Anda di halaman 1dari 13

Volume 15. Number 2.

December 2020 Page 154-166

Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta

Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

Siti Yuniarti1 dan Erni Herawati2

Business Law Program, Law Department, Faculty of Humanities, Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia
1,2

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/pandecta.v15i2.18293

Article info Abstrak


Article History: Perkembangan TIK, khususnya internet, memunculkan berbagai aktivitas melalui ru-
Received : January 30td 2020 ang siber (cyberspace) yang memunculkan manfaat dan resiko secara bersamaan.
Accepted: August 15td 2020 Dalam perspektif negara, pemanfaatan TIK dapat dioptimalkan untuk menjalankan
Published: December 1st 2020 fungsi negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Guna mendorong pe-
manfaatan dalam ruang siber secara optimal, diskusi mengenai kedaulatan negara
Keywords: dalam ruang siber menjadi salah satu pertanyaan mendasar. Penegakan kedaulatan
sovereignty;
digital oleh negara kerap pula diperlukan untuk meminimalisasi efek negatif yang
timbul pada lingkup politik, sosial, ekonomi, budaya dan keamanan nasional. Ole-
cyber;
hkarenanya, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kedaulatan digital
digital sovereignty diinterprestasikan oleh Indonesia melalui instrumen pemerintahan. Penelitian ini
merupakan penelitian tahap awal yang memerlukan penelitian lanjutan. Menggu-
nakan metode yuridis normatif, penelitian awal ini menyimpulkan bahwa dalam
rangka pembentukan kedaulatan digital oleh negara, Indonesia saat ini memusatkan
pada pembentukan cyber territory dan sumber daya manusia sebagai langkah awal
untuk membangun kedaulatan digital. Namun, Indonesia belum memiliki regulasi
pada level undang-undang yang secara khusus mengatur mengenai perlindungan
data pribadi.

Abstract
The development of ICT’s, especially the internet, has led to various activities through
cyberspace that has generated benefits and risks simultaneously—from a state’s per-
spective, using ICTs to carry out the state’s function in externalizing the welfare’s
society. To optimize cyberspace’s utilization, the discussion on state sovereignty in cy-
berspace is one of the fundamental questions. The state’s enforcement of digital sov-
ereignty is often needed to minimize the adverse effects on political, social, economic,
cultural, and national security. Therefore, this research goal is to analyze how Indo-
nesia interprets digital sovereignty through government instruments. This research is
early-stage research that requires further research. This preliminary study concludes
that Indonesia is currently focusing on developing cyber territory and human resourc-
es as a first step to develop Indonesia’s digital sovereignty. However, the protection of
personal data has not been covered by a specific personal data act at this moment.
Siber; kedaulatan; kedaulatan digital
sovereignty; cyber; digital sovereignty

 ISSN 1907-8919 (Cetak)


Address : Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Palmerah ISSN 2337-5418 (Online)
Jakarta 11480, Indonesia
E-mail : syuniarti28@gmail. com
Pandecta. Volume 15. Number 2. December 2020 Page 154-166

1. Pendahuluan beberapa kali Indonesia mengalami serangan


Era digital yang dilahirkan dari per- dalam cyber war (Sa’diyah, 2016, p. 169).
kembangan teknologi informasi, khususnya Berdasarkan laporan tahunan Honeynet
internet, membawa manusia ke dalam re- project 2019, jumlah serangan siber yang
volusi informasi yang melahirkan dunia baru ditujukan pada Indonesia adalah sebesar
berbentuk virtual, dunia siber (cyber world). 98.243.896 serangan(Badan Siber dan Sandi
Perkembangan komputer yang didukung Negara, 2019, p. 9). Dari sisi internal, isu-isu
oleh perkembangan teknologi informasi dan SARA maupun konten negatif lainnya dengan
komunikasi melahirkan jaringan komputer mudah didistribusikan melalui media sosial,
sebagai cikal bakal internet yang memung- lemahnya literasi digital meningkatkan jum-
kinkan penggunanya untuk saling bertukar lah hoax dan penyebaran ujaran kebencian
data dan informasi melalui aktivitas dalam (hate speech). Tercatat pengaduan yang dite-
dunia siber. Aktivitas dalam dunia siber yang rima Polda Metro Jaya aduan terkait ujaran
berbentuk virtual melahirkan suatu interaksi kebencian (hate speech) pada tahun 2017
secara global dengan karakteristik meniada- adalah 3.325 laporan, naik 44,99% dari ta-
kan batas ruang (boarderless) dan waktu. hun 2016(Medistiara, n.d.). Kerugian yang
timbul dari kejahatan siber, terutama e-com-
Efektivitas dan efisiensi merupakan merce, setiap tahunnya mencapai USD 1,5
beberapa manfaat dari penggunaan internet triliun(Fahlevi, Saparudin, Maemunah, Irma,
sehingga penggunaannya semakin massif dan & Ekhsan, 2019, p. 5).
beragam sejak kemunculannya pada proyek
ARPANET (Advance Research Project Agency) Konsep kedaulatan dalam dunia siber
diterjemahkan dalam beragam bentuk mo-
di sekitar tahun 1960. Di sisi lain, aktivitas
del pengaturan oleh masing-masing nega-
dalam ruang siber juga menimbulkan prob-
ra. Cina merupakan salah satu negara yang
lematika dan ancaman siber dalam bentuk
menggunakan model pengaturan berdasar-
kesalahan komputer, cyber exploitation atau
kan kedaulatan dengan prioritas kontrol ada
cyber attack yang merupakan risiko baru
pada negara. Kedaulatan digital yang dikem-
yang membahayakan jiwa dan milik(Hollis,
bangkan oleh Cina merupakan bagian dari
2012, p. 2). Problematika yang muncul ti-
keamanan informasi yang fokus pada kontrol
dak hanya berdampak pada individu sebagai
dan manajemen internet dan konten(Schia
bagian dari masyarakat, namun berdampak
& Gjesvik, 2017, p. 1). Beberapa negara
pula pada kedaulatan suatu negara.
di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah
Kedaulatan merupakan kekuasaan ter- memberlakukan restriksi ketat di internet se-
tinggi negara yang diturunkan dalam hak-hak perti dilakukan oleh Pemerintah Iran dengan
berdaulat (sovereignty rights) yang merupa- memblokir situs-situs web berbahasa inggris
kan hak dimiliki hanya oleh negara(Adolf, BBC dan Voice of America dan mengalihkan
2015, p. 2). Hans Kelsen mengambarkan penelusuran ke situs-situs website yang me-
konsep tersebut melalui adigium Qui in ter- muat nilai-nilai revolusi Iran(Atmaja, 2014, p.
ritorio meo est,estiam meus subditus est (jika 51). Sedangkan, model pengaturan lain yang
seseorang berada di wilayah saya, maka ia diikuti oleh Amerika Serikat dan Inggris ada-
juga tunduk pada saya)(Adolf, 2015, p. 15). lah bahwa pengaturan internet tidak dapat
Menurut Bob Barr, kedaulatan nasional te- sepenuhnya dilakukan oleh negara namun
rancam apabila suatu negara yang memiliki melibatkan banyak pihak seperti organisa-
kekuasaan dan regulasi mendapat ancaman si non-pemerintah, akademis, individu(E.
gangguan dari pihak asing(Obar & Clement, Eichensehr, 2015, p. 317) .
2013, p. 1).
Indonesia sebagai bagian dari masya-
Kasus penyadapan oleh Amerika Se- rakat dunia tidak lepas dari perkembangan
rikat dan aliansinya terhadap pejabat nega- teknologi informasi. Berdasarkan data Aso-
ra-negara lain yang diungkap oleh Edward siasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
Snowden merupakan salah satu contoh an- tahun 2018 bahwa jumlah pengguna inter-
caman kedaulatan dari luar negara. Tercatat

155
Siti Yuniarti & Erni Herawati, Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

net di Indonesia adalah 64,8% persen jumlah yang bertujuan untuk menganalisa arah pem-
penduduk Indonesia(Asosiasi Jasa Penyeleng- bentukan kedaulatan digital Indonesia. Ten-
gara Internet Indonesia, 2018, p. 2). Jumlah tunya diperlukan penelitian lanjutan untuk
tersebut akan terus meningkat seiring dengan menjawab rumusan masalah utama tersebut,
pembangunan jaringan (network) yang akan baik dari sisi pengunaan instrumen pemerin-
membuka akses lebih luas terhadap internet. tahan lainnya maupun institusi lain yang ter-
Dengan semakin terbukanya akses terhadap kait.
internet, salah satu tujuan utama Indonesia
adalah menjadikan e-commerce sebagai sa- 2. Metode
lah satu tulang punggung ekonomi di masa Penelitian ini menggunakan metode
akan datang. Namun demikian, sebagaimana yuridis normatif yang berfokus pada nilai-ni-
telah dijabarkan bahwa pemanfaatan internet lai, norma dan aturan tertulis. Sebagai peneli-
perlu dibarengi dengan upaya mengantisipa- tian hukum normatif, penelitian ini dilakukan
si dampak merugikan yang mungkin timbul, melalui penelusuran regulasi dan tinjauan
termasuk terhadap kedaulatan negara. pustaka yang diklasifikasikan sebagai data se-
Lebih lanjut, bentuk pemerintahan kunder. Pendekatan yang digunakan adalah
yang diterapkan di Indonesia menempat- pendekatan statuta yang berfokus pada regu-
kan Presiden sebagai pemegang kekuasaan lasi terkait penelitian dan pendekatan kon-
pemerintahan dengan dibantu oleh mente- septual yang berfokus pada konsep-konsep
ri. Terkait dengan pengelolaan ruang siber, kedaulatan. Data yang dikumpulkan selan-
Kementerian Komunikasi dan Informartika jutnya akan dianalisis dengan menggunakan
(Kominfo) diserahi tugas penyelenggaraan konsep yang digunakan untuk menjawab
urusan pemerintahan di bidang komunikasi permasalahan hukum yang timbul dalam
dan informatika. Pada awal peran Kominfo, penelitian ini
Kominfo menangani urusan terkait dengan
siber, termasuk pada penanggulan serangan- 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
serangan siber. Selanjutnya, peran Kominfo Konsepsi Kedaulatan
terkait dengan keamanan siber dilakukan Terminologi kedaulatan memiliki be-
oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ragam makna dan penafsiran. Istilah kedau-
yang merupakan lembaga pemerintah non latan dapat memiliki makna berbeda bagi
kementerian yang fokus pada keamanan si- orang yang berbeda, yang masing-masing
ber sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan memiliki latar belakang beragam pula. Istilah
Presiden No. 53 Tahun 2017 diubah dengan kedaulatan mungkin memiliki makna berbe-
Peraturan Presiden No. 133 Tahun 2017. da dalam ilmu hukum, ilmu politik, sejarah,
Dalam hukum administrasi negara, Pemerin- filsafat dan bidang-bidang lain yang berkai-
tah dalam menjalankan tugas dan fungsinya tan dengannya(Riyanto, 2012, p. 6). Menu-
membutuhkan instrumen pemerintahan. rut Black’s Law Dictionary, kedaulatan (sove-
Menurut Ridwan, instrumen pemerintahan reignty) diartikan sebagai “the freedom of the
merupakan alat-alat atau sarana-sarana yang nation has its correlate in the sovereignity of
digunakan oleh pemerintah atau administrasi the nation. Political sovereignty is the asserti-
negara dalam menjalankan tugas-tugasnya, on of the self-determinate will off the organic
berupa instrumen non yuridis dan instrumen people, and in this there is the manifestation
yuridis. Termasuk dalam instrumen yuridis of its freedom. It is in and through the deter-
adalah peraturan perundang-undangan, ke- mination of its sovereignty that the order of
putusan-keputusan, peraturan kebijakan, pe- the nation is constituted and maintained”.
rizinan, instrumen hukum keperdataan dan
Kedaulatan merupakan hal yang
lainnya(Ridwan, 2011, p. 194).
membedakan negara dengan subyek hu-
Selanjutnya, melalui instrumen peme- kum lainnya(Adolf, 2015, p. 1). Kedaulatan
rintahan yang digunakan oleh Pemerintah, merupakan ciri atau atribut yang bersifat
penelitian ini merupakan penelitian awal khusus bagi negara(Isjwara, 1999, p. 108).

156

Pandecta. Volume 15. Number 2. December 2020 Page 154-166

Kedaulatan-lah yang membuat negara di- kedaulatan itu biasa dipahami dalam konteks
lihat sebagai sebuah entitas yang otonom hubungan antar negara(Asshiddiqie, 2009, p.
dan independen(Kusumawardhana & Zul- 1).
karnain, 2016, p. 6145). Kaitannya dengan Kedaulatan Digital
kedaulatan, hukum merupakan aspek yang
sangat penting. Kristalisasi hubungan hukum Terminologi kedaulatan digital muncul
dan kedaulatan dikemukan oleh Jean Bo- seiring dengan perkembangan teknologi in-
formasi dan komunikasi, khususnya internet.
din yang mengemukakan bahwa kedaulatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, In-
merupakan sumber utama untuk menetap-
ternet merupakan jaringan komunikasi elekt-
kan hukum. Kedaulatan merupakan sumber
ronik yang menghubungkan jaringan kompu-
otoritas yang berada pada aras tertinggi hi-
ter dan fasilitas komputer yang teroraganisasi
rarki hukum (legal hierarchy)(Riyanto, 2012,
di seluruh dunia melalui satelit atau telepon.
p. 7). Menurut Mochtar Kusumaatmadja,
International Telecomunication Union (ITU)
untuk menjalankan fungsi hukum, hukum
mendefinisikan internet sebagai “a collection
memerlukan kekuasaan, tetapi kekuasaan
of interconnected network using the Internet
itu sendiri harus berjalan dalam batas dan
Protocol which allows them to function as
rambu-rambu yang ditentukan oleh hukum
a single, large virtual network”.Adapun The
itu sendiri(Atmasasmita, 2012, p. 7).
Federal Networking Council (FNC) menye-
Kekuasaan dalam konteks hukum butkan bahwa internet refers to the global
berkaitan dengan kekuasaan negara. Struk- information system that- (a) is logically linked
tur kekuasaan negara bersifat hierarkis together by a globally unique address space
atau berjenjang, mulai dari kekuasaan ter- based on the Internet Protocol (IP) or its sub-
tinggi sampai kekuasaan terendah. Keku- sequent extension/follow-ons; (b) is able to
asaan tertinggi dalam suatu negara adalah support communication using the transmissi-
kedaulatan(Hanoraga, 2008, p. 56). Penger- on control protocol/internet protocol (TCP/IP)
tian mendasar dari kedaulatan diartikan se- suite or its subsequent extension/follow-ons,
bagai kekuasaan untuk membuat dan melak- and/or other IP-compatible protocols;and (iii)
sanakan undang-undang dengan segala cara provides, uses or makes accessible, either
pemaksaan yang diperlukan(Irawan, 2018, p. publicly or privately high level service laye-
19). red on the communication and related inf-
Menurut Milton J. Esman, ada 2 (dua) rastructure describe herein”. Sedangkan, The
dimensi pelaksanaan kedaulatan setiap ne- American Supreme Court mengklasifikasikan
gara, yaitu pelaksanaan kedaulatan ke dalam internet sebagai “a unique and wholly new
(internal sovereignty) yang mencakup perila- medium of worldwide communication taken
ku orang dan kontrol atas sumber daya da- together, these tools (email, mailing list ser-
lam wilayah teritori negara; dan (2) dimen- vers, newsgroups, chat rooms, world wide
si pelaksanaan kedaulatan keluar (external web) constitue a unique new medium-known
sovereignty) yang membatasi pertemuan to its users as cyberspace,located in no par-
(interface) oleh pihak luar dalam urusan do- ticular geographical location but available to
mestik kecuali diijinkan secara sukarela oleh anyone, anywhere in the world with access to
pemerintah(Purna Cita Nugraha, 2013, p. the internet”(Proksch & Schweighofer, 2011,
42). Lebih lanjut, Jimmy Asshiddiqie mene- p. 2). Setidaknya benang merah dari ketiga
rangkan bahwa konteks kedaulatan dalam definisi tersebut menyebutkan bahwa pada
arti internal merujuk pada konsep kekuasaan dasarnya internet merupakan sebuah media
tertinggi yang dikenal selama ini dalam dunia komunikasi.
filsafat hukum dan politik mencakup ajaran Terminologi “kedaulatan digital” diberi-
tentang kedaulatan Tuhan (theocracy), ke- kan definisi oleh Piere Belangger pada sekitar
daulatan rakyat (democracy), kedaulatan hu- tahun 2000, sebagai:”digital soveregnity is a
kum (nomocracy), dan kedaulatan raja (mo- control of our present and destiny as manife-
narchy). Dalam perspektif eksternal, konsep sted and guided by the use of technology and

157
Siti Yuniarti & Erni Herawati, Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

computer network”(Gueham, 2017, p. 9). teritori dimana kedaulatan memiliki bentuk-


Dari perspektif industri, digital sovereignity is nya. Dalam ruang siber, batas wilayah me-
the capability of a natural person or corpora- rupakan suatu hal yang tak muncul. Apabila
te entity for exclusive self determination with mengkaitkan konsep kedaulatan dengan te-
regard to its economic data goods (Scerri, ritori, maka teknologi informasi telah mem-
2016, p. 10). Dalam perspektif cybersecurity, buat konsep wilayah itu juga mengalami
kedaulatan dipersepsikan sebagai kedaulatan metamorfosa(Kusumohamidjojo Budiono,
atas data(Nugraha, Kautsarina, & Sastrosub- 2016, p. 86). Bahkan Menthe mendefinisi-
roto, 2015, p. 1).Menurut Hao Yeli, kedau- kan ruang siber sebagai ruang virtual yang ha-
latan dalam ruang siber (cyber sovereignty) rus diperlakukan seperti ruang internasional
dalam perspektif cybersecurity masih menja- lainnya (antartika, alam semesta, atau lautan)
di perdebatan, yakni: (a) kontradiksi dengan (Jiménez & Lodder, 2015, p. 269). Namun
semangat dari internet; (b) kontradiksi den- demikian, konsepsi kedaulatan sebagai sua-
gan hak asasi manusia; dan (c) kontradiksi tu hal yang tidak dapat dibagi perlu ditelaah
dengan keterlibatan multi stakeholders dalam kembali dalam kontek globalisasi yang mana
pengaturan internet. Olehkarenanya, untuk hubungan antar negara menjadi lebih komp-
membahas konsep kedaulatan dalam ruang leks dan rumit, tanpa meruntuhkan nilai dari
siber perlu dilihat dari 3 (tiga) perspektif pe- kedaulatan itu sendiri(Purna Cita Nugraha,
laku yang terlibat, yakni negara, warganega- 2013, p. 43)
ra (citizen) dan komunitas internasional(Hao Terlepas dari perdebatan mengenai
yeli, 2017, pp. 109–110). Dengan demikian hal tersebut, secara aktual, negara-negara
pengertian atas kedaulatan digital merujuk telah memiliki regulasi terkait aktivitas ru-
pada makna berbeda dilihat dari perspektif ang siber. Melalui regulasi, negara memiliki
yang digunakan. kewenangan untuk mengatur aktivitas ruang
Pembahasan mengenai kedaulatan di- siber. Pada dasarnya secara yuridis konsep
gital pada dasarnya mendiskusikan pengatu- wewenang (authority) selalu berkaitan den-
ran negara atas ruang siber. John Perry Bar- gan kekuasaan (power) yang berdasarkan hu-
low dalam a declaration of the independence kum, baik cara perolehannya maupun cara
of cyberspace menyatakan bahwa ruang siber penggunaanya(Rokhim, 2013, p. 137). Keha-
memberikan kebebasan kepada individu dan diran hukum menjadi diperlukan karena wa-
intervensi negara adalah suatu hal yang tidak laupun aktivitas dalam ruang siber dilakukan
diperlukan(Barlow, 1996). Pierre Bellanger secara virtual, namun warga pada jaringan
mengilustrasikan posisi negara dan internet (net) merupakan masyarakat yang berasal
yang mana negara adalah tempat sedangkan dari dunia nyata dan walaupun terjadi di
internet adalah sebuah tautan (link). Kedau- dunia virtual, transaksi yang dilakukan oleh
latan muncul pada tempat/wilayah, sedang- masyarakat memiliki pengaruh dalam dunia
kan internet menghubungkan keseluruhan nyata(Sitompul, 2012, p. 39).
wilayah tersebut menjadi satu. Internet iba-
Kedaulatan Digital Indonesia
rat lautan yang menghubungkan berbagai
wilayah tanpa menjadi bagian dari wilayah Menjadi negara yang berdaulat tercan-
tersebut(Gueham, 2017, p. 3). Namun de- tum secara tegas dalam Pembukaan UUD
mikian, pada akhirnya internet sebenarnya 1945. Pada Manifesto TIK 2045 yang disu-
bukan merupakan suatu ruang yang tanpa sun oleh Badan Litbang SDM Kominfo, TIK
pengaturan. Dalam konteks internet, pen- merupakan penjaga kedaulatan dan kepen-
gaturan negara ditujukan kepada behaviour tingan nasional pada sistem geopolitik dan
warga ketika berada dalam suatu jaringan ekonomi lokal(Badan Litbang SDM Kominfo,
(net)(Lawrence, 2006, p. 38). 2016, p. 27). Menjaga kedaulatan juga meru-
pakan salah satu tujuan dalam Rencana Pem-
Pengaturan oleh negara kerap dikait-
bangunan Jangka Panjang Nasional periode
kan dengan konsep kedaulatan. Konsep
2005-2025. Globalisasi dan revolusi tekno-
kedaulatan identik dengan wilayah sebagai
logi informasi dalam Rencana Pembangunan

158

Pandecta. Volume 15. Number 2. December 2020 Page 154-166

Jangka Panjang Nasional 2005-2025 diakui Indonesia,yakni aspek hukum, aspek tek-
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi nologi dan aspek sosial, budaya dan etika.
Indonesia yang secara geografis merupakan Pembentukan UU ITE juga sebagai bagian
negara kepulauan, multi etnis dengan de- dari upaya memberikan kepastian hukum,
mografi penduduk yang besar. Globalisasi, karena tanpa kepastian hukum, persoalan
demokrasi dan inovasi teknologi terutama pemanfaatan teknologi informasi menjadi ti-
perkembangan TIK memungkinkan informa- dak optimal.
si mengalir bebas dan tidak mengenal batas Efektifitas waktu dalam proses pener-
negara. bitan aturan serta untuk memastikan keter-
Lebih lanjut, dalam Rencana Pemban- kaitan materi-materi secara komprehensif se-
gunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, bagai pertimbangan, UU ITE dibuat dengan
khusus mengenai pembangunan pos dan te- lingkup pengaturan yang luas(Kementerian
lematika dilakukan melalui penciptaan lan- Komunikasi dan Informatika, 2009, p. 9),
dasan kompetisi dalam lingkungan multiope- mulai dari ketentuan terkait transaksi elekt-
rator, antisipasi implikasi TIK, baik mengenai ronik sampai dengan hal-hal yang dilarang
kelembagaan maupun peraturan mengenai dilakukan dengan ancaman pidana penja-
isu keamanan, kerahasiaan, privasi dan in- ra dan denda. Ada 3 aturan pelaksana yang
tegritas informasi; penerapan hak kekayaan diamanatkan dalam UU ITE, yakni: (1) Pe-
intelektual, peningkatan legalitas, pemban- raturan Pemerintah mengenai Penyelengga-
gunan infrastruktur dan prasarana jaringan, raan Informasi dan Transaksi Elektronik; (2)
penerapan konsep teknologi netral, pening- Peraturan Pemerintah megenai Tata Cara In-
katan pengetahuan masyarakat, pengemban- tersepsi; (3) Peraturan Pemerintah mengenai
gan industri dalam negeri dan industri konten Data Elektronik Strategis. Saat ini, peraturan
sebagai upaya penciptaan nilai tambah dari pelaksana mengenai penyelenggaraan in-
informasi. Komponen dari pembangunan TIK formasi dan transaksi elektronik dituangkan
dalam rangka mencapai visi Indonesia 2025, dalam Peraturan Pemerintah No.71 Tahun
adalah: (a) migrasi menuju konvergensi; (b) 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
pemerataan akses dan layanan;(c) pengem- Transaksi Elektronik (“PP PSTE”). Adapun
bangan jaringan pita lebar; (d) peningkatan Pasal 31 ayat (4) UU ITE yang mengamanat-
keamanan dan jaringan sistem informasi; (e) kan adanya Peraturan Pemerintah mengenai
integrasi infrastruktur, aplikasi dan data na- Tata Cara Intersepsi dibatalkan keberlakuan-
sional; (f) peningkatan e-literasi, kemandiri- nya berdasarkan Putusan Mahkamah Konsti-
an industri TIK domestik dan SDM TIK siap tusi No.5/PUU-VIII/2010. Sejak UU ITE diun-
pakai;dan (g) peningkatan kemandirian in- dangkan, telah diajukan uji materiil kepada
dustri TIK dalam negeri. Mahkamah Konstitusi seperti pada Tabel 1.
Walaupun internet telah digunakan Dunia siber tidak diberikan arti se-
sejak sekitar tahun 1990-an, ketentuan yang cara definitif dalam UU ITE, selain dalam
khusus mengatur aktivitas siber baru memili- penjelasan dalam UU ITE sebagai kegiatan
ki legalitas formal pada tahun 2008 melalui melalui media sistem elektronik. Dalam pu-
Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang tusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-
Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai- VI/2008 dinyatakan bahwa aktivitas-aktivitas
mana diubah dengan Undang-Undang No. 9 di dunia siber mempunyai karakter, yaitu: (1)
Tahun 2016 (UU ITE). UU ITE dibentuk den- mudah, (2) penyebarannya sangat cepat dan
gan suatu pemahaman bahwa masalah-ma- meluas yang dapat diakses oleh siapapun dan
salah yang timbul dari aktivitas dalam ruang dimanapun, dan (3) dapat bersifat destruk-
siber tidak dapat digunakan dengan menggu- tif dari pemuatan materi penghinaan dan/
nakan pranata hukum konvensional.Secara atau pencemaran nama baik dengan meng-
eksplisit dinyatakan dalam UU ITE bahwa gunakan media elektronik sangat luar biasa
tiga aspek yang digunakan untuk menjaga karena memiliki corak viktimisasi yang tidak
keamanan ruang siber yang dilakukan oleh terbatas. Olehkarenanya, pembeda utama


159
Siti Yuniarti & Erni Herawati, Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

Tabel 1. Uji Materiil UU ITE


Putusan Mahka-
Ketentuan UU ITE Putusan
mah Konstitusi
50/PUU-VI/2008 Pasal 27 ayat (3) Pencemaran nama baik Ditolak
Pasal 45 ayat (1)
2/PUU-VII/2009 Pasal 27 ayat (3) Pencemaran nama baik Tidak dapat
diterima
5/PUU-VIII/2010 Pasal 31ayat (4) Intersepsi Diterima
52/PUU-XI/2013 Pasal 28 ayat (2) Penyebaran informasi Ditolak
yang menimbulkan rasa
kebencian
20/PUU-XVI/2016 Pasal 5 ayat (1) dan Alat bukti elektronik Dikabulkan seba-
(2),Pasal 44 huruf (b) gian
76/PUU-XV/2017 Pasal 28 ayat (2);Pasal Penyebaran informasi Ditolak
45A ayat (2) yang menimbulkan rasa
kebencian
antara interaksi di dunia nyata (real/physical pada berbagai upaya untuk memfasilitasi pe-
world) dan dunia maya (cyberspace) hany- manfaatan TIK. Salah satu bentuk pemanfaa-
alah dari sudut media yang digunakan. tan teknologi dan informasi yang menjadi tar-
Secara terminologi, dalam UU ITE ti- get Pemerintah adalah e-commerce sebagai
dak ditemukan kata “kedaulatan” selain pada salah satu tulang punggung ekonomi Indone-
penjelasan Pasal 2 UU ITE terkait dengan sia sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan
lingkup “merugikan kepentingan Indonesia” Presiden Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta
sebagai unsur keberlakuan UU ITE. Konsep Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berba-
kedaulatan muncul pada Pasal 2 UU ITE sis Elektronik yang kemudian ditindaklanju-
melalui penegasan bahwa keberlakuan ke- ti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 80
tentuan dalam UU ITE merujuk pada akibat Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui
dan kerugian dari perbuatan, tidak melihat Sistem Elektronik. Berbagai program disusun
apakah perbuatan tersebut dilakukan di wi- Pemerintah untuk mendorong perkemban-
layah hukum Indonesia dan/atau di luar wi- gan start-up dalam ekosistem ekonomi di-
layah hukum Indonesia. Kerugian dimaksud gital Indonesia, antara lain melalui Gerakan
adalah kerugian terhadap kepentingan Indo- Nasional 1000 start up digital(Kementerian
nesia, yang tidak hanya terbatas pada meru- Komunikasi dan Informatika, 2016), mendo-
gikan kepentingan ekonomi nasional, perlin- rong kehadiran decacorn(Kementerian Ko-
dungan data strategis, harkat dan martabat munikasi dan Informatika, 2019a), UMKM
bangsa, pertahanan dan keamanan negara, go online (Kementerian Komunikasi dan In-
warga negara serta badan hukum Indonesia, formatika, 2019c).
namun juga meliputi kedaulatan negara. An- Pembahasan kedaulatan digital In-
caman hukuman juga diberikan terhadap tin- donesia kerap menjadi kajian yang diikuti
dakan-tindakan dilarang dalam Pasal 27 sam- dengan usulan rumusan hal-hal yang perlu
pai dengan Pasal 36 UU ITE yang dilakukan dimiliki oleh Indonesia untuk mewujudkan
di luar wilayah Indonesia terhadap sistem kedaulatan digital tersebut. Pada Roadmap
elektronik yang berada di wilayah Indonesia. TIK 2016-2045, diakui bahwa kedaulatan
Lebih lanjut, dalam pemanfaatan tek- negara saat ini adalah dalam bentuk kedau-
nologi dan informasi, secara eksplisit Peme- latan siber. Kedaulatan siber ditempatkan da-
rintah menempatkan posisi sebagai fasilitator lam perspektif negara harus memiliki keku-
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 40 ayat asaan dan kemampuan untuk mengatur serta
(1) UU ITE. Sebagai fasilitator, arah regulasi, mengawasi lalu lintas internet domestik mau-
kebijakan dan tindakan Pemerintah merujuk pun global di pintu gerbang keluar/masuk

160

Pandecta. Volume 15. Number 2. December 2020 Page 154-166

wilayah siber negara tersebut(Badan Litbang kasi nasional(Nugraha et al., 2015, p. 1).
SDM Kominfo, 2016, p. 26). Menurut Masy- Pada Roadmap TIK 2016-20145 yang
arakat Telekomunikasi Indonesia (MASTEL), disusun oleh Badan Litbang SDM Kominfo,
kedaulatan siber dapat meliputi: (a) keama- kedaulatan digital Indonesia diinterprestasi-
nan dan kenyamanan siber warga negara; kan dalam bentuk kendali negara terhadap
(b) kewajaran penguasaan ekonomi lokal; (c) akses entitas dan aktivitas internet dalam
melindungi critical infrastruktur Pemerintah; wilayah Indonesia. Untuk itu, diperlukan
(d) mengendalikan penetrasi ideologi, politik, penetapan wilayah siber Indonesia (cyber
sosial dan budaya; dan (e) melindungi warga territory) yang dilakukan dengan menata
negara (privacy dan data) dan anak-anak. Un- konfigurasi jaringan broadband domestik (ja-
tuk menjaga kedaulatan siber, MASTEL men- ringan pita lebar) dan membangun gerbang
gusulkan terlebih dahulu penetapan lingkup pembatas antara jaringan broadband global
yang harus dijaga (ragam territorial wilayah dan nasional/domestik. Melalui pembatasan
siber), mengklasifikasikan tindakan pence- tersebut, negara dapat mengontrol jaringan
gahan dan penanggulangan serta menetap- domestik dan global yang terkoneksi dengan
kan instrumen yang diperlukan(Masyarakat gerbang nasional Indonesia. Dengan pem-
Telematika Indonesia, 2015, pp. 5–6). Ada- bentukan cyber territory, negara menerapkan
pun dalam perspektif cybersecurity,menurut kedaulatan melalui pembentukan Gerbang
Nugraha Kautsarina & Sastrosubroto adalah Internet Nasional (Internet National Gate-
pembentukan kedaulatan data (data sove- way), sebagai pintu keluar masuk informasi
reignty) Indonesia dengan fokus pada kera- dalam wilayah cyber territory Indonesia ser-
hasiaan data (data confidentiality), keutuhan ta penempatan data center di dalam wila-
data (data integrity) dan keberadaan data yah Indonesia(Badan Litbang SDM Kominfo,
(data avalaibility)yakni melalui enkripsi, laya- 2016, pp. 26–27). Lebih lanjut, berdasarkan
nan email nasional, lokalisasi pusat data (data Roadmap TIK 2016-2045 tersebut, output
center), routing nasional pada trafik internet, yang dihasilkan pada tahun 2045 adalah: (a)
infrastruktur backbone jaringan telekomuni- cyber teritory Indonesia; (b) sumber daya ma-

Tabel 2. Roadmap TIK Indonesia 2016-2045


Sasaran Aspek Kata Kunci Program
Indonesia Kedaulatan Infrastruktur Intranet Indonesia, cloud pemerintah dan
Berdaulat siber Indo- layanan publik,
nesia membangun intranet pemerintah dan data
center lokal, internet masyarakat via gateway,
pemerintah dan masyarakat menggunakan in-
ternet (global) dengan layanan publik mener-
apkan NSID
Indonesia Industri Internet, ap- industri apps dan konten (termasuk apps IoT)
Mandiri Mandiri likasi, konten dengan server dan intranet Indonesia,
dan digitalisasi industri glokal apps lintas negara yang afirma-
tif dengan national payment gateway, serta
server ZIPCode dan NSID untuk batas virtual
dan layanan publik.
Indonesia Rakyat Se- SDM dan so- penguasaan teknologi dan pasar TIK global,
Sejahtera jahtera cial readiness cooperative and community-based apps de-
veloper networks,
civil society platform untuk perlindungan
masyarakat.
Sumber: (Badan Litbang SDM Kominfo, 2016, p. 23)

161
Siti Yuniarti & Erni Herawati, Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

nusia sebagai penjaga teritori; (c) manufaktur gandung unsur- unsur: (1) perbuatan yang
infrastruktur dan perangkat; (d) gerbang in- dilarang dalam UU ITE, yakni mengandung
ternet Indonesia; (e) politik luar negeri/glo- unsur pornografi, fitnah dan/atau pencema-
balisasi online(Badan Litbang SDM Kominfo, ran nama baik, penipuan, kebencian terha-
2016, pp. 29–30) (Kominfo,2016:29-30). dap suku, agama, ras dan antar golongan,
Melalui instrumen pemerintahan yang kekerasan dan/atau kekerasan anak, pelang-
digunakan oleh Pemerintah, berikut adalah garan kekayaan intelektual; (2) pelanggaran
bentuk pelaksanaan kedaulatan digital oleh perdagangan barang dan jasa melalui sistem
Indonesia saat ini: elektronik; (3) terorisme dan/atau radikalis-
me, separatisme dan/atau organisasi berba-
a. Kontrol terhadap konten
haya terlarang; (4) pelanggaran keamanan
Pelaksanaan kedaulatan dilaksanakan informasi; (5) pelanggaran perlindungan kon-
dalam bentuk peran negara untuk melin- sumen, bidang kesehatan, pengawasan obat
dungi kepentingan umum. Melalui Pasal 40 dan makanan.
ayat (2) UU ITE, Pemerintah melindungi ke-
.Penyaringan konten negatif dilaku-
tertiban umum dari segala jenis gangguan se-
kan secara rutin oleh Ditjen Aplikasi In-
bagai akibat penyalahgunaan informasi dan
formatika dengan menggunakan aplikasi
transaksi elektronik yang menggangu keter-
TRUST+Positif. Sistem TRUST+Positif mene-
tiban umum. Lebih lanjut, dibebankan pula
rapkan mekanisme kerja adanya server pusat
kewajiban bagi Pemerintah untuk mencegah
yang akan menjadi acuan dan rujukan ke-
penyebarluasan dan penggunaan informasi
pada seluruh layanan akses informasi publik
dan/atau dokumen elektronik tersebut. Un-
(fasilitas bersama) serta menerima informasi-
tuk itu Pemerintah diberikan kewenangan
informasi atas fasilitas akses informasi publik
melalui Pasal 40 ayat (2.b) UU ITE untuk
untuk menjadi alat analisa dan profiling peng-
melakukan pemutusan akses, baik yang di-
gunaan internet di Indonesia(Kementrian Ko-
lakukan langsung oleh Pemerintah maupun
munikasi dan Informatika, 2013). Saat ini,
penyelenggara sistem elektronik.
TRUST+Positif digantikan dengan mesin
Namun demikian, klasifikasi jenis pengais konten negatif (AIS) sebagai mesin
gangguan yang dianggap menganggu keterti- berbasis crawling(Kementrian Komunikasi
ban umum tersebut tidak diatur lebih lanjut dan Informatika, 2018b).
dalam UU ITE. Sebelum berlakunya PP PSTE,
pemutusan akses dilakukan melalui Peratu- Selain, penelusuran konten negatif
ran Menteri Komunikasi dan Informatika No. dengan menggunakan aplikasi, pemblokiran
19 Tahun 2014 tentang Penanganan Situs In- dilakukan pula berdasarkan laporan masya-
ternet Bermuatan Negatif (“Permenkominfo rakat. Laporan masyarakat dianggap mende-
No.19/2014”) yang memberikan klasifikasi sak dalam hal terkait dengan: (1) privasi; (2)
situs internet bermuatan negatif , yakni je- pornografi; (3) kekerasan; (4) suku agama,
nis situs internet yang memuat pornografi ras dan antargolongan; dan/atau (5) muatan
dan kegiatan ilegal lainnya berdasarkan ke- lainnya yang berdampak negatif yang menja-
tentuan perundang-undangan. Setelah diter- di keresahan masyarakat secara luas. Dalam
bitkannya PP PSTE, pemutusan akses dapat hal pemblokiran telah dilakukan, pengelola
dilakukan apabila: (1) melanggar ketentuan situs atau masyarakat dapat mengajukan nor-
peraturan perundang-undangan; (2) me- malisasi atas pemblokiran situs.
resahkan masyarakat dan menganggu keter- Kontrol terhadap konten juga dilaku-
tiban umum seperti informasi dan/atau fakta kan oleh Kominfo melalui penyelenggara
yang dipalsukan; dan (3) memberitahukan sistem elektronik. Sebagai pengelola sistem,
atau menyediakan akses terhadap informasi penyelenggara sistem elektronik memiliki
dan/atau dokumen elektronik yang melang- otoritas dan kemampuan untuk melakukan
gar perundang-undangan. Adapun dimaksud rekayasa arsitektur sistem elektronik yang be-
dengan melanggar ketentuan peraturan pe- rada dalam pengelolaanya. Hal tersebut da-
rundang-undangan meliputi antara lain men- pat dipahami dengan memahami esensi dari

162

Pandecta. Volume 15. Number 2. December 2020 Page 154-166

internet sebagai suatu jaringan. Tercatat Ko- Sistem Elektronik dan/atau non-elektronik.
minfo memblokir aplikasi Telegram melalui Perlindungan data pribadi dalam sistem
pemblokiran 11 domain name system Tele- elektronik dilakukan pada proses:(a) perole-
gram. Pemblokiran dilakukan karena adanya han dan pengumpulan;(b) pengolahan dan
konten bermuatan radikalisme dan terorisme penganalisisan;(c) penyimpanan;(d) perbai-
yang beredar melalui Telegram(Kementerian kan dan pembaruan; (e) penampilan, pen-
Komunikasi dan Informatika, 2017). gumuman, transfer, penyebarluasan, atau
b. Kontrol terhadap data pengungkapan; serta (e) pengungkapan dan
pemusnahan. Pemrosesan data pribadi pada
Dalam pidato kenegaraan Presiden
setiap tahap tersebut merujuk pada prinsip-
di depan Sidang DPR/MPR pada tanggal 16
prinsip perlindungan data pribadi sebagai-
Agustus 2019 disebutkan bahwa kedaulatan
mana diuraikan dalam PTSE. Lebih lanjut,
atas data harus diwujudkan hak warga negara
terkait dengan penempatan pusat data (data
atas data pribadi harus dilindungi. Berdasar-
center) yang semula berdasarkan Peraturan
kan penelitian Lembaga Studi dan Advokasi
Pemerintah No.80/2012 tentang Penyeleng-
Masyarakat (ELSAM), setidaknya ada 30 (tiga
garaan Sistem dan Transaksi Elektronik wajib
puluh) undang-undang di Indonesia yang
ditempatkan di dalam negeri bagi penyeleng-
menyebutkan mengenai perlindungan data
gara sistem elektronik untuk pelayanan pub-
pribadi(Wahyudi & Sumigar Bernhard Ruben
lik, ditiadakan dalam PP PTSE sebagai peng-
Fritz, 2016, pp. 30–31). Namun demikian,
ganti dari PP No.80/2012.
ketentuan perundang-undangan yang seca-
ra khusus mengatur mengenai perlindungan c. Pembangunan Infrastruktur
data pribadi sebatas rancangan undang-un- Dalam rencana pembangunan TIK,
dang data pribadi. kedaulatan siber dilakukan dengan penen-
UU ITE menempatkan persetujuan tuan terlebih dahulu cyber territory melalui
sebagai dasar penggunaan data pribadi se- penataan pita lebar (broadband) dan gerbang
seorang, kecuali ditentukan lain oleh pe- internet nasional. Pada Rencana Pemban-
rundang-undangan. Lebih lanjut, berdasar- gunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025,
kan penetapan pengadilan, seseorang dapat terbatasnya kapasitas, kualitas dan jangkau-
mengajukan permintaan penghapusan data an diakui menyebabkan timbulnya kesejan-
dirinya yang tidak relevan kepada penyeleng- gan digital. Oleh karenanya, pembangunan
gara sistem elektronik. Dari sisi teknis, perlin- di sektor komunikasi adalah pembangunan
dungan data dilakukan dengan pembebanan infrastruktur guna memperluas akses. Untuk
serangkaian tanggungjawab kepada penye- itu, Pemerintah membangun konektivitas na-
lenggara sistem elektronik guna melindungi sional, salah satunya adalah dengan mengin-
data pribadi, seperti perolehan dan pengung- tegrasikan jaringan pita lebar, sebagai salah
kapan harus seijin pemilik data, kewajiban satu komponen TIK, dengan 3 (tiga) elemen
menyampaikan informasi kepada pengguna konektivitas lainnya yakni Sistem Logistik
mengenai jaminan privasi dan.atau perlin- Nasional, Sistem Transportasi Nasional dan
dungan data, kategori perlindungan data da- Pengembangan Wilayah. Pembangunan pita
lam sertifikat keandalan yang diatur dalam PP lebar tidak hanya diarahkan untuk kepen-
PTSE, Peraturan Menteri Komunikasi dan In- tingan ekonomi tetapi juga ke seluruh aspek
formatika No. 20/2016 tentang Perlindungan pembangunan, termasuk pertahanan dan
Data Dalam Sistem Elektronik serta peratu- keamanan. Pemerintah membuat rencana
ran lingkup sektoral. pembangunan pita lebar (broadband) peri-
Data pribadi didefinisikan dalam PP ode 2014-2019 melalui Peraturan Presiden
PSTE sebagai setiap data tentang seseorang No. 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pita Le-
baik yang teridentifikasi dan/atau dapat dii- bar Indonesia 2014-2019. Pita lebar (broad-
dentifikasi secara tersendiri atau dikombi- band) dalam Pepres No. 96/2014 diartikan
nasi dengan informasi lainnya baik secara sebagai akses internet dengan jaminan ko-
langsung maupun tidak langsung melalui nektivitas yang selalu tersambung, terjamin

163
Siti Yuniarti & Erni Herawati, Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

ketahanannya dan keamanan informasinya daerah terpencil, daerah perintisan, daerah


serta memiliki kemampuan triple-play den- perbatasan dan daerah yang tidak layak se-
gan kecepatan minimal 2 Mbps untuk akses cara ekonomi sebagaimana diatur dengan re-
tetap dan 1 Mbps untuk akses bergerak. Pita gulasi terakhir Peraturan Menteri Komunikasi
lebar menjadikan peyediaan, pegolahan dan dan Informatika No. 10 Tahun 2018 tentang
pendistribusian informasi dilakukan secara Pelaksanaan Kewajiban Universal Telekomu-
lebih cepat, efisien, efektif, transparan dan nikasi dan Informatika.
akuntabel. d. Penggunaan Aplikasi Lokal dan Pening-
Pembangunan pita lebar diarahkan katan Sumber Daya Manusia
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Penggunaan aplikasi lokal dimaksi-
dan daya saing nasional serta meningkatkan malkan melalui persyaratan Tingkat Kompo-
kualitas hidup masyarakat. Program unggu- nen Dalam Negeri (TKDN) yang ditentukan
lan yang dilakukan guna mendukung peny- oleh Pemerintah, khususnya bagi produk te-
ediaan pita lebar sebagaimana dinyatakan lephon seluler, komputer gengam dan kom-
dalam Pepres No. 96/2014, adalah: (a) ko- puter tablet. TKDN adalah besarannya kom-
nektivitas ekonomi, terdiri atas Proyek Ring ponen dalam negeri pada barang, jasa dan
Palapa, Pipa Bersama, dan Proyek Percon- gabungan barang dan jasa. Pada Siaran Pers
tohan Konektivitas Nirkabel untuk pita lebar No.143/HM/KOMFINFO/08/2017, Kominfo
pedesaan; (b) konektivitas pemerintah dalam berupaya meningkatan penggunaan aplika-
bentuk jaringan dan pusat data pemerintah si lokal guna membentuk kedaulatan digi-
terpadu; (c) pendorong (enabling) yang ter- tal.
diri atas reformasi dana kewajiban pelayanan
Secara regulasi, penggunaan tenaga
universal (universal service obligation) serta
kerja Indonesia wajib digunakan oleh pe-
pengembangan sumber daya industri TIK na-
nyelenggara sistem elektronik yang bersifat
sional.
strategis. Guna peningkatan kualitas sumber
Palapa Ring jaringan kabel serat optik daya manusia, Pemerintah melakukan ini-
sepanjang 2.995kilometer dibangun me- siatif untuk melakukan berbagai kerjasama
lintasi Propinsi Kalimantan Timur, Sulawesi dengan pihak yang terlibat dalam industri TIK
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengga- dan internet melalui penyelenggaraan pelati-
ra dan Maluku Utara terdiri atas kabel da- han dan pendidikan bagi sumber daya ma-
rat sepanjang 1.326,22 km kabel darat dan nusia Indonesia seperti program Digital Talent
1,787,06 km kabel laut. Melalui proyek Pala- Development bersama perusahaan big tech
pa Ring ini memungkinkan akses kecepatan company seperti Microsoft, Cisco, dan Goog-
internet 4G sampai dengan 30 Mbp. Seba- le untuk penguasaan Cybersecurity, Cloud
gai infrastruktur tulang punggung jaringan Computing, Big Data Analytics, Artificial In-
telekomunikasi broadband (pita lebar), Pala- telligence, dan Digital Business(Kementerian
pa Ring terdiri dari tiga paket, yaitu Palapa Komunikasi dan Informatika, 2018) .
Ring Paket Barat, Palapa Ring Paket Tengah Peningkatan sumber daya manusia di-
dan Palapa Ring Paket Timur yang menghu- lakukan pula dengan pemeringkatan atau
bungkan seluruh Indonesia dalam jaringan akreditasi lembaga pelatihan teknis bidang
telekomunikasi(Kementerian Komunikasi teknologi informasi dan komunikasi seba-
dan Informatika, 2019b). gaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Guna pengadaan sarana dan prasarana Komunikasi dan Informatika No. 01 Tahun
TIK, Kominfo menetapkan ketentuan men- 2018. Akreditasi lembaga pelatihan tersebut
genai pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Uni- bertujuan untuk memberikan penjaminan
versal Telekomunikasi dan Informatika (Uni- kelayakan penyelenggaraan pelatihan teknis
versal Service Obligation). Melalui program bidang teknologi, informasi dan komunikasi
ini, Pemerintah melibatkan operator teleko- yang dilakukan melalui serangkaian penilaian
munikasi guna mempercepat pembanguanan terhadap unsur organisasi lembaga pelatihan
sarana dan prasarana pada daerah tertinggal, dan unsur program pelatihan dan pengelo-

164

Pandecta. Volume 15. Number 2. December 2020 Page 154-166

laan program pelatihan. taan lebih komprehensif bagaimana kedau-


Lebih lanjut, dalam Program Desa latan digital diinterprestasikan dan dibangun
Broadband terpadu yang menyediakan laya- oleh Pemerintah Indonesia.
nan infrastruktur dan akses layanan informasi
(broadband) di wilayah non komersial den- 5. Daftar Pustaka
Adolf, H. (2015). Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum
gan CPR (Costumer Premise Equipment) serta Internasional (5th ed.). Bandung: CV Keni Me-
konten aplikasi yang produktif dalam pem- dia.
berdayaan masyarakat, pendampingan sum- Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia. (2018).
ber daya manusia merupakan bagian dari Laporan Survei Penetrasi & Profil Perilaku Peng-
guna Internet Indonesia. APJI.
program desa tersebut. Sempat dihentikan
Asshiddiqie, J. (2009). Gagasan Kedaulatan Lingkun-
pada tahun 2016, tahun 2017 program Desa gan: Demokrasi Versus Ekokrasi. https://doi.
Broadband terpadu dilaksanakan kembali org/10.1038/132817a0
dengan sasaran Desa 3T untuk memberantas Atmaja, A. E. (2014). Kedaulatan Negara Di Ruang
buta internet dan berubah konsep menjadi Maya:Kritik UU ITE Dalam Pemikiran Satipto
Rahardjo. Jurnal Opinio Juris, 16(September),
Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) me- 48–91.
lalui penyediaan network, device, applicati- Atmasasmita, R. (2012). Tiga Paradigma Hukum Dalam
on, dan capacity building yang tepat di lokasi Pembangunan Nasional. Jurnal Hukum PRIOR-
sasaran Desa 3T dan Lokasi Prioritas (LokPri) IS, 3(1), 1–26.
yang dibagi menjadi desa petani, desa nela- Badan Litbang SDM Kominfo. (2016). Penyusunan
Roadmap Pembangunan Sektor TIK Jangka Pan-
yan dan desa pedalaman sehingga dapat me- jang s . d . 2045 Menuju 100 Tahun Indonesia
ningkatkan produktivitas dan memberikan Merdeka. (R. W. Harjani Retno Sekar, Aldhino
akses ke pasar/marketplace agar mendapat- Anggoro Sesar, Eyla Alivia Maranny, Ilhamy Jul-
wendy, Trice Rachmadhani & Kontributor/Nara-
kan harga jual terbaik demi meningkatkan sumber, Eds.). Puslitbang Sumber Daya, Perang-
kesejahteraannya(Kementrian Komunikasi kat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika
dan Informatika, 2018a, p. 95). Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
4. Simpulan
Badan Siber dan Sandi Negara. (2019). Laporan Ta-
Indonesia, sebagai salah satu nega- hunan Honeynet Project 2019 BSSN. Re-
ra yang terhubung pada jaringan informasi trieved from https://cloud.bssn.go.id/s/
wz4ZYiYnWjRE6cb#pdfviewer
global, perlu membangun kedaulatan digital
Barlow, J. P. (1996). A Declaration of the Independence
untuk mempertahankan kedaulatan nega- of Cyberspace. Retrieved from https://www.eff.
ra. Langkah Indonesia dalam pembentukan org/cyberspace-independence
kedaulatan digital saat ini dilakukan dengan E.Eichensehr, K. (2015). The Cyber-Law of Nations.
penyiapan infrastruktur berupa pemerataan The Georgetown Law Journal, 103(November
2014), 317–380.
akses internet ke seluruh wilayah Indonesia
Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D.,
melalui proyek Palapa Ring sebagai langkah & Ekhsan, M. (2019). Cybercrime Business
membentuk cyber territory Indonesia. Guna Digital in Indonesia. E3S Web of Conferences,
menjaga stabilitas politik, ekonomis, sosial 125(201 9), 1–5. https://doi.org/10.1051/e3s-
conf/201912521001
dan budaya, langkah yang ditempuh Peme-
Gueham, F. (2017). Digital Sovereignty-Steps Towards a
rintah adalah dengan pemblokiran terhadap New System of Internet Governance. Fondation
konten-konten yang bermuatan negatif. Se- Pour L’Innovation Politique.
lain itu, penggunaan aplikasi lokal dan pen- Hanoraga, T. (2008). Dialektika Hubungan Hukum
gembangan sumber daya manusia di bidang Dan Kekuasaan. Jurnal Sosial Humaniora, 1(1).
https://doi.org/10.12962/j24433527.v1i1.684
siber diperhitungkan sebagai komponen dari
Hao yeli. (2017). A Three-Perspective Theory of Cyber
pembentukan kedaulatan digital. Namun, Sovereignty. Prism, 7(2), 109–115.
perlindungan data masih menjadi pekerjaan Hollis, D. B. (2012). Title : Stewardship versus Sover-
rumah dengan belum adanya regulasi seting- eignty ? International Law and the Apportion-
kat undang-undang yang mengatur secara ment of Cyberspace Author :, 6–14.
khusus mengenai perlindungan data. Pene- Irawan, J. (2018). Pelaksanaan Yurisdiksi Universal
Dalam Kedaulatan Nasional Negara-Negara
litian lanjutan perlu dilakukan untuk peme- (Kumpulan Ketentuan dan Praktik Kasus di Berb-


165
Siti Yuniarti & Erni Herawati, Analisis Hukum Kedaulatan Digital Indonesia

agai Negara). Raja Grafindo Perkasa. Kusumawardhana, I., & Zulkarnain. (2016). Globali-
Isjwara, F. (1999). Pengantar Ilmu Politik. sation and Strategy:Negara, Teritori dan Ke-
daulatan di Era Globalisasi. Jurnal Ilmu Dan
Jiménez, W. G., & Lodder, A. R. (2015). Analyzing ap- Budaya, 40(54), 6139–6160. Retrieved from
proaches to internet jurisdiction based on a http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/
model of harbors and the high seas. Interna- view/363
tional Review of Law, Computers and Technol-
ogy, 29(2–3), 266–282. https://doi.org/10.1080 Kusumohamidjojo Budiono. (2016). Teori Hukum-
/13600869.2015.1019204 Dilema antara Hukum dan Kekuasaan (1st ed.).
Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2009). 101
Tanya Jawab Seputar UU ITE. Kementerian Ko- Lawrence, L. (2006). Code Version 2.0. Basic Books.
munikasi dan Informatika. Masyarakat Telematika Indonesia. (2015). Kedaulatan
Cyber NKRI di Era Dunia yang Serba Terhubung
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2016).
(globally-networked). Retrieved from https://
Kominfo Luncurkan Gerakan Nasional 1000
mastel.id/kedaulatan-cyber-nkri-di-era-dunia-
Startup Digital.
yang-serba-terhubung-globally-networked/
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Medistiara, Y. (n.d.). Selama 2017 Polri tangani 3325
(2017). SIARAN PERS NO. 84/HM/
kasus ujaran kebencian. Retrieved from https://
KOMINFO/07/2017:Pemutusan Akses Aplikasi news.detik.com/berita/d-3790973/selama-
Telegram. Retrieved from https://www.kominfo. 2017-polri-tangani-3325-kasus-ujaran-keben-
go.id/content/detail/10106/siaran-pers-no- cian
84hmkominfo072017-tentang-pemutusan-ak-
ses-aplikasi-telegram/0/siaran_pers Nugraha, Y., Kautsarina, & Sastrosubroto, A. S. (2015).
Towards data sovereignty in cyberspace. 2015
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2018). 3rd International Conference on Informa-
Tahun 2019 Pemerintah Siapkan 20 Ribu tion and Communication Technology, ICoICT
Peserta Digital Talent Scholarship. Retrieved 2015, (2), 465–471. https://doi.org/10.1109/
from https://www.kominfo.go.id/content/de- ICoICT.2015.7231469
tail/15696/tahun-2019-pemerintah-siapkan-
Obar, J. ., & Clement, A. (2013). Internet Surveillance
20-ribu-peserta-digital-talent-scholarship/0/
and Boomerang Routing :A Call for Canadian
berita_satker
Network Sovereignty. In Technology & Emerging
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2019a). Media Track-Annual Conference of the Cana-
Indonesia Punya 5 Unicorn, Menkominfo: dian Communication Associatin. Retrieved from
Ekonomi Digital Berkembang Pesat. Retrieved http://www.tem.fl.ulaval.ca/fr/victoriaP2013/
from https://www.kominfo.go.id/content/de-
Proksch, W., & Schweighofer, E. (2011). Internet Gov-
tail/22054/indonesia-punya-5-unicorn-menk- ernance and Territoriality Nationalisation of
ominfo-ekonomi-digital-berkembang-pesat/0/ Cyberspace. 16th BILETA Annual Conference,
berita_satker (November), 8.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2019b). Purna Cita Nugraha. (2013). Konsepsi Kedaulatan
Proyek Palapa Ring, Satukan Indonesia Melalui Negara dalam Boarderless Space. Opini Juris,
Tol Langit. Retrieved from https://www.komin- 13(Mei-Agustus).
fo.go.id/content/detail/15978/proyek-palapa-
ring-satukan-indonesia-melalui-tol-langit/0/ Ridwan, H. (2011). Hukum Administrasi Negara. Jakar-
artikel ta: Raja Grafindo Perkasa.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2019c). Riyanto, S. (2012). Kedaulatan Negara Dalam Kerang-
ka Hukum Internasional Kontemporer. Yus-
UMKM Go Online Ajak Pedagang Pasar Tradis-
tisia Jurnal Hukum, 1(3), 5–14. https://doi.
ional Go Digital. Retrieved from https://www.
org/10.20961/yustisia.v1i3.10074
kominfo.go.id/content/detail/16740/umkm-go-
online-ajak-pedagang-pasar-tradisional-go-digi- Rokhim, A. (2013). Kewenangan Pemerintah Dalam
tal/0/berita_satker Konteks Negara Kesejahteraan (Welfare State).
Dinamika Hukum, XIX(36).
Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2013).
TRUST+POSITIFl. Retrieved from https://komin- Sa’diyah, N. K. (2016). Rekonstruksi Pembentukan Na-
fo.go.id/content/detail/3322/trustpositif/0/e_ tional Cyber Defense Sebagai Upaya Memper-
business#:~:text=Sistem TRUST%2BPositif tahankan Kedaulatan Negara. Perspektif, 21(3),
menerapkan mekanisme,profiling penggunaan 168–187.
internet di Indonesia. Scerri, S. (2016). Industrial Data Space-Digital Sover-
Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2018a). eignty Over Data.
Laporan Kinerja Kementrian Komunikasi dan In- Schia, N. N., & Gjesvik, L. (2017). China ’ s cy-
formatika 2017. ber sovereignty. https://doi.org/10.13140/
Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2018b). RG.2.2.30512.15360
Mesin Pengais Konten Negatif Difungsikan, Sitompul, J. (2012). Cyberspace, Cybercrimes, Cyber-
Tim “Trust Positif” Kominfo Dilebur. Retrieved law- Tinjauan Aspek Hukum Pidana. Tatanusa.
from https://www.kominfo.go.id/content/de- Wahyudi, D., & Sumigar Bernhard Ruben Fritz, S. B. L.
tail/12275/mesin-pengais-konten-negatif-di- (2016). Protection of personal data in Indonesia.
fungsikan-tim-trust-positif-kominfo-dilebur/0/ Jakarta. Retrieved from http://weekly.cnbnews.
sorotan_media com/news/article.html?no=124000

166

Anda mungkin juga menyukai