Anda di halaman 1dari 20

Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

REKONSTRUKSI PEMBENTUKAN
NATIONAL CYBER DEFENSE SEBAGAI UPAYA
MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN NEGARA

Nur Khalimatus Sa’diyah


Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: nurkhalimatus@yahoo.com

Ria Tri Vinata


Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: riatrivinata@yahoo.com

ABSTRAK
Kecemasan terhadap cyber crime telah menjadi perhatian dunia, namun tidak semua negara
di dunia ini memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah cyber crime dan memiliki
peraturannya kecuali negara-negara maju dan beberapa negara berkembang. Tujuan penelitian
ini adalah dalam rangka menemukan, mengkaji dan menganalisa upaya pemerintah Indonesia
dalam perlindungan terhadap data informasi rahasia negara dan meneliti tentang bentuk-bentuk
perlawanan pemerintahan Indonesia terhadap cyber war. Menemukan rekonstruksi pembentukan
national cyber defense atau cyber army dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara.
Dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, telah ditetapkan bahwa ancaman
dalam sistem pertahanan negara terdiri dari ancaman militer dan ancaman non militer, termasuk
diantaranya ancaman siber. Salah satu efek samping negatif dari perkembangan dunia siber
melalui internet antara lain adalah kejahatan dalam bentuk pelanggaran hukum atau cyber crime,
di mana bila eskalasinya lebih meluas dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah
maupun keselamatan bangsa. Sebagai upaya penanggulangan terhadap serangan-serangan di
dunia maya ini, diperlukanlah sebuah lembaga yang bertugas menjadi benteng pertahanan dunia
siber atau cyber defense.
Kata Kunci: pembentukan, cyber defense, kedaulatan negara.

ABSTRACT
Anxiety against cybercrime has become the world’s attention, but not all countries in the
world is giving greater attention to the problem of cybercrime by having the rule and unless the
developed countries and some developing countries. The purpose of this research is in order
to find, examine and analyze the efforts of the Indonesia Government in the protection of State
secrets information and data, also to research the forms of Indonesia Government resistance
against cyber war. Find a reconstruction of national cyber defense formation or cyber army in
an attempt to defend the sovereignty of the country. In Act No. 3 of 2002 on State Defense, it
has been established that the threat in the country’s defense system consists of a military threat
and non-military threat, which is including cyber threats. One of the negative effects of the
cyber world development via the internet among other things is a crime in violation of the law
cybercrime, where when the escalation widely spread, it could have threatened the country’s
sovereignty, territorial integrity or the safety of the nation. In an effort to combat against the
attacks in this virtual world, will require an agency that is in charge of being the world’s bulwark
cyber or cyber defense.
Keywords: formation, cyber defense, sovereignty.

168
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

PENDAHULUAN
Negara Indonesia telah mengalami beberapa Pemerintah perlu bekerjasama dengan pihak-
kejadian cyber war Serupa berikut ini beberapa pihak maupun negara lain untuk membangun
contoh kasus yang penah terjadi di Indonesia, yaitu:1 keamanan global. Satu negara tidak akan mungkin
Pertama, Sejak 1998, Indonesia telah melakukan dapat membuat perlindungan terhadap dirinya
cyber war dengan negara lain, hal itu terkait masalah sendiri dalam menghadapi ancaman global tersebut.
politik dan sosial yang terjadi, misalnya ketika terjadi Kerja sama antar negara diharapkan juga mampu
kerusuhan rasial, Indonesia berperang di dunia maya mencetuskan sebuah regulasi di bidang siber atau
dengan para hacker dari China dan Taiwan. Kedua, cyber law yang lebih kuat dan memberi efek global.
Sementara pada 1999 juga muncul kerusuhan di dunia Dengan adanya cyber law yang tegas di dunia
maya antara Indonesia dan Portugal menyangkut internasional tersebut kiranya mampu mengurangi
kasus Timor Timur. Bahkan ketika terjadi cyber war maraknya kejahatan di dunia siber. Sebelum hal
dengan Portugal, saling serang terjadi hingga masuk tersebut dilaksanakan akan lebih bijak apabila
sistem dan mampu menghapus semua data. Ketiga, Indonesia melakukan tata ulang di dalam penguasaan
Pada tanggal 6 Agustus 2010, Symantec sebagai teknologi serta pembuatan undang-undang spesifik
produsen Antivirus Norton, mengumumkan bahwa mengenai ancaman siber.
Indonesia berada di urutan kedua setelah Iran di Beberapa negara sudah memiliki unit khusus
antara 10 negara yang mengalami serangan worm pasukan siber dalam pertahanan dan keamanan
Stuxnet.2 Peristiwa ini pun diduga dilakukan oleh negaranya. Badan ataupun organisasi tersebut bertugas
Israel dan Amerika Serikat sebagai penentang utama menghimpun segala usaha pertahanan dan serangan
Program Nuklir Iran. Keempat, Dalam beberapa tahun balik terhadap keamanan di dunia siber beserta sistem
terakhir juga terjadi perang siber antara Indonesia jaringannya. Melihat kekuatan dan ancaman yang
dengan Malaysia. Saling susup antara hacker kedua dapat terjadi akibat kemajuan teknologi informasi,
negara mewarnai perseteruan ini. Aksi ini biasanya banyak negara mulai membangun kekuatan angkatan
terjadi ketika muncul konflik politik ataupun perang siber. Sebab perang ini bukan lagi sekadar
persaingan kedua negara. Meskipun tidak melibatkan game virtual dan cerita fiksi, tapi sudah menjadi
pemerintah kedua negara, namun aksi para hacker ini bagian dari percaturan dunia. Dari uraian latar
menyerang fasilitas siber milik pemerintah Malaysia belakang, maka dapat dilakukan penelitian tentang
maupun Indonesia. Kelima, Insiden penyalahgunaan Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintahan
gedung perwakilan diplomatik Australia terhadap Indonesia dalam perlindungan terhadap data
penyadapan Kepala Negara Republik Indonesia yang informasi rahasia negara dan perlawanan terhadap
menyebutkan Kedutaan Besar Australia di Jakarta cyber war, dan Upaya rekonstruksi pembentukan
menjadi lokasi penyadapan terhadap pemerintah national cyber defense atau cyber army dalam upaya
Indonesia berdasarkan informasi dari Media mempertahankan kedaulatan negara.
Internasional Sydney Morning Herald 31 Oktober
2013.3 METODE PENELITIAN
1 Metode Penelitian yang digunakan dalam
Reda Manthovani, Problematika dan Solusi Penanganan
Kejahatan CYBER di Indonesia, Malibu, Jakarta, 2006, h. 67-68. penelitian ini normatif-empiris yang bersifat diskriptif,
2
Stuxnet adalah worm yang khusus menyerang komputer penelitian normatif diartikan sebagai penelitian yang
berbasis operasi Windows. Pada tanggal 20 dan 23 Nopember mencakup ilmu kaidah dan ilmu pengertian atau
2010 pihak militer Iran telah secara resmi menyatakan bahwa
yang biasanya disebut ilmu dogmatik hukum atau
worm Stuxnet menyerang Natanz (fasilitas nuklir Iran). Worm ini
bahkan berhasil me-remote ledakan berbahaya di pusat pengayaan normwissenschacf.4 Penelitian hukum empiris adalah
uraninum negara pengembang nuklir tersebut. jenis penelitian yang dilakukan terutama dengan cara
3
Penyadapan Australia terhadap Indonesia diinformasikan meneliti data primer. Penelitian ini mengkaji dan
dan disebarluaskan di media internasional oleh mantan mata- mengolah data penelitian dengan menelusuri upaya-
mata Amerika Serikat Edward Snowden yang menyebutkan
informasi dokumen rahasia tersebut ke Australian Broadcasting upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
Corporation (ABC) dan surat kabar The Guardian Sandro Gatra, memberikan perlindungan terhadap data informasi
2014, “Code of Conduct” Ditandatangani, Indonesia-Australia rahasia negara dan faktor-faktor penghambatnya serta
Sepakat Tak Menyadap”, URL: http://nasional.kompas.com/
4
read/2014/08/28/17412271 diunduh Sabtu 25 Oktober 2014. Ibid.

169
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

upaya pemerintahan Indonesia dalam melawan cyber sehingga menciptakan era yang serba digital
war, sebagai upaya mempertahankan kedaulatan atau digital world. Dalam hal ini, perkembangan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada penelitian teknologi komputer dan internet menjadi sarana baru
hukum normatif ada kemungkinan kaedah hukum bagi negara-negara di dunia untuk dimanfaatkan
itu terhimpun dalam suatu kodifikasi atau bahan sebagai alat untuk melakukan berbagai penetrasi,
tertulis lainnya. Berbeda dengan penelitian normatif pengaruh dan infiltrasi ke berbagai negara sehingga
dalam penelitian empiris akan mengaitkan hukum sangat mendorong dunia pada perkembangan yang
pada usaha untuk mencapai tujuan-tujuan serta kompleks, beragam dan majemuk.7
kebutuhan konkrit di dalam masyarakat. Penelitian Melalui globalisasi, maka setiap negara dapat
ini bersifat diskriptif artinya melalui hasil penelitian lalu lalang melintasi negara yang satu dengan negara
yang diharapkan akan diperoleh gambaran yang yang lain tanpa ada kendali dan kontrol negara
menyeluruh dan sistematis mengenai upaya-upaya yang dominan.8 Masing-masing negara melakukan
apa saja yang telah dilakukan pemerintah Indonesia ekspansi ekonomi, ekspansi sosial dan ekspansi
memberikan perlindungan terhadap data informasi budaya sehingga terjadilah perang ekonomi, perang
rahasia negara dan faktor-faktor penghambatnya serta sosial, dan perang budaya, perang ideologi dan perang
upaya pemerintahan Indonesia dalam melawan cyber pemikiran. Atas nama globalisasi, perdagangan bebas,
war dan Rekonstruksi pembentukan National Cyber dan pasar bebas, maka setiap negara berebut pengaruh
Defence atau Cyber Army sebagai tanggung jawab untuk mencari sumber-sumber daya alam, pangan
Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara. dan energi sehingga terjadilah konflik energi, konflik
pangan dan konflik air di berbagai belahan dunia.9
PEMBAHASAN Keamanan cyber mengacu pada keamanan
Konsep Keamanan Cyber informasi digital yang disimpan di jaringan
Ancaman dan gangguan bagi kedaulatan negara, elektronik, serta keamanan jaringan yang menyimpan
keselamatan bangsa, dan keutuhan wilayah sangat dan mengirimkan informasi. Namun, ada sedikit
terkait dengan bentang dan posisi geografis yang pengertian tentang bagaimana sebenarnya itu
sangat strategis, kekayaan alam yang melimpah, didefinisikan. Keamanan cyber kadang-kadang
serta belum tuntasnya pembangunan karakter dan digunakan bergantian dengan keamanan informasi.10
kebangsaan, terutama pemahaman mengenai masalah Keamanan Informasi dan cyber pada umumnya
multikulturalisme, sementara itu kemampuan merujuk untuk hal yang sama. Namun, keamanan
pertahanan dan keamanan saat ini dihadapkan pada informasi digunakan oleh organisasi dan TI
situasi kekurangan jumlah dan ketidaksiapan alutsista profesional, sementara keamanan cyber lebih umum
dan alat utama lainnya yang jika tidak dilakukan digunakan dalam kebijakan, dan ketika masalah
upaya percepatan penggantian, peningkatan, dan keamanan informasi terbentuk sebagai masalah
penguatan akan menyulitkan penegakan kedaulatan keamanan nasional.11
negara, penyelamatan bangsa, dan penjagaan Definisi tersebut sedikit lebih luas dari
keutuhan wilayah di masa mendatang.5 Keadaan keamanan informasi, bukan hanya melindungi sistem
tersebut diperburuk oleh terjadinya kelemahan
sistemik komponen cadangan dan pendukung 7
Adi Joko Purwanto, “Peningkatan Anggaran Militer
pertahanan yang merupakan prasyarat berfungsinya Cina dan Implikasinya terhadap Keamanan di Asia Timur”,
SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional, Vol.
sistem pertahanan semesta.6 7, Juni 2010.
Arus globalisasi yang terjadi di seluruh dunia 8
Ibid.
sekarang ini telah membawa dunia pada era 9
Noorhaidi Hasan dan Bertus Hendriks, Counter­
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Terrorism Strategies in Indonesia, Algeria and Saudi Arabia,
Netherlands Institute of International Relations ‘Clingendae.
10
Perlindungan informasi dan sistem informasi dari
5
Ancaman Cyber Insider, M Akbar Marwan http://akbar. akses yang tidak sah, penggunaan, pengungkapan, gangguan,
staff.gunadarma.ac.id modifikasi, atau perusakan dalam rangka memberikan
6
Yoko Iwama, International Donors and the Reform of kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan.
11
Indonesian National Police, Workshop 2010: Organizing Police William S. Lind, “Understanding Fourth Generation War”,
Forces in Post-Conflict Peace-Support Operations, January 27- Military Review, September-October 2004, http://www.au.af.mil/
28th, 2010. au/awc/awcgate/milreview/lind.pdf

170
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

informasi, tapi juga melindungi ruang cyber dan aset Dalam Cyber Warfare, terdapat metode
internet pengguna. Hal ini mengacu bukan hanya penyerangan yang tentunya berbeda dengan perang
mengamankan sistem informasi, tetapi juga untuk klasik, perang konvensional atau perang fisik lainnya.
penggunaan sistem informasi untuk mengamankan Domain dari Cyber Warfare berada dalam dunia maya,
aset. Ketika keamanan cyber dibingkai sebagai di mana yang menyerang adalah orang yang ahli
masalah keamanan nasional, isu-isu mengenai teknologi informasi yang tidak harus datang langsung
teknologi dan internet akan diamankan dibawa ke ke negara yang diserang. Wilayah yang diserang juga
dalam agenda keamanan negara. Keamanan cyber bukan wilayah fisik, wilayah teritorial, atau wilayah
juga dapat digunakan untuk melindungi rahasia geografis, melainkan wilayah dunia maya.16 Medan
negara, dan mengkriminalisasi pelapor sebagai peperangan yang umum terjadi dalam perang fisik
ancaman keamanan cyber. Masyarakat sipil dapat adalah perang di darat, perang di laut, perang di udara,
terpinggirkan sebagai akibat dari ini. Berfokus pada dan perang di ruang angkasa. Namun, untuk perang
negara dan keamanan, mendesak pertimbangan untuk cyber wilayahnya di dunia maya.
keamanan individu warga negara, dengan merugikan Berikut ini adalah metode penyerangan dalam
keamanan seluruh sistem.12 cyber warfare:17 Pertama, Pengumpulan Informasi.
Konsep dari Cybersecurity Mindset atau pola Spionase cyber merupakan bentuk aksi pengumpulan
pikir keamanan cyber, yang ditegaskan oleh William informasi bersifat rahasia dan sensitif dari individu,
Dutton, menyatakan bahwa:13 Sebagai pola pikir, pesaing, rival, kelompok lain pemerintah dan musuh
kebutuhan akan keamanan akan tidak dipertanyakan baik di bidang militer, politik, maupun ekonomi.
atau tidak terus menerus ditinjau kembali. Ini akan Metode yang digunakan dengan cara eksploitasi secara
dilihat bukan sebagai beban opsional, tetapi sebagai ilegal melalui internet, jaringan, perangkat lunak dan
biaya melakukan bisnis. Untuk pengguna, itu tidak atau komputer negara lain. Informasi rahasia yang
akan menjadi kriteria adhoc pilihan, tapi rutinitas tidak ditangani dengan keamanan menjadi sasaran
dan dipelajari sebagai kumpulan respon yang hampir untuk dicegat dan bahkan di ubah. Kedua, Vandalism.
instingtual.14 Serangan yang dilakukan sering dimaksudkan untuk
Kode etik dalam penggunaan yang aman dari merusak halaman web atau Deface, atau menggunakan
internet harus menjadi akrab dengan pengguna web. serangan denial of service yaitu merusak sumber daya
Tindakan yang mudah seperti otentikasi identitas dari komputer lain. Dalam banyak kasus, hal ini dapat
dalam jaringan, surfing internet dengan aman, dengan mudah dikembalikan. Deface sering dalam
pemberitahuan tentang spam, atau melengkapi bentuk propaganda. Selain penargetan situs dengan
perangkat internet dengan program anti malware yang propaganda, pesan politik dapat didistribusikan
telah diperbarui mungkin bisa menjadi perlindungan melalui internet via e-mail, instant mesages atau
yang efektif. Namun, banyak pengguna yang masih pesan teks. Ketiga, Sabotase merupakan kegiatan
belum tahu tentang pentingnya mencegah dan militer yang menggunakan komputer dan satelit untuk
mengurangi risiko cyber yang bahaya.15 mengetahui koordinat lokasi dari peralatan musuh
yang memiliki resiko tinggi jika mengalami gangguan.
12
J. Aioro, Defense Lacks Doctrine to Guide it Through
Sabotase dapat berupa penyadapan Informasi dan
Cyberwarfare, 13 September 2010, http://www.nextgov.com/ gangguan peralatan komunikasi sehingga sumber
defense/2010/09/defense-lacksdoctrine-to-guide-it-through- energi, air, bahan bakar, komunikasi, dan infrastruktur
cyberwarfare/47575/ transportasi semua menjadi rentan terhadap gangguan.
13
Elizabeth Montabalno, Auditor Find Dod Hasn’t Defined
Sabotase dapat berupa software berbahaya yang
Cyber Warfare, September 2010, http://www.informationweek.
com/government/security/auditorsfind-dod-hasnt-defined-cyber- tersembunyi dalam hardware komputer. Keempat,
wa/227400359. Serangan pada jaringan listrik, bentuk serangan dapat
14
Ide ini merupakan peralihan penting untuk pendekatan berupa pemadaman jaringan listrik sehingga bisa
yang lebih berorientasi pada pengguna untuk praktik keamanan
cyber. Perspektif ini sesuai juga dengan adagium yang mengatakan
16
bahwa cara terbaik untuk melindungi hak-hak rakyat adalah Qiao Liang and Wang Xiangsui, Unrestricted Warfare,
memungkinkan orang untuk melindungi hak-hak mereka sendiri. PLA Literature and Arts Publishing House, Beijing, 1999.
15 17
Frank G. Hoffman, Conflict in the 21st Century, The Rise Michael Evans, “From Kadesh to Kandahar: Military
of Hybrid Wars, Patomatic Institute, Virginia USA, Desember theory and the furute of war,” Naval War College Review,
2007, h. 35. Summer 2003, h. 136.

171
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

mengganggu perekonomian, mengalihkan perhatian bidang pertahanan. Kebijakan Penyelenggaran


terhadap serangan militer lawan yang berlangsung Pertahanan Negara dijabarkan menjadi kebijakan
secara simultan, atau mengakibatkan trauma nasional. pertahanan negara untuk setiap tahun. Kebijakan
Serangan dilakukan menggunakan program sejenis Penyelenggaran Pertahanan Negara menjadi dasar
trojan horse untuk mengendalikan infrastruktur dalam penyusunan Kebijakan Pertahanan Negara
kelistrikan. Tahun 2014. Kebijakan Pertahanan Negara Tahun
2014 menjadi pedoman bagi Kementerian Pertahanan
Konsep Pertahanan Negara dan Tentara Nasional Indonesia (yang selanjutnya
Pertahanan negara meruapakan usaha disebut dengan TNI) dalam penyelenggaraan
untuk menegakkan kedaulatan, keutuhan dan pertahanan sesuai dengan fungsinya masing masing.
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan Perubahan geopolitik internasional yang ditandai
gangguan. Usaha pertahanan negara dilakukan dengan memudarnya prinsip multilateralisme dan
dengan mempertimbangkan adanya dinamika menguatnya pendekatan unilateralisme yang
perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi.18 berdampak pada berkembangnya doktrin pertahanan
Perkembangan lingkungan strategis senantiasa preemptive strike akan mengubah sama sekali tataran
membawa perubahan terhadap kompleksitas politik internasional dan dapat menembus batas-
ancaman, baik ancaman militer maupun ancaman batas yurisdiksi sebuah negara di luar kewajaran
non militer. Pertahanan negara berfungsi untuk hukum internasional yang berlaku saat ini. Selain itu,
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah menguatnya kemampuan militer negara tetangga yang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya secara signifikan melebihi kemampuan pertahanan
disingkat NKRI) sebagai satu kesatuan pertahanan. Republik Indonesia telah melemahkan posisi tawar
Pertahanan negara Indonesia diselenggarakan dalam dalam ajang diplomasi internasional.20
suatu sistem pertahanan semesta yang melibatkan Potensi dan ancaman konflik berintensitas
seluruh warga negara, wilayah, serta segenap sumber rendah yang didukung dengan perkembangan
daya nasional yang dipersiapkan secara dini oleh metode dan alat teknologi tinggi diperkirakan akan
pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, makin meningkat pada masa mendatang. Potensi dan
terarah, dan berlanjut.19 Dalam pengelolaan sistem ancaman tersebut adalah terorisme, konflik komunal,
pertahanan negara, Presiden menetapkan Kebijakan kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan
Umum Pertahanan Negara yang menjadi acuan bagi negara terutama di wilayah yurisdiksi laut Indonesia
perencanaan penyelenggaraan dan pengawasan dan wilayah perbatasan, serta berkembangnya variasi
sistem pertahanan negara. tindak kriminal konvensional. Tantangan lain dalam
Kebijakan Umum Pertahanan Negara berlaku pembangunan pertahanan dan keamanan adalah
lima tahun dimulai dari awal Presiden menjabat. meningkatkan profesionalisme Polri seiring dengan
Kebijakan Umum Pertahanan Negara merupakan peningkatan kesejahteraan anggotanya agar mampu
upaya membangun, memelihara, dan mengembangkan melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah
secara terpadu dan terarah segenap komponen tindak kejahatan, menuntaskan tindak kriminalitas,
pertahanan negara. Kebijakan Umum Pertahanan serta meningkatkan profesionalisme TNI seiring
Negara dijadikan sebagai dasar oleh Kementerian dengan peningkatan kesejahteraan prajurit serta
Pertahanan dalam menetapkan Kebijakan penguatan kapasitas lembaga intelijen dan kontra
Penyelenggaraan Pertahanan Negara. Kebijakan intelijen dalam rangka menciptakan keamanan
Umum Pertahanan Negara juga dijadikan dasar nasional.21
Kementerian/Lembaga Pemerintah non Kementerian Pokok-Pokok Kebijakan Penyelenggaraan
dalam menetapkan kebijakan sesuai wewenang dan Pertahanan Negara disusun dalam rangka
tanggung jawab serta fungsi masing-masing terkait menjabarkan Kebijakan Umum Pertahanan Negara
18
John Arquilla dan David Rondfelt, Networks and Netwars,
20
The Future of Terror, Crime, and Militancy, Rand Corporation, Manuel W. Wik, Revolution in Information Affairs
2001. Tactical and Strategic Implication of Information Warfare and
19
Petri Huovinen, Hybrid Warfare-Just a Twist of Compound Information Operation, Defence Materiel Administration, hal.
Warfare, views on Warfare from the United States Armed Forces 27, diakses 12 Juni 2016, pada <mawik@fmv.se>
21
Perspective, h. 8. Ibid.

172
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

yang meliputi: Pertama, Kebijakan Pertahanan serta pengerahan kekuatan TNI diarahkan untuk
Integratif Implementasi dari Kebijakan Pertahanan merespon ancaman aktual. Keenam, Kebijakan Kerja
Integratif meliputi Percepatan Proses Legislasi Sama Internasional Bidang Pertahanan Semua bentuk
Bidang Pertahanan, Pengintegrasian Komponen kerjasama dilaksanakan dengan prinsip one gate
Pertahanan Negara, Perumusan Doktrin Pertahanan policy dan menghindari pembentukan suatu pakta
Nirmiliter dan Pembentukan Instansi Vertikal pertahanan. Kebijakan kerja sama diarahkan kepada
Kementerian Pertahanan di Daerah. Kedua, negara-negara tetangga yang berbatasan langsung,
Kebijakan Pengelolaan dan Pendayagunaan Sumber dengan negara-negara sahabat pada pengembangan
Daya Nasional Pengelolaan sistem pertahanan negara kemampuan atau capacity building. Mewujudkan
disiapkan sejak dini melalui Pemberdayaan Wilayah ASEAN Security Community dan Peningkatan
Pertahanan diwujudkan dalam transformasi sumber peran aktif dalam Peacekeeping Operation (PKO).
daya nasional untuk menjadi kekuatan pertahanan Ketujuh, Kebijakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
negara, penyiapan komponen cadangan melalui Industri Pertahanan Pesatnya penggunaan Teknologi,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib dan Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai sarana
penyiapan komponen pendukung melalui kesadaran dalam perang informasi, maka diperlukan cyber
bela negara. Ketiga, Kebijakan Pembangunan Postur defence sebagai strategi pertahanan negara baik dalam
Pertahanan Militer Prioritas dan fokus pengembangan mencegah, menangkal maupun mengatasi ancaman
postur pertahanan militer diarahkan pada Kekuatan cyber. Percepatan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Pokok Minimum atau Minimum Essential Force Teknologi (Iptek) juga akan memberikan kepastian
(MEF) TNI melalui Rematerialisasi; Revitalisasi; terwujudnya kemandirian Industri Pertahanan
Relokasi; dan Pengadaan dalam meningkatkan (Indhan) melalui pemberdayaan Indhan dalam negeri
kemampuan mobilitas dan kemampuan satuan tempur yang dilakukan dengan program revitalisasi Indhan
TNI AD, TNI AL, dan TNI AU, khususnya Pasukan serta melibatkan perguruan tinggi, lembaga penelitian
Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), menyiapkan Pasukan dan pengembangan, industri, dan TNI sebagai
Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB), pengguna. Kedelapan, Kebijakan Pengamanan
menyiapkan Peace Keeping Operation (PKO) dan Wilayah Perbatasan dan Pulau-Pulau kecil terluar
menyiapkan Batalyon mekanis sebagai pasukan siaga Pengamanan wilayah perbatasan merupakan satu
(standby force). Keempat, Kebijakan Pemberdayaan kesatuan antara fungsi pemerintah (Kementerian/
Pertahanan Nirmiliter, Pertahanan Nirmiliter pada Lembaga terkait) dan pelaksanaan tugas pokok TNI.
hakikatnya adalah bentuk peran serta rakyat dan Pemerintah menetapkan kebijakan pengamanan
segenap sumber daya nasional dalam pertahanan wilayah perbatasan dan TNI melaksanakan
negara, baik sebagai unsur utama dan unsur lainnya kebijakan yang diarahkan pada pembangunan
untuk menghadapi ancaman nonmiliter yang dalam wilayah perbatasan dilaksanakan oleh Pemda,
keadaan damai sebagai fungsi pertahanan sipil yang TNI bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan
dilaksanakan melalui kebijakan strategis pertahanan memperkuat fungsi dan kewenangan BNPP sebagai
nirmiliter, kebijakan pemberdayaan pertahanan pemegang otoritas pengelolaan batas wilayah negara
nirmiliter, kebijakan penanganan ancaman nonmiliter dan pembangunan kawasan perbatasan, serta pulau-
dan melaksanakan koordinasi lintas sektoral. Kelima, pulau kecil terluar, mempercepat pembangunan
Kebijakan Pengerahan Kekuatan Pertahanan Militer kawasan perbatasan, mengintensifkan perundingan-
TNI sebagai komponen utama melaksanakan tugas perundingan perbatasan dan diplomasi internasional
operasi militer untuk perang dan operasi militer selain mengenai wilayah dan batas wilayah Indonesia.
perang dan tidak hanya digunakan dalam menghadapi Kebijakan Umum Pertahanan Negara disusun
ancaman militer tetapi juga digunakan untuk sebagai satu kesatuan arah kebijakan yang meliputi
membantu dalam menghadapi ancaman nonmiliter, Kebijakan Pertahanan Integratif, Kebijakan
maka kebijakan umum penggunaan kekuatan TNI Pengelolaan dan Pendayagunaan Sumber Daya
meliputi penggunaan kekuatan TNI pada operasi Nasional, Kebijakan Pembangunan Postur
militer untuk perang untuk menghadapi ancaman Pertahanan Militer, Kebijakan Pemberdayaan
militer dan pada operasi militer selain perang sebagai Pertahanan Nirmiliter, Kebijakan Pengerahan
unsur lainnya dalam menghadapi ancaman nonmiliter Kekuatan Pertahanan Militer, Kebijakan Kerja Sama

173
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

Internasional Bidang Pertahanan, Kebijakan Ilmu fungsinya dalam lingkup nasional. Dalam Tallinn
Pengetahuan Teknologi dan Industri Pertahanan, Manual The International Law Applicable to Cyber
Kebijakan Pengamanan Wilayah Perbatasan dan Warfare Rule Sovereignty menyatakan bahwa State
Pulau-Pulau Kecil Terluar, Kebijakan Penganggaran, may exercise control over cyber infrastructure and
dan Kebijakan Pengawasan. activities within its sovereign territory.
Pertahanan dan keamanan negara merupakan Peraturan tersebut menjelaskan bahwa,
salah satu objek yang mendapatkan pengaturan secara suatu negara dapat menjalankan kontrol terhadap
tegas dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik infrastruktur cyber dan aktivitas cyber di dalam
Indonesia. Dalam Bab XII Undang-Undang Dasar wilayah kedaulatannya. Dari definisi yang diberikan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat oleh Bodley dan aturan yang tercantum dalam Tallinn
pengaturan terkait dengan pertahanan negara yakni Manual dapat disimpulkan bahwa, ketika suatu negara
pada Pasal 30 ayat (2) yang berbunyi bahwa: Usaha memiliki kapabilitas dalam hal infrastruktur cyber dan
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui aktivitas cyber, negara tersebut dapat dikatakan telah
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh memiliki kedaulatan di dalam cyberspace, dan syarat
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara umum yang terdapat dalam hukum internasional
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan mengenai cyberspace untuk dapat dikatakan sebagai
rakyat sebagai kekuatan pendukungnya. domain terpenuhi.
Artinya pertahanan negara ini merupakan sesuatu
yang utama dalam proses menjaga integritas suatu Upaya Pemerintah Indonesia dalam Perlindungan
bangsa dan negara terutama dari gangguan kedaulatan Dokumen Negara
yang timbul baik dari dalam maupun dari luar wilayah Hubungan internasional, regional, maupun
negara kesatuan Republik Indonesia. Lebih lanjut bilateral merupakan faktor penting dalam menyikapi
dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 timbulnya berbagai ancaman. Kebijakan politik luar
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dapat diambil negeri yang diterapkan adalah politik luar negeri
sebuah pernyataan bahwa pertahanan negara adalah bebas aktif. Kebijakan ini sangat dipengaruhi oleh
upaya yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi ideologi Bangsa Indonesia. Sebagai salah satu negara
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan dalam kancah dunia, Bangsa Indonesia terkesan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa menganggap negara lain adalah sahabat sementara
dari segala bentuk ancaman.22 negara yang dianggap sahabat tersebut belum tentu
konsisten dengan kesepakatan untuk bersahabat.
Konsep Kedaulatan Negara Dalam era globalisasi ini tiap negara berkompetisi
Menurut Bodley, kedaulatan terdiri dari kedaulatan untuk memajukan negaranya masing-masing. Dalam
eksternal dan internal. Di mana kedaulatan eksternal hal berkompetisi antar negara tersebut pemerintah
adalah semua hal yang berkaitan dengan luar negeri Indonesia terkesan lebih mementingkan kemajuan
serta kekuatan pertahanan untuk melindungi teritorial bersama-sama dengan negara lain sementara
negara dari serangan negara lain.23 Sedangkan negara tersebut belum tentu konsisten ingin juga
kedaulatan yang internal adalah kewenangan yang bersama-sama memajukan Indonesia. Oleh karena
dimiliki oleh suatu negara untuk menjalankan itu diharapkan kebijakan politik luar negeri yang
mengedepankan realisme merupakan upaya yang
22
Kejahatan dengan menggunakan jaringan berdasarkan dapat ditempuh, sehingga Indonesia dapat memetakan
data yang telah dipaparkan sebelumnya sangat banyak terjadi negara-negara tersebut dalam kelompok negara
di Indonesia. Kapabilitas Indonesia dalam mengatur tindakan
yang menggunakan jaringan ini terdapat pada Undang-Undang
competitor, netral, pendukung dengan Indonesia.24
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Dengan demikian maka Indonesia dapat dengan
Transaksi Elektronik. Undang-undang tersebut menempatkan Bab mudah melakukan konsep hubungan diplomatis
VII dengan 11 Pasal yaitu Pasal 27 sampai dengan 37 yang khusus
dengan negara-negara tersebut. Pemerintah perlu
membahas tentang perbuatan yang dilarang dalam penggunaan
jaringan di Indonesia. Akan tetapi, dalam bab perbuatan yang memiliki peraturan/perundang-undangan yang
dilarang ini tidak secara jelas menyebutkan istilah cybercrime mengatur tentang kewenangan untuk menyatakan
atau kejahatan siber.
23 24
Devika Hovel, 2004, “Chinks in the Armour: International Alva A.G. Narande, “Perang Hibrida di Dunia”, Jurnal
Law, Terrorism, and The Use of Force”, UNSW Journal, h. 399. Yudhagama, Volume 33 No. 2 Bulan Juni 2013, h. 20.

174
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

bahwa suatu pihak adalah lawan/musuh bangsa dan Dalam perang hibrida, TI memainkan peran yang
negara. Pada Pembukaan UUD 1945 sangat jelas penting. Teknologi ini mampu memberikan informasi
dicantumkan bahwa pemerintah negara Indonesia kepada prajurit secara real time tentang ancaman
harus dapat melindungi segenap bangsa Indonesia yang mereka hadapi dan memberi solusi bagi para
dan seluruh tumpah darah Indonesia. prajurit tentang apa yang harus dilakukan. Bahkan
Tragedi runtuhnya Twin Tower di New York saat ini mereka secara individual juga dapat langsung
pada 11 September 2001, merupakan tonggak pemicu mengakses informasi itu melalui perangkat genggam
meningkatnya angka jumlah negara yang melakukan atau handheld yang mereka bawa. Di samping
antisipasi serangan kejahatan menggunakan cara-cara keunggulannya, karena kemudahan pengoperasiannya
Online Intrusion seperti internet filtering dan internet dalam mendukung proses pengambilan keputusan,
surveillence. Tidak terbatas pada jaringan siber saja Teknologi informasi juga dapat digunakan dalam
yang mengalami interupsi akan tetapi juga pada jalur mendukung konsep penaklukan tanpa melaksanakan
komunikasi telepon (kabel dan nirkabel) juga tidak perang secara fisik yaitu menggunakan konsep perang
luput dari aktifitas pengawasan yang dilakukan oleh informasi melalui sarana media massa, mailing list,
pemerintah. Beberapa contoh negara yang telah lama dan bahkan sekarang ini menggunakan apa yang
menerapkan kebijakan pengawasan terhadap jalur lalu disebut sebagai media sosial atau social media.
lintas informasi dan telekomunikasi dalam kehidupan merupakan satu sarana yang cukup ampuh dalam
warga negaranya adalah Amerika Serikat, Australia, rangka mendukung perang hibrida, bahkan dari
China dan India. Hal tersebut mereka lakukan dengan pengalaman akhir-akhir ini di Timur Tengah dengan
alasan bahwa mengawasi secara maksimal semua Arab Spring-nya yaitu media sosial mampu membuat
media dan data, teks, suara dan video yang disimpan revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, dan sekitarnya.
dan dikirimkan melalui dunia siber adalah cara yang Inilah pentingnya teknologi informasi dalam
efektif untuk melindungi rakyatnya dari ancaman rangka mendukung konsep perang hibrida. Khusus
kejahatan dan ancaman keamanan negara. untuk pemanfaatan teknologi informasi di bidang
Dalam hal ini, internet surveillance yang teritorial dalam meningkatkan ketahanan wilayah
dilakukan oleh pemerintah tidak hanya menjanjikan diperlukan satu langkah terobosan melalui
benefit bagi keamanan dan pertahanan negara saja, pelaksanaan Pembinaan Ketahanan Wilayah.25
akan tetapi secara langsung kebijakan ini juga akan Ancaman yang dihadapi Indonesia akan semakin
menerobos hak-hak privasi warga negara yang hidup kompleks. Pada berbagai peristiwa perang yang
di dalam wilayah jurisdiksi negara tersebut. terjadi di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini,
Peran TI sebagai sarana pembinaan teritorial kita tidak bisa dengan mudah menilai siapa aktor/
dalam perang hibrida. Seperti disampaikan di atas pelaku perang yang sebenarnya, apakah mereka
bahwa walaupun dengan pembinaan teritorial aspek itu mengatasnamakan suatu negara atau state actor
sosial budaya dan aspek lain dalam masyarakat atau bukan negara atau nonstate actor. Kita pun
dapat dikuasai, namun kita juga tidak boleh menemukan berbagai kesulitan tentang apa sebenarnya
melupakan faktor teknologi untuk dapat membantu yang menjadi latar belakang terjadinya peperangan
memenangkan perang hibrida ini. Salah satu tersebut. Latar belakang terjadinya peperangan
teknologi yang saat ini berperan penting adalah tersebut bercampur aduk antara kepentingan yang
Teknologi Informasi khususnya untuk mendukung bersifat politik, ideologi, ekonomi, atau aspek sosial
konsep perang informasi dan perang cyber. Oleh dan lain-lain. Sistem dan metode berperang juga
karenanya penguasaan dan kepemilikan teknologi bersifat kompleks karena perang dilakukan dengan
ini secara aman dan secara mandiri merupakan satu menerapkan konsep perang konvensional dan perang
hal yang penting untuk mendukung konsep perang modern.
hibrida ini. Pandangan umum menyatakan bahwa Dimensi peperangan yang terjadi juga sudah
militer profesional adalah militer yang berperang merambah kepada dimensi dunia maya atau dunia
secara konvensional, didukung oleh Alutsista yang cyber sebagai fasilitas/sarana/media peperangan
modern dengan daya tempur yang tinggi, bertempur
25
dalam jenis perang tertentu, dinilai sudah kurang Teguh Pudjo Rumekso, “Hybrid Warfare dan Implikasinya
relevan lagi. Bagi Indonesia”, Jurnal Yudhagama, Volume 33 No. 2 Bulan
Juni 2013, h. 45.

175
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

dunia maya atau cyber warfare. Peperangan yang strategi militer merancang strategi operasi serta
bersifat kompleks, bercampur aduknya berbagai merumuskan strategi medan tempur, lebih dikenal
kepentingan yang menjadi latar belakang konflik, dengan istilah taktik.
ketidakjelasan siapa pelaku perang yang sebenarnya, Kesiapan TNI Perang hibrida merupakan
bercampuraduknya metode, cara, teknik dan taktik sebuah strategi militer yang memadukan antara
berperang itulah yang kemudian disebut sebut sebagai perang konvensional, perang yang tidak teratur dan
Perang Hibrida atau Hybrid Warfare. ancaman cyber warfare, baik berupa serangan nuklir,
Kekuatan cyber defence harus dipersiapkan senjata biologi dan kimia, alat peledak improvisasi
secara maksimal. Kesungguhan pemerintah dalam dan perang informasi. Para pemikir baik dari militer,
menata pertahanan dan keamanan negara tersebut analis pertahanan maupun dari anggota perlemen
tidak hanya diproyeksikan untuk menghadapi musuh Indonesia menjelaskan bahwa, Kementerian
dari luar. Tetapi juga, menyiapkan kemungkinan Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
berkembangnya perang hibrida dan masalah terorisme sudah mengantisipasi kemungkinan menguatnya apa
di dalam negeri. Pembelian perlengkapan senjata TNI yang diistilahkan dengan Perang Hibrida tersebut.
dalam tiga tahun terakhir ini juga dipersiapkan untuk Jajaran TNI tidak boleh berdiam diri dengan
kemungkinan menghadapi perang tersebut. Kesiapan perkembangan terbaru dalam strategi perang tersebut.
Indonesia dalam menghadapi cyber war dan strategi26 Sudah selayaknya TNI mewaspadai ancaman perang
yang akan dilaksanakan oleh Indonesia. hibrida, selain ancaman perang konvensional. Dari
Adapun Strateginya adalah: Pertama, Strategi segi darat, laut, dan udara, TNI harus mewaspadai
kesiapan. Untuk mempersiapkan menghadapi segala bentuk ancaman, baik itu perang konvensional
perang hibrida dibutuhkan adanya strategi untuk maupun perang non konvensional seperti perang
mengatasinya, terutama pengaturan tata ruang hibrida.
pertahanan wilayah Indonesia yang memiliki posisi Saat ini Kementerian Pertahanan tengah
strategis dengan membuat strategi baik strategi posisi menetapkan kebijakan pembangunan kekuatan,
garis luar maupun posisi garis dalam. Negara berada dengan memfokuskan pengembangan dan
pada posisi garis luar apabila dapat mengepung lawan pembangunan kekuatan pada TNI AL dan TNI
atau musuhnya. Posisi garis dalam adalah posisi satu AU serta melaksanakan pemantapan kemampuan
negara yang menghadapi kemungkinan permusuhan TNI AD. Setidaknya arah pembangunan kekuatan
dari negara di sekelilingnya. Kedua, Proses Strategi militer nantinya akan sesuai dengan kebijakan
Militer. Proses strategi militer tersebut dipadukan pemerintah yang telah tertuang dalam undang-
dengan kondisi geopolitik wilayah Indonesia undang. TNI sebagai komponen utama pertahanan,
yaitu bagaimana memanfaatkan penataan ruang memerlukan acuan yang dapat dijadikan sebagai
berdasarkan posisi strategis Indonesia baik secara pedoman dalam melaksanakan tugas pokoknya.
geografis dan politik berdasarkan 4 unsur yang dapat Oleh karena itu, pemerintah perlu didorong untuk
mendukung pembangunan, yaitu keadaan geografis, segera menyusun suatu strategi nasional yang
politik dan strategi, hubungan timbal balik antara menjadi kesepakatan semua komponen bangsa,
geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan. yang oleh Kementerian Pertahanan bekerja sama
Proses strategi untuk menghadapi perang hibrida dengan TNI akan diterjemahkan menjadi suatu
adalah menentukan tujuan keamanan nasional sebagai kesiapan sistem pertahanan yang disesuaikan dengan
dasar proses strategi. Merumuskan strategi raya, lebih kondisi geografis negara dengan melibatkan segenap
dikenal dengan istilah kebijakan mengembangkan instrumen kekuatan nasional.
26
Berkaitan dengan perkembangan tersebut,
Pada level strategi, permasalahan dapat dilihat pada
dokumen strategi yang disusun oleh masing-masing angkatan. keterpaduan, koordinasi dan komunikasi antar matra
Di lingkup TNI AL misalnya, telah disusun Strategi Pertahanan dan dengan segenap institusi terkait, merupakan kata
Laut Nusantara (SPLN) yang kemudian disempurnakan menjadi kunci yang paling penting. Semakin kuat keterpaduan
Strategi Pertahanan Maritim Indonesia (SPMI). Kedua strategi
tersebut menyatakan bahwa operasi tempur yang dilaksanakan
dan koordinasi yang dilakukan, maka upaya yang
oleh TNI AL akan membutuhkan dukungan dari TNI AU dan TNI ditempuh dalam mengatasi segala permasalahan
AD. Karenanya jajaran TNI yang terdiri dari tiga matra harus di daerah akan semakin efektif, sebagaimana yang
melakukan investasi besar-besaran di bidang pengadaan sumber
daya, baik perangkat teknologi maupun dukungan personelnya

176
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun akibat tertentu yang diterima dan dipatuhi datan
2004 tentang TNI. kehidupan masyarakat yang bersangkutan.30
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Rekonstruksi Pembentukan National Cyber masyarakat itu adalah kumpulan lembaga-lembaga.
Defense (Cyber Army) Lembaga-lembaga itu ada yang merupakan lembaga
Politik hukum merupakan bagian dari ilmu hukum hukum dan lembaga bukan lembaga hukum.
yang mengkaji perubahan ius constitutum menjadi ius Lembaga-lembaga itu adalah unsur-unsur kehidupan
constituendum untuk memenuhi perubahan kehidupan masyarakat. Perubahan kehidupan masyarakat
masyarakat. Untuk memahami perubahan kehidupan dengan demikian adalah perubahan lembaga-lembaga
masyarakat itu perlu ditelaah mengenai pengertian tersebut. Perubahan itu dapat merupakan perubahan
perubahan,27 pengertian kehidupan,28 dan pengertian jumlah lembaga-lembaga itu, dapat pula merupakan
masyarakat.29 perubahan susunan lembaga-lembaga tersebut tanpa
Hubungan yang ajeg antar manusia itu, Logemann perubahan jumlahnya, dan dapat juga merupakan
bahkan merumuskan masyarakat sebagai lalu-lintas perubahan unsur-unsur interen lembaga-lembaga
atau hubungan antar manusia. Dikatakannya bahwa itu.31
masyarakat adalah suatu verkeer tussen mensen. Lembaga-lembaga itu terbentuk dalam suatu
Masyarakat adalah suatu skema koordinasi hubungan masyarakat karena adanya persamaan penilaian
antar manusia yang ajeg. Hubungan ajeg antar anggota masyarakat yang bersangkutan bahwa untuk
manusia dalam masyarakat itu oleh Logemann disebut perbuatan-perbuatan tertentu diterima selayaknya
institusi atau lembaga. Lembaga-lembaga itu, sebagai mempunyai akibat-akibat demikian. Terdapat
hubungan ajeg antara manusia di dalam masyarakat, perubahan penilaian tentang perbuatan-perbuatan
adalah sekumpulan perbuatan yang berkaitan dengan tertentu dengan dengan akibat-akibatnya yang
demikian maka lembaga itu akan menjadi berubah.
Dengan demikian perubahan lembaga dalam
27
Yang dimaksud dengan pengertian perubahan dalam kehidupan masyarakat itu terutama disebabkan oleh
penelitian ini adalah keadaan sesuatu yang berbeda dari keadaan karena adanya perubahan penilaian terhadap lembaga
semulanya. Segala sesuatu yang ada di dunia itu terdiri dari tersebut.
unsur-unsur atau bagian-bagian. Misalnya orang terdiri dari
kepala, tubuh, tangan, dan kaki; pohon terdiri dari akar, batang, Perubahan dalam kehidupan masyarakat adalah
dahan, ranting, daun, bunga, dan buah. Masyarakat juga terdiri sasuatu yang tak dapat dihindari. Adanya perubahan
dari unsur-unsur. Perubahan sesuatu itu adalah perubahan kehidupan masyarakat itu telah pula dipahami oleh
unsur-unsur sesuatu tersebut. Perubahan unsur-unsur itu dapat
merupakan perubahan jumlah dari unsur-unsur sesuatu tersebut,
masyarakat Yunani purba. Dalam masa itu orang-
misalnya unsur-unsurnya bertambah atau berkurang. Di samping orang Yunani purba telah mengenal pepatah panta
itu perubahan tersebut juga dapat merupakan perubahan susunan rei, yang berarti bahwa semua itu mengalir.32
unsur-unsur dari sesuatu itu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
28
Kehidupan dalam uraian ini diartikan sebagai keberadaan,
kehidupan suatu masyarakat dapat merupakan
namun keberadaan tidak selalu hidup. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa kehidupan itu adalah kehidupan yang dinamik. faktor-faktor yang terdapat di dalam masyarakat itu
Hidup adalah keberadaan yang dinamik, yang berkembang sendiri (faktor internal) dan dapat pula merupakan
yang berubah. Hidup adalah yang berubah. Kehidupan sesuatu faktor-faktor yang datang dari luar (faktor eksternal).
merupakan perubahan yang positif yakni berkembang menjadi
lebih baik, tetapi hidup, sampai taraf tertentu, juga merupakan Faktor-faktor internal itu misalnya pemikiran manusia
perubahan yang negatif yakni surut menjadi lebih buruk. Sampai anggota masyarakat yang bersangkutan, kebutuhan
taraf tertentu perubahan negatif itu masih merupakan kehidupan hidup anggota masyarakat yang bersangkutan, dan
dan berakhir pada kematian.
29
cara hidup anggota masyarakat yang bersangkutan.
Pada umumnya masyarakat diartikan sebagai sekumpulan
orang yang terikat pada suatu Kebudayaan tertentu. Namun Faktor-faktor eksternal yang dapat merubah
menurut Oppenheim merumuskan masyarakat adalah a body of 30
Muntoha, “Demokrasi dan Negara Hukum”, Jurnal
a number of individuals more or less bound together through
Hukum, No. 3 Vol. 16 Juli 2009, h. 379.
common interests as create constant and manifold intercours
31
between individuals. Dari perumusan itu yang penting adalah Sefriani, “Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap
pernyataan Oppenheim bahwa seperangkat individu itu Hukum Internasional dalam Perspektif Filsafat Hukum”, Jurnal
menciptakan hubungan yang ajeg atau constant antar individu Hukum, No. 3 Vol. 18, Juli 2011, h. 407.
32
tersebut. Dengan lain kata dalam masyarakat itu terdapat Jumadi, “Negara Hukum Demokratis Konstitusi Baru
hubungan ajeg antar manusia. Indonesia”, Al-Risalah, Vol. 11 No. 1 Mei 2011.

177
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

kehidupan suatu masyarakat misalnya datangnya masyarakat yang tidak sesuai dengan keharusan yang
teknologi modern, masuknya alat-alat komunikasi dituntut oleh hukum. Dengan lain kata timbullah
dan transportasi modern dalam masyarakat tersebut. keharusan yang tidak sesuai dengan keharusan
Perubahan kehidupan masyarakat dapat yang dituntut oleh hukum. Dalam hal demikian
semua bidang kehidupan dalam masyarakat yang hukum tertinggal dari keharusan yang hidup dalam
bersangkutan. Perubahan suatu bidang kehidupan masyarakat.
masyarakat dapat pula mempengaruhi perubahan Kesenjangan juga dapat terjadi bila ada ketentuan
bidang kehidupan yang lain. Sebut saja misalnya hukum baru yang ditetapkan yang tidak sesuai dengan
lima bidang kehidupan masyarakat, seperti bidang tingkah laku manusia di dalam masyarakat. Daiam
kehidupan hukum,33 bidang kehidupan politik,34 hal demikian tuntutan keharusan hukum yang beru
bidang kehidupan ekonomi,35 bidang kehidupan ditetapkan tidak sesuai dengan tingkah laku yang
sosial,36 dan bidang kehidupan budaya.37 hidup dalam masyarakat. Hal itu berarti kehidupan
Perubahan bidang kehidupan yang satu dapat masyarakat tertinggal dari ketentuan hukum yang
mempengaruni perubahan kehidupan yang lain. berlaku.38
Bagi politik hukum yang perlu dicatat ialah bahwa Untuk mengatasi kesenjangan itu hukum dapat
perubahan bidang-bidang kehidupan selain perubahan menetapkan tiga alternatif. Pertama, tetap berpegang
hukum dapat mempengaruhi perubahan hukum dalam pada hukum yang berlaku dan merubah tingkah
suatu masyarakat. Tetapi perubahan bidang kehidupan laku kehidupan dalam masyarakat yang ada. Kedua,
hukum juga dapat mempengaruhi perubahan bidang- melegalisir perubahan kehidupan yang ada dan
bidang kehidupan yang lain. meniadakan ketentuan hukum yang berlaku. Dan
Oleh karena itu dalam mengkaji hukum yang Ketiga, sebagian ketentuan hukum yang berlaku
sebagai instrumen perubahan masyarakat harus dipertahankan dengan juga menerima sebagian
juga memahami saling keterkaitan hukum itu perubahan kehidupan dalam masyarakat yang terjadi.
dengan instrumen-instrumen lain tersebut. Namun Peran hukum dalam merubah kehidupan masyarakat
demikian juga harus diingat bahwa sebagai instrumen dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga
perubahan masyarakat itu hukum merupakan dilakukan secara tidak langsung.39
instrumen yang mempunyai kelebihan bila dibanding Apakah hukum dapat merubah kehidupan
dengan instrumen yang lain. Hukum merupakan- masyarakat, menjawab pertanyaan ini teori Marx
sarana yang kuat, karena hukum merupakan sarana klasik dan teori hukum mashab sejarah menyatakan
yang dapat memaksakan keputusannya dengan negatif. Teori Marx klasik membedakan kehidupan
external power. Oleh karena itu hukum sebagai masyarakat dalam dua struktur, yakni struktur atas
instrumen perubahan kehidupan masyarakat bila dan struktur bawah.40
digunakan dengan tepat akan merupakan instrumen Teori Von Savigny, dari mashab sejarah
yang berguna. Tetapi bila digunakan dengan salah berpendapat bahwa hukum itu tidak dibuat tetapi
hukum akan menjadi instrumen yang berbahaya bagi hukum itu ada dan terbentuk bersama-sama dengan
kehidupan masyarakat. masyarakat atau das Recht ist nicht gemacht, aber
Kesenjangan yang terjadi karena kehidupan Es ist und wirdt mit dem Volke. Bersarkan dalil
masyarakat lebih maju daripada ketentuan hukum itu von Savigny hukum, yang ditetapkan dalam
yang berlaku. Dalam hal demikian terdapat kehidupan perundang-undangan, tidak dapat merubah kehidupan
38
33 Hans Kelsen, 1971, General Theory of Law and State,
Bidang kehidupan hukum adalah bidang kehidupan yang
New York: Russel and Russeu diterjemahkan oleh Raisul
mengusahakan memenuhi kebutuhan hidup yang tertib dan adil.
Muttaqien, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, 2014,
34
Bidang kehidupan politik adalah bidang kehidupan yang Nusa Media, Ujung Berung Bandung.
mengusahakan memenuhi kebutuhan hidup berkuasa dalam 39
Suhieno, 1986, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta, h.
masyarakat.
152-153.
35
Bidang kehidupan ekonomi adalah bidang kehidupan yang 40
Yang dimaksud dengan struktur atas adalah alam pikiran.
mengusahakan memenuhi kebutuhan hidup jasmani.
Adapun struktur bawah adalah kebutuhan jasmani. Menurut
36
Bidang kehidupan sosial adalah bidang kehidupan yang teori Marx struktur bawah menentukan struktur atas, dan tidak
mengusahakan memenuhi kebutuhan hidup dalam kebersamaan. sebaliknya. Dengan demikian maka alam pikiran, termasuk
37
Bidang kehidupan budaya adalah bidang kehidupan yang hukum, tidak dapat mempengaruhi atau merubah struktur bawah,
mengusahakan memenuhi kebutuhan hidup luhur. atau kehidupan masyarakat.

178
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

masyarakat. Hal itu disebabkan bahwa hukum itu filter untuk memilih salah satu alternatif yang telah
tumbuh bersama kehidupan masyarakat yang ditemukan; Kedelapan, Menetapkan kesimpulan yang
bersangkutan. berupa ius constituendnm.
Dror berpendapat bahwa pendapat dua teori itu Pelaku proses politik hukum adalah alat
tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di dalam pemerintahan dalam arti luas, yakni alat pemerintahan
praktek. Kenyataan di dalam praktek menunjukkan dalam bidang legislatif, alat pemerintahan dalam
bahwa hukum dapat merubah kehidupan masyarakat bidang pemerintahan dalam arti sempit, dan alat
dan juga terdapat perundang-undangan yang pemerintahan dalam bidang yudikatif. Yang dimaksud
menetapkan berlakunya hukum negara lain ke dalam dengan alat pemerintahan dalam bidang legislatif
hukum suatu negara dengan hasil yang baik.41 adalah alat pemerintahan yang bertugas menetapkan
Berbicara tentang proses perubahan ius ketentuan hukum yang berlaku umum.
constitutum menjadi ius constituendum yang Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan
dikarenakan oleh adanya perubahan kehidupan Presiden dalam menetapkan Undang-Undang.
masyarakat adalah berbicara tentang suatu rangkaian Presiden dalam menetapkan Peraturan Pemerintah
kegiatan yang merubah ius constitutum karena adanya dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang.
kenyataan yang yang berbeda dengan unsur-unsur Adapun yang dimaksud dengan alat pemerintahan
ius constitutum untuk kemudian menetapkan ius dalam bidang pemerintahan dalam arti sempit adalah
constituendum yang unsur-unsurnya memenuhi alat pemerintahan yang bukan alat pemerintahan
kenyataan kehidupan masyarakat yang berbeda dalam bidang legislatif dan bukan alat pemerintahan
tersebut. Berbicara tentang proses perubahan dalam bidang yudikatif. Sedang yang dimaksud
ius constitutum menjadi ius constituendum itu dengan alat pemerintahan dalam bidang yudikatif
menyangkut dua hal, yang pertama mengenai adalah alat pemerintahan yang bertugas menguji
prosesnya dan, yang kedua, mengenai pelakunya. pelaksanaan hukum yang dilakukan oleh pihak lain.
Proses dalam hal ini diartikan sebagai suatu Dengan alat pemerintahan dalam bidang yudikatif
rangkaian kegiatan yang membentuk suatu kejadian. menetapkan apakah suatu perbuatan yang dilakukan
Pengertian proses dengan demikian mencakup oleh suatu pihak atau peristiwa yang dialami oleh
serangkaian kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. sesuatu pihak sesuai dengan hukum yang berdasarkan
Dalam uraian politik hukum ini proses itu adalah pengertian alat pemerintahan dalam bidang legislatif
suatu rangkaian kegiatan untuk menetapkan ius dan yudikatif maka alat pemerintahan dalam bidang
constituendum.42 pemerintahan dalam arti sempit itu adalah semua alat
Rangkaian kegiatan untuk menetapkan ius pemerintahan dalam bidang pemerintahan yang tidak
constituendum terdiri dari beberapa kegiatan termasuk dalam bidang legislatif atau pun bidang
sebagai berikut; Pertama, Menguraikan unsur- yudikatif.43
unsur constitutum; Kedua, Menguraikan unsur- Alat pemerintahan dalam arti sempit, dalam
unsur perubahan kehidupan masyarakat; Ketiga, melaksanakan tugasnya juga terikat pada ketentuan
Membandingkan unsur-unsur ius constitutum dengan prosedur tertentu. Dengan kata lain proses politik
unsur-unsur perubahan kehidupan masyarakat hukum yang dilakukan oleh alat pemerintahan
hingga menemukan trouble dalam menerapkan ius dalam arti luas itu dikemas sesuai dengan prosedur
constitutum pada kenyataan kehidupan masyarakat alat pemerintah yang melakukannya. Berdasarkan
yang dihadapi; Keempat, Merumuskan permasalahan kemasan yang berbeda itu produk hasil proses politik
yang hendak diselesaikan; Kelima, Menentukan data hukum tersebut juga menyandang nama/sebutan yang
yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan; berbeda pula. Hasil proses yang dilakukan oleh alat
Keenam, Menganalisis data untuk menyelesaikan pemerintah di bidang legislatif adalah peraturan, yakni
permasalahan hingga menemukan 3 (tiga) alternatif perbuatan bersegi satu, dilakukan di bidang legislatif
penyelesaian permasalahan: Ketujuh, Menetapkan (penetapan ketentuan hukum yang berlaku umum),
oleh alat pemerintahan (dalam arti luas) berdasarkan
41
Philip C. Jessup, A Modern Law of Nation, Pengantar wewenang istimewa. Peraturan itu berlaku umum,
Hukum Antar Bangsa, Nuansa, Bandung, 2012. yang juga disebut undang-undang dalam arti material.
42
Fred Iswara, Pengantar Ilmu Politik, Binacipta, Bandung,
43
1980, h. 108. Ibid.

179
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

Hasil proses yang dilakukan alat pemerintah di bidang disebabkan oleh karena unit peraturan perundang-
pemerintahan dalam arti sempit adalah ketetapan yang undangan itu telah tersusun dalam suatu sistem;
menurut Prins, diartikan sebagai perbuatan bersegi Pada umumnya untuk peraturan perundang-
satu, di bidang pemerintahan (dalam arti sempit) undangan itu terdiri dari konsiderans dan batang
yang dilakukan oleh alat pemerintahan (dalam arti tubuh peraturan perundang-undangan. Dalam
luas), berdasarkan wewenang istimewa. Adapun hasil konsiderans itu ditetapkan pertimbangan yang
proses yang dilakukan alat pemerintah di bidang mendasari ditetapkannya ketentuan-ketentuan dalam
yudikatif disebut vonis, yakni perbuatan bersegi satu, batang tubuh peraturan perundang-undangan itu.
di bidang yudikatif (menguji pelaksanaan ketentuan Pertimbangan yang mendasari ketentuan-ketentuan
hukum yang dilakukan pihak lain), yang dilakukan batang tubuh itu pada umumnya dapat dibedakan
oleh alat pemerintahan (dalam arti luas) berdasarkan menjadi dua bagian, yakni pertimbangan fakta dan
wewenang istimewa.44 pertimbangan hukum. Pertimbangan fakta dalam
Produk perubahan ius consitutum menjadi konsiderans itu pada umumnya mengutarakan fakta
ius constituendum dalam memenuhi perubahan yang menjadi sebab ditetapkannya ketentuan hukum
kehidupan masyarakat adalah ketentuan hukum, dalam batang tubuh peraturan perundang-undangan
baik yang berupa satu ketentuan hukum atau pun yang bersangkutan. Namun, di samping fakta yang
yang berupa satu perangkat ketentuan hukum. merupakan penyebab ditetapkannya ketentuan hukum
Telah diutarakan bahwa ketentuan hukum yang dalam batang tubuh itu, dalam konsiderans dapat
merupakan hasil pemikiran potitik hukum itu dapat juga diutarakan fakta atau kenyataan yang hendak
merupakan ketentuan hukum yang baru sesuai dengan diwujudkan dengan ditetapkannya ketentuan hukum
tuntutan perubahan kehidupan masyarakat, dapat dalam batang tubuh peraturan perundang-undangan
pula merupakan ketentuan kompromi yang sebagian yang bersangkutan.
memenuhi tuntutan perubahan kehidupan masyarakat Konsiderans itu dengan demikian menetapkan
dan sebagian tetap berpegang pada ketentuan yang arah ketentuan hukum dalam peraturan perundang-
lama (ius constitutum); dan bahkan dapat pula undangan tersebut. Namun, di samping itu arah
tetap merupakan ketentuan hukum yang lama (ius ketentuan hukum yang ditetapkan itu dapat juga
constitutum). ditetapkan dalam batang tubuh peraturan perundang-
Dalam hal produk perubahan ius constitutum itu undangan. Adapun yang dimaksud dengan kerangka
merupakan ketentuan hukum yang mengikuti seluruh ketentuan hukum yang baru itu ialah rangkaian
perubahan kehidupan masyarakat, atau ketentuan hubungan antara ketentuan hukum yang satu dengan
hukum yang merupakan kompromi antara perubahan yang lain yang mewujudkan sarana untuk mencapai
kehidupan masyarakat dan ius constitutum, produk tujuan yang telah ditetapkan. Bila arah ketentuan
perubahan ius constitutum menjadi ius constituendum, hukum dalam peraturan perundang-undangan
merupakan suatu pembaharuan hukum. Dalam hal kebanyakan ditetapkan dalam konsiderans peraturan
demikian ketentuan hukum baru itu perlu dikaji perundang-undangan yang bersangkutan, kerangka
arah dan kerangkanya agar tampak kedudukan ketentuan hukum peraturan perundang-undangan itu
ketentuan hukum yang baru itu dalam sistem hukum kebanyakan ditetapkan terutama dalam batang tubuh
yang berlaku dan agar ketentuan hukum baru itu peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
dapat terapkan sesuai dengan tujuan penetapannya. Namun, kerangka ketentuan hukum itu dapat juga
Pengkajian arah dan kerangka ketentuan hukum telah ditetapkan dalam konsiderans.
yang baru itu berlaku bagi produk pemikiran politik
hukum yang berupa satu ketentuan hukum maupun Rekonstruksi Pembentukan National Cyber
bagi produk pemikiran politik hukum yang berupa Defence
seperangkat ketentuan hukum. Pembangunan pada aspek regulasi perlu disusun
Pengkajian arah dan kerangka ketentuan hukum sedemikian rupa, sehingga akses yang dilakukan
baru yang merupakan seperangkat ketentuan hukum, oleh pihak lain bisa dikendalikan. Penguasaan dan
yang merupakan satu unit peraturan perundang- keterampilan prajurit pada aspek teknologi informasi
undangan, dapat dilakukan lebih rinci. Hal itu dan komunikasi perlu dikembangkan, sehingga
44 memiliki kemampuan untuk melindungi infrastruktur
Ibid.

180
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

milik sendiri, mampu melakukan pengintaian dan penggunaan militer dalam kegiatan yang terkoordinir
pengamatan terhadap data atau informasi pihak lawan untuk suatu sasaran yang sama.47
sekaligus mampu melakukan manipulasi data atau Kedua, Peningkatan SDM melalui pendidikan
informasi (kemampuan cyber defense dan cyber dan latihan di dalam dan luar negeri. Personel TNI
attack).45 mulai dari sekarang harus mulai memahami apa
Doktrin TNI khususnya tentang konsep yang dimaksud dengan perang hibrida, bagaimana
menghadapi ancaman hybrid warfare yang dilakukan mengawaki Alusista untuk perang hibrida, bagaimana
oleh nonstate actor perlu segera disusun untuk dapat menghadapi cyber warfare dan perang informasi.
dijadikan sebagai pedoman bagi seluruh kekuatan Tuntutan kemajuan perang telah memaksa TNI untuk
TNI dalam melakukan pembinaan maupun dalam memiliki nonwar skills. Selain itu hubungan sipil
penggunaan kekuatan dalam menghadapi ancaman dan militer perlu dilatihkan dalam wujud latihan
cyber warfare. Pembentukan unit cyber warfare sangat yang terintegrasi, dimana dalam pola operasi
diperlukan sebagai salah satu unsur yang memiliki yang dilakukan, instansi-instansi nonmiliter akan
kemampuan melaksanakan perang elektronika memberikan dukungan dalam bentuk personel,
khususnya cyber defense dan cyber attack. keahlian dan perlengkapan yang tidak dimiliki oleh
Konsep yang dapat Ditempuh Dalam Menghadapi TNI dalam menghadapi perang hibrida.48
Perang Hibrida:46 Gejala perang hibrida tidak sama seperti perang
Pertama, penyempurnaan doktrin. Doktrin konvensional di mana ancaman/musuh yang datang
bukan merupakan sesuatu yang dogmatis dan tidak dapat benar-benar kelihatan nyata karena ancaman
terbantahkan, justru sebaliknya, doktrin militer yang pada perang hibrida akan muncul dalam bentuk
baik akan menyesuaikan dengan lingkungan operasi gejala atau sebaliknya dampak setelah terjadi. Guna
yang aktual, adaptif dengan segala bentuk situasi menyikapi hal tersebut maka diperlukan suatu badan
dan dapat dipahami serta dilaksanakan mulai dari koordinasi di bawah kementerian pertahanan yang
pimpinan TNI sampai dengan prajurit pelaksana di keanggotaannya berasal dari militer dan instansi-
lapangan dan doktrin harus aplikatif menyesuaikan instansi nonmiliter. Baik anggota militer dan
dengan sifat peperangan. Sehingga untuk mendukung nonmiliter merupakan orang-orang yang memiliki
kesiapan TNI dalam menghadapi fenomena perang kemampuan khusus dalam perang hibrida, seperti:
hibrida, doktrin TNI harus dapat menyesuaikan ahli piranti lunak, anti hacker, pakar informasi, pakar
dengan perkembangan peperangan yang aplikatifnya telematika, ahli bahan peledak, ahli fisika atom, ahli
pada taktik yang dioperasionalkan di lapangan. Taktik biologi dan pakar taktik militer.49
harus menyesuaikan dengan lingkungan operasi Badan ini bertugas untuk mengkoordinasikan
dan sifat dari musuh yang akan dihadapi, jangan tindakan yang akan dilakukan terhadap segala
sampai taktik peperangan yang digunakan oleh TNI bentuk potensi ancaman terhadap kedaulatan negara
tidak sinkron dengan pola peperangan hibrida yang dihadapkan kepada perang hibrida. Kedua, satelit
cenderung menembus ruang dan waktu. bersama. Sudah saatnya TNI memiliki satelit militer
TNI AD sebagai tumpuan dalam pelaksanaan untuk mendukung kegiatan operasi, terlebih untuk
operasi TNI sudah seyogyanya menjadi leading mengantisipasi perang hibrida. Dengan memiliki
sector perubahan doktrin perang yang mengarah satelit, TNI akan lebih terintegrasi dalam hal komando
kepada perang hibrida ke depan. Contoh keberhasilan pengendalian, penyebaran informasi dan deteksi
dalam pembuatan doktrin seperti yang dilakukan oleh awal untuk mengetahui ancaman yang akan datang.
militer Amerika Serikat di mana perumusan doktrin Hal-hal yang diketahui sebagai ancaman akan lebih
diawali oleh angkatan darat, sedangkan angkatan lain cepat terinformasi kepada seluruh matra, sehingga
akan menyesuaikan dalam bentuk joint publication masing-masing matra akan menyiapkan satuan
yang berisi prinsip-prinsip dasar yang mengarahkan 47
JS. Prabowo, 2009, h. 31.
48
Barry Buzan, 1991, People, State, and Fear: An Agenda
for International Security Studies in the Post-Cold War Era,
45
Devika Hovel, 2004, “Chinks in the Armour: International Harvester Wheatsheaf, Hempstead.
Law, Terrorism, and The Use of Force”, UNSW Journal, h. 399. 49
Dimitri Mahayana, 2000, Menjemput Masa Depan,
46
Supriyanto Aji, Pengantar Teknologi Informasi, Penerbit Futuristik dan Rekayasa Masyarakat Menuju Era Global, Rosda,
Salemba Infotek, Semarang, 2007. Bandung.

181
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

operasionalnya untuk melaksanakan penindakan di mandala operasi dapat saling terhubung atau
secara terkoordinasi. get connected secara online system dan realtime,
sehingga keberadaan lawan dan kawan dapat saling
Analisa Pengembangan Teknologi Perang Hibrida diketahui melalui visualisasi di layar komputer atau
dan Kesiapan Indonesia laptop. Dengan adanya teknologi Internet SIPRNet
Dalam perang hibrida aspek penguasaan atas serta penggunaan satelit mata-mata dan satelit GPS,
kemajuan teknologi persenjataan memegang peranan memungkinkan NCW memvisualisasikan seluruh
yang sangat penting, terutama hal-hal yang terkait kegiatan operasi militer gabungan yang sedang
penggunaan ruang udara dan angkasa luar, perang berlangsung di medan pertempuran atau battle field ke
informasi dan penggunaan network centrik warfare layar lebar ruang yudha atau military operation room,
yang dapat dimanfaatkan di masa damai maupun yang mungkin jaraknya terpisahkan ribuan kilometer
ketika terjadi perang. Aspek penguasaan teknologi jauhnya. Sehingga konsep NCW pada akhirnya akan
tersebut tidak akan banyak bermanfaat ketika jajaran merubah paradigma militer lama yang menyatakan
TNI sebagai kekuatan utama sistem pertahanan belum bahwa suatu medan pertempuran dapat dimenangkan
mengembangkan strategi dan peningkatan kekuatan hanya oleh satu komponen militer saja.52
posturnya. Karena itu analisis kali ini akan berfokus Penggunaan ruang cyber53 atau cyber space dalam
pada pengembangan teknologi perang hibrida dan perang hibrida, penggunaan ruang udara dan angkasa
bagaimana kesiapan jajaran TNI menghadapinya. luar. Penguasaan angkasa atau space dalam sistem
Pengembangan teknologi Network centric pertahanan negara melalui perang hibrida merupakan
warfare. Cyber warfare atau cyberwar, merupakan bagian dari impian intelegensia manusia, dengan
perang yang sudah menggunakan jaringan komputer kemampuan sensornya yang mampu menjelajahi area
dan Internet atau dunia maya atau cyber space melintasi batas negara dengan bebas, tanpa pagar dan
dalam bentuk strategi pertahanan atau penyerangan batas. Tidak ada area terlarang untuk satelit.54
sistem informasi lawan. Cyber warfare juga dikenal Pertempuran elektronik atau electronic warfare
sebagai perang siber yang mengacu pada penggunaan dengan memanfaatkan media ruang udara dan
fasilitas world wide web dan jaringan komputer angkasa luar, pada saat ini adalah salah satu perangkat
untuk melakukan perang di dunia maya. Kegiatan yang paling penting untuk mengumpulkan informasi
cyber warfare dewasa ini sudah dapat dimasukkan dalam kondisi damai maupun perang. Radio mampu
dalam kategori perang informasi berskala rendah menyadap informasi mentah dari link radio yang
low-level information warfare yang dalam beberapa insecure, bahkan bisa membuat gambaran dari suatu
tahun mendatang mungkin sudah dianggap sebagai sebaran, pengaturan taktis, dan sebagainya. Aktivitas
peperangan informasi yang sebenarnya atau the real serapan/sadapan atau intercept informasi ini meliputi
information warfare.50 radio, radar, gelombang mikro, dan transmisi elektro
Di dalam konsep cyber warfare, penggunaan magnetik lainnya.
teknologi sistem informasi dimanfaatkan untuk
mendukung kepentingan komunikasi antar prajurit 52
Yono Reksoprodjo, “Kesiapan Nasional Bidang
atau jalur komando yang difasilitasi oleh satu sistem Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman Siber”, Bahan Kuliah
dalam bentuk powerpoint, yang dipresentasikan di Sespim Polri,
komando kendali militer modern, yaitu sistem Lembang, 11 September 2014.
NCW atau Network Centric Warfare.51 Dengan 53
Perpaduan antara teknologi telekomunikasi dan teknologi
adanya teknologi NCW yang didukung infrastruktur komputer akhirnya menciptakan dunia baru yang dinamakan
SIPRNet, berbagai komponen atau elemen militer cyberspace. Sebuah dunia komunikasi berbasis komputer atau
computer mediated communication yang menawarkan realitas
baru, yaitu realitas virtual atau virtual reality. Cyberspace (ruang
50
John Nana Naisbitt Nasibitt dan Douglas Philips, cyber) menjelma menjadi sebuah ruang relasi sosial ketiga dalam
2001, High Tech, High Touch, Pencarian Makna di Tengah kehidupan masyarakat, setelah ruang publik dan ruang privat.
Perkembangan Pesat Teknologi, Mizan, Bandung. Cyberspace merupakan alat pemuas logika kecepatan atau logic
51
Network Centric Warfare (NCW) merupakan konsep of speed, di mana orang dapat saling berhubungan dalam ruang,
Siskodal operasi militer modern yang mengintegrasikan seluruh tanpa harus mengurangi kecepatan dan tanpa harus meninggalkan
komponen atau elemen militer ke dalam satu jaringan komputer tempatnya berada.
54
militer NCW berbasis teknologi satelit dan jaringan Internet Petrus Reinhart Gollese, “Perkembangan Cybercrime dan
rahasia militer yang disebut SIPRNet (Secret Internet Protocol Upaya Penanganannya di Indonesia oleh Polri”, dalam Buletin
Router Network). Hukum Perbankan, Volume 4 Nomor 2, Agustus 2006.

182
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

Penggunaan ruang udara dan angkasa luar kemungkinan dibentuk tentara cyber yang khusus
dalam pengembangan perang hibrida tidak lepas menangani serangan dunia maya masuk dalam kajian
dari penggunaan teknologi satelit. Setidaknya tim pembentukan badan cyber.60
terdapat empat jenis satelit yang dapat digunakan Tentara cyber sangat diperlukan mengingat
untuk kepentingan perang hibrida yaitu: Pertama, hakekat ancaman sekarang ini yang tidak hanya
paling awal adalah satelit untuk tujuan mempelajari ancaman yang bersifat militer semata melainkan
ruang angkasa.55 Kedua, satelit telekomunikasi.56 ancaman yang bersifat nirmiliter, berupa salah satunya
Ketiga, satelit militer yang dibekali dengan senjata ancaman serangan cyber. Ancaman serangan cyber
laser.57 Keempat, satelit pemantau langit atau satelit ini potensial terjadi karena era sekarang adalah era
astronomi.58 digital, era informasi, era komputer, era internet, dan
Dengan satelit ini diharapkan pelanggaran wilayah era media sosial, di mana semua aktivitas manusia,
laut oleh kapal-kapal asing, baik penyelundupan semua transaksi ekonomi, semua data dilakukan dan
maupun penangkapan ikan secara liar atau illegal disimpan dalam bentuk elektronik melalui website,
fishing, pembalakan hutan atau illegal logging, situs, maupun berbagai data penyimpanan elektronik
penambangan liar atau illegal mining hingga bencana lainnya. Serangan cyber sangat mungkin terjadi
alam, kecelakaan transportasi dan kerusuhan dapat mengingat sudah banyak berbagai kasus penyadapan,
di monitor secara terus menerus. pencurian data, dan pengrusakan sistem informasi
Pembangunan cyber security nasional ini yang dilakukan oleh para hacker terhadap berbagai
dimaksudkan untuk menangkis serangan, khususnya situs kementerian pertahanan di banyak negara.
dari luar yang bisa memperlemah bangsa. Sistem Dalam negara, instansi yang berwenang
cyber yang akan dibentuk bukan malah untuk memata- membentuk tentara cyber adalah pemerintah yang
matai warga negara sendiri. Dalam pembentukan didalamnya tentu ada Kementerian Pertahanan.
badan cyber, pemerintah akan menggandeng berbagai Kementerian Pertahanan Indonesia harus segera
kementerian dan lembaga.59 merealisasikan terbentuknya tentara cyber sehingga
Badan Nasional dianggap super penting di bisa dipergunakan untuk melindungi dunia maya
Indonesia, dalam pembentukan badan cyber, lembaga Indonesia dari berbagai serangan cyber yang setiap
atau badan cyber nasional itu tidak akan dijadikan alat saat akan berpotensi terjadi. Kementerian Pertahanan
pemerintah untuk memata-matai rakyat. Lembaga harus melakukan kajian, riset, penelitian dan kelayakan
itu hanya untuk mengantisipasi serangan cyber, pembentukan tentara cyber. Kementerian Pertahanan
mencegah agar sistem informasi negara tidak shut harus segera melakukan koordinasi dengan Mabes
down. Keberadaan lembaga yang khusus menangani TNI untuk mengakselerasi pembentukan tentara
masalah dunia maya penting karena setiap hari cyber sehingga tidak hanya menjadi wacana semata,
Indonesia menghadapi serangan dunia maya dengan melainkan dapat direalisasikan secara kongkrit dan
frekuensi yang sering terjadi. Diungkapkan juga, ada nyata.
Tentara Cyber harus memiliki kualifikasi yang
55
Inilah satelit pertama yaitu SPUTNIK yang diluncurkan kompeten dan mumpuni dalam mengoperasionalkan
Uni Soviet tahun 1959, juga satelit stasiun ruang angkasa
internasional atau International Space Station atau ISS) yang
komputer, mengelola internet, menyelidiki media
sekarang menjadi tempat kerja sejumlah astronot Amerika, Eropa, sosial, melakukan penyadapan, dan mengunakan
Rusia dan Jepang berbagai perangkat lunak dan perangkat keras
56
Sebagai contoh adalah satelit Palapa yang dibeli Indonesia lainnya. Tentara cyber harus mampu membangun
pada 1970-an dan sudah disusul berbagai generasi. Satelit jenis
sistem, jaringan, dan melakukan operasi dunia maya,
inilah yang faktanya paling populer.
57
Inilah Proyek Star Wars Ronald Reagan, Presiden Amerika
penyidikan dunia maya, dan menangkis berbagai
Tahun 1980-an di era Perang Dingin. virus dunia maya, serta melindungi berbagai data
58
Misalnya pembawa teleskop hubble, radio-astronomy dan informasi dalam sistem elektronik di Indonesia.
hyparchos atau pemantau matahari soho. Kelima, satelit pemantau
Bahkan, tentara cyber harus memiliki kualifikasi
bumi atau surveillance satellite, sesuai misi NASA yang beralih
dari misi ke planet lain ke Mission to Planet Earth. Fungsinya
untuk memantau seluruh penjuru teritorial. 60
Deky Rosdiana, Cyber Warfare menjadi Ancaman NKRI
59
Al Sentot Sudarwanto, “Cyber Bullying: Kejahatan Dunia di Masa Kini dan Masa Depan, dalam http://hankam.kompasiana.
Maya yang Terlupakan”, Jurnal Hukum Pro Justitia, April 2009, com/2013/09/23/cyber-warfaremenjadi-ancaman-nkri-dimasa-
Volume 27 No. 1. kini-dan-masa-depan-592343.html, diunduh pada 11 Maret 2015.

183
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

untuk melakukan serangan balik terhadap serangan Badan Pertahanan Cyber Nasional sebenarnya
cyber dari negara lain atau pihak lain untuk menjaga sangat diperlukan oleh Indonesia. Badan Pertahanan
kedaulatan negara di domain dunia maya. Cyber Nasional atau apapun namanya harus segera
Tentara cyber harus direkrut oleh Kementerian dipikirkan untuk dibentuk agar terwujud mekanisme
Pertahanan melalui berbagai cara. Cara pertama koordinasi, komunikasi, dan sinergi antar berbagai
adalah melalui tata cara pendaftaran sebagaimana aktor keamanan dan pertahanan dalam melindungi
yang umum dilakukan oleh TNI. Cara kedua adalah kedaulatan dunia maya Indonesia dari berbagai
dengan cara menginventarisasi, mendata dan merekrut ancaman serangan cyber. Kementerian Pertahanan,
para anggota TNI aktif yang memang sudah memiliki TNI, Polri, BIN, Kemenkominfo, Lembaga Sandi
keahlian dan kemampuan di bidang IT di berbagai Negara, dan berbagai instansi terkait lainnya harus
kesatuan masing-masing sehingga dijadikan satu mampu bersinergi untuk menangkis, menangkal, dan
untuk dilakukan pelatihan khusus sehingga dapat mencegah serangan cyber dari pihak tertentu atau
mengisi unit khusus tentara cyber atau cyber force. dari negara lain yang mencoba untuk menganggu
Pembentukan tentara cyber harus melalui kedaulatan dunia maya Indonesia saat ini dan di masa
berbagai kesiapan yang matang dan sistematis, depan. Dalam kaitan ini, maka perlu sebuah analisis
khususnya dengan dukungan anggaran, sarana mendalam tentang penggunaan media sosial yang
prasarana, dan piranti lunak atau regulasi yang luar biasa pada masyarakat Indonesia dengan potensi
lengkap dan terperinci. Anggaran yang besar sangat perang siber.
diperlukan untuk membentuk tentara cyber karena Munculnya ancaman perang siber harus
para tentara yang direkrut harus dididik, dilatih, mendorong kesadaran semua pihak di Indonesia
dan dilakukan berbagai pendampingan, mentoring untuk memberikan perhatian lebih terhadap sistem
maupun pembinaan yang optimal sehingga akan pertahanan Indonesia. Seperti diketahui bahwa system
terwujud tampilan dan sosok tentara cyber yang pertahanan Indonesia adalah sistem pertahanan
kompeten di bidangnya. Sarana prasarana berupa semesta (sishanta), di mana komponen utama adalah
perangkat lunak dan perangkat keras komputer, TNI, dan komponen pendukungnya adalah rakyat.
jaringan dan berbagai perangkat pendukung lainnya Dalam konteks ini, system pertahanan semesta
perlu disiapkan sehingga akan mendukung tugas dan yang tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang
fungsi dari tentara cyber.61 Pertahanan Negara, harus mampu dimaknai sebagai
Gelar kekuatan tentara cyber harus dilakukan semesta yang bersifat tidak hanya fisik semata,
di seluruh wilayah Indonesia. Artinya, tentara melainkan non fisik, khususnya digital dan dunia
cyber berpusat di Kementerian Pertahanan sebagai maya. Artinya, segala upaya dilakukan termasuk
komando pengendali utama, namun dalam gelar memberdayakan semua potensi dunia maya yang
kekuatan harus dibentuk komando taktis di Mabes ada dalam menghadapi perang siber.
TNI dan Mabes Angkatan. Bahkan tentara cyber Kementerian Pertahanan bersama lembaga,
harus pula ditempatkan di setiap Kodam, Korem pihak, dan instansi terkait lainnya harus saling bahu
dan Kodim, sehingga akan mampu melindungi setiap membahu memberdayakan potensi dunia maya dan
data elektronik di setiap kesatuan, matra, maupun potensi digital yang dimiliki, sebagai sumber daya
instansi teknis militer lainnya. Tentara cyber harus buatan, untuk diberdayakan dalam membendung dan
pula diberi tugas untuk melindungi berbagai situs, menghadapi perang siber. Pemerintah, kementerian
web maupun jaringan komunikasi yang dimiliki pertahanan, TNI, Polri, BIN, Kemenkominfo, dan
oleh pemerintah, lembaga negara, maupun berbagai lain-lain harus melakukan berbagai inventarisasi,
instansi kementerian dari berbagai serangan cyber identifikasi, pembinaan, dan pengelolaan berbagai
yang seringkali terjadi tanpa disadari oleh berbagai potensi kekuatan dunia maya yang dimiliki oleh
pihak.62 Indonesia, khususnya masyarakat pengguna media
sosial, netizen, dan berbagai komunitas informasi
61
Agus Subagyo, “Sinergi dalam Menghadapi Ancaman komunikasi dunia maya untuk saling bersinergi dalam
Cyber Warfare Synergy on The Facing of Cyber Warfare Threat”, menghadapi perang siber.
diunduh https://agussubagyo1978.files.com/2015/08/sinergi- Dalam menghadapi ancaman Cyber Warfare,
dalam-menghadapi-ancaman-cyber-warfare.pdf
62 maka diperlukan sinergitas dari berbagai pihak
Ibid.

184
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

untuk bersatu padu, saling sinergi, saling komunikasi DAFTAR PUSTAKA


dan saling koordinasi. Cyber Warfare merupakan Peraturan Perundang-undangan:
ancaman serius di era global sekarang ini sehingga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
diperlukan kesatuan pandangan dan satu persepsi 2002 tentang Pertahanan Negara.
untuk mensinergikan satu tindakan, satu kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34
dan satu rencana aksi yang utuh. Ancaman Cyber Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
Warfare harus memerlukan partisipasi dari berbagai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
pihak untuk menanganinya dan tidak mungkin hanya Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
bisa dihadapi oleh satu instansi semata. Ancaman Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-
serangan cyber tidak bisa dilakukan secara parsial 2025.
semata, melainkan memerlukan langkah penanganan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
yang dilakukan secara komprehensif, integral dan Tahun 2010 tanggal 20 Januari 2010 tentang
terpadu. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
PENUTUP Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Kesimpulan 41 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010 tentang
Dalam menghadapi serangan cyber, diperlukan Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun
analisis terhadap eskalasi ancaman dan gradasi dalam 2010-2014.
menghadapi serangan cyber. Berikut ini diuraikan Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia
tentang eskalasi ancaman cyber dan lembaga terdepan Nomor 27 Tahun 2013 tanggal 12 September
sebagai ujung tombak yang menanganinya: Sinergitas 2013 tentang Kebijakan Penyelenggaraan
antar stakeholders sangat penting dilakukan untuk Pertahanan Negara tahun 2010-2014.
menangani dan menghadapi ancaman Cyber Warfare. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 03 Tahun 2010
Kementerian Pertahanan dan TNI harus melakukan tanggal 29 Maret 2010 tentang Rencana Strategis
berbagai langkah dan tindakan sinergitas untuk Pertahanan Negara Tahun 2010-2014.
menghadapi ancaman Cyber Warfare. Dalam kaitan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
untuk menciptakan sinergitas menghadapi Cyber 41 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010 tentang
Warfare. Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun
2010-2014
Rekomendasi Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 27 Tahun 2013
Kementerian Pertahanan harus mampu tentang Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan
melakukan koordinasi dan meningkatkan kerja sama Negara Tahun 2010-2014
dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi
(Kemenkominfo) dan membuat jalinan komunikasi, Buku:
koordinasi dan kerja sama dengan komunitas pelaku Aji, Supriyanto, 2007, Pengantar Tehnologi
informasi dan komunikasi, untuk mengantisipasi Informasi, Semarang: Penerbit Salemba Infotek.
adanya serangan cyber berupa penyadapan telepon Arquilla, John dan David Rondfelt, 2001, Networks
yang umum dilakukan oleh para penyerang dunia and Netwars, The Future of Terror, Crime, and
maya sehingga keamanan telepon dari masyarakat Militancy, Rand Corporation.
Indonesia, khususnya para pimpinan lembaga negara Buzan, Barry, 1991, People, State, and Fear: An
dapat terjamin dengan baik serta menjalin kerja sama Agenda for International Security Studies in
dengan aktor-aktor keamanan, seperti Polri, BIN, the Post-Cold War Era, Hempstead: Harvester
Lembaga Sandi Negara, dan aktor keamanan lainnya Wheatsheaf.
untuk menyatukan pandangan tentang berbagai Frank G. Hoffman, Conflict in the 21st Century, The
ancaman cyber beserta pembagian tugas dan langkah Rise of Hybrid Wars, Patomatic Institute, Virginia
penanganan terpadu sehingga akan dapat menangkal USA, Desember 2007.
berbagai serangan cyber ke dalam berbagai wilayah Fred, Isjwara, 1980, Pengantar Ilmu Politik, Bandung:
dunia maya Indonesia, termasuk penanganan Cyber Binacipta.
Crime yang dapat meluas ke arah Cyber Warfare.

185
Sa’diyah dan Vinata, Rekonstruksi Pembentukan National Cyber Defense ....

Hadjon, Philipus M., 1987, Perlindungan Hukum Hovel, Devika, 2004, “Chinks in the Armour:
bagi Rakyat di Indonesia, Jakarta: Bina Ilmu. International Law, Terrorism, and The Use of
Iwama, Yoko, International Donors and the Reform Force”, UNSW Journal.
of Indonesian National Police, Workshop 2010: Jumadi, “Negara Hukum Demokratis Konstitusi Baru
Organizing Police Forces in Post-Conflict Peace- Indonesia”, Al-Risalah, Vol. 11 No. 1 Mei 2011.
Support Operations, January 27-28th, 2010. Muntoha, “Demokrasi dan Negara Hukum”, Jurnal
Jessup, Philip C., A Modern Law of Nation, Pengantar Hukum, No. 3 Vol. 16 Juli 2009.
Hukum Antar Bangsa, Bandung: Nuansa. Narande, Alva A.G., “Perang Hibrida di Dunia”,
Kelsen, Hans, 1971, General Theory of Law and State, Jurnal Yudhagama, Volume 33 No. 2 Bulan Juni
New York: Russel and Russeu, diterjemahkan 2013.
oleh Raisul Muttaqien, Teori Umum Tentang Purwanto, Adi Joko, “Peningkatan Anggaran Militer
Hukum dan Negara, 2014, Bandung: Nusa Media Cina dan Implikasinya terhadap Keamanan di
Ujung Berung. Asia Timur”, SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik
Liang, Qiao and Wang Xiangsui, 1999, Unrestricted Hubungan Internasional, Vol. 7, Juni 2010 .
Warfare, Beijing: PLA Literature and Arts Rumekso, Teguh Pudjo, “Hybrid Warfare dan
Publishing House. Implikasinya Bagi Indonesia”, Jurnal
Mahayana, Dimitri, 2000, Menjemput Masa Depan, Yudhagama, Volume 33 No 2 Bulan Juni 2013.
Futuristik dan Rekayasa Masyarakat Menuju Sefriani, “Ketaatan Masyarakat Internasional
Era Global, Bandung: Rosda. terhadap Hukum Internasional dalam Perspekti
Manthovani, Reda, 2006, Problematika dan Solusi Filsafat Hukum”, Jurnal Hukum, No. 3 Vol. 18,
Penanganan Kejahatan CYBER di Indonesia, Juli 2011.
Jakarta: Malibu. Sudarwanto, Al Sentot, “Cyber Bullying: Kejahatan
Nasibitt, John Nana Naisbitt dan Douglas Philips, Dunia Maya yang Terlupakan”, Jurnal Hukum
2001, High Tech, High Touch, Pencarian Makna Pro Justitia, April 2009, Volume 27 No. 1.
di Tengah Perkembangan Pesat Teknologi,
Bandung: Mizan. Website:
Noorhaidi, Hasan dan Bertus Hendriks, Counter­ Agus Subagyo, “Sinergi dalam Menghadapi
Terrorism Strategies in Indonesia Algeria Ancaman Cyber Warfare Synergy on The Facing
and Saudi Arabia, Netherlands Institute of of Cyber Warfare Threat”, diunduh https://
International Relations ‘Clingendae”. agussubagyo1978.files.com/2015/08/sinergi-
Petri, Huovinen, Hybrid warfare-Just a twist of dalam-menghadapi-ancaman-cyber-warfare.pdf
compound warfare, views on warfare from the Elizabeth Montabalno, Auditor Find Dod Hasn’t
United States Armed Forces perspective. Defined Cyber Warfare, September 2010,
Reksoprodjo, Yono, 2014, Kesiapan Nasional Bidang http://www. informationweek.com/government/
Pertahanan dalam Menghadapi Ancaman Siber, security/auditorsfind-dod-hasnt-defined-cyber-
Bahan Kuliah dalam bentuk power point, yang wa/227400359
dipresentasikan di Sespim Polri, Lembang, 11 J. Aioro, Defense Lacks Doctrine to guide it
September. through Cyberwarfare, 13 September 2010,
Suhieno, 1986, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty. http:// www.nextgov.com/defense/2010/09/
defense-lacksdoctrine-to-guide-it-through-
Jurnal: cyberwarfare/47575/
Budiman, Ignatius, “Pesiapan Menghadapi Perang M. Akbar Marwan, Ancaman Cyber Insider, http://
Hibrida”, Jurnal Yudhagama, Volume 33 No. 2 akbar.staff.gunadarma.ac.id
Bulan Juni 2013. Manuel W. Wik, Revolution in information affairs
Gollese, Petrus Reinhart, “Perkembangan Cybercrime Tactical and strategic implication of information
dan Upaya Penanganannya di Indonesia oleh warfare and information operation, Defence
Polri”, Buletin Hukum Perbankan, Volume 4 Materiel Administration, diakses 12 Juni 2016,
Nomor 2, Agustus 2006. pada < mawik@fmv.se>

186
PERSPEKTIF
Volume XXI No. 3 Tahun 2016 Edisi September

Rosdiana, Deky, “Cyber Warfare menjadi Ancaman William S. Lind, “Understanding Fourth Generation
NKRI di Masa Kini dan Masa Depan”, dalam War”, Military Review September-October
http://hankam.kompasiana.com/2013/09/23/ 2004, http:// www.au.af.mil/au/awc/awcgate/
cyber-warfaremenjadi-ancaman-nkri-dimasa- milreview/lind.pdf
kini-dan-masa-depan-592343.html, diunduh pada
11 Maret 2015.

187

Anda mungkin juga menyukai