Anda di halaman 1dari 2

Pertemuan 1

GEOHISTORIS BANTEN

SEJARAH PERKEMBANGAN BANTEN PRA AKSARA HINGGA MUNCULNYA ISLAM

Provinsi Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-3º7'12" Bujur Timur.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah
9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273
desa.

Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda menjadi salah satu jalur lalu
lintas laut yang strategis, karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia
Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten
merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dihubungkan posisi geografis, dan
pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten
Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta.

Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki
beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas
dari pelabuhan laut di Jakarta, dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.

BANTEN SEJAK ZAMAN PURBA HINGGA ISLAM

Menurut sejarah, Banten sudah dihuni manusia sejak zaman purba banten tidak hanya terkenal sebagai
salah satu kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa Barat, atau sebagai pusat niaga setelah Malaka
dikuasai Portugis pada 1511. Sejarah Banten jauh lebih kaya dari itu. Salah satu buktinya adalah
ditemukannya artefak berupa alat batu di situs Cigeulis, Pandeglang. Diperkirakan, alat-alat berupa
kapak sederhana dari batu itu digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan. Selain kapak, di
masa selanjutnya juga ditemukan beliung persegi. Bentuk yang sama, masih digunakan suku asli Papua
hingga kini. Selain itu, juga ditemukan peninggalan semasa masyarakat Banten masih menyembah roh
nenek moyang, seperti menhir. Salah satu kompleks menhir di Banten ada di sekitar lereng Gunung
Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Situs bernama Sanghyang Heuleut itu berdekatan dengan arca yang
dijuluki Sanghyang Dengdek. Banten juga terpengaruh kebudayaan yang mengambil latar agama Hindu
dan Buddha. Diduga, pengaruh ini sudah masuk ke Banten sebelum abad ke-5 dengan ditemukannya
prasasti Munjul yang berhuruf India kuno (Palawa) dengan bahasa Sansekerta. Isinya ternyata
mengatakan, daerah Munjul menjadi salah satu daerah kekuasaan Raja Purnawarman dari kerajaan
Tarumanegara, Bogor. Genta ini terbuat dari perunggu dengan ornamen hiasan yang kaya. Tak luput
juga disebutkan adanya situs Gua Pertapaan Banten Girang.
Di daerah Banten, sampai saat ini belum pernah ditemukan fosil manusia purba, akan tetapi informasi
tentang keberadaan awal manusia dapat dipastikan telah ada pada paska Pleistosen atau
permulaan Holosen. Ini dibuktikannya alat paleolitik dari bahan batu gamping kersikan (silicified
limestone) di Cigeulis pada tahun 1978 berupa kampak perimbas dan serpih batu. Alat tersebut
lazim ditunjukkan oleh para pakar sebagai peninggalan dari masa sekira 10.000 tahun sebelum Masehi.
Selain itu ditemukan juga peninggalan semasa masyarakat Banten masih menyembah roh nenek
moyang seperti menhir, yang ditemukan di sekitar lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang.
Banten juga dipengaruhi kebudayaan dari latar agama Hindu dan Budha. Pengaruh ini sudah masuk ke
Banten sebelum abad ke-5 dengan bukti ditemukannya prasasti Munjul yang berhuruf India kuno atau
palawa dengan menggunakan bahasa Sansekerta. Sejumlah arca juga ditemukan di sekitar Banten
seperti Ganesha Siva dan Durga yang sudah tidak utuh lagi.

Barulah kemudian budaya bercorak Islam masuk di pesisir Banten dan meninggalkan sejumlah situs
megahnya. Selain Surosowan, Kaibon, dan Masjid Raya Banten, sejumlah situs menarik lainnya yang tak
jauh dari kompleks Banten Lama adalah Masjid Kasunyatan, Masjid Pecinan, Masjid Kenari, Jembatan
Rante (ini seperti Jembatan Kota Intan di daerah Kota Tua, Jakarta), situs Danau Tasikardi, wihara
Avalokitecvara, dan benteng Speelwijk yang terkenal itu.

Anda mungkin juga menyukai