Anda di halaman 1dari 9

KEDUDUKAN HUKUM CYBER CRIME DALAM

PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL KONTEMPORER


Maskun; Alma Manuputty; S.M. Noor; Juajir Sumardi
Universitas Hasanuddin Makassar
JI. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245 Sulawesi Selatan
email : maskunlawschool@yahoo.co.id, maskunmaskun31@gmail.com

Abstract

Cybercrime is anewrange ofinternational law, particularlyinternationalcriminallaw. The existence


ofcybercrimeis now afactthatshouldbe taken seriouslybythe international
community.lmmediateresponseformto do is to regulate the cybercrime internationallybecausethe fact
shows that no one convention has foundcybercrime internationally. The existed Convention of
CyberC'iime enacts only regionally like European Convention of Cyber Crimeand locally (like in
Indonesia), the Law number 11/2008 concerning Information and Electronic Transaction.

Keywords : Cyber Crime, Current International Law

Abstrak

Cybercrime merupakan ragam baru dalam hukum internasional, khususnya hukum kejahatan
intemasional.Eksistensi cybercrime saat ini merupakan fakta yang harus ditanggapi secara serius oleh
dunia intemasional.Bentuk respon yang segera harus dilakukan adalah melahirkan produk perundang­
undangan yang berlaku secara intemasional karena hingga kini be/um ditemukan konvensi tentang
cybercrime yang berlaku secara intemasional.Konvensi atau pengaturan cybercrime yang ada masih
bersifat regional dan lokal negara­negara.

Kata Kunci: CyberCrime, Hukum lnternasional Kontemporer

A. Pendahuluan 2005 ketika pemerintah Cina menggunakan


Cybercrime merupakan salahsatu jenis outsourcing untuk melakukan pembajakan (cyber­
kejahatan internasional kontemporer. Frasa piracy) terhadapAmerika Serikat.' Pada tahun 2007,
kontemporer yang digunakan menunjukkan Estonia mendapat serangan (cyber­attack) yang
kekinian cybercrime sebagai salahsatu jenis diduga dilakukan oleh Russia2 yang melumpuhkan
kejahatan internasionalyang berkembang pesat, jaringan-jaringan (networks) pemerintah dan
yang berawal di periode 1970-an dan terus perdagangan milik pemerintah Estonia. Kurang
berkembang hingga saat ini. Dalam lebih satu juta komputer Pemerintah terinfeksi yang
perkembangannya, cybercrime mengalami didistribusikan dalam bentuk Distributed Oenial­of­
perkembangan yang sangat pesat dengan modus Servise (DDoS) attacks.3 Kejadian serupa juga
yang beragam. Ragam dimaksud bukan hanya terjadi pada tahun 2008 ketika terjadi perang antara
melibatkan pelaku dalam konteks individu, akan Georgia dan Russia yang menempatkan Moscow
tetapi pelaku yang diduga melibatkan negara sebagai sebuah strategi multiple untuk kampanye
sebagai aktor intelektual. angkatan bersenjata Rusia, yang juga dilakukan
Beberapa jenis cybercrime dengan ragam dan melalui Distributed Denial­of­Servise (DDoSf
varian mutakhir dapat dilihat misalnya pada tahun Peristiwa yang terjadi di Estonia dan Georgia

1 James P. Farwell and Rafal Rohonzmski, Stuxnet and the Future of CyberWar,Survlal, Vol. 53, No. 1, (February-March 2011 ), him. 26.
2 KatherinaC. Hinkle, CountermeasuresintheCyberConteKt:OneMore Thing to WonyAbout, YJILOnllne, Vol. 17, No.4, (Fall 2011), him. 13.
3 Ibid.
4 James P. Farwell and Rafal Rohonzlnski, op.cit .. p. 26. Uhat juga http:llwww.un.org/ apps/news/story.asp?Newsl0=239V&Cr=qeneral&Cr1=debate&Kw1=

511
MMH, Ji/Id 42 No. 4 Oktober 2013

dipandang sebagai peristiwa yang melibatkan atau melakukan infiltrasi ke dalam komputer dan jaringan
merupakan bagian dari kebijakan pemerintah Rusia. dan eksfiltrasi informasi yang terdapat (posting)
Dalam konteks ini modus yang dilakukan dengan dalam komputer dan jaringan. Pengembangan
menyerang dokumen-dokumen milik pemerintah Flame ini dilakukan oleh negara-negara untuk
yang berakibat fatal dan dapat mengancam memata-matai aktifitas negara lain.9 Contoh terkini
keberadaan dan kenyamanan warga negara kedua terjadi pada Februari 2013, ketika Perusahaan
negara. Fatal yang dimaksudkan karena melanggar keamanan internet Amerika Serikat, Mandiant,
kedaulatan negara dan infrastruktur Estonia dan merilis sebuah laporan yang menunjukkan bahwa
Georgia.5 Cina telah melakukan peretasan terhadap
Serangan siber (cyber­attack) juga menimpa perusahaan-perusahaan barat."
Iran pada bulan Juni 2010. Serangan tersebut Kompleksitas ragam dan varian modus
menyerang fasilitas nuklir Iran di Natanz. Kurang cybercrime, dalam praktek sebagaimana
lebih 60.000 komputer terinfeksi oleh virus yang disebutkan di atas, tidaklah diikuti dengan
disebut dengan Stuxnet.' Target terhadap pengaturan atau instrumen hukum yang memadai,
infrastruktur pengayaan uranium di Iran tentunya khususnya dalam konteks hukum intemasional."
sangat berbahaya. Bukan saja melanggar Hukum intemasional secara faktual dapat dikatakan
kedaulatan negara Iran akan tetapi dampak yang belum siap untuk menformulasikan instrumen
ditimbulkannya berbahaya bagi keselamatan hukum intemasional yang menjadi payung hukum
peradaban umat manusia. bagi negara-negara. Eksistensi beberapa ketentuan
Menurut Kevin Hogan, Senior Direktur tentang cybercrime seperti Cybercrime Convention
Symantec bahwa 60% dari komputer yang terinfeksi yang berlaku di Eropa masih bersifat regional dan
di seluruh dunia berada di Iran dan target utamanya undang-undang tentang cybercrime yang berlaku di
instalasi nuklir milik pemerintah lran.1 Penyataan masing-masing negara, yang tentunya bersifat
perusahaan keamanan komputer RusiaKaspersky domestik.12 Oleh karena itu, kebutuhan akan
Lab menyimpulkan bahwa serangan canggih kerangka hukum dalam konteks cyber crime
tersebut bisa dilakukan "dengan dukungan negara" merupakan suatu tantangan baru dalam dunia
dan diduga bahwa Israel dan Amerika Serikat hukum itu sendiri. Ketersediaan dan keterbatasan
mungkin telah terlibat.• aturan-aturan hukum yang ada selama ini,
Tidak seperti Stuxnet yang menyerang dan "memaksa" aparat penegak hukum dan pengambil
atau menginfeksi komputer dan jaringan, di akhir kebijakan untuk melakukan penemuan hukum di
Bulan Mei 2012, ditemukan adanya pengembangan bidang ini ( emerging norms/laws) sehingga
virus jenis baru yang disebut "Flame" yang berfungsi putusan-putusan yang berkaitan dengan masalah-
sebagai alat spionase (mata-mata) dengan cara masalah cybercrime'3 dapat memenuhi aspek

generat+assembly&Kw2=&Kw3=, Estonia Urges UN Member States to CooperataAgamst CyberCrimes, Posting 27 Sepetember 2007, d:akses 05 Oktober
2012.
5 LlhatYoram Oinsteln, ComputerNetworkAttacksandSelf­Defense, 76 lnt'I L. STUD. Vol. 99, No.2, (2002). hlm.102-103.
6 James P. Farwell and Rafal Rohonzmskl, op.cit.him. 23-26. Stuxnet merupakan cacing komputeryang d,ketahul keberadaannya di bulan Juli 2010.Perangkat
perusak lni memaikl sasaran peranti lunak Siemens dan perangkat yang berjalan dalam sistem operasi Microsoft Windows.Im bukan pertama kalinya cracker
menargelkan sistem lndustn. Namun, ln1 adalah perangkat perusak pertama yang ditemukan meng1ntal dan mengganggu sistem industn, dan yang pertama
menyertakan root.kit programmable logic controller (PLC).Caclng Im awalnya menyebar secara membab1 buta, namun memuat muatan perangkat perusak yang
sangat khusus yang dlrancang hanya meng1ncar sistem Kontrot Pengawas Dan Akuisisl Data Siemens (SCAOA. Siemens SupeMso,y Control And Data
Acquisition) yang diatur untuk mengendalikan dan memantau proses industrl tertentu. Stuxnet menglnfeksl PLC dengan mengubah apl,kaSI perangkat lunaJ<
Step·-7 yang digunakan untuk memprogram \Jiang perangkat tersebut.
7 Reuters, 2­Cyber Attack.Appears to target Iran­tech Firms,http://www.reuters.com/artlcle/2010/09f241security-cyber-lran·ldUSLDE68N 10120100924.
8 Ibid.
9 David P. Fiddler, Recent Developments and Revelations Concerning Cybersecurity and Cyberspace: Implications for lntematlonal Law, ASIL, Vol.16.
luue 22 (20June 2012), him. 1. Llhatjuga Thomas Erdbrinl<, /ran Confirms Attack by V1111s 7hatCollects Information. N.Y. Times, May 29, 2012. Lihatjuga Kim
Zeiler, ReseB1thers Connect Flame to US­Israel Sluxnet Attack Wired.com (June 11, 2012). available elhttp://www.wired.comllhreaUeveV2012/06/flame-bed-
to-stuxnetnutm_source=June+ 11 %2C+2012·AoH&utm_campalgn=BNT +06112012&utm_med1um=email.
10 LlhatKompas,21 Februarl2013,hlm.8.
11 KalherineC. Hinkle, cp.cil.hlm. 12.
12 Maskun, 2013, Cyberorime: SuatuPengantar,Jakarta, Prenada Kencana,hlm.141-198.
13 LI hat beberapa kasus yang berhubungan dengan kejahalan syber sepertl pembobolan karu kred1t BCA. pembobolan situs Komlsi Pemilihan Umum (KPU) tall.Jn
2004, kasus Prita Mulya Sari, kasus perjudian (game foker). dan beberapa kasus lainnya. Llhat juga Dedy Nurhidaya~ Eksaminasi Terhadap Pelkara Pldana
Terkait Pembobolan Situs l<cmisi Pemilihan Umum, Jumal Hukum Teknologl, Vol 2. Nomor 1 (Agustus 2006). him. 29. UhatjugaAbdul Wahiddan Moharrvnad
Labib, 2005, Ke}ahatan Mayaantara (CyberCrime). Bandung, RefikaAdrtama, him. 125.

512
Maskun dkk, Kedudukan Hukum Cyber Crime

keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. (internet) dan segala bentuk manfaat didalamnya
Memahami diskursus cybercrimesebagaimana membawa konsekuensi negatif tersendiri dimana
diuraikan di atas maka dalam tulisan ini semakin mudahnya para pelaku kejahatan untuk
cybercrimeakan difokuskan pada kedudukan melakukan aksinya yang semakin merisaukan
hukumnya dalam perkembangan hukum masyarakat. Penyalahgunaan yang terjadi dalam
intemasional kontemporer. cyberspace inilah yang kemudian dikenal dengan
kejahatan siber (cyber crime) atau dalam literatur
B. Pembahasan lain digunakan istilah kejahatan komputer ( computer
1. Arti dan Makna Cyber Crime crime).
Sebelum menguraikan pergertian cybercrime Dalam beberapa kepustakaan, cybercrime
secara terinci, terlebih dahulu dijelaskan bahwa sering diidentikkan sebagai computer crime.
"induk" cybercrime yaitu cyberspace. Cyberspace Menurut the U.S. Department of Justice, computer
dipandang sebagai sebuah dunia komunikasi yang crime sebagai "any illegal act requiring knowledge of
berbasis komputer. Dalam hal ini cyberspace di computer technology for its perpetration,
anggap sebagai sebuah realitas baru dalam investigation, or prosecution" .16 Pendapat lain
kehidupan manusia yang dalam bahasa sehari-hari dikemukan oleh Organization for Economic
dikenal dengan internet. Cooperation Development (OECD) yang
Realitas baru ini dalam kenyataanya terbentuk menggunakan istiah computer related crime yang
melalui jaringan komputer yang menghubungkan berarti any illegal, unethical or unauthorized
antar negara atau antar benua yang berbasis behavior involving automatic data processing and/or
protokol transmission control protocol/internet transmission data.11
protocol. Hal ini berarti, dalam sistem kerjanya Cyber crime di sisi lain, bukan hanya
dapatlah dikatakan bahwa cyberspace (internet) menggunakan kecanggihan teknologi komputer
telah mengubah jarak dan waktu menjadi tidak akan tetapi juga melibatkan teknologi
terbatas. Internet digambarkan sebagai kumpulan telekomunikasi di dalam pengoperasiannya.18 Hal ini
jaringan komputer yang terd1ri dari sejumlah jaringan dapat dilihat pada pandangan Indra Safitri yang
yang lebih kecil yang mempunyai sistem jaringan mengemukakan bahwa cyber crime adalah jenis
yang berbeda-beda." kejahatan yang berkaitan dengan pemanfaatan
Dalam perkembangan selanjutnya kehadiran sebuah teknologi informasi tanpa batas serta
teknologi canggih komputer dengan jaringan memiliki karakteristik yang kuat dengan sebuah
internet telah membawa manfaat besar bagi rekayasa teknologi yang mengandalkan kepada
manusia. Pemanfaatannya tidak saja dalam tingkat keamanan yang tinggi dan kredibilitas dari
pemerintahan, dunia swasta/perusahaan, akan sebuah informasi yang disampaikan dan diakses
tetapi sudah menjangkau pada seluruh sektor oleh pelanggan internet."
kehidupan termasuk segala keperluan rumah Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cyber
tangga (pribadi). Komputer (internet) telah mampu crimedan kejahatan komputer adalah dua ha! yang
membuka cakrawala baru dalam kehidupan berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
manusia baik dalam konteks sarana komunikasi dan pandangan yang dikemukan oleh Nazura Abdul
informasi yang menjanjikan menembus batas-batas Manaf20 yang membedakan cyber crimedan
negara maupun penyebaran dan pertukaran ilmu kejahatan komputer, sebagai berikut:
pengetahuan dan gagasan di kalangan ilmuwan di "Defined broadly, computer crime could
seluruh dunia." reasonably include a wide variety of criminal
Akan tetapi, kemajuan teknologi informasi offences, activities or issues. It also knows as a

14 KennyWiston. 2002, The Internet: Issuesof JunsdJCbonand ControversiesSurroundingDomainNames. Bandung, C1traAditya, him. vu
15 Wtdyopramono Hach WtdjoJo, Cyberr:nmes dan Pencegahannya. Jumal Hukum Teknologl, Fakultas Hukum Umvers1tas Indonesia. Vol 2 (Agustus 2005), him.
7
16 wwwusdOj.govlcnmnaVcybercnmes
17 Lthal ObsalatS1naga, PenanggulanganKe}ahatan lntemasiona/CyberCrimedl Indonesia,Makalah, IPB Bogor, 5 Desember2010., him. 10.
18 AnJuhanoGema.2000,Cybettrime.SebuahFenomenacfDuniaMaya dlaksespadawww.theceli.com.
19 Indra Safitn. Tindal< Ptdana di Dunta Siber, lnsder, Legal Journal From Indonesian Capital and Investment Market. 1999, diakses
http://bus1ness.1ortuneotv com.

513
MMH, Jt1id 42 No. 4 0/dober 2013

crime committed using a computer as a tool and dipromosikan secara individu, akan tetapi harus
it involves direct contact between the criminal diupayakan secara bersama-sama.
and the computer. For instance, a dishonest Perkembangan hukum internasional yang
bank clerk who unauthorizedly transfers a terjadi dewasa ini telah dipengaruhi berbagai varian
customer's money to a dormant account for his isu seperti hak asasi manusia, demokrasi,
own interest or a person wfthout permission has kemiskinan, konservasi lingkungan, dan ancaman
obtained access to other person's computer terhadap perdamaian dan keamanan.
directly to download information, which in the Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa
first place, are confidential. These situations ragam isu-isu tersebut mengalami interaksi satu
require direct access by the hacker to the sama lainnya. lnteraksi ini dipengaruhi oleh
victim's computer. There is no internet line perkembangan informasi dan teknologi yang
involved, or only limited networking used such menciptakan varian baru sebagai konsekuensi dari
as the Local Area Network (LAN). sifat intemasional yang melekat pada bentuk dan
Whereas, cybercrimes are committed virtually modus varian-varian tersebut.
through internet online. This means that the lnteraksi cybercrime dan hukum intemasional
crimes could extend to other countries, which is telah menempatkan cybercrime sebagai salahsatu
beyond the Malaysian jurisdiction. Anyway, it varian hukum internasional kontemporer. Makna
causes no harm to refer computer crimes as kekinian yang melekat pada cybercrime sebagai
cybercrimes or vice versa, since they have konsekuensi perkembangan hukum internasional,
same impact in law". khususnya hukum kejahatan internasional juga
telah memperluas (expand)cakupan dan lingkup
Perbedaan mendasar cyber crimedan hukum kejahatan intemasional. Hal ini dapat
kejahatan komputer sebagaimana yang dikemukan dibuktikan dengan melihat pada jenis kejahatan
oleh Nazura Abdul Manaf adalah adanya unsur intemasional yang dalam konteks sejarah belum
komputer yang terkoneksi melalui perangkat mengkualifikasi cybercrime sebagai salahsatu jenis
telekomunikasi dalam bentuk internet online yang kejahatan intemasional.
menjadi media bagi seseorang atau kelompok untuk Secara teori, M. Cherif Basslouni" membagi
melakukan pelanggaran dan atau tingkatan kejahatan intemasional menjadi tiga.
cybercrime.Sedangkan kejahatan komputer Pertama, kejahatan internasional yang disebut
dilakukan oleh seseorang dengan menjadikan sebagai international crimes adalah bagian dari jus
komputer sebagai media untuk melakukan cogens.23 Tipikal dan karakter dari international
kejahatan tan pa penglibatan jaringan internet. crimes berkaitan dengan perdamaian dan
keamanan manusia serta nilai-nilai kemanusiaan
2. Kedudukan Hukum CyberCrime Dalam yang fundamental. Terdapatsebelas kejahatan yang
Perkembangan Hukum lnternasional menempati hirarki teratas sebagai kejahatan
Kontemporer internasional (international crime), yakni:
Hukum intemasional adalah bidang hukum a. Aggression.
yang merupakan integrasi antara sistem hukum b. Genocide.
yang berbeda dari berbagai negara.lntegrasi c. Crimes against humanity.
dimaksud menunjukkan suatu perspektif bahwa d. Warcrimes
hukum intemasional secara esensial merupakan e. Unlawful possession or use or emplacement of
kerjasama antara neqara." Dalam pendekatan weapons.
hukum (legal approaches), aturan hukum f. Theft of nuclear materials.
internasional tidak dapat dilindungi dan g. Mercenaries.

20 AgusRaharjo,2002,CyberCnme:PemahamandanUpayaPencegahanKejahatan8erteknologi,Bandung,C1traAd1tya,hlm.227
21 Magd*na Petronella Ferreira-Synman, 2009, The Erosion of State Sovereignty in Public lntemalional Law: Towardsa World Law?, Afnka Selatan, University of
Johannesburg, him. 1.
22 Eddy O.S. Hlanej, 2009, Pengantar Hukum Pidana lntemasional, Jakarta,Airlangga, him. 56.
23 Jus Cogens adalah hukum pemaksa yang tertinggi dan harus ditaati oleh bangsa-bangsa beradab d1 dunla sebagai prinsip dasar umum dalam hukum
intemasionaJ yang berkaltan dengan moral. UhaL Eddy O.S. tflariej, ibid.ha!. 50.

514
Maskun dkk, KedudukanHukum Cyber Crime

h. Apartheid. memperjelas posisi cyber crime yang secara implisit


i. Slavery and slave­related practices. belum dikategorikan sebagai salahsatu jenis
j. Torture and other forms of cruel, inhuman, or kejahatan intemasional. Oleh karena itu, dalam
degrading treatment. rangka pengkualifikasian cyber crime sebagai
k. Unlawful human experimentation. varian baru kejahatan internasional maka
Kedua, kejahatan intemasional yang disebut pengkualifikasiaan dimaksud harus didasarkan
sebagai international delicts.Tipikal dan karakter pada penguraian unsur-unsur kejahatan
international delicts berkaitan dengan kepentingan intemasional. Menurut Bassiouni terdapat 3 (tiga)
internasional yang dilindungi meliputi lebih dari satu unsur yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan
negara atau korban dan kerugian yang timbul sebagai kejahatan intemasional. Unsur tersebut
berasal dari satu negara. Ada tiga belas kejahatan adalah:"
internasional yang termasuk dalam international a. Unsur internasional termasuk didalamnya
delicts, yaitu: ancaman secara langsung dan tidak langsung
a. Piracy. atas perdamaian dunia dan menggoyah
b. Aircraft hijacking and unlawful acts against perasaan kemanusiaan.
international air safety. b. Unsur transnasional termasuk didalamnya
c. Unlawful acts against the safety of maritime bahwa dampak yang ditimbulkan memiliki
navigation and safety of platforms on the high dampak terhadap lebih dari satu negara,
seas. terhadap warga negara dari lebih satu negara,
d. Threat and use of force against internationally dan sarana dan prasarana serta metode yang
protected person. dipergunakan melampaui batas-batas teritorial
e. Crimes against United Nations and associated suatu negara.
personnel. c. Unsur kebutuhan termasuk didalamnya
f. Taking of civilian hostages. kebutuhan akan kerjasama antara negara-
g. Unlawful use of the mail. negara untuk melakukan penanggulangan.
h. Attacks with explosive. Bertitik tolak pada uraian unsur kejahatan
i. Financing of terrorism. internasional sebagaimana yang diungkapkan oleh
j. Unlawful traffic in drugs and related drug Bassiouni maka cyber crimesecara implisit dapat
offenses. memenuhi keseluruhan unsur untuk dikatakan
k. Organized crime sebagai kejahatan baru dalam literatur kejahatan
I. Destruction and/or theft of national treasures. internasional dewasa ini. Adapun uraian unsur
m. Unlawful acts against certain internationally dimaksud dapat dikonstruksi sebagai berikut:
protected elements of the environment. a) Unsur internasional, yakni adanya ancaman
Ketiga, kejahatan intemasional yang disebut terhadap perdamaian dunia baik langsung
dengan istilah international infraction.Dalam hukum maupun tidak langsung. Dalam konteks ini, cyber
pidana internasional secara normatif, international crime berpotensi untuk memberikan ancaman
infraction tidak termasuk dalam kategori terhadap perdamaian dunia. Kasus stuxnet
international crime dan international delicts. (2010) dan flame (2012) sebagaimana telah
Kejahatan yang tercakup dalam international disebutkan pada bagian sebelumnya sangat
Infraction hanya ada empat, yaitu: berbahaya karena kontrol terhadap aktifitas
a. International traffic in obsence materials. nuklir dapat dilakukan oleh seseorang dan atau
b. Falsification and counterfeiting. negara dengan secara mudah. Menurut Ralph
c. Unlawful interference with submarine cable. Lagner5 bahwa stuxnet digambarkan sebagai
d. Bribery of foreign public official. senjata siber yang digunakan untuk menyerang
Uraian kualifikasi kejahatan internasional seluruh program nuklir lran." Penggunaan
sebagaimana diuraikan oleh Bassiouni, semakin senjata siber seperti ini akan sangat mudah

24 Rorrt1 Almasasmrta,2003,Pengantar Hulwm Pidana lntemas,onal, Bandung, RefikaAd1tama.hlm. 58.


25 Ralph Lagner adalah seorangahl1 dbdang telematika yang belkebangsaan Jerman.
26 JamesP.Fa,weDandRafalRohonzmsi<J op.olhlm.23.

515
MMH,Ji/id 42 No. 4 0/dober 2013

digunakan saat ini dengan pertimbangan untuk melahirkan varian baru. Pengaturan ini pun
perkembangan massif informasi dan teknologi dapat dianggap sebagai bagian dari sistem
yang tak dapat dielakkan lagi. keamanan siber untuk melindungi setiap individu
b) Unsur transnasional, artinya cakupan atau baik pengguna aktif maupun pasit"
lingkup cyber crime yang lintas antar negara. Secara faktual hingga saat ini belum
Menurut Hata bahwa cyber crime yang terjadi dirumuskan suatu perjanjian intemasional yang
menunjukkan kedaulatan tradisional negara khusus mengatur tentang kejahatan siber.Dalam
sangat mudah untuk ditembus, yang sekaligus konteks ini, secara kelembagaan PBB memberikan
melemahkan fungsi-fungsi kekuasaan mandat pada organ-organ khusus PBB untuk
tradisional suatu neqara" Pendapat Hata ini merumuskan aturan-aturan yang dapat dipandang
kemudian dengan sangat mudah untuk sebagai upaya untuk menangani
dibuktikan dengan melihat beberapa kasus mulai permasalahancybercrime.Organ-organ PBB
dari kasus pencurian kartu kredit, judi online, dimaksud adalah:
akses illegal, spionase, hingga cyber terorism
yang mulai dikembangkan dalam beberapa a. United Nations Office on Drug and Crime
tahun terakhir. (UNODC)
c) Unsur kebutuhan, artinya dibutuhkan kerjasama UNODC merupakan badan atau organ PBB
secara intemasional antar negara-negara untuk yang dibentuk untuk memerangi peredaran obat-
menghadapi dan mengadili pelaku cyber crime obat terlarang dan kejahatan intemasional lainnya,
dalam suatu bingkai pengadilan intemasional. termasuk didalamnya beberapa jenis emerges
Dalam konteks ini, dibutuhkan satu aspek crimes seperti pembajakan (piracy), penyeludupan
interpenetration (hubungan saling benda-benda budaya yang bermakna kekayaan
mempengaruhi antara hukum nasional dan intelektual (trafficking in cultural property), kejahatan
intemasional) untuk menggambarkan urgensi lingkungan (environmental crime), dan cybercrime.
kerjasama dimaksud dengan formula hukum UNO DC berkantor pusat di Vienna-Austria. 30
perjanjian intemasional. 24 Oalam konteks cybercrime, merujuk pada
Terpenuhinya uraian elemen kejahatan Konferensi ke-5 the United Nations Convention on
internasional sebagaimana dikemukan oleh Transnational Organized Crime pada tahun 2010,
Bassiouni menempatkan cybercrimesebagai telah diidentifikasi bahwa kejahatan siber salahsatu
kejahatan intemasional mutakhir yang memiliki jenis kejahatan yang dapat dikategorikan sebagai
kedudukan hukum tersendiri.lntemet sebagai media kejahatan transnasional yang terorganisir,
(tools of crime) telah memfasilitasi hukum disamping kejahatan penyeludupan benda-benda
intemasional baik privat maupun publik untuk budaya yang bermakna kekayaan intelektual
digejewantahkan dalam bentuk produk hukum (trafficking in cultural property), dan kejahatan
intemasional. Lahimya produk hukum intemasional lingkungan (environmental crime).
yang mengatur secara khusus cybercrimeakan Para pihak peserta Konferensi memandang
memperkaya khasanah literatur dan praktik hukum bahwa kejahatan-kejahatan tersebut telah
intemasional itu sendiri. Apalagi fakta terkini berkembang sangat pesat dan membutuhkan legal
menunjukkan bahwa belum adanya instrumen response dalam penegekan hukum. Gambaran
hukum intemasional yang berfaku secara universal kondisi tersebut, oleh para pihak peserta Konferensi
untuk mengatur dan mengadili cybercrime yang dianggap sebagai emerges crimes yang
terjadi. membutuhkan emerges nonns.Cybercrimemenurut
Kebutuhan akan pengaturan hukum UNODC lebih lanjut digambarkan sebagai suatu
internasional merupakan suatu keharusan jenis kejahatan dengan tingkat kerumitan tersendiri
mengingat ragam cybercrime yang terus berevolusi dimana sifat kejahatan yang lintas batas dengan

27 Hata. 2012, Hukum lntemasional: Sejarah dan Perkembangan hingtJa PaSt;JJ Perang Dtngin, Malang, SetaraPress, him. 110.
28 Ibid.
29 Maskun, Cybe,Securily:RuleofUse/ntemetSafely?,Joumalofl.Jlw,Poliqand Globallzatlon,Vol. 15, No. 1 (Juli2013), hlm.20-21.
30 UhathtlpJ/www.unodc.~noddorganized-cnme/emerging-avnes.html, EmeigingCrimes,diposting25 Februari 2013, dlUllduh8 Nopember2013.

516
Maskun dkk, KedudukanHukum Cyber Crime

media cyberspace. Pelaku kejahatanpun semakin dihasilkan sebelumnya.Salahsatu rekomedasi yang


bervariasi mulai dari individu, organisasi, dan dihasilkan berupa Comprehensive Study on Cyber
negara.3' Adapun korbannya dapat saja berlokasi di Crime 2013 yang dibuat oleh the Commission on
beberap tempat untuk suatu periode kejahatan.Oleh Crime Prevention and Criminal Justice.
karena sifat yang melekat padanya baik dalam Kedua pertemuan sebagaimana telah
konteks pelaku maupun korban maka dibutuhkan disebutkan di atas merupakan langkah konkrit yang
respon secara internasional sebagai bentuk solusi dilakukan oleh UNOOC sebagai salahsatu agen
atas kondisi saat ini dimana penanganan atas khusus PBB yang diberi mandat oleh PBB untuk
kejahatan siber menjadi sesuatu yang urgen dan menangani persoalan cybercrime. Tentunya ini
dinamis untuk dilakukan, salahsatunya oleh masih awal, akan tetapi ini adalah sebuah langkah
UNOOC. progresif yang dilakukan PBB untuk merespon
Respon konkrit yang dilakukan oleh UNOOC kondisi saat ini dimana cybercrimeadalah suatu
secara kelembagaan yaitu mempromosikan suatu jenis kejahatan yang dikategorikan sebagai a new
kerja jangka panjang dan pengembangan threat of humankind.
kemampuan SOM secara berkelanjutan dalam
rangka memerangi cybercrimemelalui dukungan b. International Telecommunication Union (ITU)
struktur dan tindakan pada level nasional ITU adalah agen khusus PBB yang memainkan
(domestik). Oalam konteks ini, UNOOC peranan yang sangat penting dalam menetapkan
menyediakan pakar dibidang criminal justice standardisasi, pengembangan telekomunikasi dan
systems untuk menyediakan dan menyiapkan isu-isu keamanan siber." Diantara sekian banyak
bantuan teknis dalam pelaksanaan pengembangan kegiatan-kegiatan ITU, ITU adalah agen utama
SOM dimaksud, kerjasama internasional, dalam theOrganization of the World Summit on the
pengumpulan data, penelitian dan analisis Information Society (WSISJ yang telah melakukan
mengenai cybercrime. pertemuan di Jenewa (2003) dan di Tunisia (2005).
Bentuk konkrit sebagaimana disebutkan di atas Kedua pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan
oleh UNOOC dilaksanakanlah open­ended negara-negara, para pengambil kebijakan, dan para
intergovernmental expert group to conduct a ahli di seluruh dunia yang berbicara tentang isu-isu
comprehensive study of the problem of cybercrime, terkini yang berhubungan dengan pengembangan
di Vienna pada tanggal 17 hingga 21 Januari 2011. informasi global termasuk didalamnya standardisasi
Pertemuan ini mengundang the Commission on kebijakan dan hukum.Hasil yang diperoleh dari
Crime Prevention and Criminal Justiceuntuk kedua pertemuan tersebut, khususnya the Tunis
memberikan respon atas permasalahan Agenda adalah kebutuhan diperlukannya kerjasama
cybercrimesecara komprehensif. Rekomendasi ini internasional dalam penanganan cybercrime dan
kemudian diadopsi oleh the Commission on Crime pendekatan legislatif seperti resolusi Majelis Umum
Prevention and Criminal Justice dalam resolusi PBB dan European Cybercrime Convention.
2010/18 dan oleh ECOSOC dalam the General Bentuk konkrit kegiatan yang dilakukan ITU
Assembly resolution 651230. adalah menyelenggarakan the sole fasilitator for
Tindak lanjut pertemuan 2011, UNOOC action line C5 on building confidence and security in
kembali open­ended intergovernmental expert the use of information and communication
group to conduct a comprehensive study of the technology, pada tahun 2007.Pada pertemuan
problem of cybercrime di Vienna pada tanggal 25 tersebut diluncurkan sebuah agenda baru yang
hingga 28 Februari 2013.323 Pertemuan ini disebut dengan ITU Global Cybersecurity Agenda
merupakan tindak lanjut dari pertemuan (GCA).34 GCA memiliki 7 (tujuh) tujuan yang
sebelumnya (2011 ), termasuk didalamnya dikembangkan dari 5 (lima) pillar termasuk
melakukan evaluasi atas resolusi yang telah didalamnya strategis elaborasi untuk

31 Ibid.
32 Uhat bttottt,ww.unodc.o[l)'unodden/orgaQ1zed-cnme/exoert-grou0:tQ:COOduct·stu<ly-cybercnme-feb.20J3.html. D1posting 22 Februari 2013, d1unduh 8
Nopember2013.
33 Uhat ITU, 2009, UnderstandingCybercrime.AGuideforDevelopingCountnes,Jenewa, ITU Development, him. 93.
34 Li hat www.ltu.int/osg/csd/cyberseo.mty/gcalp,narilOcllsfllldex.html, Global CybersecuntyAgenda, Diposting Januri 2007, d1unduh 8 Nopember 2013.

517
MMH, JI/id 42 No. 4 Oktober 2013

pengembangan model legislasi cybercrime. ITU, 2009, Understanding Cybercrime: A Guide for
Dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah Developing Countries, Jenewa: ITU
ditetapkan, Sekretaris Jenderal ITU telah Development.
membentuk high­level expert group (HLEG). Pada Maskun, 2013, Cybercrime: Suatu Pengantar,
tahun 2008, HLEG telah mempublikasikan suatu Jakarta: Prenada Kencana.
laporan tentang stategis global dalam memberantas Maskun, Cyber Security: Rule of Use Internet
cybercrime dan pada tahun 2009, WSIS ITU telah Safely?,Journal of Law, Policy and
mempublikasi suatu Understanding Cybercrime: a Globalization, Vol. 15. No. 1 (Juli 2013).
Guide of Developing Countries.Upaya yang Nurhidayat, Dedy,Eksaminasi Terhadap Perkara
dilakukan ITU sebagaimana telah disebutkan, juga Pidana Terkait Pembobolan Situs Komisi
merupakan upaya terstruktur dan tersistematis Pemilihan Umum, Jurnal Hukum
untuk memerangi dan memberantas cybercrime Teknologi, Vol 2. Nomor 1 (Agustus 2006).
yang mulai terasa sangat meresahkan masyarakat O.S. Hiariej, Eddy, 2009, Pengantar Hukum Pidana
dunia. lnternasional, Jakarta: Airlangga.
P. Fiddler,David,Recent Developments and
C. Simpulan Revelations Concerning Cybersecurity
Cybercrime merupakan suatu fakta dan and Cyberspace: Implications for
fenomena baru dalam koridor hukum International Law, ASIL, Vol.16. Issue 22
internasional.Respon hukum internasional (20 June 2012).
menempatkan cybercrimesebagai suatu jenis baru P. Farwell, James, and Rohonzinski, Rafael,Stuxnet
kejahatan intemasional yang hingga kini belum and the Future of Cyber War, Survial, Vol.
diatur secara internasional. Kebutuhan akan 53 (February-March 2011 ).
instrumen hukum intemasional sangat medesak Raharjo, Agus, 2002, Cyber Crime: Pemahaman
untuk diwujudkan, mengingat bahwa ragam dan Upaya Pencegahan Kejahatan
cybercrime yang sangat bervariasi yang harus diatur Berteknologi, Bandung: CitraAditya.
dengan produk hukum intemasional yang bersifat Sinaga, Obsatar, Penanggulangan Kejahatan
universal. Dengan sifat pengaturan yang universal lntemasional Cyber Crime di Indonesia,
dan memberikan cybercrime suatu kedudukan Makalah, IPB Bogar, 5 Desember2010.
hukum dalam hukum intemasional(kontemporer). Wahid, Abdul, dan Mohammad Labib, 2005,
Kejahatan Mayaantara (Cyber Crime),
DAFTAR PUSTAKA Bandung: RefikaAditama.
Wiston, Kenny,2002, The Internet: Issues of
Atmasasmita, Romli,2003,Pengantar Hukum Jurisdiction and Controversies Surrounding
Pidana lnternasional, Bandung: Refika Domain Names, Bandung: CitraAditya.
Aditama. http ://www.unodc.org/unodc/org an ized-
C. Hinkle, Katherina.Countermeasures in the Cyber crime/emerging-crimes.html, Emerging
Context : One More Thing to Worry About, Crimes, diposting 25 Februari 2013 ,
YJIL Online, Vol. 17 (Fall 2011 ). diunduh 8 Nopember2013.
Ferreira-Synman,Magdalena Petronella, 2009, The http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewslD=2
Erosion of State Sovereignty in Public 3977&Cr=general&Cr1 =debate&Kw1 =gen
lntemaional Law: Towards a World Law?, eral+assembly&Kw2=&Kw3=, Estonia
Afrika Selatan:Universityof Johannesburg. Urges UN Member States to Cooperate
Hadi Widjojo,Widyopramono,Cybercrimes dan Against Cyber Crimes, Posting 27
Pencegahannya, Jurnal Hukum Sepetember 2007, diakses 05 Oktober
Teknologi, Fakultas Hukum Universitas 2012.
Indonesia, Vol 2 (Agustus 2005). http://www.itu.inUosg/csd/cybersecurity/gca/pillar-
Hata, 2012, Hukum lntemasional : Sejarah dan goals/index.html, Global Cybersecurity
Perkembangan hingga Pasca Perang Agenda, Diposting Januri 2007, diunduh 8
Dingin, Malang: Setara Press. Nopember 2013.

518
Maskun dkk, Kedudukan Hukum Cyber Crime

http://www. u node .org/u nod c/e nlorg a ni zed-


cri me/expert-g roup-to-condu ct-study-
cybercrime-feb-2013.html. Diposting 22
Februari 2013, diunduh 8 Nopember 2013.
Dinstein, Yoram, Computer Network Attacks and
Self­Defense, 76 lnt'I L. STUD, 99 (2002),
hlm.102-103.
Erdbrink, Thomas, Iran Confirms Attack by Virus
That Collects Information, N.Y. Times, May
29, 2012.
Gema, Ari Juliano, Cybercrime: Sebuah Fenomena
di Dunia Maya, 2000, diakses pada
www.theceli.com.
Reuters, 2­Cyber Attack Appears to target Iran­tech
Firms, http://www.reuters.com/articlel20
10/09/24/security-cyber-iran-
idUSLDE68N10120100924.
Safitri, Indra, Tindak Pidana di Dunia Siber, Insider,
Legal Journal From Indonesian Capital and
Investment Market, 1999, diakses
http://business.fortunecity.com.
Zeiter, Kim, Researchers Connect Flame to US­
Israel Stuxnet Attack, Wired.com (June 11,
2012), available at
http://www.wired.com/threatlevel/2012/06/f
lame-tied-to-
stuxnet/?utm_source=June+ 11 %2C + 2012-
AoH&utm_ campaign=BNT +06112012&ut
m_medium=email.

519

Anda mungkin juga menyukai