dipenjara atas dasar kegagalan memenuhi
Migran (No. 151), Konvensi Tentang Kerja Paksa suatu kewajiban perjanjian (Pasal 20)
Atau Wajib (No. 159), dan Konvensi Tentang 14.Mendapat perlindungan atas dokumen yang
Penghapusan Kerja Paksa (No. 105). dibawanya, untuk tidak disita, dihancurkan
Konvensi ini berlaku bagi seluruh pekerja migran kecuali oleh aparat pemerintah yang berwenang
dan anggota keluarganya tanpa membedakan apa (Pasal 21)
pun seperti jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, 15.Tidak menjadi sasaran pengusiran missal (Pasal
agama atau kepercayaan, pendapat politik atau lain- 22)
lain, kebangsaan, asal-usul etnis atau sosial, 16.Memperoleh pilihan meminta perlindungan dan
kewarganegaraan, usia, kedudukan ekonomi, bantuan pejabat konsuler atau diplomatic dari
kekayaan, status perkawinan, dan status kelahiran negara asalnya atau negara yang mewakili
atau lain-lain. Konvensi ini juga melingkupi seluruh kepentingan negara asalnya (Pasal 23)
pekerja migran selama proses dan era serta semua 17.Diakui dihadapan hukum (Pasal 24)
status migrasi, yang berdokumen maupun tidak
18.Mendapat hak yang sama dengan warga negara- PMI ditempatkan di negara-negara yang juga
negara tujuan dalam hal penggajian (Pasal 25) meratifikasi konvensi ini, sehingga hak-hak PMI
19.Mendapat hak-hak dan syarat kerja yang layak, dapat terpenuhi, selain itu pemerintah juga
meliputi jam kerja layak, uang lembur, istirahat memastikan bahwa negara penempatan
mingguan, liburan dengan dibayar, keselamatan mempunyai prosedur yang jelas dan adil dalam
dan kesehatan kerja, jaminan saat PHK, usia menangani pelanggaran terhadap hak-hak PMI
minimum, dan syarat kerja lain sesuai praktik tersebut.
hukum nasional (Pasal 26) b. Kesepakatan Global Untuk Migrasi Yang Aman,
20.Menikmati perlakuan yang sama dengan warga Teratur Dan Regular (Global Compact For Safe,
negara di negara tujuan kerja dalam hal jaminan Orderly And Regular Migration (GMC))
sosial (Pasal 27) Kesepakatan global terkait pekerja migran yang
21.Berhak atas perawatan kesehatan yang baru-baru ini disepakati bersama adalah
mendesak untuk kelangsungan hidup (Pasal 28) Kesepakatan Global Untuk Migrasi Yang Aman,
22.Anak pekerja migran berhak atas nama, Teratur Dan Regular. Naskah ini disepakati pada
pendaftaran kelahiran, dan kewarganegaraan tanggal 10-11 Desember 2018 termasuk oleh
(Pasal 29) Indonesia, dan disahkan oleh Majelis Umum
23.Anak pekerja migran berhak atas akses pada Persatuan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada 19
pendidikan dasar (Pasal 30) Desember 2018 melalui Resolusi Nomor
24.Memindahkan pendapatan, barang-barang A/RES/73/195. Naskah GCM memberi panduan bagi
pribadi mereka sesuai ketentuan hukum yang negara-negara dalam menyusun kebijakan dan aksi
berlaku di negara-negara yang bersangkutan untuk meningkatkan kualitas tata kelola migrasi
(Pasal 32) internasional sehingga dapat mewujudkan migrasi
25.Informasi atas hak dan kewajiban pekerja migran yang memberi keuntungan bagi migran beserta
dan anggota keluarganya (Pasal 33)12 keluarganya, negara pengirim serta negara
Hak-hak di atas menunjukan bahwa konvensi ini penerima. Dokumen ini mengakui bahwa migrasi
sudah melindungi hak-hak pekerja migran dan yang aman, tertib dan regular akan dapat berjalan
keluarganya secara menyeluruh, mulai dari baik bagi semua apabila berlangsung melalui cara
perlindungan hak-hak asasi manusia, hak untuk yang terinformasi, terencana, dan berdasarkan
tidak mendapatkan penyiksaan, hak-hak ekonomi, kesepakatan.
serta hak-hak dan syarat kerja yang layak. Namun, GCM bersifat tidak mengikat secara hukum,
dalam kenyataanya terjadi beberapa kasus namun menjadi rujukan untuk penyusunan norma
penganiayaan dan penyiksaan terhadap PMI terkait migrasi, sehingga migrasi dapat berjalan
terutama PMI Perempuan yang bekerja sebagai aman, tertib dan teratur. Global Compact Of
penata laksana rumah tangga (PLRT) yang tidak Migration ini didasarkan pada serangkaian prinsip
sedikit berujung pada kematian. Demikian pula hak- pemandu yang saling beririsan dan saling
hak terkait dengan syarat kerja yang layak (Pasal 25) bergantung. Adapun prinsip-prinsip tersebut
tercantum bahwa migran berhak mendapatkan jam adalah:
kerja yang layak, uang lembur, istirahat mingguan, 1. Berpusat Pada Manusia
keselamatan dan kesehatan kerja, jaminan saat 2. Kerja Sama Internasional
PHK, usia minimum, dan syarat kerja lain sesuai 3. Kedaulatan Nasional
praktik hukum nasional. Dalam praktiknya, 4. Kepatuhan hukum dan proses hukum yang
beberapa kasus menunjukan bahwa telah terjadi seksama
pelanggaran terhadap hak-hak tersebut. Ada PMI 5. Pembangunan berkelanjutan
yang bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya, 6. Hak Asasi Manusia
tidak diberi uang lembur, tidak ada hari libur, 7. Tanggap gender
bahkan ada yang gajinya tidak dibayar. Oleh karena 8. Peka terhadap anak
itu dalam upaya melindungi PMI yang bekerja di 9. Pendekatan seluruh pemerintahan
luar negeri, pemerintah harus memastikan bahwa 10.Pendekatan seluruh masyarakat
GCM menetapkan rumusan tujuan yang aman,
12 Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak tertib dan regular. Dari tujuan yang diterapkan
Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya.
terdapat beberapa tujuan yang terkait langsung migran yang berasal dari negara-negara ASEAN.
dengan upaya untuk memberikan perlindungan Indonesia sendiri merupakan negara pengirim
pada pekerja migran terutama yang sering menjadi tenaga kerja yang cukup besar ke negara-negara
masalah bagi PMI. Dimana pada tujuan nomor 3 ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura dan
disebutkan agar tercipta migrasi yang aman, tertib Brunei Darussalam.
dan regular, calon pekerja migran harus diberikan Perlindungan yang diberikan kepada pekerja
informasi yang akurat dan tepat waktu menyangkut migran dalam konsensus ini mengacu pada prinsip-
semua tahap dari migrasi. Pemberian informasi ini prinsip hak asasi manusia, tak hanya diberikan
seharusnya sudah diberikan pada saat perekrutan, kepada pekerja migran, namun juga kepada
sehingga calon pekerja migran memahami semua keluarganya. Isi konsensus ini juga sesuai dengan
tahapan migrasi yang harus mereka lewati pada konvensi PBB 1990 Tentang Perlindungan dan
saat bekerja sebagai pekerja migran. Pemajuan Hak-hak Seluruh Pekerja Migran dan
Di Indonesia pemerintah sudah berusaha Anggota Keluarganya yang telah diratifikasi menjadi
memberikan informasi mengenai hal ini melalui Undang-Undang No.6 Tahun 2012.
kementerian ketenagakerjaan dan dinas-dinas Dalam konsensus ASEAN mengenai pekerja
terkait di daerah. Namun hasil penelitian yang migran, hak-hak pekerja migran disebutkan dalam
dilakukan oleh Pusat Penelitian Kependudukan BAB III yang berisi tentang hak-hak dasar pekerja
(P2K-LIPI) menunjukan bahwa masih banyak PMI migran dan keluarganya seperti hak untuk
yang pergi tanpa memahami dan mengetahui dikunjungi oleh anggota keluarganya untuk durasi
tahapan migrasi yang akan harus dilaluinya sebagai yang diperbolehkan oleh peraturan negara
PMI. Hal ini antaralain disebabkan sistem tempatnya dan hak untuk memegang paspor dan
perekrutan PMI yang melewati perusahaan dokumen-dokumen penting lainnya. Sementara BAB
(PPTKIS). Perusahan-perusahan ini seringkali IV berisi tentang hak-hak khusus dari pekerja migran
menyebar agen-agennya ke desa-desa untuk itu sendiri, yaitu hak-hak untuk mengakses
merekrut warga desa menjadi PMI tanpa informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
memberikan informasi yang jelas mengenai tahapan pekerjaan mereka dan kondisi terkait pekerjaan dari
migrasi. otoritas terkait, badan dan/atau agen perekrutan
Dalam tujuan nomor 4 dikatakan untuk baik dari negara pengirim maupun negara
menciptakan migrasi yang aman, tertib dan regular, penerima. Hak untuk tidak didiskriminasi dalam
pemerintah (negara pengirim) harus memastikan upah terkait jender, hak untuk mengirimkan
semua migran memiliki bukti identitas legal dan penghasilan yang mereka terima dari bekerja
dokumentasi yang memadai. Namun, sampai saat melalui mode apapun, serta hak untuk berkumpul
ini meskipun pemerintah Indonesia sudah berusaha dan berserikat juga dicantumkan dalam Konsensus
memberikan kesadaran kepada Calon PMI untuk ASEAN.
menggunakan jalur yang legal dengan
menggunakan dokumen yang legal pula. Namun B. Implementasi Perlindungan Hukum Terhadap
masih ada PMI yang berangkat ke luar negeri Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri
menggunakan jalur illegal tanpa dilengkapi dengan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
dokumen-dokumen resmi. 2017.
c. Konsensus ASEAN Untuk Promosi Dan Perlindungan dalam UU No. 18 Tahun 2017
Perlindungan Hak-Hak Pekerja Migran (ASEAN Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Consensus On The Promotion And Protection Of diatur secara sistematis dan komprehensif dalam
The Right Of Migrant Workers) bab tersendiri yaitu terdiri dari aturan perlindungan
Dengan ditandatanganinya dokumen ini berarti sebelum, selama dan setelah bekerja yang
semua negara ASEAN sepakat untuk memberikan berjumlah sebanyak 20 pasal, serta aturan terkait
Perlindungan terhadap pekerja migran yang berasal perlindungan hukum, ekonomi dan sosial yang
dari negara-negara ASEAN. Dokumen ini menjadi berjumlah sebanyak 6 pasal.
penting mengingat jumlah pekerja migran yang Perlindungan sebelum bekerja adalah
berasal dari negara-negara ASEAN cukup tinggi, keseluruhan aktivitas untuk memberikan
diperkirakan terdapat sekitar 20,2 juta pekerja perlindungan sejak pendaftaran sampai
keberangkatan. Perlindungan terhadap pekerja
migran indonesia sebelum bekerja (pasal 8) lainnya seperti Akta Pendirian, Surat Izin
mencakup 2 aspek yaitu administratif dan teknis. Operasional Dari Kementerian Ketenagakerjaan Dan
Perlindungan yang bersifat administratif meliputi Dokumen Kepesertaan Modal Dan Bukti Setoran
kelengkapan dan keabsahan dokumen penempatan Deposito (Pasal 54 UU PPMI). P3MI juga harus
serta penetapan kondisi dan syarat kerja seperti memiliki perjanjian penempatan dengan calon PMI
surat keterangan perkawinan, surat keterangan ijin sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bila
pihak keluarga, surat keterangan sehat, sertifikat P3MI tidak memiliki perjanjian kerjasama
kompetensi kerja, paspor, visa kerja, perjanjian penempatan, maka P3MI tidak dapat mengajukan
penempatan dan perjanjian kerja. Perlindungan Job Order dari Luar Negeri. Sebelum mengajukan
pada aspek teknis meliputi sosialisasi informasi, Job Order, dalam Undang-Undang Perlindungan
pendidikan dan pelatihan, fasilitas pemenuhan hak, Pekerja Migran Indonesia mensyaratkan tiga dari
pelayanan dalam bentuk layanan terpadu satu atap empat perjanjian yang harus dipenuhi yakni
(LTSA), jaminan sosial, penguatan pegawai perjanjian tertulis antara pemerintah asal dan
fungsional, dan pembinaan serta pengawasan. tujuan, perjanjian kerjasama penempatan dan
Perlindungan Administratif dalam Undang- perjanjian penempatan. Ketiga perjanjian tersebut
Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia merupakan syarat dalam pengajuan job order yang
mengatur mengenai empat perjanjian, yaitu : disahkan oleh Perwakilan Indonesia di Luar Negeri.
1. Perjanjian tertulis antara pemerintah negara asal Setelah itu di dalam negeri, untuk pengajuan surat
dan tujuan izin Perekrutan (SIP2MI) juga harus disahkan oleh
2. Perjanjian kerjasama penempatan yaitu Badan, dan Surat Pengantar Rekrut yang juga harus
perjanjian tertulis antara Perusahaan disahkan oleh Dinas Ketenagakerjaan
Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) Provinsi/Kabupaten/Kota.13
dan Mitra Usaha (Agency) atau pemberi kerja Bagian ini juga memuat tugas dan tanggung
yang memuat hak dan kewajiban setiap pihak jawab atase ketenagakerjaan (Pasal 15) dalam hal
dalam rangka penempatan dan perlindungan melakukan verifikasi terhadap mitra usaha (agen
PMI di negara penempatan perekrutan) di luar negeri dan pengguna jasa. Atase
3. Perjanjian Penempatan Pekerja Migran ketenagakerjaan juga berkewajiban untuk membuat
Indonesia yang selanjutnya disebut Perjanjian serta mengumumkan daftar mitra usaha dan
Penempatan adalah perjanjian tertulis antara pengguna jasa yang bermasalah secara periodik
pelaksana penempatan Pekerja Migran berdasarkan verifikasi tersebut. Hasil verifikasi akan
Indonesia dan Calon Pekerja Migran Indonesia digunakan sebagai bahan rekomendasi dalam
yang memuat hak dan kewajiban setiap pihak, pemberian ijin penempatan bagi perusahaan
dalam rangka penempatan Pekerja Migran penempatan pekerja migran Indonesia (PPMI) yang
Indonesia di negara tujuan penempatan sesuai bermitra dengan mitra usaha yang masuk dalam
dengan ketentuan peraturan perundang- daftar bermasalah (blacklisting). Lebih lanjut bagian
undangan. perlindungan sebelum bekerja mengatur tentang isi
4. Perjanjian Kerja adalah perjanjian tertulis antara perjanjian kerja, jangka waktu perjanjian kerja, serta
Pekerja Migran Indonesia dan Pemberi Kerja sanksi administratif bagi PPPMI (Pasal 19 ayat 2)
yang memuat syarat kerja, hak, dan kewajiban yang tidak menempatkan calon PMI sesuai yang
setiap pihak, serta jaminan keamanan dan tercantum dalam perjanjian kerja.
keselamatan selama bekerja sesuai dengan Permasalahan yang dihadapi PMI di negara
ketentuan peraturan perundang-undangan tujuan terkait dengan perlindungan yang
Bagi PMI, perlindungan melalui mekanisme dibutuhkannya dapat berawal dari daerah dan
kontraktual atau perjanjian merupakan hak hukum negara asal terkait dengan penyiapan PMI, baik
paling kuat dan paling jelas yang dimiliki oleh PMI secara fisik maupun nonfisik yang menyangkut
yang ditandatangani sebelum keberangkatan. pendidikan, keterampilan, pemahaman tentang
Selain PMI (Perusahaan Penempatan Pekerja
Migran Indonesia) P3MI sebagai perusahaan 13 Savitri Wisnuwardhani, bobby alvvy dkk “Buku saku
penempatan harus memiliki perjanjian kerjasama memahami Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran
penempatan dan beberapa dokumen penting Indonesia Kelebihan dan Kelemahan UU PPMI”, Jakarta :
Jaringan Buruh Migran, Hal. 19.
budaya di negara tujuan, serta kondisi pekerjaan Dalam hal untuk menciptakan migrasi
yang akan dilakukannya di luar negeri. Kasus-kasus ketenagakerjaan secara prosedural dan aman
pelanggaran terhadap hak PMI yang bekerja di luar dibutuhkan pemerataan informasi yang
negeri dapat sangat terkait dengan hasil kerja dimandatkan kepada seluruh level pemerintahan
(performance) yang tidak memuaskan dan/atau dan berbagai pihak yang berkepentingan.
majikan yang memang memanfaatkan kelemahan Diseminasi informasi yang merata mampu
PMI untuk dieksploitasi. Sehingga dalam hal ini meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
untuk mengatasi hal tersebut, dari sisi negara proses migrasi yang benar dan aman. Dalam
pengirim harus disiapkan PMI yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
kebutuhan (jenis, kualifikasi, dan keahlian) kerja di Perlindungan Pekerja Migran Indonesia mengatur
negara tujuan. tentang pelayana informasi mengenai migrasi
Oleh karena itu untuk memberikan perlindungan ketenagakerjaan menjadi kewenangan pemerintah
bagi PMI di luar negeri, diperlukan adanya disetiap level pemerintahan. Sehingga dalam hal ini
persiapan mencakup pemahaman tentang kualitas pemerintah bersama-sama dengan masyarakat
PMI yang akan dikirim ke luar negeri, dimana dapat merumuskan bentuk, model, dan pendekatan
persiapan PMI untuk bekerja di luar negeri diseminasi informasi yang seperti apa bagi
mencakup persiapan fisik serta non fisik baik yang semuanya untuk pencapaian pemerataan informasi.
disiapkan oleh individu maupun kelembagaan Dalam rangka melindungi PMI sebelum bekerja,
pengelola pengiriman dan penempatan PMI di luar kemudian dikeluarkannya Peraturan Presiden
negeri. Nomor 90 Tahun 2019 Tentang Badan Perlindungan
Persiapan fisik dan mental mencakup kondisi Pekerja Migran Indonesia. Peraturan ini yang
kesehatan serta kesiapan mental calon pekerja kemudian menjadi sarana dalam mengoptimalkan
migran Indonesia. Undang-undang No.18 Tahun pelaksanaan kebijakan pelayanan dalam rangka
2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran penempatan dan perlindungan pekerja migran
Indonesia mengamanatkan bahwa calon pekerja Indonesia dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal
migran Indonesia yang akan bekerja di luar negeri 48 UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan
wajib memiliki dokumen yang antara lain meliputi Pekerja Migran Indonesia.
surat keterangan sehat berdasarkan hasil Dengan peraturan Presiden ini dibentuklah
pemeriksaan kesehatan dan psikologi. Kemudian Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, yang
hasil pemeriksaan kesehatan ini dituangkan dalam selanjutnya disingkat BP2MI, yang merupakan
dokumen kesehatan berupa ‘Sertifikat Kesehatan’ lembaga pemerintah nonkementerian yang
yang berisi keterangan layak untuk bekerja (fit to bertugas sebagai pelaksana kebijakan dalam
work) atau tidak layak untuk bekerja. pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran
Ditingkat kelembagaan, persiapan fisik dan Indonesia secara terpadu. Dalam penempatan
mental yang harus dijalani mencakup pengaturan Pekerja Migran Indonesia yang dilaksanakan oleh
tes kesehatan sesuai dengan peraturan yang BP2MI dilakukan atas dasar perjanjian secara
berlaku serta ketertiban untuk tertulis antara pemerintah dengan pemerintah
menjalani/mengikutinya. Dalam implementasi negara Pemberi Kerja Pekerja Migran Indonesia
ditingkat kelembagaan, persiapan fisik dan mental atau Pemberi Kerja berbadan hukum di negara
calon pekerja migran Indonesia melibatkan tujuan penempatan. Dalam hal pembuatan
perusahaan pengerah dan Penempatan perjanjian secara tertulis mengenai penempatan
(Perusahaan Pengerah Dan Penempatan Pekerja pekerja migran Indonesia oleh BP2MI dilakukan
Migran Indonesia/P3MI). sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Persiapan non fisik mencakup pemahaman undangan mengenai perjanjian internasional dan
tentang macam dan jenis pekerjaan yang akan perjanjian secara tertulis yang dibuat harus
dilakukan sesuai dengan kemampuan/kompetensi, berdasarkan pada prinsip persamaan kedudukan,
hak dan kewajibannya sesuai perjanjian kerja, serta saling menguntungkan, dan memperhatikan baik
pemahaman tentang kondisi sosial dan budaya hukum nasional maupun hukum internasional yang
negara tujuan/penerima PMI. berlaku.
Tahapan sebelum bekerja yang harus dilakukan perundang-undangan. Calon pekerja migran
oleh BP2MI meliputi tahapan pemberian informasi, Indonesia yang telah memiliki hasil pemeriksaan
dimana pemberian informasi yang dimaksud adalah kesehatan, psikologi dan paspor harus
pasar kerja yang meliputi lowongan pekerjaan, jenis menandatangani Perjanjian Penempatan dengan
jabatan dan persyaratan jabatan, tata cara P3MI dan diketahui oleh pejabat dinas
penempatan dan perlindungan serta kondisi kerja di kabupaten/kota. Perjanjian penempatan dibuat
luar negeri. Pemberian informasi dalam hal ini dalam rangkap yang diperuntukan bagi Calon
dapat dilakukan secara daring maupun luring oleh Pekerja Migran Indonesia, P3MI dan Dinas
LTSA pekerja migran indonesia yang bekerja sama Kabupaten/Kota.
dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan Tahapan selanjutnya yaitu pendaftaran
pemerintahan desa. Selain LTSA Pekerja Migran kepesertaan jaminan sosial, dimana pembayaran
Indonesia pemberian informasi dapat dilakukan premi jaminan sosial ketenagakerjaan dilakukan
melalui pameran kesempatan kerja yang dengan ketentuan dibayarkan setelah
dilaksanakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan menandatangani perjanjian penempatan untuk
dan BP2MI. Tahapan selanjutnya adalah program jaminan sosial ketenagakerjaan sebelum
pendaftaran oleh calon PMI pada LTSA Pekerja bekerja dan dibayarkan setelah calon pekerja
Migran Indonesia dengan melengkapi dokumen migran Indonesia mengikuti OPP untuk program
persyaratan. Dokumen persyaratan yang harus Jaminan Sosial Ketenagakerjaan selama bekerja dan
dipenuhi oleh calon PMI yaitu kartu tanda setelah bekerja. Kemudian pengurusan visa kerja
penduduk elektronik dan kartu keluarga, surat yang difasilitasi oleh BP2MI sesuai dengan
keterangan status perkawinan dan bagi yang telah ketentuan negara tujuan penempatan.
menikah melampirkan fotokopi buku nikah, surat Kemudian tahapan selanjutnya adalah
keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau pelaksanaan Orientasi Pra Pemberangkatan yang
izin wali yang diketahui oleh kepala desa atau lurah, selanjutnya disingkat OPP yang merupakan kegiatan
sertifikat kompetensi kerja, surat keterangan sehat pemberian pernbekalan dan inforrnasi kepada
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, dan Calon Pekerja Migran Indonesia yang akan
kartu kepesertaan program jaminan kesehatan berangkat bekerja ke luar negeri agar Calon Pekerja
nasional, dan pendaftaran yang dilakukan oleh Migran Indonesia merniliki kesiapan mental dan
calon PMI tidak dipungut biaya apapun. Tahapan pengetahuan untuk bekerja di luar negeri,
selanjutnya adalah seleksi yang berupa seleksi memaharni hak dan kewajibannya serta dapat
administrasi yaitu verifikasi dokumen dan seleksi mengatasi masalah yang akan dihadapi. OPP
teknis yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan diselenggarakan di LTSA Pekerja Migran Indonesia
pemerintah negara Pemberi Kerja Pekerja Migran dan difasilitasi oleh Dinas Kabupaten/Kota, dalam
Indonesia atau pemberi kerja berbadan hukum di pelaksanaan OPP biaya OPP dibebankan kepada
negara tujuan penempatan. Dalam seleksi teknis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
yang dilakukan oleh P3MI melibatkan pengantar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selain itu
kerja atau petugas antar kerja, dan juga dalam hal OPP harus selesai paling lama 2 (hari) sebelum calon
tertentu seleksi yang dilakukan dapat pekerja migran Indonesia berangkat keluar negeri.
mengikutsertakan Mitra Usaha dan/atau pemberi Calon pekerja migran Indonesia diberikan surat
kerja untuk mewawancarai calon pekerja migran keterangan telah mengikuti OPP yang diterbitkan
Indonesia dengan terlebih dahulu melapor kepada oleh LTSA Pekerja Migran Indonesia atau Dinas
LTSA Pekerja Migran Indonesia atau Dinas Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota. Selanjutnya adalah penandatanganan perjanjian
Kemudian calon pekerja migran Indonesia yang kerja yang mulai berlaku sejak disepakati dan
telah dinyatakan lulus seleksi harus melakukan ditandatangani oleh para pihak, setelah itu bagi
pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di calon pekerja migran Indonesia yang telah
fasilitasi pelayanan kesehatan sesuai dengan memenuhi persyaratan bekerja di luar negeri,
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan sebelum diberangkatkan harus melakukan
pemeriksaan psikologi yang dilaksanakan di pendataan sidik jari biometrik melalui sisko P2MI
lembaga psikologi sesuai dengan peraturan pada saat OPP. P3MI wajib memberangkatkan Calon
Pekerja Migran Indonesia yang telah memiliki migran.14 Banyaknya kasus pekerja migran yang
Perjanjian Kerja, Paspor dan Visa Kerja. bermasalah berasal dari pekerja migran yang
Kemudian P3MI menginformasikan berangkat dari tanah air melalui PPTKIS.
keberangkatan Pekerja Migran Indonesia kepada Namun dampak dari merebaknya Pandemi
Atase Ketenagakerjaan atau pejabat dinas luar Covid-19 pada awal tahun 2020 yang dialami
negeri yang ditunjuk di negara tujuan penempatan. seluruh dunia bahkan Indonesia telah menyebabkan
Selanjutnya ialah Perlindungan PMI selama penurunan jumlah pekerja migran Indonesia.
bekerja yang dimana hal ini merupakan seluruh Diambil Berdasarkan Pusat Data dan Informasi
aktivitas untuk memberikan perlindungan selama BP2MI.15
pekerja migran Indonesia dan anggota keluarganya Data Penempatan Pekerja Migran Indonesia.
berada di luar negeri. NO TAHUN TOTAL
Dalam UU PPMI mengatur mengenai 1 2019 277.489
perlindungan selama bekerja yang meliputi 2 2020 113.436
pendataan dan pendaftaran oleh Atase 3 2021 72.624
Ketenagakerjaan atau pejabat dinas luar negeri Data tahun 2019 – 2021 menggunakan data
yang ditunjuk, pemantauan dan evaluasi terhadap tarikan update. Periode data di tarik pada
Pemberi Kerja, pekerjaan, dan kondisi kerja, tanggal 02 Januari 2022.
fasilitasi pemenuhan hak Pekerja Migran Indonesia, Penempatan PMI pada tahun 2021 sejumlah
fasilitasi penyelesaian kasus ketenagakerjaan, 72.624 orang yang terdiri dari 16.809 orang PMI
pemberian layanan jasa kekonsuleran, Formal dan 55.815 orang PMI Informal, dari
pendampingan, mediasi, advokasi, dan pemberian presentase terlihat bahwa angka penempatan PMI
bantuan hukum berupa fasilitasi jasa advokat oleh informal pada tahun 2021 melebihi 75%.
Pemerintah Pusat dan/atau Perwakilan Republik Dilihat dari jenis kelamin komposisinya Laki-laki
Indonesia serta perwalian sesuai dengan hukum 8.769 orang dan Perempuan 63.855 orang, jumlah
negara setempat, pembinaan terhadap Pekerja PMI pada tahun 2021 berdasarkan Status
Migran Indonesia, dan fasilitasi repatriasi. Pernikahan yaitu menikah 31.417 orang, belum
Perlindungan yang mendasar untuk pekerja Menikah 23.015 orang dan cerai 18.193 orang.
migran Indonesia adalah aksesibilitas terhadap Jumlah PMI tahun 2021 berdasarkan Pendidikan
informasi mengenai permintaan pekerja migran, yaitu Pasca Sarjana 6 orang, Sarjana 546 orang,
baik yang berasal dari mitra usaha maupun calon Diploma 929 orang, SMA 39.450 orang, SMP 44.336
pemberi kerja di negara tujuan. Pada pasal 22 UU orang, SD 27.907 orang, kemudian Data pengaduan
PPMI menyebutkan bahwa untuk peningkatan Pelayanan PMI tahun 2021 melalui Crisis Center
hubungan bilateral di bidang ketenagakerjaan dan sejumlah 1.702 kasus dengan kategori kasus sebagai
perlindungan pekerja migran Indonesia di luar berikut :
negeri, pemerintah pusat menetapkan jabatan NO KATEGORI KASUS TAHUN 2021
atase ketenagakerjaan pada Perwakilan Republik 1 TKI Ingin Dipulangkan 508
Indonesia di negara tertentu. Implikasi dari adanya 2 Gaji tidak dibayar 216
UU No. 18 Tahun 2017 adalah pentingnya 3 Meninggal dunia di negara 172
Perwakilan RI dan Atase Ketenagakerjaan untuk tujuan
menjadi ujung tombak perlindungan pekerja migran 4 TKI gagal berangkat 147
Indonesia di luar negeri. 5 Penipuan peluang kerja 68
Indonesia yang merupakan salah satu negara
6 Perdagangan orang 59
asal pekerja migran terbesar di kawasan regional.
7 Lain-lain 57
Setidaknya lebih dari sembilan juta pekerja migran
8 Putus Hubungan 52
Indonesia bekerja di seluruh dunia (Data BPJS dan
Komunikasi
Bank Dunia).
9 Sakit 49
Berdasarkan Data BNP2TKI per maret 2018 data
penempatan pekerja berdasarkan PPTKIS berjumlah 10 Overstay 37
19.694 (Sembilan belas ribu enam ratus Sembilan
puluh empat) orang yang bekerja sebagai pekerja 14 http://www.bnp2tki.go.id/2018
15 www.bp2mi.go.id
11 Meninggal 30 yang diatur dalam Undang-undang yaitu
12 Biaya penempatan melebihi 30 perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia
struktur biaya wajib melaporkan data kepulangan dan/atau data
13 Penahanan paspor atau 28 perpanjangan perjanjian kerja pekerja migran
dokumen lainnya oleh Indonesia kepada perwakilan Republik Indonesia di
PPTKIS negara tujuan penempatan. Selain itu untuk
14 TKI sakit/rawat inap 27 menjamin perlindungan sosial dan perlindungan
15 Ilegal Rekrut calon TKI 23 ekonomi juga harus diberikan oleh pemerintah
16 TKI dalam tahanan/proses 19 kepada PMI, dalam hal pemberian jaminan sosial
tahanan pasca kepulangan layak diberikan kepada PMI.
17 Pekerjaan tidak sesuai PK 18 Karena merebaknya pandemi Covid-19 pada
18 Tidak dipulangkan meski 14 awal tahun 2020 di negara-negara di dunia
kontrak kerja selesai menyebabkan banyaknya PMI yang mengalami
19 Asuransi luar negeri belum 14 banyaknya permasalahan di negara mereka bekerja
dibayar dan bahkan saat kepulangan mereka ke negara
20 Utang piutang antara CTKI 13 asalnya. Adapun selama periode (maret-september
dan PPTKIS 2020) terdapat banyak data kepulangan PMI,
21 Tindak kekerasan dari 12 contohnya PMI asal Jawa Timur sebanyak 5503
majikan orang dengan 813 kasus. Total kepulangan PMI dari
negera Malaysia sebanyak 3934 orang. Terdapat
22 Depresi/Sakit jiwa 11
beberapa pekerja migran yang dalam proses
23 Potongan gaji melebihi 10
kepulangan mengalami permasalahan. Adapun
ketentuan
permasalahan yang dialami oleh PMI adalah
24 TKI mengalami kecelakaan 9
deportasi, dokumen bermasalah, sakit, tidak
25 Kecelakaan 8
mampu bekerja, membawa anak, gaji tidak dibayar,
26 Lainnya 71 hamil, majikan bermasalah dan pulang atas
TOTAL 1.702 kemauan sendiri. Dalam data tersebut
Berdasarkan data pengaduan Pelayanan PMI permasalahan yang paling banyak dialami oleh
tahun 2021 melalui Crisis Center dengan kategori pekerja migran adalah deportasi dan dokumen yang
kasus tersebut masih terdapat banyaknya praktik bermasalah, yang dapat dipastikan mereka
pelanggaran yang terjadi pada PMI selama bekerja berangkat secara non procedural. Selain persoalan
di luar negeri. deportasi terdapat juga kasus pekerja migran yang
Bentuk Perlindungan selanjutnya ialah pulang dalam keadaan meninggal dunia. Menurut
Perlindungan setelah bekerja dimana hal ini data pada tanggal 29 juli 2020, sudah terdapat 60
merupakan keseluruhan aktivitas untuk orang PMI asal Sampang dipulangkan dari Malaysia
memberikan perlindungan sejak pekerja migran dalam keadaan meninggal dunia.16 Bahkan data dari
Indonesia dan anggota keluarganya tiba di UPTP3PMI Jatim menyebutkan sepanjang pandemic
debarkasi Indonesia hingga kembali ke daerah asal, covid ini terdapat 178 kasus pemulangan jenazah
termasuk pelayanan lanjutan menjadi pekerja PMI yang 70% berasal dari Bangkalan, Sampang dan
produktif. Perlindungan PMI setelah bekerja Pamekasan. Adapun alasan meninggalnya para
meliputi fasilitasi kepulangan sampai daerah asal, pekerja migran tersebut adalah karena sakit,
penyelesaian hak pekerja migran Indonesia yang kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas. Realitas
belum terpenuhi, fasilitasi pengurusan pekerja ini tentu sangat memprihatinkan karena PMI yang
migran Indonesia yang sakit dan meninggal dunia, dipulangkan dalam keadaan meninggal yang
rehabilitasi sosial dan reintagrasi sosial dan sebagian besar adalah pekerja migran yang
pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia dan berangkat secara non procedural. Dalam masa yang
Keluarganya. normal saja para pekerja migran yang berangkat
Selain negara yang harus melindungi
kepentingan para PMI, perusahaan penempatan
16Koran Madura, Sudah 60 jenazah tki asal sampan dipulangkan
juga memiliki peran besar untuk melaporkan
dari Malaysia, https://www.koranmadura.com/tag/malaysia/,
kepulangan PMI dari negara penempatan seperti diakses pada tanggal selasa 8 maret 2022
secara non procedural sangat rentan menjadi 4. Fasilitas penyediaan transportasi untuk
korban gaji tidak dibayar, kondisi tidak manusiawi, kepulangan PMI ke daerah asal, melalui surat
hingga sampai meninggal dunia. B.103/KA/IV/2020 tanggal 29 April 2020
Karena hal tersebut Pemerintah Indonesia 5. Pemanfaatan Rumah Perlindungan Trauma
kemudian mengeluarkan beberapa kebijakan Center (RPTC) untuk penampungan sementara,
selama pandemic yang dikeluarkan dalam upaya melalui surat B.105/KA/IV/2020 tanggal 29 April
melindungi PMI di dalam negeri maupun PMI yang 2020.
berada di luar negeri, kebijakan-kebijakan tersebut Selain pelindungan sebelum, selama, dan setelah
yaitu: bekerja, UU PPMI juga memberikan beberapa
1. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.151 bentuk pelindungan lain terhadap PMI yakni
Tahun 2020 Tentang Penghentian Sementara pelindungan hukum, sosial, dan ekonomi.
Penempatan Pekerja Migran Indonesia Dimana dalam hal ini pelindungan hukum
Dalam ketentuan UU No.18 Tahun 2017 Tentang ditunjukkan dari adanya ketentuan yang
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia pasal 32 menyatakan bahwa PMI hanya dapat bekerja ke
ayat (1) pemerintah pusat dapat menghentikan negara tujuan penempatan yang mempunyai
atau melarang penempatan PMI untuk jabatan peraturan perundang-undangan yang melindungi
tertentu atau negara tertentu dengan tenaga kerja asing (TKA), telah memiliki perjanjian
pertimbangan keamanan, perlindungan HAM, tertulis antara pemerintah negara tujuan
pemerataan kesempatan kerja dan kepentingan penempatan dan pemerintah republik Indonesia,
ketersediaan tenaga kerja sesuai dengan memiliki sistem jaminan sosial dan/atau asuransi
kebutuhan nasional. Dalam konteks ini yang melindungi pekerja asing. Namun sayangnya,
penghentian penempatan PMI tentunya belum ada database khusus terkait negara tujuan
dilakukan karena faktor keamanan bagi PMI agar penempatan dengan tiga kategori tersebut. Bentuk
terhindar dari Covid-19 serta merupakan upaya pelindungan hukum lainnya yakni penghentian
untuk melindungi PMI dimasa pandemic. dan/atau pelarangan penempatan PMI untuk
2. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.294 negara tertentu atau jabatan tertentu di luar negeri
Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pekerja Migran dengan pertimbangan keamanan, perlindungan hak
Indonesia Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru asasi manusia (HAM), pemerataan kesempatan
Kebijakan ini kemudian mencabut ketentuan kerja dan/atau kepentingan ketersediaan tenaga
penghentian penempatan PMI, artiya kerja sesuai dengan kebutuhan nasional. Selain itu
penempatan PMI dapat dilakukan di negara- perlindungan hukum terhadap PMI diberikan sesuai
negara tujuan tertentu. Negara tujuan tersebut dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
adalah negara-negara yang telah bersedia hukum negara tujuan penempatan, serta hukum
membuka pekerja migran Indonesia dan yang dan kebiasaan internasional.
memperhatikan protokol kesehatan penanganan Selanjutnya Pelindungan sosial yaitu meliputi
corona virus bagi PMI. Para pekerja migran yang Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja
dapat ditempatkan dengan kebijakan ini adalah melalui standardisasi kompetensi pelatihan kerja,
pekerja migran yang telah memiliki visa kerja Peningkatan peran lembaga akreditasi dan
dan tiket keberangkatan, artinya mereka yang sertifikasi, Penyediaan tenaga pendidik dan pelatih
memang telah siap untuk berangkat keuar yang kompeten, Reintegrasi sosial melalui layanan
negeri. peningkatan keterampilan, baik terhadap PMI
3. Keputusan Direktur Jenderal Binapenta dan PKK maupun keluarganya, Kebijakan perlindungan
No 3/20888/PK/02.02/VII/2020 Tentang kepada perempuan dan anak, Penyediaan pusat
Penetapan Negara Tujuan Penempatan Tertentu perlindungan PMI di negara tujuan penempatan.
Bagi PMI Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Yang terakhir ialah pelindungan ekonomi yaitu
Kebijakan ini mengatur mengenai negara-negara yang meliputi Pengelolaan remitansi, dengan
mana saja yang dapat menjadi tujuan bekerja melibatkan lembaga perbankan atau lembaga
PMI. keuangan non-bank dalam negeri dan negara tujuan
penempatan Edukasi keuangan dan Edukasi
kewirausahaan.
PENUTUP 2. Mengeluarkan Regulasi bagi Calon Pekerja
A. Kesimpulan Migran Indonesia untuk wajib mengikuti
1. Dalam upaya melindungi tenaga kerja Indonesia Pelatihan dasar bagi Pekerja Migran Indonesia
di luar negeri, pemerintah Indonesia kemudian sebelum diberangkatkan dan wajib memiliki
mengeluarkan regulasi tentang perlindungan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
pekerja migran Indonesia di luar negeri yaitu dengan kualifikasi dan persyaratan kerja serta
melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 menerapkan standar yang ketat terhadap
Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia pelaksanaan pelatihan keterampilan kerja bagi
di Luar Negeri. calon pekerja migran Indonesia dan pengawasan
2. Implementasi dari perlindungan hukum terhadap terhadap pelaksanaan perjanjian kerja dan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang perekrutan pekerja migran Indonesia.
ditinjau berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 keterampilan kerja bagi calon pekerja migran
Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Indonesia serta pengawasan terhadap
Migran Indonesia di Luar Negeri meliputi pelaksanaan perjanjian kerja dan perekrutan
perlindungan sebelum bekerja yang diwujudkan PMI.
sejak mereka masih di dalam negeri (Indonesia)
yang dimulai dari saat persiapan keberangkatan, DAFTAR PUSTAKA
selama bekerja di luar negeri, sampai kembali Buku:
lagi ke Indonesia setelah kontrak kerja berakhir. Devi rahayu, nunuk, zuhairah, Perlindungan Hak
Dalam hal sebelum keberangkatan, bentuk Pekerja MIgran Indonesia Pada Masa
perlindungan yang dilakukan untuk mewujudkan Pandemi : Berbasis Kebutuhan, Scopindo
perlindungan bagi (calon) pekerja migran adalah Media Pustaka, Surabaya, 2021.
memberikan pengetahuan dan keterampilan Mita Noveria, Aswatini, Fitranita dkk, Peridungan
kerja agar mereka dapat memenuhi Pekerja Migran Indonesia, Kesepakatan dan
kualifikasi/persyaratan pekerjaan di luar negeri. Implementasinya, Yayasan Pustaka Obor
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan Indonesia, Jakarta, 2020.
kerja yang memadai memungkinkan pekerja Savitri Wisnuwardhani, bobby alvvy dkk Buku saku
migran dapat melakukan pekerjaan dengan baik, memahami Undang-Undang Perlindungan
sehingga terhindar dari ketidakpuasan pemberi Pekerja Migran Indonesia Kelebihan dan
kerja yang tidak jarang berujung pada tindak Kelemahan UU PPMI, Jaringan Buruh Migran,
kekerasan fisik maupun non fisik, serta syarat- Jakarta.
syarat dokumen yang harus dipenuhi oleh PMI Perundang-Undangan:
sebelum bekerja keluar negeri. Selain itu juga di Republik Indonesia. 2017. Undang-Undang RI
perlukan adanya penguatan fisik dan mental Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan
agar dapat bertahan tinggal dan bekerja di luar Pekerja Migran Indonesia. Jakarta: Menteri
negeri dan terpisah jauh dari keluarga di daerah Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
asal. Setelah kembali ke daerah asal, bentuk Indonesia.
perlindungan dilakukan melalui pemberian Website:
keterampilan untuk mengelola remitansi, http://www.bnp2tki.go.id/2018
sehingga mereka dapat melakukan kegiatan Koran Madura, Sudah 60 jenazah tki asal sampan
(ekonomi) produktif dan tidak perlu kembali dipulangkan dari Malaysia,
bekerja di luar negeri. https://www.koranmadura.com/tag/malaysia
/, diakses pada tanggal selasa 8 maret 2022
B. Saran Sumber Lain:
1. Mengeluarkan Regulasi tentang Kewajiban Konvensi Internasional Tentang Perlindungan Hak-
Negara dalam mengirim Tenaga Kerja Indonesia Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota
di Luar Negeri pada Negara Tujuan yang juga Keluarganya (The International Convention On
telah meratifikasi kesepakatan yang dikeluarkan The Protection Of The Right Of All Migrant
oleh Internasional Labour Office (ILO). Workers And Members Of Their Families).

Anda mungkin juga menyukai